01 Bunuh diri egoistik Akibat seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang buruk.
03 Bunuh diri anomik Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan bagi individu.
PENGELOMPOKAN
BUNUH DIRI
Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak
1 mengancam bunuh diri.
Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh
2 diri.
Mengancam bunuh diri, misalnya, “Tinggalkan saya sendiri
3 atau saya bunuh diri”
Aktif mencoba bunuh diri.
4
1. Ketidakpatuhan
Mengapa individu terdorong untuk Lima domain faktor risiko menunjang pada pemahaman perilaku destruktif
melakukan bunuh diri? Banyak diri
pendapat tentang penyebab sepanjang siklus kehidupan, yaitu sebagai berikut.
1. Diagnosis psikiatri Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri
dan atau alasan termasuk hal-hal
hidupnya dengan bunuh diri mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa.
berikut. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk bunuh diri
1. Kegagalan atau adaptasi, yaitu gangguan afektif, skizofrenia, dan penyalahgunaan zat.
sehingga tidak dapat menghadapi 2. Sifat kepribadian
stres. Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya risiko bunuh
2. Perasaan terisolasi dapat terjadi diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
karena kehilangan hubungan 3. Lingkungan psikososial
interpersonal atau gagal Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang
melakukan hubungan yang berarti. dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri.
3. Perasaan marah atau
4. Riwayat keluarga
bermusuhan. Bunuh diri dapat Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
merupakan hukuman pada diri risiko penting untuk perilaku destruktif.
sendiri. 5. Faktor biokimia
4. Cara untuk mengakhiri Data menunjukkan bahwa secara serotonegik, opiatergik, dan
keputusasaan. dopaminergik menjadi media proses yang dapat menimbulkan perilaku
5. Tangisan minta tolong. merusak diri.
Faktor penyebab tambahan terjadinya bunuh diri antara lain sebagai berikut (Cook dan Fontaine, 1987).
1. Penyebab bunuh diri pada anak 3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa.
a. Pelarian dari penganiayaan dan pemerkosaan. a. Self ideal terlalu tinggi.
b. Situasi keluarga yang kacau.
b. Cemas akan tugas akademik yang terlalu
c. Perasaan tidak disayangi atau selalu dikritik.
d. Gagal sekolah. banyak.
e. Takut atau dihina di sekolah. c. Kegagalan akademik berarti kehilangan
f. Kehilangan orang yang dicintai. penghargaan dan kasih sayang orang tua.
g. Dihukum orang lain. d. Kompetisi untuk sukses.
2. Penyebab bunuh diri pada remaja.
4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut.
a. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna. a. Perubahan status dari mandiri ke
b. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal. ketergantungan.
c. Pelarian dari penganiayaan fisik atau b. Penyakit yang menurunkan kemampuan
pemerkosaan. berfungsi.
d. Perasaan tidak dimengerti orang lain.
e. Kehilangan orang yang dicintai.
c. Perasaan tidak berarti di masyarakat.
f. Keadaan fisik. d. Kesepian dan isolasi sosial.
g. Masalah dengan orang tua. e. Kehilangan ganda, seperti pekerjaan,
h. Masalah seksual. kesehatan, pasangan.
i. Depresi. f. Sumber hidup bergantung.
Faktor Presipitasi Sumber Koping
1. Psikososial dan klinik
a. Keputusasaan Tingkah laku bunuh diri biasanya berhubungan dengan
b. Ras kulit putih faktor sosial dan kultural. Durkheim membuat urutan
c. Jenis kelamin laki-laki tentang tingkah laku bunuh diri. Ada tiga subkategori
d. Usia lebih tua bunuh diri berdasarkan motivasi seseorang, yaitu sebagai
e. Hidup sendiri berikut:
2. Riwayat
a. Pernah mencoba bunuh diri. 1. Bunuh diri egoistik
b. Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri. Akibat seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang
c. Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat. buruk.
2. Bunuh diri altruistik
3. Diagnostis Akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan.
a. Penyakit medis umum 3. Bunuh diri anomik
b. Psikosis Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan
c. Penyalahgunaan zat bagi individu.
Mekanisme Koping
d. Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien.
1) Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan.
2) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/kontrol secara
teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya.
3) Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip
lima benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara
penggunakannya, dan benar waktu penggunaannya
EVALUASI
1. Untuk pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri, keberhasilan asuhan
keperawatan ditandai dengan keadaan pasien yang tetap aman dan selamat.
2. Untuk keluarga pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri, keberhasilan asuhan
keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga berperan serta dalam melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri
3. Untuk pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan hal
berikut.
1. Pasien mampu mengungkapkan perasaanya.
2. Pasien mampu meningkatkan harga dirinya.
3. Pasien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.
4. Untuk keluarga pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan
kemampuan keluarga dalam merawat pasien dengan risiko bunuh diri, sehingga keluarga mampu melakukan hal
berikut:
1. Keluarga mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala bunuh diri.
2. Keluarga mampu memperagakan kembali cara-cara melindungi anggota keluarga yang berisiko bunuh diri.
3. Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia dalam merawat anggota keluarga yeng
berisiko bunuh diri.
TERIMA
KASIH