Klien dengan
Perilaku
Almina Tarigan
Kekerasan
Keadaandimana seseorang melakukan tindakan yang
dapatPengertian
membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang
tidak konstruktif.
Frustasi
Pasif
MALADAPTIF
Agresif
Amuk/ PK
• Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa
menyakiti atau menyalahkan orang lain, dan memberikan
kelegaan
• Frustasi : Gagal mencapai tujuan karena tidak
realitas atau terhambat, tidak dapat menemukan
alternatifnya
• Pasif : Diam, tidak mampu mengungkapkan perasaan,
tidak berdaya dan menyerah.
• Agresif : Tindakan destruktif tapi masih terkontrol.
Klien mengekspresikan secara fisik tapi masih terkontrol,
mendorong orang lain dengan ancaman
• Amuk : Tindakan destruktif yang tidak terkontrol.
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat, hilang
kontrol disertai amuk dan merusak lingkungan.
Hierarki Agresif
RENDAH 1. Memperlihatkan permusuhan yang rendah
2. Keras dan menuntut
3. Mendekati orang lain dengan ancaman
4. Memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai
5. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
6. Memberi kata-kata ancaman dengan rencana melukai
7. Melukai dalam tingkat ringan tanpa membutuhkan
perawatan medis
8. Melukai dalam tingkat serius dan memerlukan perawatan
TINGGI medis
Faktor Presipitasi
• Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang PD,
ekspresi diri, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
• Lingkungan
Padat, bising , panas, penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai, kesulitan mengkonsumsi kebutuhan dasar dalam
keluarga
• Interaksi
Konflik, provokatif,
• Riwayat perilaku antisosial (penyalahgunaan obat, alkohol)
• Kematian anggota keluarga yang penting
Gejala Klinis
Wawancara:
Perilaku Kekerasan
Faktor predisposisi :
Faktor presipitasi :
1.Genetik
1.Kematian anggota keluarga yang
2.Tipe kepribadian :
penting
introvert
2.Penyalahgunaan Napza
3.Kontrol sosial
Intervensi & Implementasi
Pasien
SP 1
BHSP
Mengidentifikasi marah
Tanda dan gejala yang dirasakan
Mengidentifikasi PK yang biasa dilakukan
Mengidentifikasi akibat dari cara yang dilakukan
Melatih mengendalikan PK dg cara latihan nafas
dalam
Intervensi & Implementasi
Pasien
SP 2
Evaluasi latihan nafas dalam
Melatih mengendalikan PK dg cara fisik kedua (pukul
bantal/kasur)
Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
SP 3
Evaluasi jadwal harian ttg dua cara fisik mengendalikan
PK
Latihan mengungkapkan marah dengan cara verbal
(menolak dg baik, mengungkapkan dg baik,
mengungkapkan perasaan dg baik)
Menyusun jadwal latihan mengungkapkan marah secara
verbal
Intervensi & Implementasi
Pasien
SP 4
Diskusikan hasil latihan mengendalikan PK
secara fisik dan verbal
Bantu klien mengendalikan marah dg cara
spiritual (beribadah dan berdoa)
Beri jadwal latihan beribadah dan berdoa
SP 5
Bantu klien mengendalikan PK dg obat
Intervensi & Implementasi
Keluarga
SP 1
Memberikan HE pd keluarga ttg cara merawat klien PK
dirumah (diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat klien, penyebab, tanda gejala, perilaku yg muncul
akibat PK)
Diskusikan kondisi klien yg perlu dilaporkan ke perawat
SP 2
Melatih keluarga cara-cara mengendalikan kemarahan
SP 3
Membuat perencanaan pulang klien bersama keluarga
Evaluasi
Klien mengatakan mau bercakap-cakap dengan perawat,
Klien mengatakan mau bercakap cakap diruang tamu saja, 10 menit saja
Klien mengatakan marah karena suaminya pergi dengan perempuan lain
Klien mengatakan biasanya dada terasa sesak, tenggorokan sakit, tangan mengepal
S Klien mengatakan jika marah langsung teriak dan membanting barang
Klien mengatakan barang menjadi rusak semua
Klien mengatakan kalau marah biasanya langsung lari-lari saja biar marahnya reda
Klien mengatakan mau latihan mengendalikan marah dengan nafas dalam
Klien terlihat nyaman bercakap-cakap dengan perawat dan menjabat tangan perawat
Klien dapat menyebutkan penyebab nya marah
O Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala marah yang dirasakan serta akibat jika marah dilakukan
Klien mampu menyebutkan apa yang dilakukan jika marah
Klien mampu menyebutkan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam
Klien mampu mendemonstrasikan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam, dengan kooperatif,
bersemangat dan kontak mata yang baik dengan perawat
A Kognitif : Klien dapat menyebutkan penyebab, tanda gejala, dampak marah dan cara mengendalikan marah
dengan nafas dalam
Afektif : Klien kooperatif bercakap-cakap dengan perawat, kontak mata adekuat
Psikomotorik : Klien mampu mendemonstrasikan teknik mengendalikan marah dengan cara latihan nafas
dalam
SP 1 Pasien tercapai
Perawat :
Lanjutkan SP 2 Pasien tentang mengendalikan marah dengan cara pukul bantal diruang perawatan jam 09.00
P Klien :
Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah tarik nafas dalam sesuai jadwal harian setiap hari jam 09.00 dan
15.00
Seclusi (pengekangan fisik)
• Pengekangan fisik secara mekanik
• Isolasi (menempatkan klien dalam suatu ruangan
dimana klien tidak dapat keluar atas kemauan
sendiri)
Restrain
Restrain
Terimakasih