Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI

(Dosen Pembimbing : Serlina Sandi, Ns.,M.Kep)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : IRIANI MATARRU

NIM : NS NS2014901069

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS

MAKASSAR

2020

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
1. Masalah Utama
Risiko bunuh diri
2. Proses Terjadinya Masalah
A. Definisi
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri adalah suatu upaya yang
disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan atau individu secara
sadar berhasrat dan berupaya untuk mewujudkan hasratnya untuk mati.
Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan
berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme
koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Perilaku bunuh diri ini
meliputi isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan
mengakibatkan kematian, luka, atau menyakiti diri sendiri. (Stuart, 2016
dalam Fatimah & Dwi Rahma Fitriani 2017).

B. Etiologi
Penyebab terjadinya resiko bunuh diri (Rosyita Desi 2018) yaitu:
1. Faktor Predisposisi
Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku
destruktif-diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :
a. Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya
dengan cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga
gangguan jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk
melakukan tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
b. Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya
resiko bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan depresi.
c. Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya
adalah pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial,
kejadian-kejadian negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan,

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
atau bahkan perceraian. Kekuatan dukungan social sangat penting
dalam menciptakan intervensi yang terapeutik, dengan terlebih
dahulu mengetahui penyebab masalah, respons seseorang dalam
menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.
d. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
factor penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
tindakan bunuh diri.
e. Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri
terjadi peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak
sepeti serotinin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut
dapat dilihat melalui rekaman gelombang otak /Electro Encephalo
Graph (EEG).
2. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang
dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang
memalukan.Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau
membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri
ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal
tersebut menjadi sangat rentan.

C. Jenis – jenis Bunuh Diri


Menurut [ CITATION Yus15 \l 1057 ] bunuh diri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Bunuh diri egoistic (faktor dalam diri seseorang)
Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini disebabkan
oleh kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadikan
individu itu seolah-olah tidak berkepribadian. Kegagalan integrasi
dalam keluarga dapat menerangkan mengapa mereka tidak menikah
lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan
mereka yang menikah.
2) Bunuh diri altruistic (terkait kehormatan seseorang)

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung
untuk bunuh diri karena indentifikasi terlalu kuat dengan suatu
kelompok, ia merasa kelompok tersebut sangat mengharapkannya.
3) Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara
individu dan masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan
norma-norma kelakuan yang biasa. Individu kehilangan pegangan dan
tujuan. Masyarakat atau kelompoknya tidak memberikan kepuasan
padanya karena tidak ada pengaturan atau pengawasan terhadap
kebutuhan – kebutuhannya.
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan
oleh klien untuk mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya
kemungkinan klien melakukan bunuh diri, ada tiga macam perilaku
bunuh diri yang perlu diperhatikan, yaitu :
a) Isyarat Bunuh Diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak
langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong
jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala
sesuatu akan lebih baik tanpa saya.” Pada kondisi ini klien mungkin
sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak
disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Klien
umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah/ sedih/
marah/ putus asa/ tidak berdaya. Klien juga mengungkapkan hal-
hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri
rendah.
b) Ancaman Bunuh Diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh klien, beirisi
keinginan untuk mati disertai rencana untuk mengakhiri kehidupan
dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara
aktif klien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai
dengan percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini klien
belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
dilaksanakan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan klien
untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
c) Percobaan Bunuh Diri
Percobaan bunuh diri merupakan tindakan klien mencederai atau
melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, klien
aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun,
memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat tinggi.

D. Tahap-tahap Resiko Bunuh Diri


a. Suicidal ideation
Sebuah metode yang digunakan tanpa melakukan aksi atau tindakan,
bahkan klien pada tahap ini tidak akan mengungkapkan idenya apabila
tidak di tekan.
b. Suicidal intent
Pada tahap ini klien mulai berfikir dan sudah melakukan perencanaan
yang konkrit untuk melakukan bunuh diri.
c. Suicidal threat
Pada tahap ini klien mengekspresikan adanya keinginan dan hasrat
yang dalam bahkan ancaman mengakhiri hidupnya.
d. Suicidal gestrure
Pada tahap ini klien menunjukkan perilaku destruktif yang diarahkan
pada diri sendiri yang bertujuan tidak hanya mengancam
kehidupannya, tetapi sudah pada percobaan untuk melakukan bunuh
diri.
e. Suicidal attempt
Pada tahap ini perilaku destruktif klien mempunyai indikasi individu
yang ingin mati dan tidak mau diselamatkan. Misalnya, minum obat
yang mematikan

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada orang dengan resiko bunuh diri (menurut
Fatimah & Dwi Rahma Fitriani, 2017) yaitu:

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
1. Mempunyai ide untuk bunuh diri.
2. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
4. Impulsif.
5. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi
sangat patuh).
6. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
7. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang
obat dosis mematikan).
8. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic,
marah dan mengasingkan diri).
9. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang
depresi, psikosis dan menyalah gunakan alcohol).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal).
11. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami
kegagalan dalam karier).
12. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
13. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
14. Pekerjaan.
15. Konflik interpersonal.
16. Latar belakang keluarga.
17. Orientasi seksual.
18. Sumber-sumber personal.
19. Sumber-sumber social.
20. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.
F. Rentang Respon
Menurut Sinta D. Marapaung 2018 mengemukakan rentang harapan-
putus harapan merupakan rentang adaptif-maladaptif :

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
Keterangan:
1. Peningkatan diri : seseorang dapat meningkatkan proteksi atau
pertahan diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan
pertahan diri.
2. Berisiko destruktif : seseorang memiliki kecenderungan atau
berisiko mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendii
terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri
sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan
diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika
dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal telah
melakukan pekerjaan secara optimal.
3. Destruktif diri tidak langsung: seseorang telah mengambil sikap
yang kurang tepat terhadap situasi yang membutuhkan dirinya
untuk mempertahankan diri.
4. Pencederaan Diri: seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau
pencederaan diriakibat hilangnya harapan terhadapsituasi yang
ada.
5. Bunuh diri: seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai
dengan nyawanya hilang.
G. Patopsikologi (tambahkan perjalnan dri neurotransitternya)
Semua perilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang
yang siap membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian
dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan mempunyai
niat untuk melakukannya.

Gambaran proses bunuh diri


Peningkatan verbal/non verbal

Pertimbangan untuk melakukan bunuh diri

Ancaman bunuh diri

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
Ambivelensi tentang kematian Kurangnya respon positif

Upaya bunuh diri

Bunuh diri

H. Sumber Koping
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini
secara sadar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku
bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social maupun
budaya. Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong atau
bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social
dapat menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseorang
untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan
masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka
bunuh diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah
seseorang melakukan tindakan bunuh diri (Sinta D. Marapaung 2018).

I. Mekanisme Koping
Klien dengan penyakit kronis, nyeri atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku destruktif-diri. Sering kali klien
secara sadar memilih bunuh diri. Menurut Stuart (2006) dalam Yollanda,
Amadea(2018) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang
berhubungan dengan perilaku desdruktif diri tidak langsung adalah
penyangkalan, rasionalisasi, intelektualisasi dan regresi.

3. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang


EFEK
lain dan lingkungan

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
Risiko bunuh diri CORE PROBLEM

Gangguan konsep diri : CAUSA


Harga diri rendah

3. Masalah Keperawatan
a. Risiko bunuh diri
b. Koping maladaptive
4. Data Yang Perlu Dikaji
a. Resiko Perilaku bunuh diri
DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh
diri.
b. Koping maladaptive
DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada
harapan
DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls

5. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko bunuh diri
b. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
c. Resiko mencederai diri sendiri, oran lain dan lingkungan

6. Strategi Pelaksanaan

No Pasien Keluarga
SPI SPI
1 Identifikasi beratnya masalah Diskusikan masalah yang
risiko buunuh diri: isyarat, dirasakan dalam merawat pasien
ancaman, percobaan (jika
percobaan segera rujuk)
2 Identifikasi benda-benda Jelaskan pengertian,tanda &
Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
berbahaya dan gejala, dan proses terjadinya
meringankannya (lingkungan risiko bunuh diri (gunakan
aman untuk pasien) booklet)
3 Latihan cara mengendalikan Jelaskan cara merawat pasien
diri dari dorongan bunuh diri: risiko bunuh diri
buat daftar aspek positif diri
sendiri, latihan afirmasi/berfikir
aspek positif yang dimiliki
4 Masukkan pada jadwal latihan Latih cara membrikan pujian hal
berfikir positif 5 kali per hari positif pasien, memberi dukungan
pencapaian masa depan
Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan memberikan
pujian
SPII SPII
1 Evaluasi kegiatan berfikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam
tentang diri sendiri, beri pujian. memberikan pujian dan
Kaji ulang risiko bunuh diri penghargaan atas keberhasilan
dan aspek positif pasien. Beri
pujian
2 Latih cara mengendalikan diri Latih cara memberi penghargaan
dari dorongan bunuh diri: buat pada pasien dan menciptakan
daftar aspek positif keluarga suasna positif dalam keluarga;
dan lingkungan, latih tidak membicarakan keburukan
afirmasi/berfikir aspek positif anggota keluarga
keluarga dan lingkungan
3 Masukkan pada jadwal latihan Anjurkan membantu pasien
berfikir positif tentang diri, sesuai jadwal dan memberikan
keluarga dan lingkungan pujian
SPIII SPIII
1 Evaluasi kegiatan berfikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam
tentang diri, keuarga dan memberikan pujian dan
lingkungan. Beri pujian. Kaji penghargaan pada pasien serta
ulang risiko bunuh diri menciptakan suasana positif
dalam keluarga. Beri pujian
2 Diskusikan harapan dan masa Bersama keluarga berdiskusi

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
depan dengan pasien tentang harapan
masa depan serta langkah-
langkah mencapainya
3 Diskusikan cara mencapai Anjurkan membantu pasien
harapan dan masa depan sesuai jadual dan memberikan
pujian
4 Latih cara-cara mencapai
harapan dan masa depan
secara bertahap (setahap demi
setahap)
5 Masukkan pada jadwal latihan
berfikir positif tentang diri,
keluarga dan lingkungan dan
tahapan kegiatan yang dipilih
SPIV SPIV
1 Evaluasi kegiatan berfikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam
tentang diri, keluarga dan memberikan pujian, penghargaan,
lingkungan serta kegiatan yang menciptakan suasana keluarga
dipilih. Beri pujian. yang positif dan kegiatan awal
dalam mencapai harapan masa
depan. Beri pujian
2 Latih tahap kedua kegiatan Bersama keluarga berdiskusi
mencapai masa depan tentang langkah dan kegiatan
untuk mencapai harapan masa
depan
3 Masukkan pada jadwal latihan Jelaskan follow up ke RSJ/PKM,
berfikir positif tentang diri, tanda kambuh, rujukan
keluarga dan lingkungan serta
kegiatan yang dipilih untuk
persiapan masa depan
Anjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberikan
pujian

SPV SPV
1 Evaluasi kegiatan latihan Evaluasi kegiatan keluarga dalam

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
peningkatan positif diri, memberikan pujian, penghargaan,
keluarga dan lingkungan. Beri menciptakan suasana keluarga
pujian yang positif dan mebimbing
langkah-langkah mencapai
harapan masa depan. Beri pujian
2 Evaluasi tahapan kegiatan Nilai kemampuan keluarga
mencapai harapan masa merawat pasien
depan
3 Latih kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga
melakukan kontrol ke RSJ/PKM
4 Nilai kemampuan yang telah
mandiri
5 Nilai apakah risiko bunuh diri
teratasi

DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
Fatimah & Fitriani, Dwi. Rahma. (2017). ANALISA PRAKTIK KLINIK
KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DENGAN INTERVENSI
INOVASI GUIDED IMAGERYTERHADAP GEJALA RESIKO BUNUH DIRI DI
RUANG PUNAI RSJDATMAHUSADA SAMARINDA TAHUN 2017 diakses dari
https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/300/KIAN-.pdf?
sequence=1&isAllowed=y tanggal 5 Oktober 2020

Marapaung, Sinta. D. (2018) Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan


Jiwa. Faculty Of Nursing Universitas Pelita Harapan. Diakses dari
https://www.academia.edu/37004576/LAPORAN_PENDAHULUAN_BUNUH_DIRI_d
ocx tanggal 5 Oktober 2020

Zulaikha, Afriana & Febriyana, Nining. (2016) Bunuh Diri Pada Anak Dan Remaja.
Diakses dari file:///C:/Users/user/Downloads/19466-72947-2-PB%20(1).pdf tanggal
6 Oktober 2020

Dessy, Rossyta,.2018. Asuhan Keperawatn Resiko Bunuh Diri diakses dari


https://www.academia.edu/8977353/Asuhan_Keperawatan_RESIKO_BUNUH_DIRI
tanggal 5 Oktober 2020

Yolland, Amadea,.2016. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Resiko Bunuh Diri
diakses dari
https://www.academia.edu/15320155/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_DE
NGAN_RESIKO_BUNUH_DIRI tanggal 6 Oktober 2020

LP RISIKO BUNUH DIRI. (2015). WordPress.Com diakses dari


https://kesehatanperawat.files.wordpress.com/2015/09/lp-resiko-bunuh-diri.pdf
tanggal 7 Oktober 2020

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A

DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

(Dosen Pembimbing : Serlina Sandi, Ns.,M.Kep)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : IRIANI MATARRU

NIM : NS NS2014901069

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS

MAKASSAR
2020

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
SKENARIO KASUS PASIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

Tn. A dirawat diruang Anggrek di Rumah Sakit Jiwa dengan alasan masuk dibawa
keluarga karena mencoba gantung diri dikamar mandi dan ingin memotong urat
nadinya. Menurut keluarga, klien frustasi karena baru kehilangan pekerjaan atau
Pemutusan Hak Kerja (PHK) oleh perusahaan tempat ia bekerja karena pandemic
covid-19. Akibat dari itu, kondisi keuangan keluarga Tn. A memburuk, sehingga Tn.
A tidak bisa memberikan nafkah lagi kepada istrinya, sehingga Tn. A pun menjadi
putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Selama
pengakajian, Tn. A selalu mengatakan “hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik
mati saja” kata-kata itu dia katakan berulang kali sambil menangis. Berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik terdapat bekas percobaan bunuh diri pada leher dan
pergelangan tangan.

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Nama Mahasiswa yang Mengkaji : Iriani Matarru NIM : NS2014901005

RUANG PERAWATAN : Anggrek

TANGGAL RAWAT : 18 Oktober 2020

TANGGAL PENGKAJIAN : 19 Oktober 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Nama Inisial : Tn. A (L)
Umur : 40 tahun
No RM : 123456

II. ALASAN MASUK


Keluarga klien mengatakan sebelum klien dibawa kerumah sakit, Klien tampak
selalu murung dan sedih. Klien selalu menyendiri di kamar, malas berbicara
dan tidak ingin di ganggu. Klien juga sudah jarang berkomunikasi dengan
orang di lingkungan sekitar rumah. Keluarga mengatakan keadaan itu terjadi
diakibatkan klien kehilangan pekerjaan atau di PHK oleh perusahaan tempat ia
bekerja karena pandemic covid-19 sejak 3 bulan yang lalu. Akibatnya, kondisi
keuangan keluarga klien memburuk, sehingga istri klien ingin bercerai darinya,
dengan alasan klien tidak bisa lagi menafkahi istri dan anak-anaknya. Keluarga
klien mengatakan klien merasa sangat frustasi karena kehilangan
pekerjaannya, klien merasa menjadi tidak percaya diri dengan kondisinya
karena dia adalah tulang punggung keluarga yang masih harus menghidupi
isteri dan 2 orang anaknya. Klien juga biasanya marah-marah tidak jelas dan
meluapkannnya dengan melempar barang-barang yang ada didalam rumah.
Keluarga mengatakan klien sangat putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya
dengan cara bunuh diri. Keluarga juga mengatakan bahwa 1 minggu yang lalu
klien mencoba untuk gantung diri di kamar mandi rumahnya dan 3 hari
sebelum masuk RSJ klien juga pernah ingin memotong urat nadinya, tetapi hal
tersebut digagalkan oleh isteri klien yang langsung mendapati klien pada saat
itu. Beruntungnya isteri klien segera datang sehingga klien masih sempat

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
terselamatkan. Sebelum kejadian tersebut juga terjadi klien sempat berkata
pada isterinya bahwa “tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh”.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


A. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
□ Ya  Tidak
B. Pengobatan sebelumnya
□ Berhasil □ Kurang berhasil □ Tidak berhasil
C. Pernah melakukan/mengalami/menyaksikan:
Korban/usia Pelaku/usia Saksi/usia
1. Aniaya fisik □ ...............  Tn. A □.............
2. Aniaya seksual □ ............... □ .............. □ .............
3. Penolakan □ ............... □ .............. □..............
4. Kekerasan □ ............... □ .............. □..............
5. Tindakan kriminal □ ............... □ .............. □..............

Jelaskan Point A, B dan C :

Keluarga mengatakan klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa


sebelumnya, ini adalah pertama kalinya klien seperti ini. Keluarga
mengatakan klien pernah mencoba mengakhiri hidupnya dengan gantung
diri dikamar mandi dan memotong urat nadinya, tetapi beruntung klien
sempat diselamatkan oleh isterinya. Sebelum kejadian klien sempat berkata
kepada isterinya “tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh”.

Masalah Keperawatan : Risiko Bunuh Diri

D. Adakah anggota keluarga yang pernah menderita gangguan jiwa


□ Ya  Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak bisa lupa ketika di PHK dari tempatnya bekerja,
klien menjadi putus asa dan hilang harapan karena harus menjadi
pengangguran. Pekerjaan tersebut sangat berharga untuknya, klien
bingung harus mencari pekerjaan kemana lagi untuk dapat menghidupi
keluarganya, apalagi di umurnya sekarang yang sudah tidak mudah lagi

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
sehingga susah untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Klien merasa
tidak berguna lagi.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,50C
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 24x/menit
B. Badan :
Tinggi : 170 Cm
Berat : 70 Kg
IMT : 20,4 Kesimpulan : BB normal
C. Keluhan fisik :
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tangan klien.
klien tampak lemas tak bergairah, sensitive, klien juga mengeluh sakit perut
dan sakit kepala
Masalah Keperawatan : Risiko Bunuh diri

V. STATUS PSIKOSOSIAL
A. Genogram (gambar dan jelaskan isi genogram)

Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
Jelaskan : klien adalah anak pertama dari tiga bersaudara, menikah dengan
istrinya yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan mereka
memiliki 2 orang anak. Klien adalah seorang kepala keluarga yang tinggal
serumah dengan istri dan 2 orang anaknya. Dimata keluarga klien adalah
sosok yang bertanggung jawab dan penyayang. Didalam keluarga yang
mengambil keputusan adalah klien.

B. Konsep diri
1. Gambaran diri atau citra diri:
Klien mengatakan bahwa ia menyukai semua bagian angota tubuhnya
Identitas diri :
Klien sudah menikah dan mempunyai seorang istri dan 2 orang anak
2. Peran diri :
Klien adalah kepala rumah tangga yang menjadi tulang punggung
keluarganya. Tetapi klien sudah tidak bekerja dan sekarang menjadi
seorang penganguran. Klien merasa bahwa dirnya sudah tidak berdaya
dan tidak berguna lagi karena tidak lagi memiliki pekerjaan yang baik.
3. Ideal diri :
Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang/sembuh klien
bingung harus mendapat pekerjaan dimana untuk menghidupi
keluarganya, apalagi diwaktu seperti ini sanat susah mendapatkan
pekerjaan baru dan baik
4. Harga diri :
Klien mengatakan merasa putus asa dan tidak percaya diri dengan
kondisinya sekarang ini yang menjadi seorang pengangguran. Ia tidak
dapat mencari uang lagi untuk keluarganya, apalagi di umurnya
sekarang ini yang sudah tidak mudah lagi, tidak gampang mendapatkan
pekerjaan yang baru dan baik.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

C. Hubungan sosial :
1. Orang yang berarti :
Menurut klien orang yang paling dekat dengan klien adalah istrinya.

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit, klien adalah orang yang aktiv
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi sejak sakit
klien kurang bersosialisasi dengan orang lain di lingkungan sekitar
rumah dan tidak lagi mengikuti kegiatan bersama di lingkungannya.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Keluarga mengatakan klien menjadi orang yang tertutup, lebih suka
menyendiri, murung dan tidak bergairah. Klien suka marah-marah
sendiri dan tidak jelas, kadangkala melempar barang-barang yang ada
di rumah.
Masalah keperawatan : isolasi social

D. Spritual
1. Nilai dan keyakinan :
Klien percaya akan adanya Tuhan
2. Kegiatan ibadah :
Klien mengaku setiap hari minggu ke gereja beribadah bersama isteri
dan anaknya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan
 Tidak rapih □ Pakaian tidak sesuai □ Cara berpakaian tidak
seperti biasanya
Jelaskan : Tampak lien tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh,
rambut tidak pernah tersisir dan sedikit bau.
B. Pembicaraan
□ Cepat □ Keras □ Gagap □ Apatis
 Lambat □ Inkoheren □ Membisu  Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan :

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
Klien tampak hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang
diberikan pendek, datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak
mata dengan lawan bicara kadang tajam.
C. Aktivitas Motorik
 Lesu □ Tegang □ Gelisah □ Agitasi
□ TIK □ Grimasem □ Tremor □ Kompulsif
Jelaskan :
Klien tampak lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas
melakukan aktivitasnya. Klien suka menyendiri dan tidak ingin berbicara.
D. Alam Perasaan
 Sedih □ Ketakutan  Putus asa
□ Khawatir □ Gembira berlebihan/euforia
Jelaskan :
Klien mengatakan sedih dan putus asa dengan kondisinya saat ini
E. Afek
 Datar □ Tumpul □ Labil □ Tidak sesuai
Jelaskan :
Saat di tanya oleh perawat klien hanya menjawab seadanya saja dan datar,
bicara klien juga lambat dan pelan.
F. Interaksi Selama Wawancara
□ Bermusuhan □ Tidak kooperatif □ Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang □ Defensif □ Curiga
Jelaskan :
Tampak kontak mata klien kurang tertuju pada perawat, saat ditanya klien
sering menunduk, tetapi klien dapat menjawab pertanyaan perawat jika
ditanya.
G. Persepsi : Halusinasi
□ Pendengaran □ Penglihatan □ Perabaan
□ Pengecapan □ Penghiduan
Jelaskan :
Tidak ada halusinasi
H. Proses Pikir
□ Sirkumtansial □ Tangensial □ Kehilangan asosiasi

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
□ Flight of ideas  Blocking □ Perseveras
Jelaskan: pada saat di ajak berbicara oleh perawat klien tampak menjawab
dan berbicara serta ada keinginan untuk mengungkapkan apa yang ia
rasakan sekarang tetapi di pertegahan klien tiba-tiba berhenti dan tidak
ingin berbicara lagi.
I. Isi Pikir
□ Obsesi □ Fobia □ Hipokondria
□ Depersonalisasi □ Pikir Magis  Ide terkait
Waham :
□ Agama □ Somatik □ Kebesaran
□ Curiga □ Nihilistik □ Sisippikir
□ Siarpikir □ Kontrolpikir
Jelaskan :
Tidak ada Waham
J. Tingkat Kesadaran
□ Bingung □ Sedasi □ Stupor
Disorientasi :
□ Waktu □ Tempat □ Orang
Jelaskan :
Klien sadar dan megetahui hari, tanggal dan waktu saat dilakukan
pengkajian.
K. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang
□ Perubahan proses pikir pendek
□ Gangguan daya ingat saa tini
□ Konfabulasi
Jelaskan : Klien tampak mengingat masa lalunya dan kejadian yang baru
saja terjadi yaitu pada saat ia mengalami PHK sejak 1 bulan yang lalu
sehingga klien kehilangan pekerjaannya.
L. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
□ Mudah beralih
□ Tidak mampu berkonsentrasi
□ Tidak mampu berhitung sederhana

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
Jelaskan :
Tingkat konsentrasi baik, klien dapat berhitung contohnya pada saat ditanya
2+2 klien menjawab 4.

M. Kemampuan Penilaian
□ Gangguan ringan □ Gangguan bermakna
Jelaskan :
Klien mampu menilai antara cuci tangan terlebih dahulu sebelum makan
N. Daya Tilik Diri (Insight)
□ Mengingkari penyakit yang diderita
□ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
Klien sadar dan tahu bahwa dirinya di RS Jiwa
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (Kemampuan klien memenuhi


kebutuhan sehari – hari)
Bantuan minimal Bantuan total
A. Makan □ □
B. BAB dan BAK □ □
C. Mandi □ □
D. Berpakaian dan berhias □ □
E. Penggunaan Obat □ 
F. Istirahat dan Tidur
□ Tidur siang : Klien mengatakan jam tidur siang tidak menentu biasanya
sekitar pukul 13.00 – 15.00
□ Tidur malam : Pasien mangatakan tidur malam pada pukul 22.00 – 05.00
□ Kegiatan sebelum/setelah tidur : klien mengatakan biasanya hanya
menonton TV
G. Pemeliharaan Kesehatan
1. Perlu perawatan lanjutan  Ya □ Tidak
2. Sistem pendukung  Ya □ Tidak
H. Kegiatan di dalam rumah

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
1. Mempersiapkan makanan □ Ya  Tidak
2. Menjaga kebersihan rumah □ Ya  Tidak
3. Mencuci pakaian □ Ya  Tidak
4. Pengaturan keuangan □ Ya  Tidak

I. Kegiatan di luar rumah


1. Belanja keperluan sehari-hari□ Ya  Tidak
2. Transportasi  Ya □ Tidak
Jelaskan : Dalam pemeliharaan kesehatan pasien perluh perawatan
lanjutan dan dukungan dari keluarga untuk minum obat. Kegiatan dalam
rumah dilakukan oleh istri pasien serta kegiatan luar rumah sperti
berbelanja di lakukan oleh istri pasien juga akan tetapi kegiatan luar rumah
seperti menggunakan transportasi dapat di lakukan klien sendiri.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
□ Bicara dengan orang lain □ Minumalkohol
□ Mampu menyelesaikan masalah □ Reaksi lambat/berlebihan
□ Tenik relaksasi □ Bekerja berlebihan
□ Aktivitas konstruktif □ Menghindar
□ Olahraga Mencedarai diri
□ Lain-lain
Jelaskan : Klien tampak suka menyendiri dan mengisolasikan diri, klien tampak
putus asa dan menganggap dirinya sebagai orang yang secara total tidak
berdaya, klien mengatakan ingin mati saja, karena hidupnya tidak berguna lagi
dan tidak ada yang bisa diharapkan. Klien memilih menyakiti dirinya sebagai
bentuk dari pelampiasan emosinya serta terkadang berpikir untuk mengakhiri
hidupnya.
Masalah keperawatan: Risiko Bunuh Diri

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
A. Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan :
Klien mengatakan tidak suka berada dalam kelompok, klien lebih memilih
menarik diri dan diam, klien mengatakan ia tidak suka berada dalam
kelompok-kelompok karena klien merasa dirinya seperti tidak berguna dan
tidak berdaya

B. Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan :


Klien mengatakan tidak suka di lingkungan yang banyak orang.
C. Masalah dengan pendidikan, uraikan :
Klien mengatakan tidak ada masalah. Klien mengatakan klien lulusan S1
Manajemen
D. Masalah dengan perumahan, uraikan :
Klien mengatakan tidak ada masalah. Klien mengatakan tinggal bersama
istri dan 2 orang anaknya
E. Masalah dengan ekonomi, uraikan :
Klien mengatakan mengalami PHK dan kini kehilangan pekerjaan sehingga
menjadi seorang pengangguaran.
F. Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan :
Klien mengatakan tidak ada masalah
G. Masalah lainnya jika ada, uraikan :
Tidak ada
Masalah keperawatan: Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

□ Penyakit jiwa □ Obat-obatan

 Cara penanggulangan masalah □ Faktor presipitasi

Jelaskan : Klien cenderung memendam masalahnya sendiri, tidak ingin


mengungkapkannya pada orang lain dan klien kurang berfikir positive seperti
merasa putus asa dengan kondisinya dan hilang harapan. Sehingga jika tak
tertahankan lagi klien memilih untuk menyakiti dirinya atau mengakhiri
hidupnya.

Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
XI. DATA MEDIK
1. Diagnosa Medik : Skizopernia
2. Therapi Medik :
SSRI (selective  serotonine reuptake inhibitor (fluokxetine 20 mg/hari per
oral), venlafakxine (75-225 mg/hari per oral). Bupropin (200-300 mg/hari per
oral
ANALISA DATA

Nama / Umur : Tn. A / 40 tahun


Unit / Ruang : Anggrek

NO DATA MASALAH
1. DS : Resiko Bunuh Diri
 Pasien mengatakan hidupnya tak
berguna lagi dan tidak berdaya,
tidak ada lagi yang bisa
diharapkan
 Pasien mengatakan ingin mati saja
 Keluarga menggatakan klien
pernah mencoba bunuh diri yaitu
gantung diri di kamar mandi
rumahnya
 Keluarga menagatakan klien
pernah berkata bahwa tolong jaga
anak-anak karena saya akan pergi
jauh
DO :
 Ekspresi klien tampak murung dan
sedih
 terdapat bekas percobaan bunuh
diri di leher klien
 tampak klien mengungkapkan
keputusasaan dan

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
ketidakberdayaannya

2. DS: Gangguan konsep diri:


 klien mengatakan putus asa, tidak Harga diri rendah
ada harapan dan merasa tidak
berguna lagi karena tidak memiliki
pekerjaan untuk menghidupi
keluarganya
 klien mengatakan tidak percaya
diri dengan kondisinya sekarang
ini, apalagi umurnya yang sudah
tidak mudah lagi tidak gampang
mendapatkan pekerjaan yang baik
DO:
 Tampak klien merasa putus asa
dan tidak berdaya
 Tampak klien tidak percaya diri
dengan kondisinya dan memilih
untuk menyendiri
3. DS: Isolasi sosial

 Klien mengatakan tidak suka


berada dalam kelompok, dan lebih
memilih untuk diam dan
menyendiri
 Klien merasa tidak berguna dan
tidak berdaya
 Keluarga mengatakan sejak sakit
klien kurang bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungan
sekitarnya
DO:
 Tampak klien tidak suka berada
dalam kelompok
Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
 Tampak klien kurang
berkomunikasi dengan orang lain
 Tampak klien lebih suka
menyendiri

POHON MASALAH

EFEK Risiko Bunuh Diri

CORE PROBLEM Isolasi Sosial

CAUSA Harga Diri Rendah

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama / Umur : Tn. A / 40 tahun


Ruang / Kamar : Anggrek

NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1 Risiko Bunuh Diri

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
RENCANA KEPERAWATAN

Nama/ umur : Tn. A / 40 tahun


Ruang/ kamar : Merpati

Rencana tindakan (SP)


Tanggal Diagnosis Keperawatan
Pasien Keluarga
19 Oktober 2020 Risiko Bunuh Diri SP1P SPIK
1. Identifikasi beratnya masalah 1. Mendiskusikan masalah yang
risiko bunuh diri: isyarat, dirasakan keluarga dalam
ancaman, percobaan (jika merawat pasien
percobaan segera rujuk) 2. Menjelaskan pengertian, tanda
2. Identifikasi benda-benda dan gejala resiko bunuh diri,
berbahaya dan dan jenis perilaku yang di alami
meringankannya (lingkungan pasien beserta proses
aman untuk pasien) terjadinya
3. Latihan cara mengendalikan 3. Menjelaskan cara-cara
diri dari dorongan bunuh diri: merawat pasien resiko bunuh
buat daftar aspek positif diri diri
sendiri, latihan
afirmasi/berfikir aspek positif
yang dimiliki
4. Masukkan pada jadwal

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
latihan berfikir positif 5 kali
per hari
SPIIP SPIIK
1. Evaluasi kegiatan berfikir 1. Evaluasi kegiatan keluarga
positif tentang diri sendiri, dalam memberikan pujian
beri pujian. Kaji ulang risiko dan penghargaan atas
bunuh diri keberhasilan dan aspek
2. Latih cara mengendalikan positif pasien. Beri pujian
diri dari dorongan bunuh diri: 2. Latih cara memberi
buat daftar aspek positif penghargaan pada pasien
keluarga dan lingkungan, dan menciptakan suasna
latih afirmasi/berfikir aspek positif dalam keluarga; tidak
positif keluarga dan membicarakan keburukan
lingkungan anggota keluarga
3. Masukkan pada jadwal 3. Anjurkan membantu pasien
latihan berfikir positif tentang sesuai jadwal dan
diri, keluarga dan lingkungan memberikan pujian

SPIIIP SPIIIK
1. Evaluasi kegiatan berfikir 1. Membantu keluarga membuat

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
positif tentang diri, keuarga jadwal aktivitas dirumah
dan lingkungan. Beri pujian. termasuk minum obat
Kaji ulang risiko bunuh diri 2. Mendiskusikan sumber rujukan
2. Diskusikan harapan dan yang bisa dijangkau oleh
masa depan keluarga
3. Diskusikan cara mencapai 3. Anjurkan membantu pasien
harapan dan masa depan sesuai jadwal dan berikan
4. Latih cara-cara mencapai pujian
harapan dan masa depan
secara bertahap (setahap
demi setahap)
5. Masukkan pada jadwal
latihan berfikir positif tentang
diri, keluarga dan lingkungan
dan tahapan kegiatan yang
dipilih

SPIVP SPIVK
1. Evaluasi kegiatan berfikir 1. Evaluasi kegiatan keluarga
positif tentang diri, keluarga dalam memberikan pujian,

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
dan lingkungan serta penghargaan, menciptakan
kegiatan yang dipilih. Beri suasana keluarga yang
pujian. positif dan kegiatan awal
2. Latih tahap kedua kegiatan dalam mencapai harapan
mencapai masa depan masa depan. Beri pujian
3. Masukkan pada jadwal 2. Bersama keluarga
latihan berfikir positif tentang berdiskusi tentang langkah
diri, keluarga dan lingkungan dan kegiatan untuk
serta kegiatan yang dipilih mencapai harapan masa
untuk persiapan masa depan depan
3. Jelaskan follow up ke
RSJ/PKM, tanda kambuh,
rujukan

SPVP SPVK
1. Evaluasi kegiatan keluarga
1. Evaluasi kegiatan latihan
dalam memberikan pujian,
peningkatan positif diri,
penghargaan, menciptakan
keluarga dan lingkungan.
suasana keluarga yang positif
Beri pujian
dan mebimbing langkah-
2. Evaluasi tahapan kegiatan
langkah mencapai harapan
mencapai harapan masa
masa depan. Beri pujian

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
depan 2. Nilai kemampuan keluarga
3. Latih kegiatan harian merawat pasien
4. Nilai kemampuan yang 3. Nilai kemampuan keluarga
telah mandiri control ke RSJ/PKM
5. Nilai apakah resiko bunuh
diri teratasi

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama/ Umur : Tn.A / 40 tahun


Ruang/ Kama : Merpati
DIAGNOSA HARI/TGL/PKL IMPLEMENTASI EVALUASI
Risiko Senin, 19 oktober 2020 SP 1 Pasien S : - Klien mengatakan putus asa dan
bunuh diri 1. Identifikasi beratnya masalah risiko tidak ada harapan
bunuh diri : isyarat, ancaman, - Klien merasa sendiri dan tidak
percobaan (jika percobaan segera ada gunanya hidup lagi
rujuk) - Klien mengatakan ingin mati
2. Identifikasi benda-benda berbahaya saja
dan meringankannya (lingkungan O : - Klien tampak menyendiri dan
aman untuk pasien) murung
3. Latihan cara mengendalikan diri dari A : Masalah belum teratasi
dorongan bunuh diri : buat daftar P : - Latihan cara mengendalikan diri
aspek positif diri sendiri, latihan dari dorongan bunuh diri: buat
afirmasi/berfikir aspek positif yang daftar aspek positif diri sendiri,
dimiliki latihan afirmasi/berfikir aspek
4. Masukkan pada jadwal latihan berfikir positif yang dimiliki
positif 5 kali per hari - Masukkan pada jadwal latihan
berfikir positif 5 kali per hari

Selasa, 20 Oktober 2020 SP II Pasien

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
1. Evaluasi kegiatan berfikir positif S : - Klien mengatakan ia melakukan
tentang diri sendiri, beri pujian. Kaji kegiatan yang dijadwalkan
ulang risiko bunuh diri - Klien megatakan sudah mulai
2. Latih cara mengendalikan diri dari untuk dapat mengendalikan
dorongan bunuh diri: buat daftar dirinya
aspek positif keluarga dan lingkungan, O : - Tampak klien dapat mengikuti
latih afirmasi/berfikir aspek positif latihan yang diberikan
keluarga dan lingkungan - Tampak kemampuan berpikir
3. Masukkan pada jadwal latihan berfikir postif klien mulai meningkat
positif tentang diri, keluarga dan A : Masalah mulai teratasi
lingkungan P : - Latih cara mengendalikan diri dari
dorongan bunuh diri : buat daftar
aspek positif keluarga dan
lingkungan,
- Masukkan pada jadwal latihan
berfikir positif tentang diri,
keluarga dan lingkungan

Rabu, 21 Oktober 2020 SP III Pasien


1. Evaluasi kegiatan berfikir positif S : - Klien mengatakan sudah
tentang diri, keluarga dan lingkungan. melakukan kegiatan yang telah di
Beri pujian. Kaji ulang risiko bunuh diri jadwalkan

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
2. Diskusikan harapan dan masa depan - Klien mengatakan ingin segera
3. Diskusikan cara mencapai harapan sembuh dan berkumpul
dan masa depan bersama keluarga kembali
4. Latih cara-cara mencapai harapan O : - Klien tampak mengikuti jadwal
dan masa depan secara bertahap latihan yang diberikan
(setahap demi setahap) - Klien tampak mulai
5. Masukkan pada jadwal latihan berfikir mengungkapkan harapannya
positif tentang diri, keluarga dan A : Masalah mulai teratasi
lingkungan dan tahapan kegiatan P :
yang dipilih - Latih cara-cara mencapai
harapan dan masa depan
secara bertahap (setahap demi
setahap)
- Masukkan pada jadwal latihan
berfikir positif tentang diri,
keluarga dan lingkungan dan
tahapan kegiatan yang dipilih
Kamis, 22 Oktober 2020 SP IV Pasien
1. Evaluasi kegiatan berfikir positif S : - Klien mengatakan ingin segera
tentang diri, keluarga dan sembuh dan kembali ke rumah
lingkungan serta kegiatan yang - Klien mengatakan jika ia
dipilih. Beri pujian. sembuh ingin mencari pekerjaan

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
2. Latih tahap kedua kegiatan kembali agar dapat menghidupi
mencapai masa depan keluarganya
4. Masukkan pada jadwal latihan O : - Tampak klien mengikuti jadwal
berfikir positif tentang diri, keluarga latihan yang diberikan
dan lingkungan serta kegiatan yang - Tampak klien mulai memiliki
dipilih untuk persiapan masa depan harapan masa depan
A : Masalah mulai teratasi
P : - Latih tahap kedua kegiatan
mencapai masa depan
- Masukkan pada jadwal latihan
berfikir positif tentang diri,
keluarga dan lingkungan serta
kegiatan yang dipilih untuk
persiapan masa depan

Jumat, 23 Oktober 2020 SPV Pasien S : - Klien mengatakan merasa senang


1. Evaluasi kegiatan latihan karena dapat mengikuti jadwal
peningkatan positif diri, keluarga kegiatan yang diberikan
dan lingkungan. Beri pujian - Klien mengatakan sudah mulai
2. Evaluasi tahapan kegiatan dapat berpikir secara positif
mencapai harapan masa depan kembali dan dapat
3. Latih kegiatan harian melakukannya dengan mandiri

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
- Klien mengatakan setiap
isterinya berkunjung ia dapat
menceritakan apa yang dia
rasakan dan merasa memiliki
harapan hidup kembali
O : - Tampak klien merasa senang dan
bersemangat
4. Nilai kemampuan yang telah
- Tampak klien tidak lagi merasa
mandiri
sendiri
5. Nilai apakah resiko bunuh diri
- Tampak klien dapat melakukan
teratasi
jadwal kegiatan secara mandiri
- Tampak klien mampu
mengungkapkan persaan dan
harapannya pada keluarga
A : Masalah teratasi
P : Stop intervensi

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan : Ke 3 (Ketiga) / SPI Pasien


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS :
- Klien mengatakan ingin mati saja tidak ada gunanya
hidup lagi
- Klien mengatakan pernah mencoba bunuh diri
DO :
- Ekspresi murung
- Tak bergairah
- Ada bekas pencobaan bunuh diri
2. Diagnosa keperawatan
Risiko bunuh diri
3. Tujuan khusus
Melindungi klien dari percobaan bunuh diri
4. Tindakan keperawatan
SP1 Pasien :
a. Mengidentifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri:
isyarat, ancaman, percobaan (jika percobaan segera
rujuk)
b. Mengidentifikasi benda-benda berbahaya dan
meringankannya (lingkungan aman untuk pasien)
c. Melakukan latihan cara mengendalikan diri dari
dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif diri
sendiri, latihan afirmasi/berfikir aspek positif yang
dimiliki
d. Masukkan pada jadwal latihan berfikir positif 5 kali per
hari

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 40
B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, bagaimana kabarnya? Masih ingat
dengan saya? Iya, benar pak saya dengan perawat
Iriani. Kemarin kita sudah buat janji untuk bertemu jam
09.00 pagi yah pak”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? “Bagaimana
tidurnya semalam?”
c. Kontrak
“Baiklah pak sekarang kita akan berbincang-bincang
tentang perasaan bapak apakah bapak masih merasa
sedih atau putus asa?, Apakah saja yang dapat
membahayakan diri bapakn serta bagaimana cara
bapak mengendalikan dorongan bunuh diri”. Tujuannya
agar bapak tahu benda-benda apa saja yang dapat
membahayakan diri bapak, serta bapak dapat
mengetahui cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”.
“Bagaimana kalau 20 menit?”. “Dimana kita akan
berbincang-bincang?”. “Bagaimana kalau diteras depan
pak?”
2. Fase kerja
“Baiklah pak kita mulai ya”. Bapak rileks dan tenang saja
disini tempatnya aman dan tidak ada yang mengganggu
kita, saya ingin bertanya sudah berapa lama bapak berada
disini? Apakah bapak tahu apa yang membuat bapak bisa
berada disini? bapak bisa ceritakan apa yang bapak alami
selama ini? Dan apa yang bapak pikirkan sekarang?”

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 41
‟bagaimana perasaan bapak setelah masalah ini menimpa
bapak?” ‟Apakah dengan masalah ini bapak merasa paling
menderita di dunia ini?‟ ‟Apakah bapak kehilangan
kepercayaan diri?‟ ‟Apakah bapak merasa tak berharga
atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain?‟ ‟Apakah
bapak merasa bersalah atau mempersalahkan diri
sendiri?‟ Apakah bpk sering mengalami kesulitan
berkonsentrasi?‟ ‟Apakah bpk berniat menyakiti diri
sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa bpk mati?‟
‟Apakah bpk pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa
sebabnya, bagaimana caranya?‟
Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera
lanjutkan dengan tindakan keperawatan untuk melindungi
pasien, misalnya dengan mengatakan : “Baiklah,
tampaknya bpk membutuhkan pertolongan segera karena
ada keinginan untuk mengakhiri hidup”. “Saya perlu
memeriksa seluruh isi kamar bpk ini untuk memastikan
tidak ada benda-benda yang membahayakan bapak” Tapi
jika bapak melihat benda-benda yang membahayakan itu
jangan bapak dekati atau pegang ya pak” “Oh iya pak, Apa
yang bapak lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ?
Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya
bapak harus langsung minta bantuan kepada perawat di
ruangan ini dan juga keluarga yang datang membesuk.
Jadi bapak jangan sendirian ya, katakan pada perawat
atau keluarga jika ada dorongan untuk mengakhiri hidup”.
“atau bapak bagaimana kalau saya ajarkan cara-cara
untuk mengendalikan dorongan untuk bunuh diri, apakah
bapak mau atau bersedia?” “Caranya dengan latihan
berpikir positif yah pak seperti memberi semangat kepada
diri sendiri dengan mengatakan “saya adalah orang yang

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 42
beruntung, saya masih berguna untuk keluarga saya,
karena ada orang tua, isteri saya dan anak saya yang
selalu menyayangi, mendoakan dan mendukung saya,
saya harus pulih kembali agar bisa kembali berkumpul
bersama mereka”. “Dan pak, saat mengatakan hal-hal
tersebut coba bapak sambil tersenyum sehingga itu dapat
membuat bapak bisa jauh lebih tenang dan dapat
mengendalikan diri dari dorongan untuk bunuh diri”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
1. Evaluasi subjekstif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-
bincang dengan saya?”
2. Evaluasi objektif
“Sekarang coba bapak sebutkan apa saja hal-hal
yang menjadi keinginan saat bapak ingin bunuh
diri? Iya baik pak, saya rasa bapak sudah bisa
mengungkapkan apa yang bapak rasakan saat
ini.Dan saya berharap bapak jangan merasa sedih
atau putus asa dan tidak percaya diri dengan
keadaan bapak sekarang ya pak”. “Bapak selama
kita tidak bertemu, bila bapak melihat benda-benda
yang dapat membahayakan bapak, segera jauhi.
Dan jangan lupa untuk melakukan latihan berpikir
positif yang tadi saya ajarkan yah pak?” Coba
bapak ulangi lagi apa yang saya ajarkan tadi. Iya
pak seperti itu, bagus sekali” “Saya percaya bapak
pasti bisa mengatasi masalah bapak”

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 43
b. Rencana tindak lanjut
“Baik, sekarang latihan tadi kita masukkan ke jadwal
kegiatan harian bapak ya? “Berapa kali sehari bapak
mau melakukan latihannya?” “Bagaimana kalau 5 kali
sehari” “Baik pak 5 kali yah”
c. Kontrak yang akan datang
“Pak, bagaimana jika besok kita bertemu lagi untuk
berbincang-bincang tentang kegiatan selanjutnya”.
“Bagaimana kalau besok jam 09.00 pak?” “Dimana
tempat yang bpk lebih suka? Atau bpk ingin tempat
yang nyaman seperti di taman?” “Baik pak kalau begitu
besok kita bertemu lagi ya. Sampai jumpa besok pak.
Saya pamit dulu. Terima kasih pak.

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 44
Pertemuan : Ke 4 (Empat) / SPII Pasien
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
a. Klien mengatakan ingin mati saja tidak ada gunanya
hidup lagi
b. Klien mengatakan pernah mencoba bunuh diri
c. Ada bekas pencobaan bunuh diri
2. Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan khusus
Klien dapat meningkatkan harga diri
4. Tindakan keperawatan:
SP2 Pasien :
a. Evaluasi kegiatan berfikir positif tentang diri sendiri, beri
pujian. Kaji ulang risiko bunuh diri
b. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri:
buat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan, latih
afirmasi/berfikir aspek positif keluarga dan lingkungan
c. Masukkan pada jadwal latihan berfikir positif tentang
diri, keluarga dan lingkungan
B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, masih ingat dengan saya pak? Iya
pak, jadi saya perawat Iriani yang kemarin kontrak
waktu dengan bapak untuk melakukan kegiatan kita
selanjutnya hari ini. Jadi bagaimana kabar bpk hari ini,
apa bpk sehat? Oh, iya pak syukurlah jika keadaan bpk
baik-baik saja. Jdi bagaimana pak apakah kita sudah
bisa mulai?”
b. Evaluasi atau validasi

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 45
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Oke pak, kalau
bpk merasa baik-baik saja kita sudah boleh mulai
kegiatan kita ya pak?”
c. Kontrak
“Baik pak sesuai dengan janji kita kemarin, jadi hari ini
kita akan melatih bagaimana untuk meningkatkan
harga diri bapak ya. “Dimana tempat yang bapak
inginkan? Atau bpk merasa nyaman jika kita di taman
belakang?” “Pak hari ini pertemuan kita kurang lebih
sekitar 20 menit ya pak”
2. Fase kerja
“Baik pak jadi saya mau mengajarkan bpk bagaimana cara
untuk meningkatkan harga diri. Jadi pak jika bpk merasa
pada diri bpk bahwa saat ini bpk tidak percaya diri dengan
kondisi yang bpk alami, merasa tidak berdaya dan tidak
lagi memiliki harapan untuk kedepannya, bpk harus ingat
bahwa bpk punya banyak aspek positif dalam diri bpk, bpk
memiliki potensi dan kemampuan dalam pekerjaan, ubah
pola pikir bpk tentang diri sendiri, tanamkan dalam diri
bahwa bpk pasti bisa bangkit dan sukses, bpk pasti bisa
bertahan”. “jangan lagi bpk katakan bpk tidak berguna ya
pak” bpk harus yakinkan diri bpk bahwa saya pasti bisa”.
“kemudian jika bpk tiba-tiba merasa terpuruk dan ingin
mencelakai diri bpk sendiri, bpk harus yakinkan diri bpk
bahwa, bpk punya prinsip dan nilai hidup katakan tidak
untuk melakukan hal tersebut, coba untuk mengontrol diri
bpk untuk melakukan hal negative, ingat orang-orang yang
bpk sayangi mereka justru sangat mendukung bpk untuk
kembali bangkit dari keterpurukan, mereka ingin melihat
bpk semangat dan tersenyum kembali seperti dulu”. “Saya
yakin bapak pasti bisa. bpk juga pasti sangat rindu untuk

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 46
kembali berkumpul bersama keluarga bpk kan?”. Iya pak,
jadi mulai sekarang jangan lagi bpk berpikir untuk
mencelakai diri bpk sendiri ya, dan jangan merasa putus
harapan, ada saya dan juga keluarga bpk yang selalu
mendukung bpk”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
1. Evaluasi subjekstif
“bagaimana perasaan bpk setelah mendengar apa
yang saya ajarkan pak? Apakah bpk sudah bisa
menerapkannya pada diri bpk sendiri?”
2. Evaluasi objektif
“baiklah pak apakah bpk bisa menjelaskan kembali
apa tujuan kita melakukan latihan tadi pak? Iya pak
betul, jadi sekarang kita bisa memasukkannya
dalam jadwal latihan harian ya pak”.
b. Rencana tindak lanjut
“baik pak jadi saya akan mengecek kembali apa yang
bpk lakukan setelah ini”’. Lakukan ya pak dan beri
tanda jika sudah dilakukan seperti M (Mandiri) jika
dilakukan tanpa di suruh, B (Bantuan) jika diingatkan
baru dilakukan, dan T(Tidak) jika tidak dilakukan”.
c. Kontrak yang akan datang
“Pak bagaimana jika besok kita bertemu lagi untuk
berbincang-bincang tentang kegiatan dan aktivitas kita
selanjutnya?”. “Bagaimana kalau besok dijam yang
sama seperti hari ini pak?”. “Dimana tempat yang bpk
inginkan? “Bagaimana jika di tempat ini saja kembali
pak?” “baik pak besok kita bertemu lagi ya”

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 47
Pertemuan : Ke 5 (Lima) / SPIII Pasien
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
a. Klien mengatakan ingin mati saja tidak ada gunanya
hidup lagi
b. Klien mengatakan pernah mencoba bunuh diri
c. Ada bekas pencobaan bunuh diri
2. Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan khusus
Klien dapat meningkatkan harga diri
4. Tindakan keperawatan:
SP3 Pasien :
a. Evaluasi kegiatan berfikir positif tentang diri, keluarga
dan lingkungan. Beri pujian. Kaji ulang risiko bunuh diri
b. Diskusikan harapan dan masa depan
c. Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depan
d. Latih cara-cara mencapai harapan dan masa depan
secara bertahap (setahap demi setahap)
e. Masukkan pada jadwal latihan berfikir positif tentang
diri, keluarga dan lingkungan dan tahapan kegiatan
yang dipilih
D. STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, masih ingat dengan saya pak? Iya
pak, jadi saya perawat elier yang kemarin kontrak
waktu dengan bapak untuk melakukan kegiatan kita
selanjutnya hari ini. Jadi bagaimana kabar bpk hari ini,
apa bpk sehat? Ohh iya pak syukurlah jika keadaan

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 48
bpk baik-baik saja. Jdi bagaimana pak apakah kita
sudah bisa mulai?”
b. Evaluasi atau validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Oke pak, kalau
bpk merasa baik-baik saja kita sudah boleh mulai
kegiatan kita ya pak?”
c. Kontrak
“Baik pak sesuai dengan janji kita kemarin, jadi hari ini
kita akan melatih bagaimana untuk meningkatkan
harga diri bapak ya. “Dimana tempat yang bapak
inginkan? Atau bpk merasa nyaman jika kita di taman
belakang?” “Pak hari ini pertemuan kita kurang lebih
sekitar 20 menit ya pak”
2. Fase kerja
“Baik pak jadi saya mau mengajarkan bpk bagaimana cara
untuk meningkatkan harga diri. Jadi pak jika bpk merasa
pada diri bpk bahwa saat ini bpk tidak percaya diri dengan
kondisi yang bpk alami, merasa tidak berdaya dan tidak
lagi memiliki harapan untuk kedepannya, bpk harus ingat
bahwa bpk punya banyak aspek positif dalam diri bpk, bpk
memiliki potensi dan kemampuan dalam pekerjaan, ubah
pola pikir bpk tentang diri sendiri, tanamkan dalam diri
bahwa bpk pasti bisa bangkit dan sukses, bpk pasti bisa
bertahan”. “jangan lagi bpk katakan bpk tidak berguna ya
pak” bpk harus yakinkan diri bpk bahwa saya pasti bisa”.
“kemudian jika bpk tiba-tiba merasa terpuruk dan ingin
mencelakai diri bpk sendiri, bpk harus yakinkan diri bpk
bahwa, bpk punya prinsip dan nilai hidup katakan tidak
untuk melakukan hal tersebut, coba untuk mengontrol diri
bpk untuk melakukan hal negative, ingat orang-orang yang
bpk sayangi mereka justru sangat mendukung bpk untuk

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 49
kembali bangkit dari keterpurukan, mereka inggin melihat
bpk semangat dan tersenyum kembali seperti duluh”.
“Saya yakin bapak pasti bisa. bpk juga pasti sangat rindu
untuk kembali berkumpul bersama keluarga bpk kan?”. Iya
pak, jadi mulai sekarang jangan lagi bpk berpikir untuk
mencelakai diri bpk sendiri ya, dan jangan merasa putus
harapan ada saya dan juga keluarga bpk yang selalu
mendukung bpk”.
3. Fase Terminasi
d. Evaluasi respon pasien
1. Evaluasi subjekstif
“bagaimana perasaan bpk setelah mendengar apa
yang saya ajarkan pak? Apakah bpk sudah bisa
menerapkannya pada diri bpk sendiri?”
3. Evaluasi objektif
“baiklah pak apakah bpk bisa menjelaskan kembali
apa tujuan kita melakukan latihan tadi pak? Iya pak
betul, jadi sekarang kita bisa memasukkannya
dalam jadwal latihan harian ya pak”.
e. Rencana tindak lanjut
“baik pak jadi saya akan mengecek kembali apa yang
bpk lakukan setelah ini”’. Lakukan ya pak dan beri
tanda jika sudah dilakukan seperti M (Mandiri) jika
dilakukan tanpa di suruh, B (Bantuan) jika diingatkan
baru dilakukan, dan T(Tidak) jika tidak dilakukan”.
f. Kontrak yang akan datang
“Pak bagaimana jika besok kita bertemu lagi untuk
berbincang-bincang tentang kegiatan dan aktivitas kita
selanjutnya?”. “Bagaimana kalau besok dijam yang
sama seperti hari ini pak?”. “Dimana tempat yang bpk

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 50
inginkan? “Bagaimana jika di tempat ini saja kembali
pak?” “baik pak besok kita bertemu lagi ya”

Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris Page 51

Anda mungkin juga menyukai