Anda di halaman 1dari 42

KONSEP DASAR ASKEP DENGAN

GANGGUAN KESEHATAN JIWA (ISOLASI


SOSIAL DAN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN)

Siti Hanifatun Fajria, S.Kep., Ns., M.K.M


ASKEP JIWA DENGAN
ISOLASI SOSIAL
Definisi

Isolasi Sosial adalah keadaan dimana seorang


individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya (Damayanti, 2008)
Etiologi
Faktor Perkembangan
Kurangnya Stimulasi, kasih sayang,
perhatian dan kehangatan dari ibu/
pengasuh pada bayi akan memberikan rasa
tidak aman yang dapat menghambat
terbentuknya rasa percaya diri
Faktor Biologis

Genetik merupakan salah satu faktor pendukung


gangguan jiwa. Insiden tertinggi skizofrenia
ditemukan pada keluarga yang anggota
Faktor Sosial
Budaya

Norma-norma salah yang dianut oleh satu


keluarga seperti anggota tidak produktif
diasingkan dari lingkungan
Faktor Presipitasi

Stressor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat


ditimbulkan oleh faktor internal maupun
eksternal.
Tanda dan Gejala
• Kurang Spontan
• Apatis
• Eksprei wajah kurang berseri (sedih)
• Afek tumpul
• Tidak merawat dan memperhatikan
kebrsihan diri
• Komunikasi verbal menurun/ tidak
ada
• Mengisolasi
• Tampak memisahkan diri dari orang
lain
• Tidak/ kurang sadar thd lingkungan
sekitar
• Makan dan minum terganggu
• Retensi urin dan feses
Rentang Respon Sosial
ASUHAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
PERILAKU KEKERASAN
Pengertian

Keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat


membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif.
RESPON MARAH

Adaptif Maladaptif
Frustasi Agressif

Assertif Amuk
Pasif
• Asertif : Kemarahan yang diungkapkan
tanpa menyakiti atau menyalahkan
orang lain, dan memberikan kelegaan
• Frustasi : Gagal mencapai tujuan
karena tidak realitas atau terhambat,
tidak dapat menemukan alternatifnya
• Pasif : Diam, tidak mampu
mengungkapkan perasaan, tidak
berdaya dan menyerah.
• Agresif : Tindakan destruktif tapi
masih terkontrol. Klien
mengekspresikan secara fisik tapi
masih terkontrol, mendorong orang lain
dengan ancaman
• Amuk : Tindakan destruktif yang tidak
terkontrol. Perasaan marah dan
bermusuhan yang kuat, hilang kontrol
disertai amuk dan merusak lingkungan
POHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain , &
lingkungan
core
Perilaku kekerasan

Koping individu tidak efektif


Faktor
Presipitasi

Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang PD,
ekspresi diri, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
Lingkungan
Padat, bising , panas, penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai, kesulitan mengkonsumsi kebutuhan dasar dalam
keluarga
Interaksi
Konflik, provokatif,
Riwayat perilaku antisosial (penyalahgunaan obat,
Faktor
Biological Predisposisi
theory
 Neurologic factor
 Genetic factor Kazuo
Murakami (2007) adanya
potensi agresif yang
dominan gen karyotype
XYY
 Cyrcardian rhytm pe↑
kortisol
Faktor
Predisposisi

Biological theory
 Biochemistry factor pe↑ norepinefrin, dopamin dan androgen,
pe↓ serotonin dan GABA (Gamma Amino Butiric Acid)
 Brain area disorder gangguan sistem limbik dan lobus temporal
tumor, trauma, ensefalitis, epilepsi
 Kerusakan fungsi sistem limbik (untuk emosi dan perilaku),
lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus
temporal (untuk interpretasi indera penciuman dan
memori).
Psychological
theory
 Psychoanalitical
theory  instinctual
drives
 Frustation-Agression
theory tujuan
terhambat  agresif
Behavioral
theory
 Social learning theory
 Imitation, modelling and
information processing
theory Reinforcement
(Observasi  Stimulasi 
Adopsi)
Faktor Predisposisi

 Herediter
 Social control  support system
 Tipe kepribadian  Introvert
 Koping individu
 Koping keluarga
Tanda Gejala
 Fisik

 Muka merah dan tegang


 Postur tubuh kaku
 Mata melotot/pandangan
 Pandangan tajam
tajam
 Mengatup rahang dengan
 Tangan mengepal
kuat
 Rahang mengatup
 Jalan mondar-mandir
 Wajah memerah dan tegang
Verbal

 Bicara kasar
Mengumpat dengan kata-
 Nada suara tinggi,
kata kotor
membentak, berteriak
Suara keras
 Mengancam secara
Ketus
verbal/fisik
Perilaku

• Melempar/memukul
benda/orang lain
• Merusak lingkungan
• Menyerang orang lain
• Amuk/agresif
• Melukai diri
sendiri/orang lain
Emosi
• Tidak adekuat
• Merasa tidak aman
• Rasa terganggu
• Dendam dan jengkel
• Bermusuhan
• Mengamuk
• Ingin berkelahi
• Menyalahkan dan
Kognitif/
Intelektual

 Mendominasi  Berdebat
 Cerewet  Meremehkan
 Kasar  Sarkasme
Tanda dan Gejala 
SOSIAL
• Menarik diri
• Pengasingan
• Penolakan
• Ejekan
• Sindiran
Proses terjadinya
masalah
Perilaku yang berkaitan
dengan perilaku kekerasan
antara lain :
• Menyerang atau menghindar
(fight or flight)
• Menyatakan secara asertif
(assertiveness)
• Memberontak (acting out)
• Perilaku kekerasan
Peran Perawat
1. STRATEGI PREVENTIF
1. Kesadaran Diri
2. Pendidikan Klien
3. Latihan Asertif
2. STRATEGI ANTISIPASIF
1. Komunikasi
2. Perubahan lingkungan
3. Tindakan Psikofarmakologi
3. STRATEGI
PENGURUNGAN
1. Manajemen krisis
2. Seclusion
3. Restrain
Lanjutan...
1. KESADARAN DIRI : perawat harus
meningkatkan kesadaran diri,
memisahkan masalah pribadi dan masalah
klien
2. PENDIDIKAN KLIEN :
mengajarkan cara komunikasi, cara
mengekspresikan marah dengan tepat,
respon adaptif dan maladaptif
3. LATIHAN ASERTIF : kemampuan
dasar yang harus dimiliki perawat,
berkomunikasi langsung dgn setiap orang,
mengatakan tidak untuk sesuatu yang
tidak beralasan, sanggup melakukan
Peran perawat
1. KOMUNIKASI : Strategi
komunikasi terapeutik
2. PERUBAHAN LINGKUNGAN
: menyediakan berbagai aktivitas
untuk meminimalkan perilaku
yang tidak sesuai
3. TINDAKAN PERILAKU ;
membicarakan dgn klien
mengenai perilaku yang bisa
diterima dan tidak
Mekanisme koping
• Sublimasi  adanya sasaran pengganti
• Proyeksi  menyalahkan orang lain mengenai kesulitan
atau keinginan yang tidak baik
• Represi  mencegah pikiran masuk ke alam sadar
• Reaksi formasi  mencegah keinginan yang berbahaya
bila diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan
perilaku yang berlawanan dan menggunakan sebagai
rintangan
• Diplacement  melepaskan perasaan tertekan pada objek
yang tidak berbahaya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan


lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
• Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga
diri rendah
INTERVENSI KEPADA PASIEN
• BHSP
• Diskusikan bersama pasien penyebab PK
• Diskusikan perasaan pasien jika terjadi
penyebab PK
• Diskusikan bersama pasien PK yang biasa
dilakukan saat marah
• Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
• Diskusikan bersama pasien cara mengontrol
perilaku kekerasan: Fisik, obat, sosial/verbal,
spiritual
• Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan:
fisik, sosial/verbal, spiritual, dan obat
• Ikut sertakan pasien dalam TAK stimulasi
Persepsi mengontrol PK
Intervensi Keluarga
• Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.
• Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku
kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, serta
perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut).
• Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien
yang perlu segera dilaporkan kepada perawat,
seperti melempar atau memukul benda/orang lain.
• Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien
melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh
perawat.
• Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian
kepada pasien bila pasien dapat melakukan
kegiatan tersebut secara tepat.
• Diskusikan bersama keluarga tindakan yang
harus dilakukan bila pasien menunjukkan
gejala-gejala perilaku kekerasan.
Seclusi (pengekangan fisik)
• Pengekangan fisik secara mekanik
• Isolasi (menempatkan klien dalam suatu
ruangan dimana klien tidak dapat keluar atas
kemauan sendiri)
Restrain
Restrain
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai