Anda di halaman 1dari 25

Tugas

Kelompok LP
“Resiko Bunuh
Diri”
Ns. Yesi Rahmawati, S.Kep
Nama Anggota kelompok
S1 Perawat Tingkat 3, STIKes Wijaya Husada Bogor

Rizka Dwi Sekar Ningtias Rizky Inayah Nur Silvi Anemas


152010058 Sakinah 152010066
152010060

Siti Nur Halimah Siti Nurdianah Septian Sulistianingsih


152010068 152010069 152010071

Suminar Suntiawati Tiara Apriliani


152010072 152010073 152010074
Laporan Pendahuluan
A. Masalah Utama
Resiko Bunuh Diri

B. Proses Terjadinya Masalah


1) Definisi
• Bunuh diri boleh didefinisikan sebagai meregut nyawanya sendiri dengan
menganggap bahwa masalah akan selesai apabila individu membunuh diri
(Hong Kok Pan, 2018).
• Bunuh diri juga boleh ditafsirkan dengan kelakuan spontan timbul disebabkan
seseorang itu tidak dapat mengawal emosi, berputus asa, dan menganggap
kehidupannya tidak dapat diteruskan dan tidak berguna lagi (Akmal, 2019).
• Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian yang kerap terjadi pada
individu yang memiliki masalah gangguan mental. Bunuh diri dapat berawal dari
depresi yang terjadi dalam diri penderita (2019).
• Bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dengan
kecenderungan peningkatan pada kelompok anak dan remaja (2018).
2) Tanda dan Gejala

a) Mempunyai ide untuk bunuh diri

b) Mengungkapkan keinginan untuk mati

c) Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusan

d) impulsif

e) Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh)

f) Memiliki riwayat percobaan bunuh diri

Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis


g) mematikan)
Lanjutan…

Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah dan mengasingkan
h) diri)

Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis dan
i) menyalah gunakan alcohol)

j) Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal)
3) Rentang Respon

< >

Adaptif Maladaptif

Peningkatan Pertumbuhan Perilaku Pencederaan Bunuh diri


diri peningkatan destruktif diri diri
beresiko tak langsung
Lanjutan…
Rentang Respons:

• Peningkatan diri seseorang dapat meningkatan proteksi atau pertahanan diri secara wajar
terhadap situasional yang membutuhhkan pertahanan diri sebagai contoh seseorang
mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan
ditembat kerjanya.
• Beresiko destruktif seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku
destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat
mempertahankan diri seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap
tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.
• Destruktif diri tidak lansung seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladatif)
terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena
pandangan pimpinan terhaadap kerjanya tidak loyal maka seorang karyawan menjadi tidak
masuk kantor atau bekerja seenaknya tidak optimal.
• Pencederaan diri seorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat
hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
• Bunuh diri seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang.
4) Faktor predisposisi
Lima factor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku destruktif diri sepanjang siklus
kehidupan adalah sebagai berikut:

a. Diagnosis psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri mempunyai
riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk
melakukan tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
b. Tiga kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko bunuh diri adalah antipati,
impulsif, dan depresi.
c. Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah pengalaman kehilangan,
kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian Kekuatan dukungan sosial sangat penting dalam
menciptakan intervensi yang terapeutik, dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab
masalah,negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Respon
seseorang dalam menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.
Lanjutan…..

d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor penting yang dapat
menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri
e. faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat kimia
yang terdapat di dalam otak seperti serotonin dan Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui
rekaman dopamine. gelombang otak ElectroEncephalo Graph(EEG).
5) Faktor Presipitasi

Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress


berlebihan yang dialami oleh individu. Pencetusnya sering
kali berupa kejadian hidup yang memalukan. Faktor lain
yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau
membaca melalui media mengenai orang yang
melakukan bunuh diri
6) Sumber Koping

Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat
melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar memilih untuk
melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak
factor, baik factor social maupun budaya. Struktur social dan kehidupan bersosial
dapat menolong atau bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri.
Isolasi social dapat menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseorang
untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan masyarakat lebih
mampu mentoleransi stress dan menurunkan angka bunuh diri. Aktif dalam
kegiatan agama juga dapat mencegah seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
7) Mekanisme Koping

Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang


berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial. Regionalization, dan
magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang
tanpa memberikan koping alternatif. Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan
mekanisme koping ancaman bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir
untuk mendapatkan pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang
terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri seseorang.
C. Pohon Masalah

Bunuh diri Akibat

>
Resiko bunuh diri Care problem
>

Isolasi sosial Penyebab


>

Harga diri rendah kronis Penyebab


D. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Isolasi Sosial

Resiko Bunuh Diri

Bunuh Diri Harga Diri Rendah


E. Data Yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji

Subjektif:
• Menginginkan keinginan bunuh diri, mengungkapkan keinginan
untuk mati.
• Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
• Ada riwayat, berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari klien.
• Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang
Resiko bunuh diri mematikan.
• Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.

Objektif:
• Impulsif.
• Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh).
Lanjutan…

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji

• Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan penyalahgunaan


alcohol).
• Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal).
• Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan
dalam karier).
• Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun.
• Status perkawinan yang tidak harmonis.

F. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
G. Rencana Tindakan Keperawatan
Ancaman atau percobaan bunuh diri dengan diagnosis: Resiko Bunuh Diri

• Tindakan keperawatan klien yang mengancam atau mencoba bunuh diri

Tujuan: klien tetap aman dan selamat


Tindakan: melindungi klien

Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk melindungi klien yang mengancam atau
mencoba bunuh diri:

✓ Tetap menemani klien sampai dipindahkan ke tempat yang lebih aman.


✓ Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya: pisau, gelas, silet, ikat pinggang dan
lain-lain.
✓ Memastikan bahwa klien benar-benar telah meminum obatnya. Jika klien mendapatkan
obat.
✓ Menjelaskan dengan lembut pada klien bahwa saudara akan melindungi klien sampai klien
melupakan keinginan bunuh diri.
Lanjutan…

• Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan klien percobaan bunuh diri

Tujuan: keluarga perperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau
mencoba bunuh diri.

Tindakan:

✓ Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi klien serta jangan pernah meninggalkan
klien sendirian.
✓ Menganjurkan keluarga untuk membawa perawat menjauhi barang-barang berbahaya
disekitar klien.
✓ Mendiskusikan dengan keluarga untuk menjaga klien agar tidak sering melamun sendiri.
✓ Menjelaskan kepada keluarga pentingnya klien minum obat secara teratur.
Lanjutan…

• Tindakan keperawatan untuk klien yang menunjukkan isyarat bunuh diri:

Tujuan:

a) Klien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya.


b) Klien dapat mengungkapkan perasaannya.
c) Klien dapat meningkatkan harga dirinya.
d) Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.

Tindakan Keperawatan:

✓ Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta
bantuan dari keluarga atau teman.
✓ Meningkatkan harga diri klien, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Lanjutan…

❑ Membeeri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.


❑ Berikan pujian bila klien dapat mengungkapkan perasaan yang positif.
❑ Meyakinkan klien bahwa dirinya berarti untuk orang lain.
❑ Mendiskusikan tentang keadaaan yang sepatutnya disyukuri oleh klien.
❑ Merencanakan aktivitas yang dapat klien lakukan.

✓ Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara sebagai berikut:

❑ Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan masalahnya.


❑ Mendiskusikan dengan klien efektivitas masing-masing cara penyelesaian masalah.
❑ Mendiskusikan denga klien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik.
Lanjutan…
• Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan anggota keluarga yang menunjukkan
isyarat bunuh diri

Tujuan: keluarga mampu merawat klien dengan resiko bunuh diri.

Tindakan keperawatan:

✓ Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri.


✓ Mengajarkan keluarga cara melindungi klien dari perilaku bunuh diri.
✓ Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila klien melakukan
percobaan bunuh diri.
✓ Membantu keluarga mencari rujukan ke rumah sakit atau puskesmas untuk mendapat
bantuan medis.
✓ Memberikan informasi tentang nomor telepon gawat darurat.
✓ Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan klien berobat / control secara teratur
untuk mengatasi masalah bunuh dirinya.
✓ Menganjurkan keluarga untuk membantu klien minum obat sesuai prinsipo enam benar
yaitu: benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara penggunaannya,
benar waktu penggunaannya, dan benar pencatatannya.
KESIMPULAN

Resiko bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang


langsung dan disengaja untuk mengakhiri
kehidupan.

Bunuh diri merupakan tindakan agresif, melukai diri


sendiri, merusak dirinya dan selanjutnya mengakhiri
kehidupannya.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai