Kelompok LP
“Resiko Bunuh
Diri”
Ns. Yesi Rahmawati, S.Kep
Nama Anggota kelompok
S1 Perawat Tingkat 3, STIKes Wijaya Husada Bogor
d) impulsif
Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah dan mengasingkan
h) diri)
Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis dan
i) menyalah gunakan alcohol)
j) Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal)
3) Rentang Respon
< >
Adaptif Maladaptif
• Peningkatan diri seseorang dapat meningkatan proteksi atau pertahanan diri secara wajar
terhadap situasional yang membutuhhkan pertahanan diri sebagai contoh seseorang
mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan
ditembat kerjanya.
• Beresiko destruktif seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku
destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat
mempertahankan diri seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap
tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.
• Destruktif diri tidak lansung seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladatif)
terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena
pandangan pimpinan terhaadap kerjanya tidak loyal maka seorang karyawan menjadi tidak
masuk kantor atau bekerja seenaknya tidak optimal.
• Pencederaan diri seorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat
hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
• Bunuh diri seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang.
4) Faktor predisposisi
Lima factor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku destruktif diri sepanjang siklus
kehidupan adalah sebagai berikut:
a. Diagnosis psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri mempunyai
riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk
melakukan tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
b. Tiga kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko bunuh diri adalah antipati,
impulsif, dan depresi.
c. Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah pengalaman kehilangan,
kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian Kekuatan dukungan sosial sangat penting dalam
menciptakan intervensi yang terapeutik, dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab
masalah,negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Respon
seseorang dalam menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.
Lanjutan…..
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor penting yang dapat
menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri
e. faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat kimia
yang terdapat di dalam otak seperti serotonin dan Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui
rekaman dopamine. gelombang otak ElectroEncephalo Graph(EEG).
5) Faktor Presipitasi
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat
melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar memilih untuk
melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak
factor, baik factor social maupun budaya. Struktur social dan kehidupan bersosial
dapat menolong atau bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri.
Isolasi social dapat menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseorang
untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan masyarakat lebih
mampu mentoleransi stress dan menurunkan angka bunuh diri. Aktif dalam
kegiatan agama juga dapat mencegah seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
7) Mekanisme Koping
>
Resiko bunuh diri Care problem
>
Isolasi Sosial
Subjektif:
• Menginginkan keinginan bunuh diri, mengungkapkan keinginan
untuk mati.
• Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
• Ada riwayat, berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari klien.
• Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang
Resiko bunuh diri mematikan.
• Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.
Objektif:
• Impulsif.
• Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh).
Lanjutan…
F. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
G. Rencana Tindakan Keperawatan
Ancaman atau percobaan bunuh diri dengan diagnosis: Resiko Bunuh Diri
Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk melindungi klien yang mengancam atau
mencoba bunuh diri:
Tujuan: keluarga perperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau
mencoba bunuh diri.
Tindakan:
✓ Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi klien serta jangan pernah meninggalkan
klien sendirian.
✓ Menganjurkan keluarga untuk membawa perawat menjauhi barang-barang berbahaya
disekitar klien.
✓ Mendiskusikan dengan keluarga untuk menjaga klien agar tidak sering melamun sendiri.
✓ Menjelaskan kepada keluarga pentingnya klien minum obat secara teratur.
Lanjutan…
Tujuan:
Tindakan Keperawatan:
✓ Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta
bantuan dari keluarga atau teman.
✓ Meningkatkan harga diri klien, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Lanjutan…
Tindakan keperawatan: