Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN

BUNUH DIRI
EPIDEMIOLOGI

• Perbandingan laki-laki & perempuan sama


• Lebih banyak pada orang yang tidak menikah dibanding dengan
yang menikah
• 20% klien: perilaku percobaan bunuh diri bahkan menurut
Kneisl; Wilson & Trigoboff (2004) 38% klien di departemen
emergency psikiatri beresiko bunuh diri
• 10%: kekerasan
• Diagnosis tersering: gangguan mood (termasuk gangguan
depresif & episode manik), skizofrenia & ketergantungan alkohol
• 40% membutuhkan perawatan di RS
EPIDEMIOLOGI

• Di Amerika Serikat 31.000 orang pertahun


• Kasus yang sering dilaporkan & dikategorikan sebagai kecelakaan
• Perbandingan angka percobaan & rasio keberhasilannya 10-20 : 1
• Rasio percobaan laki-laki : perempuan 1 : 3 keberhasilan laki-laki
dan perempuan 3 : 1
• Kasus meningkat dengan bertambahnya usia; dan merupakan
penyebab kematian tertinggi pada pria dewasa dan mahasiswa
• Paling umum dilakukan dengan minum obat-obatan; yang
berakibat fatal umumnya melalui penembakan
• Kebanyakan penderita depresi (Tomb, 2004)
adalah

tindakan agresif
yang merusak diri sendiri &
dapat mengakhiri kehidupan
(Stuard & Sundeen 2000)
Pengertian
• Bunuh diri merupakan tindakan yang secara
sadar dilakukan oleh seseorang untuk
mengakhiri kehidupannya.
• Ada 3 macam bentuk:
– Isyarat bunuh diri
– Ancaman bunuh diri
– Percobaan bunuh diri
RENTANG RESPON PERLINDUNGAN DIRI

Respon Respon
Adaptif Mal-
adaptif

Self Growth Indirect self Self injury Suicide


enhancement promoting destructive
risk taking behavior
Respon Adaptif Perlindungan Diri
• Self enhancement (pengembangan diri):
menyayangi kehidupan diri; berusaha selalu
meningkatkan kualitas diri.
• Growth-promoting risk taking: berani
mengambil risiko untuk meningkatkan
perkembangan diri.
Respon Maladaptif
• Indirect self-destructive behavior: perilaku merusak diri tdk
langsung; aktivitas yg dapat mengancam kesejahteraan fisik
dan berpotensi mengakibatkan kematian; individu tak
menyadari/menyangkal bahaya aktivitas tersebut.
• Self injury: mencederai diri; tak bermaksud bunuh diri tetapi
perilakunya bisa mengancam jiwa.
• Suicide/bunuh diri: perilaku yg disengaja menimbulkan
kematian diri; individu sadar bahkan menginginkan kematian
Jenis Perilaku Bunuh Diri
• Ancaman bunuh diri (suicide threats)
• Usaha bunuh diri (suicide attempts)
• Isyarat bunuh diri (suicide gesture)
• Completed Suicide
PERNYATAAN YANG SALAH TENTANG
BUNUH DIRI (MITOS)

Ancaman BD Hanya Cara Individu unt.


Menarik Perhatian dan Tdk. Perlu
Dianggap Serius.

Bd tdk. memberi tanda 8 dari 10


Individu Memberi Tanda scr.
Verbal/Perilaku sbl. Melakukan
Percobaan BD

Kecenderungan BD adalah Keturunan.


FAKTOR RESIKO BUNUH DIRI

Kegagalan untuk
adaptasi

Perasaan terisolasi

Perasaan
marah/bermusuhan

Keputusasaan
Proses Keperawatan Perilaku
Merusak Diri

Pengkajian
• Perilaku
• F. predisposisi
• Stresor presipitasi
• Penilaian stresor
Implementasi/ • Mekanisme Koping
Dx Keperawatan
evaluasi
• Risiko mutilasi diri
• Perlindungan • Ketidakpatuhan
• Kontrak keamanan • Risiko perilaku kekerasan
• Meningkatkan harga diri
• Mobilisasi duk sosial

Perencanaan
• Pendidikan kesehatan
• Pencegahan bunuh diri
Perilaku Ketidakpatuhan
• Sadar alasan tdk patuh
• Meminimalisasi keseriusan
masalah
• Penyakit kronik dg periode
asymptomatic
• Sering berganti petugas
kesehatan
• Mencari mukzizat kesembuhan
• Rasa bersalah yg mengganggu
asuhan yg seperti biasa
• Memperhatikan kendali
Perilaku mencederai diri

• Nama lain: self abuse, self-directed agression, self-harm, self-inflicted


injury, self mutilation.
• Melukai diri
• Tanpa bantuan orang lain
• Perlukaan cukup berat menimbulkan perlukaan jaringan
• Bentuk:
– Memotong/membakar kulit
– Membenturkan kepala
– Mengkorek-korek luka
– Menggigit jari
• Populasi:
– Mental retardation
– Psien psikotik
– Narapidana
– Gangguan kepribadian
Perilaku Bunuh Diri

• Ancaman Bunuh diri:


– Peringatan verbal atau non verbal untuk bunuh diri
• Usaha bunuh diri; kalau tidak dicegah bisa menimbulkan
kematian:
– Menggantung diri
– Minum racun serangga
– Menembak diri
– Terjun dari ketinggian
– Menabrakkan diri ke kendaraan
– Memotong urat nadi
• Completed suicide: meninggal karena bunuh diri
• Gangguan afektif
Dx medis • Penyalahguna zat
• Schizophrenia

• Suka bermusuhan
• Impulsif
Sifat • Depresif

F. predisposisi • Berduka baru


Lingk psikososial • Perpisahan atau bercerai
• Kehilangan barang
• Berkurangnya dukungan sosial

Riwayat kelg. • Riwayat keluarga BD

• Menurunnya serotonin
F. Boikimia
Faktor Pencetus

• Peristiwa kehidupan yg memalukan


• Masalah hub interpersonal
• Dipermalukan di depan umum
• Kehilangan pekerjaan
• Ancaman penahanan
• Bisa juga pengaruh media yg mengekspos peristiwa bunuh
diri
SUMBER KOPING

• Sumber di masyarakat.
• Adakah dukungan masyarakat
terhadap klien dalam mengatasi
masalah
MEKANISME KOPING

• Merusak diri tak lgs:


– Denial
– Rasionalisasi
– Intelektualisasi
– Regresi
• Bunuh diri: telah gagal
menggunakan mekanisme
pertahan diri ~ bunuh diri
sbg jalan keluar
Isyarat

Ancaman
Pengkajian BD

Percobaan
Isyarat Bunuh Diri
• Perilaku yang secara tidak langsung untuk
bunuh diri
• Berkata: “Tolong jaga anak-anak saya, saya
akan pergi jauh” atau “Segala sesuatu akan
lebih baik tanpa saya.”
• Pasien mungkin sudah memiliki ide untuk
mengakhiri hidupnya
• Ungkapan perasaan: rasa bersalah, sedih,
marah, putus asa, tidak berdaya.
Ancaman Bunuh Diri
• Umumnya diucapkan oleh pasien
• Berisi keinginan untuk mati
• Disertai rencana cara mengakhiri hidup,
persiapan alat untuk melaksanakan rencana
tersebut.
• Belum mencoba.
Percobaan Bunuh Diri
• Tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri
kehidupan.
• Melakukan cara misal: gantung diri, minum
racun, memotong urat nadi, terjun dari
tempat yang tinggi.
• Pasien tidak mati dengan usahanya tersebut
SIRS (SUICIDAL INTENTION RATING SCALE)
(Stuart & Sundeen, 1987; Keliat, B.A., 1994)

SKOR 0 Tidak ada ide bunuh diri yang lalu & sekarang

SKOR 1 Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh


diri, tidak mengancam bunuh diri

SKOR 2 Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada


percobaan bunuh diri

SKOR 3 Mengancam bunuh diri, misalnya “tinggalkan


saya sendiri atau saya bunuh diri”

SKOR 4 Aktif mencoba bunuh diri


TINGKATAN MEMATIKAN DARI METODA BUNUH DIRI
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)

• METODA YANG KURANG MEMATIKAN (less lethal methods)


– Memotong nadi pergelangan
– Mengalirkan gas di rumah
– Meminum obat tanpa resep (kecuali aspirin dan acetaminophen (Tylenol))
– Tranquilizers
• METODA YANG SANGAT MEMATIKAN (highly lethal methods)
– Tembak
– Terjun
– Gantung
– Tenggelam
– Racun carbon monoksida
– Barbiturat dan minum pil tidur
– Aspirin dosis tinggi dan acetaminophen (Tylenol)
– Menabrak mobil
– Terpapar suhu dingin yang ekstrem
– Antidepressants
Diagnosa Keperawatan

Risiko bunuh diri


Risiko perilaku kekerasan pada
diri
Risiko mutilasi diri
Koping individu inefektif
Harga diri rendah (Kneisl; Wilson &
Trigoboff, 2004)

• .
Ringkasan tindakan keperawatan untuk pasien berisiko bunuh diri
berdasarkan perilaku bunuh diri yang ditampilkan

Tiga macam perilaku Tindakan keperawatan Tindakan keperawatan


bunuh diri untuk pasien untuk keluarga
1. Isyarat bunuh diri Mendiskusikan cara Melakukan pendidikan
mengatasi keinginan bunuh kesehatan tentang cara
diri merawat anggota keluarga
Meningkatkan harga diri yang ingin bunuh diri
pasien
Meningkatkan kemampuan
pasien dalam menyelesaikan
masalah
2. Ancaman bunuh diri Melindungi pasien Melibatkan keluarga untuk
3. Percobaan bunuh mengawasi pasien secara
diri ketat
IMPLEMENTASI
Strategi pelaksanaan pasien
Strategi Pelaksanaan Pertemuan 1
Lindungi dan bantu pasien mengontrol keinginan bunuh diri dengan
melihat aspek positif diri:
 Mengidentifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri: isarat,
ancaman,percobaan tanda, gejala, penyebab dan akibat dari resiko bunuh
diri (jika percobaan segera rujuk)
 Mengidentifikasi benda-benda berbahaya dan mengamankannya
(lingkungan aman untuk pasien)
 Menjelaskan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat
daftar aspek positif diri sendiri,
 Melatih klien cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar
aspek positif diri sendiri,
 Melatih klien afirmasi/berpikir aspek positif yang dimiliki
 Melatih klien memasukan latihan mengendalikan dengan membuat daftar
aspek positif diri dan latihan afirmasi positif ke dalam jadwal kegiatan
harian klien.
Lakukan
Latihan SP 1
Strategi Pelaksanaan Pertemuan 2
Melatih mengontrol keinginan bunuh diri dengan berpikir positif terhadap
keluarga dan lingkungan:
 Menjelaskan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri:
buat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan
 Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat
daftar aspek positif keluarga dan lingkungan,
 Melatih afirmasi/berpikir aspek positif keluarga dan lingkungan
 Melatih klien memasukan latihan cara mengendalikan diri dari
dorongan bunuh diri: membuat daftar aspek positif keluarga dan
lingkungan, dan melatih afirmasi/ berpikir aspek positif keluarga
dan lingkungan ke dalam jadwal kegiatan harian klien.
 
Lakukan
Latihan Sp2
Strategi Pelaksanaan Pertemuan 3

Latihan menyusun rencana masa depan


 Bersama klien mendiskusikan harapan dan masa depan
 Bersama klien mendiskusikan cara mencapai harapan dan
masa depan
 Menjelaskan cara mencapai harapan dan masa depan secara
bertahap (setahap demi setahap)
 Melatih cara-cara mencapai harapan dan masa depan secara
bertahap (setahap demi setahap)
 Melatih klien memasukan latihan cara-cara mencapai
harapan dan masa depan secara bertahap (setahap demi
setahap)
Lakukan
Latihan Sp3
Strategi Pelaksanaan Pertemuan 4

Latihan kegiatan mencapai masa depan


1. Evaluasi data, kemampuan berpikir positif tentang diri,
keluarga dan lingkungan serta kegiatan yang dipilih dan
manfaatnya. Berikan Pujian,
2. Latih tahap kedua kegiatan mencapai masa depan.
3. Masukkan pada jadual latihan berpikir positif tentang diri,
keluarga dan lingkungan, serta kegiatan yang di pilih untuk
persiapan masa depan.

Lakukan
Latihan SP4
TINDAKAN UNTUK KELUARGA
TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan:
1.Keluarga dengan ancaman/percobaan bunuh diri
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam
atau mencoba bunuh diri----Ancaman/percobaan bunuh diri
2. Keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri:
a.Keluarga mampu mengenal masalah risiko bunuh diri
b.Keluarga mampu memutuskan merawat pasien risiko bunuh diri
c.Keluarga mampu menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
aman.
d.Keluarga mampu memantau dan membimbing pasien dalam mengatasi
risiko bunuh diri
e.Keluarga mampu follow-up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
teratur
TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat


pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
risiko bunuh diri dan mengambil keputusan merawat pasien.
3. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang aman
4. Melatih keluarga cara-cara membimbing dan memantau
pasien mengatasi risiko bunuh diri dan kemampuan pasien
dalam mencapai masa depan.
5. Menganjurkan follow-up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur
IMPLEMENTASI
Strategi pelaksanaan keluarga
Strategi Pelaksanaan Pertemuan 1
Keluarga mengenal masalah, melindungi pasien dan
meningkatkan harga diri pasien
 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal resiko bunuh diri dan masalah
yang dirasakan dalam merawat pasien dan melatih keluarga membimbing
pasien cara mengontrol
 Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya risiko
bunuh diri (gunakan booklet)
 Menjelaskan cara merawat risiko bunuh diri
 Melatih cara memberikan pujian hal positif pasien, memberi dukungan
pencapaian masa depan
 Menganjurkan keluarga membantu klien memasukan kegiatan sesuai
jadwal dan berikan pujian
Lakukan
Latihan Sp1
Strategi Pelaksanaan Pertemuan 2

Keluarga dapat mendukung peningkatan harga diri pasien dan


menciptakan suasana yang positif
1. Menjelaskan pada keluarga cara memberi penghargaan
pada klien dan menciptakan suasana positif dalam keluarga:
tidak membicarakan keburukan anggota keluarga
2. Melatih cara memberi penghargaan pada klien dan
menciptakan suasana positif dalam keluarga: tidak
membicarakan keburukan anggota keluarga
3. Menganjurkan keluarga membantu klien memasukan
kegiatan sesuai jadwal dan berikan pujian pada keluarga

Lakukan
Latihan Sp2
Strategi Pelaksanaan Pertemuan 3
Keluarga dapat mendukung harapan masa depan
pasien.
1. Evaluasi data, kemampuan keluarga dalam
memberikan pujian dan penghargaan pada
pasien serta menciptakan suasana positif dalam
keluarga, manfaat kegiatan. Beri pujian,
2. Bersama keluarga berdiskusi dengan pasien
tentang harapan masa depan serta langkah-
langkah mencapainya.
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berikan pujian
Lakukan
Latihan Sp3
Strategi Pelaksanaan Pertemuan 4
Keluarga dapat mendukung pasien dalam
melakukan kegiatan masa depan.
 Bersama keluarga berdiskusi dengan klien tentang
harapan masa depan serta langkah-langkah mencapainya
 Menganjurkan keluarga mendiskusikan dengan klien
tentang harapan masa depan serta langkah-langkah
mencapainya sesuai jadwal dan berikan pujian pada
keluarga
 Menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh,
rujukan

Lakukan
Latihan Sp4
EVALUASI
Untuk pasien
1. Ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri:
 Pasien tetap aman dan selamat.
2. Isyarat bunuh diri :
Berpikir positif terhadap diri
Berpikir positif terhadap keluarga dan lingkungan
Menyusun kegiatan rencana masa depan
Melakukan kegiatan dalam mencapai masa depan
Merasakan manfaat
EVALUASI
Untuk Keluarga:
1. Ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri:
 Dapat melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh
diri.
2. Isyarat bunuh diri :
 Mengenal risiko bunuh diri yang dialami pasien (pengertian, tanda dan gejala,
dan proses terjadinya risiko bunuh diri) dan megambil keputusan dalam
merawat.
 Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang aman bagi pasien
 Merawat dan membimbing pasien dalam mengontrol pikiran bunuh diri,
mendukung pencapaian masa depan, memberi penghargaan kepada pasien,
menciptakan suasana yang positif.
 Memantau kemampauan pasien dalam mengatasi risiko bunuh diri
 Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan rujukan
CONTOH PENDOKUMENTASIAN
Pertemuan kedua

Implementasi Evaluasi
Kamis, 18 April 2012, pukul 10.00 WIB
Data Pasien: Subjektif:
Pasien menyatakan pikiran bunuh diri mulai berkurang, Pasien:
saya masih mampu membantu keluarga merapikan Merasa lebih berguna dan pikiran bunuh dirinya hilang.
kamar, mencuci pakaian sendiri, memasak untuk  
keluarga, tapi keluarga belum menghargai saya, mampu Keluarga:
menyebutkan 3 cara berpikir positif terhadap diri, Lega karena pikiran bunuh diri anaknya hilang dan
mampu secara mandiri mengatakan pada diri hal positif senang karena dapat mengetahui cara merawat
dirinya anaknya.
 
Data Keluarga: Objektif:
Keluarga menyatakan sudah mengerti tentang risiko Pasien:
bunuh diri, tanda dan gejala dan cara mencegah risiko Pasien dapat membuat daftar daftar aspek positif
bunuh diri, sudah memberikan pengawasan dan keluarga dan lingkungannya, mampu melakukan
mengatakan kepada Siti bahwa mereka sangat sayang afirmasi aspek positif keluarga dan lingkungannya.
padanya dan anaknya mulai ceria, tidak tanpak murung Keluarga:
lagi, mau merapikan kamar sendiri, mencuci pakaian Keluarga dapat mendukung pikiran positif pasien
sendiri, memasak mie sendiri, melakukan afirmasi terhadap keluarga: memberi pujian/penghargaan
sesuai jadwal secara mandiri dan mencatat hal positif kepada pasien, tidak membicarakan keburukan pasien,
yang dimilikinya pada buku catatan mengajak bicara pasien,mendengarkan perasaan dan
harapan pasien.

Diagnosis: Risiko bunuh diri Analisa:Risiko bunuh diri teratasi


CONTOH PENDOKUMENTASIAN
Pertemuan kedua

Implementasi Evaluasi
Implementasi: Planning:
Pasien Pasien:
Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan Menuliskan hal positif dari keluarga dan
bunuh diri: lingkungan 5x/sehari, dan berpikir (affirmasi)
Membuat daftar aspek positif keluarga dan positif tentang diri 5x/hari
lingkungan,
Latihan afirmasi/berpikir aspek positif keluarga Keluarga:
dan lingkungan Memberikan pujian 5x/hari, mengajak bicara
  paisen 5x/hari, mendengarkan ungkapan
Keluarga perasaan dan harapannya.
Latihan cara memberi penghargaan pada pasien
dan menciptakan suasana positif dalam keluarga:
tidak membicarakan keburukan pasien pada
anggota keluarga Tt

Rencana Tindak Lanjut:


26 April 2012, Pkl 10.00 Wib Perawat
Pasien : Latih menyusun rencana masa depan
Keluarga: latih keluarga membimbing pasien mencapai
masa depan

Anda mungkin juga menyukai