KEPERAWATAN DASAR
Copyright © 04/05/2020, Aris Hartono, S.Kep., Ns., M.Kes
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
Anatomi & Fisiologi Pernafasan
Tujuan Pernafasan:
Menyediakan O2 dan mengeluarkan gas CO2
dari tubuh.
1. Ventilasi
2. Difusi
3. Transport O2 dan CO2
4. Pengaturan ventilasi /kontrol pernafasan
2
1. Ventilasi
3
Otot yang berkerja saat inspirasi normal
untuk mengembangkan cavum thorax:
• M.Diafragma, berkontraksi menjadi datar.
• M Intercostalis externa meregangkan costa
dan sternum ke depan
4
Pada saat ekspirasi normal (quiet ekspirasi) berlangsung
pasif, terjadi relaksasi musculus:
• Diafragma sehingga melengkung ke atas (superior)
• Intercostalis eksterna sehingga sternum kembali ke posisi
istirahat.
5
Ventilasi paru dipengaruhi oleh:
• Tekanan O2 atmosfer
• Keadaan saluran pernafasan
• Complience dan recoil, dipengaruhi
oleh:
- Gerakan naik dan turun diafragma
- Elevasi dan depresi IGA
- Elastisitas jaringan paru
- Surfactant
• Pengaturan nafas
6
2. Difusi
7
Difusi gas dipengaruhi oleh:
8
3. Transportasi
9
Transport O2
• Dipengaruhi oleh jmlh oksigen yang masuk ke
paru – paru dan jaringan, kecepatan difusi dan
kapasitas mempawa oksigen.
• Kapasitas darah untuk membawa oksigen
dipengaruhi oleh jmlh oksigen yang larut dalam
plasma, jmlah Hb, dan kecendrungan Hb
berikatan dengan oksigen
• Jmlh Oksigen larut plasma : 3%
• Berikatan dg Hb : 73 % (oksihemoglobin)
10
Transport CO2
11
Faktor Yang Mempengaruhi Oksigenasi:
faktor Fisiologi:
• Menurunnya kemampuan mengikat O2
• Menurunnya konsentrasi O2
• Hipovolemia
• Meningkatkan metabolisme
• Kondisi yang mempengaruhi pergerakan
dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, musculoskeletal yang abnormal,
penyakit kronis seperti TBC paru.
12
faktor Perkembangan:
• Bayi premature
• Bayi dan toddler
• Anak usia -sekolah dan remaja, resiko
infeksi saluran nafas dan merokok
• Dewasa muda dan pertengahan, diet
yang tidak sehat, stres yang
mengakibatkan penyakit jantung dan
paru
• Dewasa tua, adanya proses penuaan.
13
faktor Perilaku :
• Nutrisi : obesitas, gizi yang buruk, diet tinggi lemak
menyebabkan arteriosklerosis
• Exercise, akan meningkatkan kebutuhan 02
• Merokok, nikotin menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah perifer dan koroner
• Penyalahgunaan obat dan alcohol (menyebabkan
depresi pusat pernafasan)
• Kecemasan, menyebabkan metabolisme
meningkat
14
faktor Lingkungan:
• Tempat kerja, adanya polusi
• Suhu lingkungan
• Ketinggian tempat dari permukaan
laut
15
Perubahan fungsi jantung yg
mempengaruhi kebutuhan Oksigenasi :
• Gangguan konduksi, seperti disritmia (takikardi /
bradikardi)
• Perubahan kardiak output, menurunnya CO
menimbulkan hipoksia jaringan
• Kerusakan fungsi katup, seperti pada stenosis,
obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan
kerja ventrikel meningkat .
• Iskemik miokard/ infark mengakibatkan isufisiensi
suplai darah dari arteri koroner ke miokardium
16
Perubahan Fungsi Pernafasan
• Hiperventilasi
• Hipoventilasi
• Hipoksia
17
Hiperventilasi
• Upaya tubuh meningkatkan jumlah 02 dalam
paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam,
disebabkan karena :
a. Kecemasan
b. Infeksi ./ sepsis
c. Keracunan obat - obatan
d. Gangguan asam basa
• Tanda dan gejala hiperventilasi adalah
takikardia, nafas pendek, nyeri dada (chest
pain), menurunnya konsentrasi,disorintasi,
tinnitus.
18
Hipoventilasi
• Terjadi ketika alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi penggunaan O2 tubuh atau
untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.
• Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis
(kolaps paru).
• Tanda dan gejala hipoventilasi adalah nyeri
kepala, penurunan kesadaran,disorientasi,
kardiakdisritmia,ketidakseimbangan
elektrolit, kejang, dan kardiak arrest.
19
Hipoksia
• Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat
defisiensi 02 yang diinspirasi atau meningkatnya
penggunaan 02 pada tingkat seluler. Dapat
disebabkan oleh :
a. Menurunnya Hb
b. Berkurangnya konsentrasi 02 jika berada di
puncak gunung
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat 02 sepert
pada keracunan sianida
d. Menurunnyli difusi U2 dar: alveoli ke dalam
darah seperti pada pneumonia
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti pada
syok
f. Kerusakan / gangguan ventilasi
20
Lanjutan Hipoksia…
21
Prinsip Pengkajian Oksigenasi
22
Riwayat Keperawatan
• Keletihan → klien melaporkan kehilangan daya tahan
• Dispnea → tanda klinis hipoksia
• Batuk
• Mengi → dikaitkan dengan asma, bronkitis akut atau
pnemonia
• Nyeri → dilihat lokasi, durasi, radiasi dan frekuensi
nyeri.
• Infeksi Pernafasan
• Pemaparan geografis atau pemaparan lingkungan
• Faktor resiko keluarga atau lingkungan
• Obat - obatan
23
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi:
melakukan observasi mengkaji kulit
dan warna membran mukosa,
penampilan umum, tingkat
kesadaran, keadekuatan sirkulasi
sistemik, pola pernafasan, dan
gerak dinding dada.
24
25
• Palpasi
– untuk mengkaji beberapa daerah
– Dapat diketahui jumlah kerja thorak dan
daerah nyeri tekan
– Dapat diidentifikasi taktil fremitus, getaran
dada (thrill), angkatan dada (heaves dan
titik impuls jantung maksimal
– Palpasi pada ekstrimitas menghasilkan
data tentang sirkulasi perifer, adanya nadi
perifer, temperatur kulit, warna dan
pengisian kapiler.
26
• Perkusi
– Menentukan adanya cairan yang tidak
normal, udara di paru – paru atau kerja
diafragma.
• Auskultasi
– Auskultasi bunyi paru untuk mendengarkan
gerakan udara di sepanjang lapang paru.
– Suara tambahan terdengar bila suatu
daerah mengalami kolaps, terdapat cairan
atau terjadi obstruksi.
27
Pemeriksaan Diagnostik
• Elektrokardiografi
• Pemeriksaan stres latihan → digunakan
memeriksa respon jantung thd stres
fisik
• Angiografi → memvisualisasi ruang
jantung
• Pemeriksaan gas darah
• Oksimetri
• Dll.
28
29
Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan nafas tdk efektif bd
– Peningkatan sekresi, obstruksi, tracheobroncheal
infeksi
– Penurunan energy dan fatique
– Trauma (ex: inhalasi injuri)
– Dehydrasi
• Pola nafas tidak efektif bd
– neuromuskuler./ muskuloskeletal impairment
– Nyeri
– Kecemasan
– Kelemahan
– Proses inflamasi
– Tracheobroncheal obstruktion
30
Lanjutan Diagnosa Keperawatan…
31
Terapi Oksigen
• Terapi oksigen adalah memberikan gas
lebih dari 20 % pada tekanan 1
atmosfersehingga konsentrasi oksigen
meningkat dalam darah.
• Tujuan :
– Pada penurunan paO2 dengan gejala dan
tanda hipoksia : dipsnoe, takipnoe,
disorientasi, gelisah, apatis atau
penurunan kesadaran, takikardi atau
bradikardi dengan tekanan darah turun.
– Keadaan lain : gagal nafas akut, syok,
keracunan CO2
32
Metode Pemberian Oksigen
• Sistem aliran rendah
– Aliran rendah, konsentrasi rendah
• Kateter nasal
• Kanul binasal
– Aliran rendah, konsentrasi tinggi
• Sungkup muka sederhana
• Sungkup muka dengan kantong rebreathing
• Sungkup muka dengan kantong nonrebreathing
• Sistem aliran tinggi
– Aliran tinggi, konsentrasi rendah
• Sungkup venturi
– Aliran tinggi, konsentrasi tinggi
• Head box
• sungkup CPAP
33
Kateter Nasal
• Memberikan oksigen secara kontinu dengan
aliran 1- 3 liter/mnt dengan konsentrasi 24 -
32%.
• Dalamnya kateter dari hidung sampai faring
diukur dengan cara mengukur jarak dari telinga
ke hidung.
• Keuntungan
– Pemberian oksigen stabil
– Pasien bebas bergerak, berbicara, makan atau
minum
– Alat murah
34
Kateter Nasal lanjutan…
• Kerugian:
– Tidak dapat memberikan oksigen lebih dari 3
liter/menit
– Dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring
– Kateter mudah tersumbat dengan secret atau
tertekuk
– Tehnik memasukkan kateter agak sulit
– Pada aliran tinggi terdengar suara dari aliran
nasofaring
35
Kanul Nasal
• Memberikan oksigen dengan konsentrasi antara 24 -
44 % dengan aliran 1- 6 liter/mnt.
• Konsentrasi oksigen akan naik 4 % pada tiap
kenaikan aliran 1 liter/mnt.
• Keuntungan :
– Pemberian oksigen stabil dengan tidal volume dan
laju nafas teratur
– Baik diberikan dalam jangka waktu lama
– Pasien dapat bergerak bebas, makan, minum dan
b'bicara
– Efisien dan nyaman untuk pasien
• Kerugian :
– Dapat menyebabkan iritasi pada hidung, bagian
belakang telinga tempat tali binasal
– Konsentrasi oksigen akan berkurang jika pasien
bernafas dengan mulut
36
Sungkup Muka Sederhana
37
Sungkup Muka Dengan Kantong Rebreathing
38
Sungkup Muka Dengan Kantong Nonrebreathing
39
• SUNGKUP VENTURI
– Memberikan aliran oksigen bervariasi
dengan konsentrasi 24 - 50 %.
– Dipakai pada pasien dengan tipe
ventilasi tidak teratur.
40
• Kerugian pada penggunaan sungkup :
– Mengikat (sungkup harus terus melekat
pada pipi / wajah pasien untuk mencegah
kebocoran).
– Lembab
– Pasien tidak dapat makan, minum, atau
berbicara.
– Dapat terjadi aspirasi jika pasien aspirasi
jika pasien mutah, terutama pasien tidak
sadar
41
Selamat Belajar dan Berkarya
42