Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn.S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG HUDOWO RSDJ Dr AMINO GONDOHUTOMO

Nama kelompok :
1. Nur Afni Oktavia
2. Ismi Lusiati
3. Fatimah Azzahro
4. Puji Hapsari
PENGERTIAN

Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana


seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan (fitria, 2009).
Resiko perilaku kekerasan atau agresif adalah
perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan
untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih
terkontrol
(Yosep, 2007)
PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Psikologis
b. Faktor Sosial Budaya
c. Faktor biologis
2. Faktor Presipitasi
a. Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak
berdayaan, kurang percaya diri.
b. Lingkungan : ribut, kehilangan orang atau
objek yang berharga, konflik interaksi social.
TANDA DAN GEJALA
1. Fisik
4. Emosi
•Muka merah dan tegang
•Tidak aman dan nyaman
•Mata melotot/ pandangan tajam
•Rasa terganggu
•Tangan mengepal
•Dendam dan jengkel
2. Verbal
5. Intelektual
•Bicara kasar
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat,
•Suara tinggi, membentak atau berteriak meremehkan, sarkasme.
•Mengancam secara verbal atau fisik 6. Spiritual
3. Perilaku Merasa diri berkuasa, merasa diri benar,
•Melempar atau memukul benda/orang mengkritik pendapat orang lain,
lain menyinggung perasaan orang lain, tidak
•Melukai diri sendiri/orang lain perduli dan kasar.
•Merusak lingkungan 7. Sosial
•Amuk/agresif •Menarik diri, pengasingan, penolakan,
kekerasan, ejekan, sindiran.
•Perhatian
•Bolos, mencuri, melarikan diri,
penyimpangan seksual
POHON MASALAH
Risiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan / amuk

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

MASALAH KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
1. Resiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan 2. Perilaku kekerasan / amuk

Data Subyektif : Data Subyektif :


• Klien mengatakan benci atau kesal • Klien mengatakan benci atau kesal
pada seseorang. pada seseorang.
• Klien suka membentak dan • Klien suka membentak dan
menyerang orang yang menyerang orang yang mengusiknya
mengusiknya jika sedang kesal jika sedang kesal atau marah.
atau marah.
• Riwayat perilaku kekerasan atau
• Riwayat perilaku kekerasan atau
gangguan jiwa lainnya.
gangguan jiwa lainnya.

Data Objektif : Data Obyektif :


• Mata merah, wajah agak merah. • Mata merah, wajah agak merah.
• Nada suara tinggi dan keras, bicara • Nada suara tinggi dan keras, bicara
menguasai: berteriak, menjerit, menguasai.
memukul diri sendiri/orang lain. • Ekspresi marah saat membicarakan
• Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
orang, pandangan tajam. • Merusak dan melempar
• Merusak dan melempar barang-barang.
barang-barang.
3. Gangguan harga diri : Harga diri rendah
Data subyektif:
• Klien mengatakan: saya tidak mampu,
tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data obyektif:
• Klien tampak lebih suka sendiri, bingung
bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri / ingin mengakhiri
hidup.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn.S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG HUDOWO RSDJ Dr AMINO GONDOHUTOMO
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA

Hari/ tanggal pengkajian : Kamis, 18 Juli 2019


Ruang : R.7 Hudowo
Hari/tanggal masuk : Rabu, 17 Juli 2019

IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.B
Umur : 56
Alamat :Kota Semarang
No RM : 00142268
Tgl Masuk :17 Juli 2019
Diagnosa Medis : Skizofrenia tak terinci
ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Pasien dibawa adik kandung ke RSJD Dr Amino Gondohutomo pada hari Rabu, 17 Juli 2019
dengan keluhan marah – marah. Kurang lebih 1 minggu pasien tidak pulang ke rumah, kembali ke
rumah dengan kondisi bingung, mondar mandir, tidak tidur, marah – marah tanpa sebab.

FAKTOR PREDIPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Pasien pernah dirawat di RSJ selama 3 kali, yang pertama pada tahun 2009, dan yang terakhir
pada bulan Juni tahun 2019.
b. Pengobatan sebelumnya.
Pasien mengatakan sepulang dari rumah sakit, pasien tidak meminum obat dengan teratur.
c. Aniaya fisik
Pasien mengatakan pernah melakukan aniaya fisik seperti aniaya kekerasan dalam keluarga dan
pernah memukul istrinya karena jika meminta sesuatu tidak diberikan.
d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa seperti yang
dialami dirinya
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Pasien mengatakan pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan. Hal yang paling tidak
menyenangkan adalah dua kali gagal dalam membina rumah tangga dan jauh dari anak – anaknya.

MK : Resiko Perilaku Kekerasan


FISIK

• Tanda-tanda vital
TD : 150/90
N : 96x/menit
S : 360C
RR : 20x/menit
• Ukuran
TB : 155 cm
BB : 55 kg
IMT : 22 kg/m
• Keluhan fisik
Tidak ada keluhan fisik
PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
Laki – laki Satu Rumah

Perempuan Garis Perkawinan

Meninggal Garis Keturunan

Pasien
Konsep diri
a. Citra tubuh
Pasien mengatakan anggota tubuhnya baik dan pasien menyukai
tubuhnya apa adanya
b. Identitas
Pasien mengatakan anak ke 2 dari 5 bersaudara. Pasien bersekolah
hanya sampai SD, lalu bekerja sebagai kuli bangunan.
c. Peran
Pasien mengatakan berperan sebagai ayah dari 2 anaknya, pasien sudah
menikah 2 kali, tetapi sudah bercerai
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul
bersama keluarganya dan bekerja
e. Harga diri
Pasien mengatakan merasa malu dengan orang lain.

MK : Harga Diri Rendah


Hubungan sosial
a. Orang terdekat
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya
adalah ayahnya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakan ikut berperan aktif dalam kelompok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien merasa tidak dihargai oleh lingkungannya karena
lingkungannya menolak (dianggap sebagai orang gila)

MK : Harga Diri Rendah


Spiritual

a. Nilai dan keykinan


Pasien mengatakan nilai dan keyakinan yang
dipegang oleh pasien adalah nilai – nilai islam
dan pasien mengatakan shalat itu wajib
b. Kegiatan ibadah
Kegiatan ibadah pasien adalah shalat dan tidak
pernah lalai untuk shalat.
STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan pasien terlihat cukup rapi
b. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan suara keras, inkoheren dan cepat
c. Aktivitas motorik
Pasien terlihat beraktivitas mondar mandir dan terlihat tegang
MK : Resiko Mencederai diri sendiri

d. Alam perasaan
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dari rumah sakit
e. Afek
Afek pasien labil, kadang merasa marah – marah
MK : Resiko Perilaku Kekerasan

f. Interaksi selama wawancara


Pasien tampak kooperatif saat ditanya dan dapat menjawab
g. Persepsi
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan persepsi
h. Proses pikir
Proses pikir pasien flight of idea yaitu pembicaraan yang melompat dari satu topik ke
topik lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan
i. Isi pikir
Tidak ada gangguan isi pikir
j. Tingkat kesadaran
Composmentis (pasien sadar akan dirinya)
Tingkat kesadaran pasien baikdan pasien tidak mengalami disorientasi terhadap waktu,
tempat dan orang. Buktinya pasien masih mengingat saat dirawat di RSJ sebelumnya dan
diruang 7
k. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konentrasi pasien baik karena masih dapat berhitung dan dapat menjawab
pertanyaan 100 – 11 adalah 89
m. Kemampuan penilaian
Pasien dapat memilih mencuci tangan tangan terlebih dahulu daripada makan saat diberi
pilihan keduanya
n. Daya tilik diri
Pasien mengatakan menyadari dirinya sedang sakit karena pasien suka marah – marah
pada saat meminta sesuatu tidak dituruti sehingga pasien dibawa ke RSJ.
MEKANISME KOPING
a. Adaptif
• Bicara dengan orang lain
Pasien mengatakan suka bicara dengan orang lain
• Mampu menyelesaikan masalah
Pasien mengatakan saat dia mengalami masalah
biasanya marah-marah tidak jelas, dan ingin pergi dari
rumah
• Olahraga
Pasien mengatakan senang berolahraga baik di rumah
maupun di Rumah Sakit Jiwa.
b. Mal adaptif
• Minum alkohol reaksi lambat / berlebih
Pasien mengatakan tidak minum alkohol
• Bekerja berlebihan
Pasien tidak bekaerja berlebihan
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
a. Masalah dengan kelompok
Klien mengatakan keluarga dan saudaranya mendukung untuk kesembuhannya.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien merasa tidak dihargai oleh lingkungannya karena lingkungannya
menolak (dianggap sebagai orang gila).
MK : Harga Diri Rendah

c. Masalah dengan pendidikan


Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam pendidikannya.
d. Masalah dengan perumahan
Pasien mengatakan hal yang paling tidak menyenangkan adalah dua kali gagal
dalam membina rumah tangga
e. Masalah dengan ekonomi
Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah ekonomi
f. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Pasien mengatakan jika mengalami sakit langsung berobat ke pusat pelayanan
kesehatan
KURANG PENGETAHUAN TENTANG

• Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit, pasien


kurang mampu menahan diri untuk memukul
orang jika meminta sesuatu tidak diberikan
MK : ResikoPerilaku Kekerasan
ASPEK MEDIK
a. Diagnosis medik : Skizofrenia tak terinci
b. Terapi medik :
• Diazepam 10 mg
Adalah salah satu jenis obat benzodiazepine yang dapat
mempengaruhi sistem syaraf otak dan memberikan efek
penenang. Digunakan untuk mengatasi gangguan
kecemasan, insomnia, kejang-kejang.
• Clozapine 2 x 50 g
Obat yang digunakan untuk mengurangi gejala psikosis,
salah satu gejala psikosis adalah halusinasi. Gejala psikosis
ini muncul pada penderita skizofrenia.
• THP (Trihexyphenidyl) 2 x 2 mg
Obat ini untuk mengatasi gejala parkinson dan juga untuk
mengurangi efek samping obat antipsikotik pada pasien
gangguan jiwa/skizofrenia.
ANALISA DATA

Tanggal / Jam Data Fokus Masalah

Kamis, DS : Pasien mengatakan marah-marah dan Resiko Perilaku kekerasan


18 Juli 2019 memukul tetangga.
14:10 WIB DO : Pasien berbicara keras, emosi labil, sorot
mata tajam.

Kamis, DS : Pasien megatakan marah jika diejek dan Resiko perilaku mencederai diri,
18 Juli 2019 ingin memukul orang yang mengejeknya orang lain dan lingkungan
14:10 WIB DO : Pasien terlihat hiperaktif, sering berbicara
dengan suara keras , roman tegang

Kamis, DS : Pasien merasa tidak dihargai oleh Gangguan konsep diri : harga
18 Juli 2019 lingkungannya karena lingkungannya menolak diri rendah
14:10 WIB (dianggap sebagai orang gila)
DO : Pasien terlihat bingung, pasien tampak
merasa malu pada diri sendiri
POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri

Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko Perilaku kekerasan


2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri sendiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko perilaku kekerasan


INTERVENSI

1. Bina Hubungan Saling Percaya


2. Laksanakan Sp1p Cara Mengontrol Marah Dengan Tarik
Napas Dalam Dan Pukul Bantal
3. Laksanakan Sp2p
4. Laksanakan Sp3p
5. Laksanakan Sp4p
IMPLEMENTASI
Tanggal /
No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
I Kamis, SP 1 P : S:
Resiko 18 Juli 1. Membina hubungan • Pasien mengatakan
menciderai diri 2019 saling percaya dengan senang karena
sendiri, orang 09:00 mengungkapkan disapa oleh perawat.
lain dan WIB komunikasi terapeutik • Pasien mengatakan
lingkungan 2. Menyapa klien dengan marah-marah
ramah,baik verbal apabila keinginanya
maupun non verbal. tidak dipenuhi
3. Memperkenal diri • Pasien mengatakan
dengan sopan. mau saat diajarkan
4. Menjelaskan tujuan latihan fisik nafas
pertemuan dengan dalam dan pukul
lengkap bantal
5. Menunjukkan rasa • Pasien mengatakan
empati dan menerima mengerti bagaimana
klien apa adanya cara mengontrol
marah dengan nafas
dalam dan pukul
bantal
Tanggal /
No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
I 6. Mengkaji pengetahuan klien O:
Resiko tentang perilaku kekerasan dan • Klien mau berjabat
menciderai penyebab. tangan
diri sendiri, 7. Memberikan kesempatan • Klien mau bercerita
orang lain kepada klien untuk tentang diri nya
dan mengungkapkan perasaan • Kontak mata cukup
lingkungan penyebab perilaku kekerasan • Klien dapat
8. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan
mengungkapkan perilaku perasaan marah
kekerasan yang bias dilakukan atau jengkel.
9. Membicarakan dengan klien • Pasien kadang
apakah dengan cara yang masih
dilakukan oleh klien masalah menunjukkan nada
akan teratasi. suara yang tinggi
10. Membicarakan akibat atau • Pasien mau
kerugian dan cara yang diajarkan teknik
dilakukan kilen pada saat nafas dalam dan
marah pukul bantal
11. Menanyakan kepada klien
apakah klien mau mempelajari
cara-cara yang baru dan sehat
Tanggal
No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
/ Jam
I 12. Mendiskusikan melakukan A:
Resiko cara tarik nafas dalam SP 1 dan 2 napas daalam
menciderai 13. Memberikan contoh dan pukul bantal teratasi.
diri sendiri, kepada pasien tentang cara
orang lain menarik nafas dalam Pasien mampu
dan 14. Meminta pasien untuk mengungkapkan penyebab,
lingkungan mengikuti contoh yang tanda dan akibat marah,
diberikan sebanyak 5 kali pasien mampu melakukan
15. Meberikan pujian atas teknik nafas dalam dan
keberhasilan pasien dalam pukul bantal
melakukan tindakan
16. Menanyakan perasaan P:
pasien setelah selesai Optimalkan SP 1 dan SP 2,
17. Menganjurkan pasien lanjutkan SP 3 P
untuk menggunakan cara • Evaluasi SP 1P dan SP
yang telah dipelajari saat 2P Resiko Perilaku
marah Kekerasan
18. Membuat jadwal kegiatan • Latih cara mengontrol
harian marah dengan verbal
19. Mendiskusikan melakukan • Evaluasi jadwal kegiatan
cara latihan fisik pukul harian
bantal
Tanggal
No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
/ Jam
I 13:00 20. Memberikan contoh kepada
Resiko WIB pasien tentang cara latihan
mencide fisik pukul bantal
rai diri 21. Meminta pasien untuk
sendiri, mengikuti contoh yang
orang diberikan sebanyak 5 kali
lain dan 22. Meberikan pujian atas
lingkun keberhasilan pasien dalam
gan melakukan tindakan
23. Menanyakan perasaan
pasien setelah selesai
24. Menganjurkan pasien untuk
menggunakan cara yang
telah dipelajari saat marah
25. Membuat kontrak dengan
pasien untuk pertemuan
selanjutnya
26. Membuat jadwal kegiatan
harian
Tangga
No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
l / Jam
I Jum'at, 1. Membina hubungan S:
Resiko 19 Juli saling percaya dengan Pasien mengatakan
mencid 2019 mengungkapkan mengerti cara
erai 09:00 komunikasi terapeutik bersosialisasi yang baik
diri WIB 2. Menanyakan kembali dengan orang lain
sendiri, nama perawat
orang 3. Menjelaskan tujuan O:
lain pertemuan dengan Pasien tampak
dan lengkap mendemonstrasikan cara
lingkun 4. Mengevaluasi cara bersosialisasi yang telah
gan mengontrol perilaku diajarkan
kekerasan secara fisik :
nafas dalam dan pukul A:
bantal SP 3 P Resiko Perilaku
5. Mengajarkan pasien Kekerasan Teratasi
bersosialisasi yang baik Pasien mampu
dengan orang lain mengungkapkan
komunikasi secara baik
Tanggal
No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
/ Jam
I 6. Memberi contoh cara bicara P:
Resiko yang baik dalam mencegah Optimalkan SP 3 P, lanjutkan
mencide perilaku kekerasan intervensi SP4P
rai diri • Meminta dengan baik • Evaluasi SP 1P, SP 2P, SP
sendiri, “saya minta makan boleh? 3P Resiko Perilaku
orang Saya lapar” Kekerasan
lain dan • Menolak dengan baik • Latih cara mengontrol
lingkun “maaf saya tidak dapat marah dengan cara
gan melakukan karena ada spiritual
kegiatan lain” • Evaluasi jadwal kegiatan
• Mengungkapkan harian
perasaan dengan baik
“saya kesal karena
permintaan saya tidak
dikabulkan” disertai
dengan nada rendah
7. Mendemonstrasikan cara
verbal yang baik
8. Memasukkan latihan ke
dalam jadwal harian
Tangga
No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
l / Jam
I Sabtu, 1. Membina hubungan S:
Resiko 20 Juli saling percaya dengan • Pasien mengatakan
mencid 2019 mengungkapkan tidak melakukan
erai 09:00 komunikasi terapeutik ibadah di ruang rawat
diri WIB 2. Menanyakan kembali • Pasien mengatakan
sendiri, nama perawat malas untuk sholat
orang 3. Menjelaskan tujuan
lain pertemuan dengan O:
dan lengkap Pasien tidak melakukan
lingkun 4. Mengevaluasi cara sholat dan berdoa saat
gan mengontrol perilaku berada di ruang rawat
kekerasan secara fisik
secara verbal A:
5. Mendiskusikan dengan SP 4 P Resiko Perilaku
pasien kegiatan ibadah Kekerasan belum Teratasi
yang pernah dilakukan Pasien tidak menjalankan
ibadah sholat dan berdoa
Tangga
No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
l / Jam
I 6. Membantu pasien menilai P:
Resiko kegiatan ibadah yang Lanjutkan intervensi SP
mencid dapat dilakukan di ruang 4P Resiko Perilaku
erai perawat Kekerasan
diri 7. Meminta pasien • Evaluasi SP 1P, SP 2P,
sendiri, mendemonstrasikan SP 3P Resiko Perilaku
orang kegiatan ibadah yang Kekerasan
lain dipilih • Latih cara mengontrol
dan 8. Memberi pujian atas marah dengan cara
lingkun keberhasilan pasien spiritual
gan 9. Mendiskusikan dengan • Evaluasi jadwal
pasien tentang waktu kegiatan harian
pelaksanaan kegiatan
ibadah
10.Memasukkan latihan ke
dalam jadwal harian

Anda mungkin juga menyukai