Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA IBU ANTENATAL CARE

Disusun oleh:

NAMA : METI PATIUNG


NIM : NS2014901098

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR


PROGRAM STUDI NERS
2020/ 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE (ANC)

KONSEP DASAR MEDIK

A. Pengertian Antenatal Care/ANC

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh


perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan
secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi
peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).

Antenatal care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin


ibu hamil untuk mendiagnosisi komplikasi obstetri serta untuk memberikan
informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan (Backe et al, 2015).

Menurut Depkes RI (2005, dalam Rukiah & Yulianti, 2014) mendefinisikan


bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya pemeriksaan
kehamilan bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang yang tidak
diinginkan bagi ibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).

B. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal care)

Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) adalah :

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu,


komprehensif, serta berkualitas:

a. Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,

b. Konseling KB dan pemberian ASI;

c. Meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil untuk mendapatkan


pelayanan antenatal terpadu, komprehensif.dan berkualitas ;

d. Mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu
hamil

e. Dapat melakukan intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit


sedini mungkin pada ibu hamil

f. Dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai


dengan sistem rujukan yang sudah ada.

g. Selain itu pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan
sebagai ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan,
persalinan, dan persiapan menjadi orang tua (Simpson &Creehan, 2008
dalam Novita, 2011).

C. Manfaat Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa


pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya,
antara lain :

1. Bagi Ibu

a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan


mengurangi penyulit masa antepartum

b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu


hamil dalam menghadapi proses persalinan

c. Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat


memberikan ASI

d. Dapat melakukan proses persalinan secara aman.


2. Bagi Janin

Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu


sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi
lahir rendah.

D. Tanda Dan Gejala


Menurut Haen Forer (2009), beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
1. Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil
a. Amenore ( terlambat datang bulan)
1) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel
degraaf dan ovulasi.
2) Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle
dapat ditentukan perkiraan persalinan.
b. Mual (nausea) dan muntah
1) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan.
2) Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning
sickness.
3) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
4) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
c. Ngidam
1) Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
d. Sinkope atau pingsan
1) Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
2) Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
e. Payudara tegang
1) Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak air, dan garam pada payudara.
2) Payudara membesar dan tegang
3) Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama.
f. Sering miksi
1) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi.
2) Pada triwulan kedua sudah menghilang
g. Konstipasi atau obstipasi
1) Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h. Pingmentasi kulit
1) Sekitar pipi : plasma gravidarum
a) Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi kulit pada muka.
b) Dinding perut
c) Strie lividae
d) Strie nigra
e) Linea alba makin hitam
i. Perubahan sekitar payudara
1) Hiperpigmentasi areola mamae
2) Puting susu makin menonjol
3) Kelenjar montgomery menonjol
4) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
j. Epulis
1) Hipertropi gusi disebut epulis bisa terjadi bila hamil
k. Varices atau penampakan pembuluh darah vena
1) Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.
2) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna,
kaki dan betis, dan payudara.
3) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.
2. Probabilitas / Tanda tidak pasti kehamilan
a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
b. Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
1) Tanda Hegar’s
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks
posterior & tangan satunya pada dnding perut atas symphyse, maka
isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah
dari cerviks.
2) Tanda chadwicks (kebiruan pada vulva dan vagina)
Warna selaput lendir vulva & vagina menjadi ungu.
3) Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran tersebut.
4) Ballotement
Adanya lentingan janin dalam uterus saat palpasi
5) Braxton hick’s
Pada saat palpasi atau waktu toucher, rahim yang lunak sekonyong-
konyong menjdi keras karena berkontraksi.
c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
Sebagian kemungkinan positif palsu
d. Absolut / Tanda pasti kehamilan
1) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
2) Teraba bagian anak oleh pemeriksa
3) Terlihat hasil konsepsi dengan USG
4) Teraba gerakan janin oleh pemeriksa

E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1-2 sel telur (ovum) dari dinding telur (ovulasi),
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam sel telur, waktu
coitus, cairan semen masuk kedalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba falopi.

Pembuahan sel telur oleh sel sperma biasanya terjadi dibagian tuba falopi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling
mudah dimasuki, ketika salah satu sel sperma masuk dan kemudian bersatu
dengan sel ovum. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi : fertilisasi).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak, menuju
ruang rahim, peristiwa ini disebut nidrasi (implantasi). Sampai pembuahan sampai
nidasidiperlukan waktu 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan nutrisi dari ke janin,
dipersiapkan/ terbentuk plasenta.

F. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi dan Masa Kehamilan

1. Perubahan fisik pada trimester I


a. Morning sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai
sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut
morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini
biasanya akan berakhir pada 14 minggu kehamilan. Pada beberapa kasus
dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan
untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai
persiapan menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kemih. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus
bekerja kurang efisien. Adapuj keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit kepala/ pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh ibu hamil pada awal kehamilan
karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan
mengubah posisi dari duduk/ tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba,
sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala/ pusing yang
lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun
emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga
dapat menyebabkan sakit kepala.
f. Kram perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan
dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligament merenggang untuk
menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness
h. Peningkatan berat badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing/ rok dan celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang
dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormone
estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormone
progesterone yang menyebakan tubuh menahan air.
i. Uterus
1) Pada saat tidak hamil beratnya 30-50 gram, volume 10 cc
2) Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
3) Ismus hipertropi, panjang, lunak
j. Vagina
1) Peningkatan vaskularisasi
2) Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
2. Perubahan fisik pada trimester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setaip
minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sesjajar dengan
pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tetapi kebanyakan
wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibi hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perengangan usus selama
kehamilan. Akibat dari hasl tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung
dan tidak nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar
dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran
cerna sehingga mendoro asam lambung kearah atas.
d. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri diperut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik kesatu atau dua sisi. Hal ini karena
peregangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
e. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan
trimester II, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah
besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
f. Perubahan kulit
Perubahan kulit terjadi karena melanosit yang menyebabkan warna kulit
lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar kearah bawah yang
disebut linea nigra. Kecoklatan pada wwajah disebut chloasma atau topeng
kehamilan. Tanda ini dapat menunjukkan kurangnya vitamin folat. Stretch
mark terjadi karena peregangan kulit yan berlebihan, biasanya pada paha
atas dan payudara. Akibat dari peregangan kulit ini dapat menimbulkan
rasa gatal. Stretch mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah
persalinan.
g. Payudara
Payudara akan semakin membesar. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting
dan itu adalh kelenjar kulit.
h. Sedikit pembengkakan
Pembengkakan terjadi karena perubahan hormone yang menyebabkan
tubuh menahan cairan. Pada trimester II akan tampak sedikit
pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah
dan pergelangan kaki.
i. Uterus
1) Uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
2) Dinding uterus tipis dan lunak
3) Fetus dapat dipalpasi pada abdomen
4) Uterus jadi bentuk ovale
5) Adanya kontraksi / Braxton his
j. Serviks
1) Terus memanjang
2) Adanya mucous plag
3) Sel otot hipertropi
4) Kelenjar serviks aktif
k. Vagina
1) Sel otot hipertropi
2) Mukosa tebal
3) Adanya lochea
4) Ph asam : 3,5-6,0
3. Perubahan fisik pada Trimester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur
tubuh sehingga menyebabkan tekanan kearah tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering yterjadi konstipasi karena tekana rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormone progesteron
c. Pernapasan terganggu
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernapas, ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang
membesar yang berada dibawah diafragma. Setelah kepala bayi turun
kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu
yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih
mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilan, karena
berkurangnya tekana tubuh bayi dibawah diafragma.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun kerongga panggul akan makin
menekan kandung kemih ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
vena dipanggul dan di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat
juga terjadi di vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hics atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit dibagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hialng bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekana pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil dan kadang
membuat tangan membengk. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
h. Sistem reproduksi
1) Uterus
Ukuran bertambah besar, disertai miometrium, dinding menipis,
kontraksi semakin jelas.
2) Serviks
Effousment, pengeluaran mukosa
3) Vagina
Hyperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes darah
Jenis pemeriksaan ini dianjurkan dokter setelah pasien dinyatakan positif hamil.
Contoh darah akan diambil untuk diperiksa apakah terinfeksi virus tertentu atau
resus antibodi. Contoh darah calon ibu juga digunakan untuk pemeriksaan Hcg.
Dunia kedokteran menemukan kadar hCG yang tinggi pada darah ibu hamil
berarti ia memiliki resiko yang tinggi memiliki bayi dengan sindrom Down.
2. Alfa fetoprotein (AFP)
Tes ini hanya untuk ibu hamil dengan cara mengambil contoh darah untuk
diperiksa. Tes dilaksanakan pada minggu ke 16 hingga 18 kehamilan. Kadar
maternal-serum alfa-fetoprotein (MSAFP) yang tinggi menunjukkan adanya
cacat pada batang saraf seperti spina bifida (perubahan bentuk atau
terbelahnya ujuang batang saraf) atau anencephali (tidak terdapatnya semua
atau sebagian batang otak). Kecuali itu, kadar MSAFP yang tinggi beresiko
terhadap kelahiran prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
3. Sampel chorion villus (CVS)
Tes ini jarang dilakukan oleh dokter kaarena dikhawatirkan beresiko
menyebabkan abortus spontan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa
kemungkinan kerusakan pada kromosom. Serta untuk mendiagnosa penyakit
keturunan. Tes CVS ini mampu mendeteksi adanya kelainan pada janin seperti
Tay-Sachs, anemia sikel, fibrosis berkista, thalasemia, dan sindrom Down.
4. Ultrasonografi (USG)
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan struktural pada janin, seperti; bibir
seumbing atau anggota tubuh yang tidak berkembang. Sayangnya USG tidak
bisa mendeteksi kecacatan yang disebabkan oleh faktor genetik. Biasanya
USG dilakukan pada mingggu ke-12 kehamilan. Pada pemeriksaan lebih lanjut
USG digunakan untuk melihat posisi plasenta dan jumlah cairan amnion,
sehingga bisa diketahui lebih jauh cacat yang diderita janin. Kelainan jantung,
paru-paru, otak, kepala,tulang belakang.ginjal dan kandung kemih, sistem
pencernaan, adalah hal-halyang bisa diketahui lewat USG.
5. Amiosentesis
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia diatas 35 tahun.
Karena hamil di usia ini memilki resiko cukup tinggi. Terutama untuk
menentukan apakah janin menderita sindrom Down atau tidak. Amiosentesis
dilakukan dengan cara mengambil cairan amnion melalui dinding perut ibu.
Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan
mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik,
kondisi janin, serta tingkat kematangannya. Tes ini dilakukan pada minggu ke
16-18 kehamlan. Sel-sel dari cairan amnion ini kemudian dibiakkan
dilaboratorium. Memerlukan waktu sekitar 24-35 hari untuk mengetahu dengan
jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.
6. Fetoskopi
Meski keuntungan tes ini bisa menemukan kemungkinan mengobati atau
memperbaiki kelainan yang terdapat pada janin. Namun tes inijarang digunakan
karen aresiko tindakan fetoskopi cukup tinggi. Sekitar 3-5 % kemungkinan
kehlangan janin. Dilakukan dengan menggunakan alat mirip teleskop kecil,
lengkap dengan lampu dan lensa-lensa. Dimasukkan melalui irisan kecil pada
perut an rahim ke dalam kantung amnion. Alat-alat ini mampu memotrer janin.
Tentu saja sebelumnya perut sii ibu hamil diolesi antiseptik dan diberi anestesi
lokal.
7. Biopsi kulit janin
Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia, biopsi kulit janin (FSB) dilakukan
untuk mendeteksi kecacatan serius pada genetika kulit yang berasal dari
keluarga, seperti epidermysis bullosa lethalis (EBL). Kondisi ini menunjukkan
lapisan kulit yang tidak merekat dengan pas satu sama lainnya sehingga
menyebabkan panas yang sangat parah. Biasanya tes ini dilakukan setelah
melewati usia kehamilan 15-22 minggu.

H. Pemeriksaan Leopold
1. Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus
apa yang berada di fundus dan daerah pelvik. Caranya: Menghadap ke kepala
pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi fundus uteri. Jika kepala
yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika
bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan
kurang.
2. Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin). Caranya: Menghadap pada
kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen. Letakkan
tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk
menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba cembung dan
resisten.
3. Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya:  Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di
atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
4. Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk
ke pintu atas panggul. Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut
gerakan tangan turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu
tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen
yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang
masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh
janin masuk ke dalam rongga panggul.

I. Penatalaksanaan Antenatal Care

Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan


standar minimal “7T” yang terdiri dari:
1. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yang terstandar

Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, karena


hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan
ibu hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum hamil
(Nadesul, 2006). Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu
dengan tinggi <145 cm perlu diperhatikan kemungkinan panggul sempit
sehingga menyulitkan pada saat persalinan (Depkes RI, 1998).

2. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yang benar

Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan


untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi.
Tekanan darah tinggi, protein urin positif, pandangan kabur atau oedema pada
ekstremitas. Apabila tekanan darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua
kali pengukuran dengan jarak 1 jam atau tekanan darah > 140/90 mmHg,
maka ibu hamil mengalami preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi
maka akan menjadi eklamsi (Mufdlillah, 2009).

3. Mengukur Tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar

Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi


secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin
intrauterin, tinggi fundus uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi
terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion (Nadesul,
2006).
4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap (sesuai jadwal).
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus. Jadwal
pemberian imunisasi TT sebagai berikut:
Interval (selang Lama
Antigen % perlindungan
waktu minimal) perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -

antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun * 80
TT1
TT3 6 bulan setelah 5 tahun 95

TT2
TT4 1 tahun setelah 10 tahun 99

TT3
TT5 1 tahun setelah 25 tahun/seumur 99

TT4 hidup

5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan


Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet
setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi
60 mg) dan asam folat 500 μg. Tablet besi sebaiknya tidak minum bersama
kopi, teh karena dapat mengganggu penyerapan (Prawirohardjo, 2006).
6. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin, protein
urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah
prevalensi
7. Temu wicara (konseling)
Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan diri
selam hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tandatanda bahaya kehamilan
dan janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam
perawatan selanjutnya dan mendengarkan keluhan yang disampaikan (Meilani,
et al., 2009).

J. Tindakan Umum Yang Dilakukan


1. Kebutuhan gizi
Kebutuhan gizi pada ibu hamil ditentukan pada kenaikan berat badan janin
dan kecepatan janin mensintesis jaringan. Gizi dalam kehamilan digunakan
untuk:
a. Mempertahankan kesehtan dan kekuatan badan
b. Pertumbuhan janin
c. Agar luka-luka persalinan cepat sembuh dalam masa nifas
d. Cadangan pada masa lactation (menyusui).
Yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan gizi dalam kehamilan adalah:

a. Zat putih telur, zat tepung, zat lemak, garam-garam terutama garam kapur,
fosfort, bsi dan vitamin.
b. Makanan hendaknya beraneka ragam, berganti-ganti, jagan selalu menu
yang sama, supaya kekurangan menu hari ini bisa diimbangi menu
berikutnya.
c. Cara pengolahan diperhatikan karena dpaat mengurangi nilai makanan,
d. Perhatikan kualitas daripada kuantitas
Pada umunya kalori dalam kehamilan tidak usah ditambah, mlah jika BB
terlalu naik makan harus kurangi, memangbpada kehamilan tua,
metabolime bertambah,tetapi hal ini diimbangi oleh aktivitas yang
berkurang. Penambahan BB pada saat hamil kurang lebih 10-12 kg, hal ini
penting sebagai tanda pertumbuhan anak yang baik. Pada wanita gemuk
penambhan BB tidak seperti di atas tanpa menganggu pertumbuhan anak
e. Umumnya penambhan BB yang kurang dapat sebagai tanda gangguan
dapat disebabkan oleh kehamilan kembar/retensi air yang berlebihan.
f. Kebutuhan zat
Tidak hamil Hamil Laktasi
Kalori 2500 2500 3000
Ptotein (gr) 60 85 100
Calsium (gr) 0,8 1,5 2
Ferrum (mg) 12 15 15
Vit A (satuan 5000 6000 8000
internas)
Vit B (mg) 1,5 1,8 2,3
Vit C (mg) 70 100 150
Ribovlavin (mg) 2,2 2,5 3
As. Nicotin (mg) 15 18 23
Vit D (S.I) + 400-800 400-800
1) Protein
Karena metabolisme bertambah untuk pertumbuhan jnain,
pertumbuhan rahim, perkembang buah dada, dan penambhan volume
darah. Sedapatnya separuh protein dari hewan. Kekurngn protein dapat
menyebabkan: anemia, toxaemia gravidarum, oedem, dan
prematuritas.
2) Garam (Ca, P, Fe)
Fe dari makanan saja tidak cukup, jika perlu ditambah Fe. Misalnya:
sulfa ferrosus 3x200mg. Ca dan P untuk pembuatan tyulang janin.
Untuk pembuatan Hb janin.
3) Vitamin
Kekurangan: kelainan bawaan dan abortus
Vit A: menambah daya tahan terhadap infeksi
Vit. B kompleks terdiri dari Vit B1 (thiamin), ribovlavin, As.nikotin, dan vit
b6 (pyrydoxin).
Vit B1 : antineuritis. As. Icolin: anti pellagra. Kekurangan riboflafin (vita
b2): menyebabkan cheilosis. Kekurangan vit B kompleks:
perdarahan pada bayi, menambah perdarahan post partum dan
atrofi dari ovaria.
Vit C: cegah scorbut, penting untuk pertumhan janin
Vit D: anti rachitis, Vit D sangat penting untuk didaerah kurang sinar
matahari.
Vit E: untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio
AIR : Cukup minum kurang lebih 6-8 gelas/hari
Air menambah keringat dan pengeluaran racun melalui usus
dan ginjal.
2. Pekerjaan dan gerak badan
Bumil boleh kerja dirumah, kantor, pabrik, asalkan bersifat ringan.
Kelelhan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi dengan istirahat. Cuti
hamil 3 bulan (1½ sebelum bersalin, 1 ½ sesudshnya). Tidak ada gunanya
berbaring terus seperti orang sakit, karena merugikan dapat melemahkan otot,
dan bisa berpikir yang bukan-bukan. Kesibukan dijadikan sebagai pemeliharaan
kesehatan jiwa. Gerak badan ringan baik sekali, apalagi dalam udara segar dan
sinar matahari pagi. Mengangkat berat dan pergerakan sekonyong-konyong
dihindari.
Istrihat duperlukan 8 jam malam hari dan 1 jam siang hari meskipun hanya
berbaring istirahat.
3. Coitus
Pada wanita mudah keguguran jangan melakukan coitus pada hamil
muda. Pada hamil muda coitus dapat dilakukan dengan hati-hati. Coitus diakhir
kehamilan lebih baik ditinggalkan, karena kadang menimbulkan infeksi pada
persalinan, nifas dan dapat memecahkan ketuban pada multipara. Apalagi mani
mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.
4. Hygiene umum kehamilan
a. Kebersihan badan
Mengurangi kemungkinan infeksi. Breast care penting, puting susu
dibersihkan bila terbasahi colostrum. Bila dibiarkan dapat terjadi eczema
putting susu dan sekitarnya. Bumil yang melakukana irigai vagina kecuali
dengan nasehat dokter karena dapat menimblkan emnoli udara.
b. Pakaian
Pakaian yang nyaman dipakai tidak boleh menekan bdan agar tidak terjadi
bendungan vena dan mempercepat timbulnya varises. Pakai sepatu/selop
hak rendah agar kesimbangan badan terjaga dan tidsk mudah nyeri
pinggang.
c. BAB
Mungkin terjadi obstipasi karena: kurang gerak bdang peristaltic usus
kurang pengsruh hormon, dan tekanan pada rektum oleh kepala. Pada
obstipasi panggul terisi dengan usus yang penuh feses dan rahim yang
membesar sehingga timbul bendungan dalam panggul. Bendungan
menimbulkan hemoroid dan pyelitis. Agar BAB lancar: minum banyak,
gerak bdan cukup, makanan berserat (sayur,buah).
5. Suplemen
Secara teknis ibu hanil tidak memerlukan suplemen vitamin maupun
mineral namun bagi ibuhamil yang pola makannya tidak memenuhi kebutuhan
perlu diberikan suplemen vitamin dan mineral. Suplemen yang dapat diberikan
adalah B6,C,D,E, foloc,acit dan pantotemik acid.
6. Imunisasi
Kehamilan bukan saatnya memulai terhadap berbagai penyakit yang
dapat dicegah. Setiap bahan yang dapat menaikan suhu tubuh dengan tajam
harus dihindari. Vaksin rubella, influenza tidak diberikan saat hamil karena
kemungkinan menyebabkan bahaya pada janin. Perlindungan terhadap polio
dapat diberikan jika wanita tersebut belum pernah vaksin. Vaksin tetanus harus
diberikan pada wanita hamil karen auntuk mencegah kemungkinan tetanus
neonatorium.
7. Kebiasaan yang merugikan
Kebiasaan yang harus dihindari oleh ibu hamil yaitu minum alkohol,
merokok, obat-obatan yang menimbulkan kecanduan.
a. Alkohol
Dalam jumlah sedkit, seperti minum anggur sesudah makan diperbolehkan,
tetapi akan menimbulkan efek menghilangkan selera makan karna
kandungan alkohol mengandung kalori tinggi. Pada janin bisa
menyebabkan retardasi mental, malformai janin dan retardasi pertumbuhan
janin.
b. Merokok
Merokok sebaiknya dihindari sama sekali karena merokok lebih dari 10
batang per hari bisa menyebakan abortus, kematian pernatal, retardasi
pertumbuhan janin.
c. Obat-obatan
Kepada ibu hamil harus diberikan agar tidak menggunakan obat tanpa
konsultasi dokter. Sebagian obat akan melintasi sawar plasenta dan dapat
membahaykan janin.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Data Ibu (Istri)
b. Data Suami
2. Riwayat Obstetri yang lalu
3. Riwayat Obstetri Saat ini
a. Kunjungan ke : Kunjungan pertama/kunjungan ulang/kunjungan
rutin
b. Alasan Kunjungan :
c. Keluhan : Keluhan yang dirasakan ibu
d. Riwayat Kehamilan (G : ........... P : ............ A : ............... )
e. TM I, TM II berapa kali, keluhan dan terapi dan TM III
f. Hasil test kehamilan (jika dilakuakn ) tanggal dan jam
g. Imunisai TT berapa kali? Kapan ?
h. HPHT : Kaji kapan hari pertama haid terakhir
i. TP : Kaji tafsiran persalinan klien
j. Usia Kehamilan : kapan usia kehamilan klien
k. Pergerakan janin pertama kali : Kaji pertama kali fetus dirasakan bisanya
terjadi pada trimester II
l. Kebiasaan Saat Hamil
1) Makanan : Kaji pola makan dan minum sebelum hamil dan selama
hamil. Perubahan makna yang dialami (ngidam, nafsu makan)
2) Obat-obatan/jamu: Kaji adakah klien mengkonsumsi obat-iabta . jamu
selama kehamilan
3) Merokok : Kaji apakah klien merokok karenan dapat membahayakan
kondisi janin mengakibakan abortus, kematian perinatal dan retardasi
pertumbuhan janin
i. Imunisasi TT : Kaji berapa kali klien melakukan imunisasi TT
4. Riwayat Reproduksi dan Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : Kaji haid pertama kali pada masa remaja
2) Siklus : Kaji apakah siklus haid klien teratur atau tidak
3) Lamanya : Kaji lamanya haid <1 minggu atau > 1 minggu
4) Keluhan : Kaji adanya keluhan selama haid seperti keputihan, gatal
pada daerah vagina dan nyeri setah haid
b. Riwayat Ginekologi
1) Penyakit yang pernah diderita : Kaji adakah penyakit yang pernah
dialami klien
2) Keluhan : kaji keluhan yang dirasakan
c. Riwayat KB
1) Jenis KB yang pernah digunakan : Adakah riwayat penggunakan
kontrasepsi
2) Lamanya : Berapa lama penggunaan kontrasepsi di gunakan
3) Keluhan : Adakah keluhan yang dirasakan selama penggunaan alat
kontrasepsi
4) Terakhir menggunakan KB : Kaji terkahir kali klien menggunakan alat
kontrasepsi
5) Alasan berhenti : kapan klien terakhir menggunakan alat kontrasepsi
5. Pengkajian Pola Kesehatan
a. Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Apakah terjadi gangguan kenyamanan selama kehamilan? Bagaimana cara
mengatasinya? Apa yang diharapkan dari perawat untuk mengatasi
kenyamanan tersebut, bagimana perawatan kulit klien? Bagaimna pendapat
klien mengenai kehamilannya saat ini? Bagaimna pengetahuan klien terkait
pemeliharaan hewan di rumah (kucing)?
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Apa yang ibu ketahui tentang BB?, Adakah perubahan makan?, Adakah
pantangan makanan?, Adalah keluhan mual dan muntah?, Apa makan
utama?, Adalah diiet ibu (komposisi dan persepsi ibu tentang dietnya).
c. Pola Eliminasi
Adakah perubahan BAB atau BAK dan berapa kali BAB atau BAK dan
apakah mneggunakna obat pencahar ? perbedaan BAB dan BAK sebelum
hamil dan selama hamil, kaji BAB dan BAK terkait (konsistensi, jumlah dan
warna), minuman apa yang disukai dan tidak disukai? Seberapa banyak klien
minum?
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Apakah ada perubahan pernapasan? Bagaimana cara klien mengatasinya?
Bagaiman aktititas sehari-hari dilakukan oleh klien selama hamil? Adakah
sesak yang dirasaka klien jika beraktivitas? Adakan kelihan mudah letih,
kesulitan retang jalan dan bagai cara klien mengatasinya.
e. Pola Tidur dan Istirahat
Adakah gangguan pola tidur yang dirasakan oleh klien selama hamil?
(seperti sesak), bagaimana posisi klien jika tidur? Berapa lama ibu istirahat
tidur?
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Adakah gangguan penglihatan? Seberapa jauh gangguan tersebut? Adakah
alat bantu yang digunakan.
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Bagaimana perasan klien dengan kehamilannya saat ini (seperti perubahan
BB).
h. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
Bagaiman dukungan keluarga selama kehamilan klien ?
i. Pola Reproduksi dan Seksualitas
Apakah ada perubahan seksual? Bagaiman hubungan dengan suami?
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
Apakah klien mudah tersinggung, marah, kecewa ? dan apa tindakan yang
dilakukan untuk mengatasinya.
k. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
Adakah kepercayaan klien yang bertentangan dengan kesehatan .
6. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
Suhu tubuh : 36,5-37,5oC
Tekanan darah : 110/80-130/90mmHg
Denyut nadi : 80-100x/m
Frekuensi pernapasan : 16-24x/m
b. Berat Badan/ Tinggi Badan
Dalam kehamilan normal hingga aterm terjadi peningkatan BB 10-12 kg,
lingkar lengan atas >23,5 cm
c. Pemeriksaan Fisik Sistematis
1) Kepala : warna rambut, adakah lesi dan kebersihan kulit dan
rambut
Finger print : kembali < 2dtk atau > 2 dtk
2) Wajah : pigmentasi muka (kloasma grafidarum)
3) Mata : adakah cekung
Palpebra : adakah edema
Sclera : adakah ikterik
Conjungtiva : adakah anemis
Tekanan Intra Okuler : adakah peningkatan atau tidak
4) Telinga : adakah serumen atau tidak
5) Mulut : bersih atau tidak (gigi dan lidah)
6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe dan vena jugularis
7) Dada : adakah pembesaran payudarah kiri dan kanan, dada
simetri atau tidak, papila mamae menonjol atau tidak, adakah
benjolan/tumor, adakah pengeluaran cairan pada mamae, adakah strie
atau tidak, bagaimana kebersihannya?
8) Abdomen : adakah pembesaran atau tidak, adakah lines alba
atau tidak, linea nigra ada atau tidak, adakah bekas luka oprasi, adakah
strie livide, adakah albican ?
Palpasi abdomen dengan Leopold :
Leopold I : Untuk mengetahui TFU dan teraba apa di fundus
Leopold II :Untuk mengetahui letak punggung dan bagian
terkecil janin
Leopold III :Untuk mngetahui bagian terbawa janin apakah sudah
masuk PAP
Leopold IV : Seberapa besar bagian terbawa janin masuk PAP
Punctum maximum :auskultasi menentukan area letak detak jantung
janin (puka/puki)
DJJ :100-180x/m teratur atau tidak
9) Genitalia : keadaan perineum :utuh /ada bekas luka parut atau
tidak, warna vulva : kemerahan atau merah kebiruan, adakan
pembengkakan kelanjar bartolini, adakah odema,
10) Anus : tidak ada hemoroid
11) Ekstremitas
Refleks bisep : ada/tidak
Refleks trisep : ada/tidak
Refleks kuadrisep: ada/tidak
12) Punggung
Bentuk tulang belakang: tampak seperti ( lordosis/kyphosis/scoliosis)
Nyeri ketuk ginjal:ada/tidak.

B. Diagnosa
1. Trimester I
a. Defisit Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan (D. 0019)
b. Ansietas berhubungan dengan ancaman krisis situasional (D. 0080)
c. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan kelemahan otot pelvis (D.
0040)
d. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan (D.0023)
e. Koping tidak efektif berhubungan dengan krisis situasional (D. 0096)
2. Trimester II
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh (D.
0083)
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (D.
0005)
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.
0111)
d. Resiko cedera pada janin (D. 0138)
3. Trimester III
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D. 0077)
2. Gangguan eliminasi urin dengan kelemahan otot pelvis (D. 0040)
3. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen (D. 0049)
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur (D. 0055)
5. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan aliran balik vena (D. 0022)

C. Intervensi
Trimester I
1. Defisit Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan
SLKI (L. 03030)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …. X…. diharapkan status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil
a. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat (5)
b. Berat badan membaik (5)
c. Indeks Masa Tubuh (IMT) membaik (5)
d. Frekuensi makan membaik (5)
e. Nafsu makan membaik (5)
SIKI (I. 03119)
Manajemen Nutrisi
a. Identifikasi status nutrisi identifikasi makanan yang disukai
b. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
c. Monitor asupan makanan
d. Fasilitasi menentukan pedoman diet
e. Berikan makanan tinggi kalori tinggi protein
f. Ajarkan diet yang diprogramkan
g. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
h. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukn jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman krisis situasional
SLKI (L. 09093)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …. X…. diharapkan tingkat ansietas
menurun dengan kriteria hasil :
a. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (5)
b. Perilaku gelisah menurun (5)
c. Perilaku tegang menurun (5)frekuensi pernapasan menurun (5)
d. Frekuensi nadi menurun (5)
e. Konsentrasi memebaik (5)
SIKI (09314)
Reduksi ansietas
a. Monitor tanda-tanda ansietas
b. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
c. Pahami situasi yang membuat ansietas
d. Dengarkan dengan penuh perhatian
e. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
f. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
g. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosislatih kegiatan pengalih untuk mengurangi ketegangan
h. Latih teknik relaksasi
3. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan kelemahan otot pelvis
SLKI (L. 04034)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …. X…. diharapkan eliminasi urin
membaik dengan kriteria hasil :
a. Sensai berkemih meningkat (5)
b. Desakan berkemih menurun (5)
c. Volume residu urin menurun
d. Disuria menurun (5)
e. Frekuensi BAK membaik (5)
SIKI (I. 04152)
a. Monitor eliminasi urin
b. Catat waktu-waktu dan haluaran urin
c. Batasi asupan cairan
d. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin
e. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul
f. Anjurkan minum yang cukup
g. Anjurkan mengurangi minum sebelum tidur
4. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
SLKI (L.03028)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan status
cairan membaik dengan Kriteria hasil :
a. Kekuatan nadi cukup meningkat (4)
b. Turgor kulit sedang (3)
c. Perasaan lemah sedang (3)
d. Frekuensi nadi sedang (3)
e. Membran mukosa cukup membaik sedang (4)
SIKI (I. 03116)
Manajemen hipovelemia
a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
b. Monitor intake dan output cairan
c. Berikan asupan cairan oral
d. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
e. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
f. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
Trimester II

1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh


SLKI (L. 09067)
a. Melihat bagian tubuh meningkat (5)
b. Menyentuh bagian tubuh meningkat (5)
c. Verbalisasi perasaan negative tentang perubahan tubuh menurun (5)
d. Verbalisasi perubahan gaya hidup (5)
e. Hubungan sosial membaik (5)
SIKI (I. 09305)
a. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
b. Monitor apakah pasien dapat melihat bagian tubuh yang berubah
c. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
d. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
e. Diskusiakn perubahan akibat kehamilan
f. Anjurkan mengungkapkan gambaran terhadap perubahan citra tubuh
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hambatan upaya nafas
SLKI (L. 01004)
a. Dispnea menurun (5)
b. Penggunaan otot bantu nafas menurun (5)
c. Frekuensi nafas membaik (5)
d. Kedalaman nafas membaik (5)
SIKI (I. 01011)
a. Monitor pola nafas
b. Monitor bunyi napas
c. Berikan oksigen
d. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/ hari
e. Kolaborasi pemberian bronkodilator
3. Defisist pengetahuan kurang terpapar informasi
SLKI (L. 12111)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x…. diharapkan tingkat
pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil :
a. Perilaku sesuai anjuran meningkat (5)
b. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat (5)
c. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun (5)
d. Persepsi yang keliru terhadap masalah yang dihadapi menurun (5)
SIKI (I. 12383)
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
d. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehtan
4. Resiko cedera pada janin
SLKI (L. 14136)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x… diharapkan tingkat cedera
menurun dengan kriteria hasil :
a. Kejadian cedera menurun (5)
b. Ketegangan otot menurun (5)
c. Perdarahan menurun (5)
d. Tekanan darah membaik (5)
e. Frekuensi nadi membaik (5)
f. Frekuensi napas membaik (5)
SIKI
Pemantauan denyut jantung janin (I. 02056)
a. Identifikasi status obstetric
b. Identifikasi riwayat obstetric
c. Identifikasi penggunaan obat, diet dan merokok
d. Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya
e. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
f. Monitor denyut jantung janin
g. Monitor tanda vital ibu
h. Lakukan maneuver Leopold untuk menentukan posisi janin
i. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantaun
Trimester III
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D. 0077)
SLKI (L. 08066)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x… diharapkan tingkat nyeri
menurun dengan kriteria hasil :
a. Keluhan nyeri menurun (5)
b. Meringis menurun (5)
c. Gelisah menurun (5)
d. Kesulitan tidur menurun (5)
e. Perineum terasa tertekan menurun (5)
f. Frekuensi nadi membaik (5)
SIKI
Manajemen nyeri (I. 08238)
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, lokasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
d. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
e. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
f. Fasilitasi istirahat dan tidur
g. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
h. Jelaskan strategi meredakan nyeri
i. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Gangguan eliminasi urin dengan kelemahan otot pelvis (D. 0040)
SLKI (L. 04034)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …. X…. diharapkan eliminasi urin
membaik dengan kriteria hasil :
a. Sensai berkemih meningkat (5)
b. Desakan berkemih menurun (5)
c. Volume residu urin menurun
d. Disuria menurun (5)
e. Frekuensi BAK membaik (5)
SIKI (I. 04152)
h. Monitor eliminasi urin
i. Catat waktu-waktu dan haluaran urin
j. Batasi asupan cairan
k. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin
l. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul
m.Anjurkan minum yang cukup
n. Anjurkan mengurangi minum sebelum tidur
3. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen (D. 0049)
SLKI (L. 04033)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x… diharapkan eliminasi fekal
membaik dengan kriteria hasil :
a. Kontrol pengeluaran feses meningkat (5)
b. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun (5)
c. Konsistensi feses membaik (5)
d. Frekuensi defekasi membaik (5)
e. Peristaltic usus membaik (5)
SIKI
Manajemen eliminasi fekal (I. 04151)
a. Monitor buang air besar
b. Monitor tanda dan gejala konstipasi
c. Berikan air hangat setelah makan
d. Sediakan makanan tinggi serat
e. Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan
peristaltic ususanjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi
serat
f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Manajemen konstipasi (I. 04155)
a. Periksa tanda dan gejala konstipasi
b. Periksa pergerakan usus
c. Identifikasi faktor resiko konstipasi
d. Berikan enema atau irigasi
e. Ajarkan cara mengatasi konstipasi
f. Kolaborasi penggunaan obat pencahar
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur (D. 0055)
SLKI (L. 05045)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x… diharapkan pola tidur
membaik dengan kriteria hasil :
a. Keluhan tidur meningkat (5)
b. Keluhan sering terjaga menurun (1)
c. Keluhan tidak puas tidur menurun (1)
d. Keluhan istirahat tidak cukup menurun (1)
SIKI
Dukungan tidur (I. 05174)
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur
c. Modifikasi lingkungan
d. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
e. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
f. Jelaskan pentingnya tidur cukup
g. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
5. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan aliran balik vena (D. 0022)
SLKI (L. 05020)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x… diharapkan
keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil :
a. Keluaran urin meningkat (5)
b. Edema menurun (5)
c. Tekanan darah membaik (5)
d. Berat badan membaik (5)
SIKI
Manajemen hipervolemia (I. 03114)
a. Periksa tanda dan gejala hipervolemia
b. Identifikasi penyebab hipervolemia
c. Monitor intake dan output cairan
d. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
e. Batasi asupan cairan dan garam
f. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
g. Ajarkan cara membatasi cairan
h. Kolaborasi pemberian diuretic

D. Implementasi keperawatan
Implementasi merupaka tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri, kolaborasi, monitor, dan penyuluhan.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawta dan bukan atas petunjuk petugas kesehatan lainnya. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Monitor adalah
melakukan tindakan observasi kepada pasien terkait dengan keadaan umum
pasien, TTV, Kontraksi uterus, asupan nutrisi dan cairan. Penyuluhan adalah
anjuran-anjuran yang di berkan kepada pasien seperti edukasi terkait dengan
keadaannya saat ini.

E. Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu yang berpedoman dengan hasil dan
tujuan yang akan di capai.
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan : masa kehamilan. Yogyakarta :


Graha Ilmu
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Manuaba. (2011). Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan kb.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai