Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATN JIWA

PADA PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN


DI RSUD MADANI

Nama : Nurul Izmi


Nim : PO7120319065

Cl Ruangan Pemimbing Akademik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D4
KEPERAWATAN PALU
2021/2022

A. PENGERTIAN
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif. Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang
dirasakan sebagai pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta mengugkapkan secara
verbal sehingga mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak adekuat
(Irfan, 2015).

B. PENYEBAB
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri : harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jau perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan (Yulianti, 2018).
Tanda dan gejala :
1. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
2. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
3. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
4. Mencederai diri (akibat harga diri yang rendah disaertai harapan yang suram,
mungkinklien akan mengakiri kehidupannya).

C. AKIBAT
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukantindakan-tindakan berbahaya bagi
dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan
perabot, membakar rumah dll. Sehinnga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk
mencederai diri orang lain dan lingkungan (Yulianti, 2018).
Tanda dan Gejala :
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan
melalui pengkajian meliputi :
1. Wawancara : diarahkan penyebab marah, alasan marah, tanda-tanda marah yang
dirasakan oleh klien
2. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat
dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak : merampas makanan, memukul
jika tidak senang.

D. RENTANG RESPON
1. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a. Maslah Keperawatan :
1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
2) Perilaku kekerasan/amuk
3) Gangguan harga diri : harga diri rendah
4) Koping individu tidak efektif
b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawtan perilaku kekerasan
1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data sobyektif :
 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
 Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal dan marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data obyektif :

 Mata merah, wajah agak merah.


 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai : berteriak, menjjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.
2) Perilaku kekerasan/amuk
Data subyektif :
 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
 Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data obyektif :

 Mata merah, wajah agak merah.


 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
 Ekspresi marah saat membicarakan seseorang, pandangan tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.
3) Gangguan harga diri : harga diri rendah
Data sobyektif
 Klien mengatakan : saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri,mengungkapkan rasa malu terhadap diri
sendiri.

Data obyektif

 Klien tampak lebih suka sendiri, binggung bila disuruh memilih


alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakiri hidup

E. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan

perilaku Kekerasan

Gangguan konsep diri, hsrgs diri rendah dan


ketidakefektifan koping individu
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Perilkai Kekerasan

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa 1 : Resiko Perilaku Kekerasan
Tujuan Umum :
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a. Bina hubungan saling percaya :salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi, pangil klien dengan nama pangilan yang disukai.
b. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menentang.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
a. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
b. Bantu klien mengugkapkanperasaan jengkel/kesal serta dengarkan.
3. Klien dapat menidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
a. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
b. Observasi tanda perilaku kekerasan.
c. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang dialami klien.
4. Klien dapan mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
a. Anjurka mengungkapkan perilaku kekerasan yang bisa dilakukan.
b. Tanyakan apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai ?”.
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
a. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
b. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.
a. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
b. Diskusikan cara lain yang sehat. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal,
berolahraga, memukul bantal/kasur. Srcara verbal : katakan bahwa anda sedang
marah atau kesal/tersinggung. Secara spiritual : berdoa, sembahyang, memohon
pada tuhanuntuk diberi kesabaran.
7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
a. Bantu memilih cara yang paling tepat serta mengidetifikasi manfaat cara yang
telah dipilih.
b. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih dan beripujian.
c. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah.
8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
a. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan
keluarga serta beri reinforcement positif.
9. Klien dapa menggunakan obat dengan benar ( sesuai program)
a. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, dan efek samping),
serta bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat,
dosis, cara dan waktu).
10. Klien dapat memasukan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan ke dalam jadwal
kegiatan harinya baik dengan cara pengontrolan melalui latihan fisik, obat, verbal
maupun spiritual.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K.,Dochterman, Joanne M. And Wager, Cheryl M.
(2013). Nursing Interventions Classification (NIC), Sixth Edition.USA : Mosby
Elsevier

Herdman, T.H. and Kamitsuru, Shigemi (2014). Nursing Diagnoses Defenitions and
Clasification (NANDA) 2015-2017. Oxfard: Wiley Blackwell

Irfan, A. (20015). Representasi adegan kekerasan dalam film the raid 2 “berandal”. Skripsi.
Surabaya: universitas Sunan Ampel Surabaya.

Moorhed, Sue., Jonson, Marion., Mass, Meridean L. And Swanson, Elizabeth. (2013). Nursing
outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri : Mosby Elsevier

Yulianti, Mei. (2018). Identifikasi perbedaan kejadian kekerasan pada anak perempuan dengan
laki-laki di Dusun Cerme Desa Kendalpayak Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang. Skripsi. Malang : Universitas Muhamadyah Malang

Anda mungkin juga menyukai