Anda di halaman 1dari 42

Perilaku

Kekerasan
(PK)

Group 5, Presents...
Definisi

Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang


timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang
meningkat dan dirasakan sebagai ancaman.
(Sujono,2009)
Perilaku Kekerasan merupakan respon terhadap
stressor yang dihadapi oleh seseorang, yang
ditunjukan dengan perilaku aktual melakukan
kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan, secara verbal maupun
nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain
secara fisik maupun psikologis
(Berkowitz, 2000).
Etiologi
1. Kehilangan harga diri karena tidak dapat
memenuhi kebutuhan
2. Frustasi akibat tujuan tidak tercapai atau
terhambat
3. Kebutuhan aktualisasi diri yang tidak tercapai
Rentang Respon Marah

adaptiv maladaptive

Asertif frustasi pasif agresif amuk


Respon marah dapat diungkapkan
dengan cara:

• mengungkapkan secara verbal/langsung pada


saat itu
• menekan kemarahan atau pura-pura tidak
marah
(Dalami, Ernawati. 2009)
Signs & Symptom
Fisik
• Muka merah dan tegang • Postur tubuh kaku
• Mata melotot/ • Pandangan tajam
pandangan tajam • Mengatupkan rahang
• Tangan mengepal dengan kuat
• Rahang mengatup • Mengepalkan tangan
• Wajah memerah dan • Jalan mondar-mandir
tegang
Verbal Perilaku

1. Bicara kasar 1. Melempar atau memukul


2. Suara tinggi (membentak benda/ orang lain
atau berteriak) 2. Menyerang orang lain
3. Mengancam secara verbal 3. Melukai diri sendiri/ orang
atau fisik lain
4. Mengumpat dengan kata- 4. Merusak lingkungan
kata kotor 5. Amuk/ agresif.
5. Suara keras
6. Ketus
Perhatian
• Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual
Emosi
• labil, tidak sadar, ekspresi wajah tegang, pandangan tajam, merasa
tidak aman, bermusuhan, marah, bersikeras, dendam, menyerang,
takut, cemas, merusak benda.
Intelektual
• bicara mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan, konsentrasi
menurun, persuasif
Social
• menarik diri, sinis, curiga, agresif, mengejek, menolak kasar.
Spiritual
• ragu-ragu, moral kurang.
Fungsi positif marah
• Energizing function
• Expressive function.
• Self promotional function
• Defensive function.
• Potienting function
• Discriminating function.
Proses terjadinya marah

SKEMA
Batasan ungkapan marah :
Loomis (1970)
1. Menyatakan harapan pada klien dengan cara
positif.
2. Membantu klien menggali alasan dan maksud
tingkah laku klien.
3. Bersama klien menetapkan alternative cara
mengungkapkan marah
Proses keperawatan...
1. Pengkajian
A. faktor predisposisi
Factor factor yang mendukung terjadinya
masalah perilaku kekerasan adalah factor
biologis,psikologis dan sosiokultural.
1. Factor biologis
a. Instinctual drive theory (teori dorongan
naluri)
b. Psycomatic theory (teori psikomatik)
Lanjutan....
2. Factor psikologis
a. Frustasion aggression theory (teori agresif frustasi)
b. Behaviororal theory (teori perilaku)
c. Existensi theory (teori eksistensi)
3. Factor social cultural
d. Social environment theory (theory lingkungan )
e. Social learning theory (theory balajar social )
B. Factor presipitasi
Stressor yang mencetus perilaku kekerasan bagi
setiap individu bersifat unik. Stressor tersebut
dapat disebabkan dari luar maupun dari dalam.
Contoh stressor yang berasal dari luar antara lain
serangan fisik, kehilangan, kematian. Sedangkan
stressor yang berasal dalam adalah putus
hubungan dengan orang yang berarti kehilangan
rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit fisik.
Selain itu lingkungan yang terlalu rebut, padat,
kritikan yang mengarah pada penghinaan,
tindakan dapat memicu perilaku kekerasan.
C. Mekanisme koping
Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme
koping klien sehingga dapat membantu klien
untuk mengembangkan mekanisme koping yang
konstruktif dalam mengekpresikan marahnya.
Mekanisme koping yang umum digunakan
adalah mekanisme pertahanan ego seperti
displacement, sublimasi, proyeksi, depresi,
denial dan reaksi formasi.
D. Perilaku
Perilaku yang berkaitan dengan periaku kekerasan
antara lain:
1. Menyerang atau menghindar
2. Menyatakan secara asertif
3. Membrontak
4. Perilaku kekerasan
Data yang perlu dikaji:
Masalah keperawatan Data yang perlu di kaji

Perilaku kekerasan Subjektif:


 Klien mengancam
 Klien mengumpat dengan kata-kata kotor.
 Klien mengatakan dendam dan jengkel
 Klien mengatakan ingin berkelahi.
 Klien menyalahkan dam menuntut.
 Klien meremekan.
Objektif :
 Mata melotot/ pandangan tajam.
 Tangan mengepal
 Rahang mengatup.
 Wajah memerah dan tegang.
 Postur tubuh kaku.
 Suara keras.
Pohon Masalah
Risiko tinggi mencederai
orang lain
Perubahan persepsi
sensori

Perilaku kekerasan halusinasi

Inefektif proses terapi Gangguan harga diri Isolasi sosial


rendah kronis

Koping Berduka disfungsional


keluargatidakefektif
Diagnosa keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain,dan
lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori, halusinasi
4. Harga diri rendah, kronis
5. Isolasi sosial
6. Berduka disfungsional
7. Inefektif proses terapi
8. Koping keluarga inefektif
Kasus
• Klien, ibu E, 42 tahun masuk RSJ dengan alasan mengamuk,
membanting barang-barang, gelisah tidak bisa tidur, berendam dikamar
mandi berjam-jam (4 jam). Sudah tiga kali dirawat dengan alasan sama
yaitu amuk.
• Penyebab mengamuk biasanya karena ditegur atas kesalahanya (data dari
klien dan keluarga). Klien mengatakan mudah kesal dan jengkel,
membanting-banting barang, merasa bahwa semua barang itu tidak ada
harganya. Klien kelihatan sangat bersemangat, wajahnya tegang, muka
merah saat menceritakan masalahnya, terutama saat menceritakan
suaminya yang sangat kejam dan sering memukulinya. Dulu saat hamil 6
bulan, suaminya menginjak perutnya karena tidak mau menggugurkan
kandunganya sehingga klien mengamuk dan membanting tv. Sejak itu,
suaminya pergi meninggalkan klien sampai sekarang. Kakak dan adik
klien seorang dokter dan berhasil semua, sehingga klien minder bila
berada dalam lingkungan keluarga.
Menurut keluarga, klien mudah marah, cepat
tersinggung, dan selalu merusak lingkungan
(membanting barang) sejak gagal dalam
pendidikan dan perkawinanya. Kalau marah klien
juga biasa mengurung di kamar mandi berjam-
jam. Bila sedang marah, ayah klien tambah
memarahinya sehingga klien menjadi amuk.
Klien tidak mau mandi bila tidak disuruh.
Rambut tampak kotor, kusut, gigi kotor dan
kuning, kuku hitam dan panjang.
Pengkajian
I. I Identitas Klien
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 42 tahun
Nomor CM : 3324
II. Alasan Masuk
Klien masuk RSJ dengan alasan mengamuk,
membanting barang-barang, gelisah tidak bisa tidur,
berendam di kamar mandi berjam-jam (4jam).
III. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu :
Ya
2. Pengobatan sebelumnya : Tidak berhasil
3. Trauma :
Jenis trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Aniaya fisik 

Aniaya seksual

Penolakan 

Kekerasan dalam keluarga 

Tindakan criminal

Lain-lain
Jelaskan:
1. Suaminya yang sangat kejam dan sering memukulinya. Suaminya
menginjak perutnya karena tidak mau menggugurkan kandungannya
saat hamil 6 bulan.
2. –
3. Penolakan, bila klien sedang marah ayah klien tambah memarahinya,
sehingga klien menjadi amuk.
4. Kekerasan dalam keluarga. Suami klien sangat kejam dan sering
memukulinya.
Masalah Keperawatan: Resiko tinggi kekerasan
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa: tidak ada
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Dulu saat hamil 6 bulan, suaminya menginjak perut klien karena tidak
mau menggugurkan kandungannya sehingga klien mengamuk dan
membanting TV. Klien mudah marah, cepat tersinggung dan selalu
merusak lingkungan sejak gagal dalam pendidikan dan
perkawinannya.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital :
a. Tensi : 150/90 mmHg
b. Nadi : 102 x/mnt
c. Suhu : 36,5 ˚C
d. RR : 24 x/mnt
2. Ukuran BB : 50kg TB : -
3. Keluhan fisik : tidak ada 
V. Psikososial
1. Genogram :

Keterangan :
laki-laki perempuan klien
2. Konsep diri
1. Identitas diri : Klien mengatakan tidak
bekerja
2. Peran : - Klien mengatakan tidak
bisa menjadi istri dan anak
yang baik.
3. Ideal diri : - Klien mengatakan tidak
ingin menggugurkan
kandungannya.
4. Harga diri : Klien merasa minder karena
kakak dan adinya seorang
dokter dan berhasil semua.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah.
3. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti : Suami
2. Peran serta kegiatan kelompok/ masyarakat : klien
tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok ( sosial )
dilingkungan
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Merasa minder karena kakak dan adiknya berhasil
semua tetapi klien gagal dalam pendidikan dan
perkawinannya.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial.
4. Spiritual : Klien mengatakan beragama islam
tetapi semenjak suaminya meninggalkan klien,
klien tidak pernah menjalankan ibadah.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan : Tidak rapi
Jelaskan : klien tampak kotor, rambut kotor, kusut, gigi kotor dan
kuning, kuku hitam dan panjang.
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri.
2. Pembicaraan : Keras
Jelaskan : klien kelihatan sangat bersemangat, wajah tegang, muka
merah ketika menceritakan masalahnya, terutama saat menceritakan
suaminya yang sangat kejam dan sering memukulinya.
3. Aktivitas Motorik : tegang
Jelaskan : klien mengatakan mudah kesal dan jengkel, membanting-
banting barang, merasa bahwa semua barang itu tidak ada harganya.
4. Afek dan Emosi : Amarah
Jelaskan : klien mudah marah, cepat tersinggung dan selalu merusak
lingkungan ( membanting barang), kalau marah klien juga biasa
mengurung di kamar mandi berjam-jam.
Masalah keperawatan : Resiko mencederai diri.
5. Interaksi selama wawancara : mudah tersinggung
Jelaskan : menurut keluarga klien mudah marah, cepat tersinggung
dan selalu merusak lingkungan sejak gagal dalam pendidikan dan
perkawinannya.
Masalah keperawatan : Resiko tinggi perilaku kekerasan.
6. Persepsi Sensori
1. Apakah ada gangguan : tidak ada.
2. Halusinasi : tidak ada.
3. Ilusi : tidak ada.
7. Proses pikir
a. Proses pikir : klien terlihat pandangan tajam saat di ajak
berkomunikasi. Klien terlihat menyendiri.
b. Isi pikir : klien saat ini berpikir pesimisme, dimana klien
berpandangan bahwa masa depan dirinya suram karena pendidikan
dan perkawinannya gagal.
8. Tingkat Kesadaran :
a. waktu : klien kurang dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ,
dan dia kurang mengerti kapan saja waktu ia harus mandi
b. tempat : klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ
c. orang : kilen dapat mengenali seseorang.
9. Memori : Klien mampu mengingat kejadian
yang telah lalu, misalnya saat suaminya
menginjak perut klien ketika hamil 6 bulan.
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung : Klien
mampu berhitung dengan baik, saat diberi
soal penambahan, klien mampu menjawab
dengan baik.
Proses terjadinya masalah

1. Predisposisi
a. Suaminya sangat kejam dan sering memukulinya
b. Saat hamil 6 bulan suaminya menginjak perutnya karena tidak
mau menggugurkan kandungannya
c. Suaminya meninggalkan klien setelah menginjak perut klien
2. Presipitasi
d. Ditegur atas kesalahannya dengan membanting barang dan
berendam di kamar mandi berjam-jam
e. Kakak dan adiknya seorang dokter dan berhasil semua sehingga
menimbulkan perasaan minder pada diri klien.
3. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan klien yaitu maladaptif dengan
membanting barang, mudah tersinggung, cepat marah dan merusak
lingkungan dan merendam diri di kamar mandi selama berjam-jam
4. Penilaian primer
Menurut kelompok kami, stressor yang mempengaruhi keadaan klien
saat ini sangat berarti untuk klien. Karena semua stressor tersebut
membuat keadaan klien terutama aspek afektif yaitu pengendalian diri
klien terhadap emosi klien terganggu yang ditandai dengan klien sulit
untuk mengendalikan emosi dan sering mengamuk karena perasaan
minder terhadap keluarganya dan klien yang dimarahi ayahnya saat
klien berendam dikamar mandi selama berjam-jam.
5. Penilaian sekunder
a. Dari sisi ekonomi secara tersirat nampak bahwa ekonomi klien lebih
rendah dibandingkan dengan saudara dan keluarganya
b. Dari sisi pendidikan klien juga lebih rendah dari saudaranya kakak
dan adiknya yang menjadi dokter dan berhasil semua.
c. Dari sisi dukungan social, yang dimiliki klien sangat rendah terbukti
dengan ayah klien yang memarahinya disaat klien marah dan
berendam dikamar mandi selama berjam-jam.
d. Motivasi dalam diri klien sangat rendah karena klien sudah tidak
memperdulikan diri dan penampilannya sehari-hari
Analisa Data
Data Problem

Mengamuk, membanting barang-barang, berendam di kamar Resiko mencederai diri


mandi berjam-jam (4 jam) dan orang lain

DS: Perilaku Kekerasan


Mudah kesal dan jengkel, membanting-banting barang, merasa
semua barang itu tidak ada harganya
DO:
Klien kelihatannya sangat bersemangat, wajahnya tegang,
muka merah saat menceritakan masalahnya.

Klien minder bila berada dalam lingkungan keluarga karena Harga Diri Rendah
kakak dan adik klien seorang dokter dan berhasil semua
Kalau marah klien juga biasa mengurung di ISOS
kamar mandi berjam-jam

Klien tidak mau mandi bila tidak disuruh, Defisit


rambut tampak kotor, kusut, gigi kotor dan perawatan diri
kuning, kuku hitam dan panjang

Bila sedang marah, ayah klien tambah Koping keluarga


memarahinya sehingga menjadi amuk tidak efektif

Gelisah tidak bisa tidur Gangguan pola


istirahat tidur
Pohon Masalah
Resiko mencederai diri dan
orang lain

gg. pola istirahat Def. Perawatan


tidur PK diri

HDR Isos

Koping kel. Tak


efektif
Model keperawatan
• Model interpersonal. Karena Ny. E tidak dapat memahami
kemampuan diri sendiri, sehingga terjadi penolakan dari suami
Ny. E akan kehamilannya. Sehingga peran perawat sendiri
memberi kepuasan interpersonal dan mengurangi ansietas.
• Model komunikasi. Ny. E tidak dapat mengungkap pesan atau
info dengan baik dari orang lain, sehingga terjadi kesalahan atau
ketidaksesuaian dalam mengapresiasikan info yang didapat
dalam bentuk perilaku. Sehingga peran perawat dalam kasus ini
adalah mengklarifikasi masalah yang berfokus pada permainan
dan belajar untuk berkomunikasi secara langsung tanpa
sandiwara.
• Model perilaku. Karena Ny. E sering menerima perilaku
kekerasan dari dirinya sendiri sehingga terjadi penyimpangan
perilaku yang dilakukan Ny. E sebagai usaha untuk
menurunkan kecemasan. Peran perawat disini adalah
mengajarkan tentang pendekatan perilaku, mengembangkan
tingkat perilaku dan menguatkan perilaku yang positif.
• Model psikoanalisa. Ny. E mempunyai pengalaman masa lalu
yang buruk, sehingga menimbulkan stressor yang sangat besar
“sebagus apapun ide yang anda miliki, akan
percuma jika tanpa diungkapkan”

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai