Anda di halaman 1dari 31

Resiko bunuh diri

Disusun oleh :
1. Anwar Suwarna
2. Desy Yulianingsih
3. Deti Novitasari
4. Dewi Wulansari
Definisi resiko bunuh diri

Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk


membunuh diri sendiri(Sheila L, 2001).Bunuh diri didefinisikan dalam
dua kelompok yaitu langsung dan tidaklangsung( Edwin,1963).
Menurut kelompok kami Bunuh diri adalah suatu upaya yang
disadaridan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu
secara sadar danberhasrat dan berupaya melaksanakan
hasratnya untuk mati. Bunuh diri ialah perbuatan untuk menamatkan
atau menghilangkan nyawa diri sendiri.

You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Penyebab resiko bunuh diri

1. Faktor predisposisi
2.Faktor presipitsi
Faktor predisposisi RBD
Menurut Stuart dan Sundeen(1997) faktor predisposisi bunuh diri antara lain:

01 02 03 04 05

Riwayat
Diagnostik Sifat Lingkungan Faktor biokimia
keluarga
kepribadian psiko social
Faktor presipitasi

Faktor pencetus seseorang melakukan


percobaan bunuh diri :
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena
kehilangan hubungan intrapersonal/
gagal melakukan hubungan yang berarti
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak
dapat menghadapi stress
3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri
dapat merupakan hukuman pada diri
sendiri
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
Rentang resiko bunuh diri
Tanda dan gejala

1. Keputusasaan
2. Celaan terhadap diri
sendiri, perasaan gagal
dan tidak berguna
3. Alam perasaan depresi
4. Agitasi dan gelisah
5. Insomnia yang menetap
6. Penurunan BB
7. Berbicara lamban,
keletihan, menarik diri
dari lingkungan social
8. Petunjuk psikiatrik:
Mitos dan fakta tentang bunuh diri

Sebagai berikut
mitos

1. Individu yang berbicara tentang 5. Mengabaikan ancaman verbal bunuh


bunuh diri tidak pernah diri atau menentang individu untuk
melaksanakannya. melaksanakan rencana bunuh diri
2. Individu yang bunuh diri hanya ingin akan mengurangi pelaksanaan perilaku
menyakiti diri mereka sendiri, bukan tersebut oleh individu
orang lain
bersangkutan
3. Tidak ada cara untuk menolong
6. Sekali ada resiko bunuh diri, selalu
seseorang yang ingin membunuh dirinya
ada resiko bunuh diri
4. Jangan menyebut kata bunuh diri
kepada individu yang anda curigai akan
bunuh diri karena hal ini dapat
memberinya gagasan untuk
melaksanakan bunuh diri
Fakta

1. Individu yang bunuh diri seringkali 3. Individu yang bunuh diri memiliki
mengirimkan pesan samar-samar atau perasaan yang bercampur aduk
tidak terlalu samar-samar yang (ambivalen) tentang keinginan
menyampaikan pikiran internal tentang
mereka untuk mati, keinginan untuk
keputusasaan dan destruktif-diri. Baik
membunuh orang lain atau terbunuh.
pesan samar (isyarat tertutup) dan
Ambivalensi ini sering mencetuskan
pesan langsung (isyarat terbuka) tentang
bunuh diri harus ditanggapi secara petunjuk untuk memperoleh bantuan
serius, dengan pengkajian dan intervensi yang terlihat dari isyarat yang tertutup
yang tepat. atau terbuka. Intervensi dapat
2. Ketika bunuh diri dalam bentuk bunuh diri membantu individu yang bunuh diri
memperlihatkan kemarahan terhadap diri untuk memperoleh bantuan dari
sendiri, kemarahan tersebut dapat dukungan situasional,memilih untuk
diarahkan kepada orang laindalam hidup, mempelajari cara koping yang
bentuk tindakan yangdirencanakan baru dan melanjutkan hidupnya
secara intensif.
Fakta

4. Individu yang bunuh diri telah berfokus pada masalah penyebab


memikirkan gagasan bunuh diri atau individu bunuh diri. Ketika ditanyai
mungkin mulai menyusun rencana tentang bunuh diri, sering kali klien akan
5. Gestur bunuh diri merupakan merasa lega jika
sebuah cara yang letal (mematikan) mengetahui bahwa tangisannya untuk
untuk melaksanakan bunuh diri. memperoleh bantuan didengar dan
Jangan pernah mengabaikan atau bantuan segera dating
melewatkan ancaman dan jangan
pernah menantang individu untuk
melaksanakan ancaman bunuh diri.
Semua rencana ancaman, gesture
atau isyarat harus ditanggapi
secara serius dan segera berikan
bantuan yang
Fakta

6. Ketika benar bahwa kebanyakan


individu yang berhasil melakukan bunuh
diri telah melakukan upaya bunuh diri
minimal 1 kali sebelumnya, sebagian
besar individu dengan gagasan bunuh
diri dapat memiliki resulisi positi
terhadap krisi bunuh diri Dengan
dukungan yang tepat menemukan
cara baru untuk menyelesaikan
masalah akan membantu individu
tersebut memperoleh rasa aman
secara emosional dan tidak
memerlukan bunuh diri lebih lanjut
sebagai cara menyelesaikan masalah.
Teori asuhan keperawatan RBD

Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi


Pengkajian

1. Identitas
2. Alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Pengkajian fisik
5. Psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medis
12. Data lain
Diagnosa keperawatan resiko bunuh diri

1 2 3

Resiko tinggi Gangguan konsep diri Resiko tinggi


mencederai : harga diri rendah bunuh diri
diri, orang lain
dan lingkungan
Intervensi keperawatan
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Tujuan umum : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab bunuh diri.
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda bunuh diri.
d. Klien dapat mengidentifikasi bunuh diri yang biasa dilakukan.
e. Klien dapat mengidentifikasi akibat bunuh diri.
f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon
terhadap kemarahan.
g. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol bunuh diri.
h. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
i. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
2. Intervensi harga diri rendah

Tujuan umum : Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri
rendah/klien akan meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuan
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
3. Intervensi resiko bunuh diri

Tujuan umum: Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri


Tujuan khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
c. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
d. Klien dapat meningkatkan harga diri
e. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
KASUS RESIKO BUNUH DIRI

● Tn.M berusia 30 tahun merupakan penulis terkenal yang memiliki banyak  penggemar. Di rawat di rumah
sakit karena percobaan bunuh diri. Kesuksesannya tidak diimbangi dengan keharmonisan keluarga yang
diidamkan setiap keluarga. Tn.M memiliki riwayat masa lalu yang bisa dikatakan suram. Ketika dia duduk di
sekolah dasar, ibunya menikah lagi dengan laki-laki kasar yang suka memukul. Hampir setiap hari dia, kakak,
dan ibunya dipukul oleh ayah tirinya tersebut. Tn.M mengatakan mempunyai teman anak SMA yang mengaku
fansnya yang ternyata memiliki kisah yang sama dengan dirinya yaitu sering dipukuli oleh ayahnya. Setelah
teman-temannya menyelidiki, ternyata anak SMA yang dimaksud Tn.M hanyalah teman khayalan yang dia
ciptakan sendiri. Pasien mengatakan bahwa penggemarnya tersebut sering mendengarkan ceritanya dan
hanya dia yang peduli pada pasien, namun belakangan temannya tersebut tidak pernah datang karena
sudah meninggal
● Pasien mengatakan bahwa selama ini dirinya adalah orang yang tertutup, merasa
sendiri dan malas berinteraksi dengan orang lain karena menurut pasien semua orang
itu jahat. Pasien mengatakan dirinya merasa tidak berguna dalam hidup ini karena tidak
bisa melindungi ibunya dari kejahatan ayah tirinya, serta tidak bisa melindungi teman
“khayalannya” dari orang jahat. Sampai akhirnya pasien mencoba memotong nadi
dipergelangan tangannya untuk mengakhiri hidupnya yang sudah tak berguna. Pasien
mengatakan sebelum berniat bunuh diri, pasien mendengar suara temannya yang
mengatakan menyuruh pasien ikut dengannya ke surga sehingga tidak merasakan sakit
hati dengan kejamnya dunia.
● Penampilan pasien rapih, bersih. Klien mengatakan sudah seminggu tidak bercukur,
karena tidak ada peralatan cukurnya. Tampak ada kumis dan jenggot. Saat perawat
mengobservasi pasien, kontak mata tidak ada, suara pelan, afek datar, pasien tampak
sedih. Pasien tampak sesekali menatap ke satu arah dan afeknya langsung berubah
sedih. Saat ditanya perawat pasien mengatakan seperti melihat bayangan temannya
yang sudah meninggal. Selama wawancara, Pasien beberapa kali mengatakan bahwa
hidupnya tidak berguna lagi dan mungkin dirinya tidak lagi dibutuhkan di dunia ini.
Pemeriksaan tanda vital klien dalam batas normal, TD 120/90 mmHg, Nadi 80 x/menit,
pernapasan 16 x/menit, suhu 360C.
KASUS
● Klien tidak mengalami gangguan proses pikir, klien dapat mengenali perawat, hari ini
dan tempat klien berada sekarang yaitu rumah sakit. Klien tidak mengalami gangguan
daya ingat. Klien mampu menjawab pertanyaan perawat terkait perhitungan sederhana
dengan tepat. Klien tidak mengalami gangguan peniaian, dan klien menyadari bahwa
dirinya sekarang sebagai pasien di rumah sakit yang membutuhkan pertolongan.
Beberapa kali saat berbicara dengan klien, klien tampak berhenti berbicara dan
tampak menoleh ke satu tempat dan lama. Mata klien terlihat kosong. Konsentrasi klien
rendah.
● Bantuan makan, BAB/BAK klien minimal, pasien sudah bisa mandi 2 kali secara teratur..
Klien mengatakan tidak bisa tidur siang, dan sulit untuk tidur malam . biasanya pasien
tidur setelah tengah malan dan suka terbangun setiap jam sampai subuh. pasien belum
paham tentang obat-obatan, selama ini pasien jika mempunyai masalah biasanya
dipendam sendiri, dan memilih pergi untuk mengatasi masalah, aktivitas klien lebih
banyak di tempat tidur, klien ikut dalam kegiatan kelompok yang dilaksanakan di rumah
sakit namun klien lebih banyak diam. Klien terlihat menyendiri, tdiak berinterkasi dengan
klien lainnya. Klien mondar mandir.
3.1Pengkajian
● 3.1.1IDENTITAS
● Identitas Klien:
● Nama : Tn. M
● No Rekam Medik : 103522
● Jenis kelamin : laki laki
● Umur : 30 tahun
● TTL : Jakarta, 20 januari 1980
● Status : menikah
● Agama : islam
● Alamat : Jl. Mawar No. 10
● Pendidikan : Sarjana
● Suku : Batak
● Tanggal masuk RSJ : 20 Mei 2022
● Tanggal pengakajian : 27 Mei 2022
● Identitas Penanggung Jawab : Ny. K, Perempuan, SDA, Istri
LANJUTAN
● 3.1.2ALASAN MASUK
● Sebelum masuk RS pasien mencoba melakukan percobaan bunuh diri

● 3.1.3FAKTOR PREDISPOSISI
Tn.M memiliki riwayat masa lalu yang bisa dikatakan suram. Ketika dia duduk di
sekolah dasar, ibunya menikah lagi dengan laki-laki kasar yang suka memukul. Hampir setiap
hari dia, kakak, dan ibunya dipukul oleh ayah tirinya tersebut. Tn.M mengatakan mempunyai
teman anak SMA teman khayalan nya.

1.Ds : - Klien mengatakan dirinya merasa tidak beguna


-Klien mengatakan teman nya mengajak ikut pergi dengan teman nya
Do : Klien pernah mencoba bunuh diri memotong nadi pergelangan tangan
nya, untuk mengakhiri hidup nya yang tidak berguna
Masalah Keperawatan: Resiko bunuh diri
2.Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
3.Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : sering di pukul dan melihat ibu nya
dipukul oleh ibu tirinya.
4.Ds : klien mengatakan bahwa dirinya orang yang tertutup, merasa sendiri, dan malas
berinteraksi dengan orang lain karena menurut klien semua orang jahat.
Do : aktivayas klien lebih abanyak di tempat tidur, klien terlihat menyendiri, di dalam aktivitas
kelompok klien lebih banyak diamMasalah Keperawatan: Isolasi Social.
PEMERIKSAAN FISIK

● 3.1.41.Tanda Vital
● TD : 120/90 mmHg, S : 36°C, N: 80 x/menit, P : 16 x/menit
● 2.Ukur
● TB : 170 cm
● BB : 60 kg
● 3.Keluhan Fisik
● Ds : -
● Do : tidak ada cacat di tubuh klien, klien diam mematung, tidak mau berbicara.

● 3.1.5PSIKOSOSIAL
● 1.Genogram
LANJUTAN

2.Konsep Diri
● Gambaran diri, identitas, peran, ideal diri, harga diri : tidak terkaji.
● Ds : -
● Do : Dalam acara kelompok klien lebih banyak diam , tidak ada tatap mata, afek datar,
tampak sedih
● Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah.
3.Hubungan Sosial
● Orang yang berarti, peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat, dan hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain : tidak terkaji.
● Ds : klien mengatakan dirinya tidak berguna dan mungkin dirinya tidak lagi di butuhkan
di dunia ini
● Do : klien tampak menyendiri dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Masalah
Keperawatan : Resiko bunuh diri.
4.Spiritual
● Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah : tidak terkaji.
● Ds : -
● Do :
● Masalah Keperawatan: tidak ada
LANJUTAN
● 3.1.6STATUS MENTAL
1.Penampilan
● Ds : klien mengatakan sudah seminggu tidak bercukur
● Do : Klien tampak rapid dan bersih, tampak ada kumis dan jenggot
● Masalah Keperawatan : -
2.Pembicaraan
● Ds : -
● Do : Klien tampak membisu, tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
● Masalah Keperawatan :

3.Aktivitas Motorik
● Ds : -
● Do :
● Masalah Keperawatan :
4.Alam Perasaan
● Ds :
● Do : Klien tampak sesekali menatap ke satu tempat dan afek nya langsung berubah
sedih
● Masalah Keperawatan : Resiko bunuh diri.
LANJUTAN
5.Afek
● Ds : -
● Do : ekspresi wajah klien datar, tidak ada kontak mata, klien sesekali mnatap satu
tempat dan afek nya langsung berubah sedih
● Masalah Keperawatan : Resiko bunuh diri.
6.Interaksi selama wawancara
● Ds : -
● Do : tidak ada kontak mata, afek datar.
● Masalah Keperawatan : Resiko bunuh diri.
7.Persepsi
● Ds : klien mengatakan mempunyai teman SMA ( teman khayalan )
● Do : klien saat bicara selalu tampak menoleh ke satu arah dan lama.
● Masalah Keperawatan : gangguan persepsi : halusinasi
8.Proses Pikir
● Ds :-
● Do : Klien dapat mengenali perawat
● Masalah Keperawatan: -
LANJUTAN
9.Isi Pikir / waham
● 10.Ds :-
● Do :
● Masalah Keperawatan:-
11.Tingkat Kesadaran
● Ds :-
● Do : klien dapat mengenali perawat, hari ini dan tempat klien berada sekarang yaitu di rumah sakit
● Masalah Keperawatan: -
12.Memori
● Ds :-
● Do : klien dapat mengenali perawat dan tidak mengalami gangguan daya ingat
● Masalah keperawatan: -
13.Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
● Ds :-
● Do : konsentrasi bagus , klien mampu menjawab pertanyaan perawat terkait perhitungansederhana dengan tepat
● Masalah keperawatan: -
14.Kemampuan Penilaian
● Ds :-
● Do : Klien dapat mengenali perawat dan tempat saat ini
● Masalah Keperawatan: -
15.Daya Tilik Diri
● Ds :-
● Do : Klien tidak mudah menunjukkan daya tarik dirinya
● Masalah Keperawatan :
LANJUTAN

3.1.7MEKANISME KOPING
● Ds : -
● Do : Klien selalu memendam masalah nya sendiri, dan memilih pergi untuk mengatakan
masalah
● Masakah keperawatan : perubahan pola pikir

3.1.7MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


● Ds : -
● Do : Klien diam, tidak mau bicara, dan menundukkan kepala.
● Masalah keperawatan : Resiko bunuh diri.
3.1.8PENGETAHUAN
● Tentang penyakit jiwa, faktor presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-
obatan.
● Ds : -
● Do : Klien diam, tidak mau bicara, dan menundukkan kepala.
● Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
a
l
a
s

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

o
r
a
n
g

Anda mungkin juga menyukai