Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN KASUS HDR DU RUANG ANTAREJA RSJ Prof Dr.


Soeroyo Magelang

Nama : Eli Novitasari


Nim : 212019010008
Kelas : 2A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


Tahun Ajaran 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
A. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. ( Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan. ( Towsend,2008)
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat BA,2006)

B. Etiologi
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi
secara :
1) Situsional
Yaitu terjadi trauma yang tiba tiba , misalnya harus operasi, kecelakaan, di
cerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu (korban perkosaan, di tuduh KKN, dipenjara tiba tiba)
Pada klien yang di rawat dapat terjadi harga diri rendah, karena:
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
b. akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/
sakit/ penyakit.
c.  Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan.
1) Kronik

Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu


sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat
ditemukan pa da klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan
jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah
kegagalantumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007)

C. Tanda dan Gejala


Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan dengan harga
diri rendah antara lain :
1) Mengkritik diri sendiri
2) Menarik diri dari hubungan social
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Perasaan lemah dan takut
5) Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
6) Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
7) Hidup yang berpolarisasi
8) Ketidakmampuan menentukan tujuan
9) Merasionalisasi penolakan
10) Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
11) Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan ) Sedangkan
menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga diri rendah yaitu :
- Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Merendahkan martabat
- Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
- Percaya diri kurang
- Menciderai diri
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi
secara:
2) Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
d. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
e. akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/
sakit/ penyakit.
f.  Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan.
3) Kronik

Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu


sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat
ditemukan pa da klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan
jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah
kegagalantumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007)

Tanda dan Gejalanya :

a. Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan


orang lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan
sesuatu.
b.  Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan
tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak
murung.
D. Akibat
Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang
rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selajutnya hal ini menyebutkan
penampilan seseorang yang tidak optimal. Harga diri rendah muncul saat
lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya.
Ketika seseorang mengalami harga diri rendah,maka akan berdampak pada orang
tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan cenderung menyendiri dan
menarik diri.( Eko P,2014)
Harga diri rendah dapat berisiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik diri. Isolasi
sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah
laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial( DEPKES,2003)
Tanda dan gejala :
- Data Subyektif :
1) Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
2) Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
3) Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
- Data Obyektif :
1) Kurang spontan ketika diajak bicara 
2) Apatis
3) Ekspresi wajah kosong
4) Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
5) Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

E. Patofisiologi
Proses terjadinya harga diri rendah dimulai dari akibat factor predisposisi yang
diantaranya pengalaman kanak-kanak yang merupakan factor kontribusi pada
gangguan konsep diri, arah yang tidak menerima kasih sayang, individu yang
kurang mengerti akan arti dan tujuan kehidupan akan gagal menerima
tanggungjawab untuk diri sendiri, penolakan orang tua, harapan realistic. Selain
factor predisposisi, factor presipitasi juga salah satu penyebab terjadinya harga
diri rendah yang di antaranya pola asuhan anak yang tidak cepat atau di turuti,
kesalahan dan kegagalan berulang kali, cita cita yang tidak dapat di capai gagal
dan bertanggung jawab untuk diri sendiri.
F. Pathway

Resiko Perilaku Kekerasan ( Effect )

Isolasi sosial ( Core Problem )

Harga Diri Rendah

Gangguan konsep diri ( Causa )

2. Data yang perlu dikaji:


A. Isolasi sosial: menarik diri
Data yang perlu dikaji:
1) Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar, banyak
diam.
2) Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.
B. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Data yang perlu dikaji:
1) Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2) Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
C. Gangguan Konsep diri
Data yang perlu dikaji:
1) Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena keadaan
tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena  keadaan
tubuhnya yang cacat.
2) Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, suara pelan dan
tidak jelas, tampak menangis
3. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Harga diri rendah
c. Gangguan konsep diri.
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I : Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus  :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
1) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau mau bergaul
3) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
4) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
(tidur, marah, menyibukkan diri dll)
2) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
3) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
4) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
5) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
6) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
7) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
8) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
9) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social
Tindakan:
1) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
2) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
- Klien – Perawat
- Klien – Perawat – Perawat lain
- Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
- Klien – Keluarga atau kelompok masyarakat
3) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
5) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
6) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
7) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
1) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
2) Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain.
3) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
f. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- Salam, perkenalan diri
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
- Eksplorasi perasaan klien
2) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
- Perilaku menarik diri
- Penyebab perilaku menarik diri
- Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
- Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
- Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
- Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.

Diagnosa II : harga diri rendah

Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

Tujuan khusus:

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.


Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik:
1) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
3) Utamakan memberi pujian yang realistik.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
1) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
d. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
2) Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien dengan
harag diri rendah.
2) Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
Diagnosa III : Gangguan Citra Tubuh.

Tujuan umum: klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya


Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat
dan topik pembicaraan)
2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
b.  Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian
yang realistis
3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
d. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan:
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan:
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
STRATEGI PELAKSANAAN I (SP)

Masalah Utama           : Harga Diri Rendah

Proses Keperawatan

A. Kondisi klien

Data Subyektif Data Obyektif


1. Mengkritik diri sendiri. 1. Perasaan tidak mampu.
2. Penolakan terhadap kemampuan 2. Penurunan produktifitas
diri 3. Terlihat dari kurang
3. Pandangan hidup yang pesimis memperhatikan perawatan diri
4. Selera makan kurang 4. Tidak berani menatap lawan
bicara.
5. Lebih banyak menunduk.
6. Berpakaian tidak rapih.

B. Diagnosa perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah


C. Tujuan : Untuk meningkatkan harga diri yang positif pada pasien
D. Tindakan Pelaksanaan I
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar
kegiatan)
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan) ): buat daftar kegiatan yangdapat dilakukan saat ini
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilh (alat dan cara melakukannya)
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per minggu
E. Strategi Komnikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Lila Vega senang dipanggil Lila ,
saya mahasiswa keperawatan STIKES Karya husada semarang, saya akan merawat
ibu dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti. Nama ibu siapa?, senang dipanggil
apa?
b) Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini? Jadi ibu merasa tidak berguna kalau
dirumah?
c) Kontrak
1) Topik :
Baik lah bagaimana kalau kita membicarakan tentang perasaan ibu dan
kemampuan yang ibu miliki? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih beberapa kegiatan
untuk kita latih .
2) Waktu :
Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30 menit?
3) Tempat :
Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.
2. Fase Kerja
Coba sekarang ibu sebutkan kemampuan apa saja yang ibu pernah miliki?,
bagus apalagi bu? Kegiatan rumah tangga yang bisa ibu lakukan? Bagus, apalagi bu?
Wah bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki. Nah sekarang dari
lima kemampuan yang ibu miliki mana yang masih dapat dilakukan dirumah sakit?
Coba kita lihat yang pertama bisa bu? Yang kedua bu? ( sampai yang kegiatan
yang kelima). Bagus sekali, ternyata ada empat kegiatan yang masih dapat ibu
lakukan dirumah sakit.
Nah dari keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan dirumah sakit,
mana yang dilatih hari ini?. Baik mari kita latihan menyapu lantai, tujuannya yaitu
untuk membuat lingkungan disekitar ibu bersih dan nyaman.
Nah sekarang kita ambil sapu terlebih dahulu kemudian ibu mau mulai
darimana, bagaimana kalau kita mulai menyapu dari sisi kanan dulu kemudian kesisi
kiri kemudian dikumpulkan dan dibuang di tempat sampah. Nah sekarang giliran ibu
yang mencoba.Bagus sekali ibu. Menurut ibu bagaimana perbedaan lantai sebelum
dan sesudah di sapu? Bersih ya bu dan terlihat indah dan bisa membuat ibu nyaman.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan menyapu lantai?
b. Evaluasi objektif :
- Coba sekarang ibu sebutkan alat apa saja yang digunakan untuk menyapu?
Bagus
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu
melakukannya? Bagus 2 kali…pagi-pagi setelah bangun tidur dan jam 4 setelah
istirahat siang. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawta ibu beri tanda M,
tapi kalau ibu sudah menyapu dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B,
tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.
d. Kontrak
1) Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang
kedua.
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 8 pagi ya.
3) Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 8 ya w. Assalamualaikum ibu.
STRATEGI PELAKSANAAN II(SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Masalah utama : Harga Diri Rendah
Proses Keperawatan

B. Kondisi klien
1) Klien mampu mengkritik diri sendiri
2) Klien mampu melakukan kemampuan pertama dengan baik
3) Klien mampu menatap lawan bicara
C. Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
D. Strategi pelaksanaan tindakan II
1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan masing2 dua kali per hari
E. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya
kemarin saya datang lagi.

b. Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang
ibu rasakan? Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah
berkurang. Bagaimana dengan kegiatan yang kemarin yaitu menyapu? Bagus kalau
ibu sudah melakukan
Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata ibu telah melakukan
menyapu sesuai jadwal, lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melakukan
menyapu dengan teratur?

c. Kontrak :
1) Topik :
Sekarang kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua. Hariini kita
mau latihan cuci piring kan?
2) Waktu :
Kita akan melakukan latihan cuci piring selama 30 menit bu

3) Tempat :
Dimana tempat mencuci piringnya bu?

2. Fase kerja
Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk mencuci
piring. Menurut ibu apa saja yang kita perlu kita siapkan saat mencuci piring?, ya bagus,
jadi sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan alatnya yaitu sabun cuci piring dan
spoons untuk mencuci piring. Selain itu juga tersedia air bersih untuk membilas piring
yang telah kita sabuni.
Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci yang biasa ibu
lakukan? Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum kita mencuci piring pertama kita
bersihkan piring dari sisa-sisa makanan dan kita kumpulkan disuatu tempat atau tempat
sampah. Kemudian kita basahi piring dengan air, lalu sabuni seluruh permukaan piring,
dan kemudian dibilas hingga bersih sampai piringnya tidak teras licin lagi. Kemudian kita
letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada piring dan gelas, maka yang pertama kali
kita cuci adalh gelasnya, setelah itu baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu. Bagus
sekali, ibu telah mencuci piring dengan cara yang baik. Menurut ibu bagaiman perbedaan
setelah piring dicuci dibandingkan tadi sebelum piring belum dicuci?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci piring?
b. Evaluasi objektif :
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring yang baik bu? Bagus bu.
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu
melakukannya? Bagus 3 kali…setelah selesei makan sarapan, siang dan malam ya
bu. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu
mencuci piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak
melakukannya ibu buat T.
d. Kontrak
1) Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang ketiga.
b) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
c) Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi
disini jam 10 ya, wassalamu’alaikum ibu.
STRATEGI PELAKSANAAN III(SP)

Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Masalah utama : Harga Diri Rendah

Proses Keperawatan

A. Kondisi klien
1. Pasien sudah mampu melakukan kemampuan 1 dan 2 dengan baik
2. Berpakaian rapi
3. Tidak banyak menunduk
B. Diagnose Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
C. Strategi pelaksanaan tindakan III
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan di latih
3. Latih kegiatan ketiga ( alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga kegiatan masing2 dua kali per hari
D. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya
kemarin saya datang lagi.

b. Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang ibu
rasakan? Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah
berkurang.
Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang menyapu lantai sudah
dikerjakan. Bagus sekali, boleh saya lihat lantainya? Lantainyabersih sekali.
Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba kita lihat tempat cuci
piringnya? Bersih sekali tidak ada piring dan gelas yang kotor, semua sudah rapi di rak
piring.wah ibu luar biasa smua kegiatan dikerjakan sesuai jadwal. lalu apa manfaat yang
ibu rasakan dengan melaukan kegiatan secara terjadwal?

c. Kontrak :
1. Topik :
Sekarang kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang ketiga. Hari kita mau
latihan menyiram tanaman? Tujuan pertemuan pagi ini adalah agar tanaman
tumbuh sehat.

2. Waktu :
Kitaakan melakukan latihan menyiram tanaman selamaa 30 menit bu

3. Tempat :
Ibu mau menyiram tanaman disebelah mana? Bagaimana kalau tanaman yang
sebelah kamar ibu saja?

2. Fase kerja
Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk menyiram tanaman?, bagus
sebelum mulai kita mengambil air kedalam ceret lalu kita pilih bunga mana yang akan
kita siram. Ya bagus sekali ibu sudah mentiram tanaman semuanya. Menurut ibu
bagaiman perbedaan sebelum dan sesudah menyiram tanaman?

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan menyiram tanaman?
b. Evaluasi objektif :
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah menyiram tanaman yang benar? Bagus
bu.

c. Rencana Tindak Lanjut


Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu
melakukannya? Bagus 2 kali…jam berapa ibu mau melakukannya ,jadi ibu mau
melaukannya jam 8 pagi dan jam 5 sore. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan
perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau diingatkan
perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.

d. Kontrak
1. Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang keempat.
2. Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

3. Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 10 ya w. Assalamualaikum ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-
Raven Publisher. 1998
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP
Bandung. 2000

Anda mungkin juga menyukai