Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PRILAKU KEKERASAN DIRUANG

YAKUT RSUD Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

OLEH :
ZUANDA FATMAWATI, S.Kep
NIM 19.31.1385

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
T.A 2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN DIRUANG
YAKUT RSUD Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

OLEH :
ZUANDA FATMAWATI, S.Kep
NIM 19.31.1385

MENGETAHUI,
Banjarmasin, Maret 2020
Clinical Teacher Clinical Instructure

(Liya Herlina.,S.Kep.,Ns) (Arie Syamsudin Noor,S.Kep.,Ns)


LEMBAR KONSULTASI

No Hari/tanggal Saran Paraf

LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN

A. MASALAH UTAMA
Perilaku Kekerasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal/marah yang tidak konstruktif.( Stuart dan
Sundeen, 2005 ).
Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,
manipulasi atau intimidasi.Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik
emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga
menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan
ketergantungan pada orang lain

2. Tanda Dan Gejala


Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :
Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda.
Marah yang diserasakan oleh klien.
Observasi ;muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebat dan sering pula tampak klien memaksa kehendak : merampas
makanan, memukul jika tidak senang.(Budiana Keliat, 2004)
Gejala klinis :
- Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
- Gangguan hubungan social (menarik diri)
- Percaya diri kurang 9sukar mengambil keputusan)
- Menciderai diri (akibat dari harga diri yang rendah serta harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya.
(Budiana Keliat, 2004).

Tanda dan gejala :


- Mengatakan melihat atau mendengar suatu yang mengancam
- Mengungkapkan perasaan takut dan khawatir
- Wajah tegang dan merah
- Mondar-mandir
- Mata melotot
- Rahang mengatup
- Tangan mengepal
- Keluar banyak keringat
- Tatapan mata tajam
- Muka merah
3. Rentang Respon
Rentang Respon Marah
Respon Adaftif Respon Maladaftif
Asertif Frustasi Pasif Agreif Prilaku Kekekrasan
a. Asertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan
orang lain, tanpa merendahkan diir orang lain
b. Frustrasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan
c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaaan yang dialami, sifat tidak berani mengemukakan keinginan dan
pendapat sendiri, tidak ingin terjadi konflik karena takut akan tidak disukai
atau menyakiti perasaan orang lian.
d. Agresif adalah sikap membela diri sendiri dengan cara melanggar hak
orang lain.
e. Perilaku kekerasan adalah perilaku destruktif dan tidak terkontrol disebut
sebagai gaduh gelisah atau amuk.
C. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri ;harga diri rendah


(Budiana keliat, 2004)
D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Masalah keperawatan :
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
2. Perilaku kekerasan
3. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah
E. DATA YANG PERLU DIKAJI
Data yang perlu dikaji :
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
Data subjektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data objektif ;
Mata merah, wajah agak merah
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai : berteriak dan menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
Ekspresi marah waktu membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
2. Perilaku kekerasan
Data subjektif ;
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai.
- Ekspresi merah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data subjektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tau apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri.
Data objektif :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin menciderai diri/ ingin mengakhiri hidup.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
2. Perilaku kekerasan

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa I
Tujuan umum : klien dapat melanjutkan peran sesuai dengan tanggung jawab.
Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
a. Klien mau membalas salam
b. Klien mau menyebutkan nama
c. Klien mau berjabat tangan
d. Klien mau tersenyum
e. Klien mau kontak mata
f. Klien mau mengetahui nama perawat
Rencana Tindakan :
a. Beri salam, panggil nama
b. Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
c. Jelaskan maksud interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibahas
e. Beri rasa aman dan sikap empati

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan penyebab kekerasan


Criteria evaluasi :
Klien mengungkapkan perasaanya
Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal (dari diri
sendiri, orang lain/lingkungan)
Rencana Tindakan :
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya
Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal
Klien dapat mengidentifikasi tanda perilaku kekerasan

Criteria evaluasi ;
a. Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah/jengkel
b. Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel/kesal yang dialami
c. Rencana Tindakan :
d. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat
jengkel/kesal
e. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
f. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang dialami klien

Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan


Criteria evaluasi ;
a. Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b. Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
c. Klien dapat mengetahui cara yang biada dapat menyelesaikan
masalah/tidak.
d. Rencana Tindakan :
e. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan klien
f. Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
g. Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan
masalahnya selesai

Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan


Criteria evaluasi :
a. Klien dapat menjelaskan akibatdari cara yang digunakan klien
b. Rencana Tindakan :
c. Bicaraka akibat/kerugian dari cara yang dilakukan klien
d. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan klien
e. Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat

Klien dapat engidentifikasi cra konstruktif dalam merespon terhadap


kemarahan
Criteria evaluasi :
a. Klien dapat melakukan cara berespon terhadap kemarahan secara
konsruktif
b. Rencana Tindakan :
c. Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat
d. Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat
e. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat
f. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal/memukul
bantal/kasur/olah raga/ pekerjaan yang memerlukan tenaga
g. Secara verbal : katakana bahwa anda sedang kesal/tersinggung/jengkel
(saya kesal anda berkata seperti itu, saya marah karena mama tidak
memenuhi keinginan saya)
h. Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat,
latihan sertif, latihan manajemen perilaku kekerasan
i. Secara spiritual : ajarkan klien sholat, berdo’a/ibadah lain : meminta
Tuhan untuk diberi kesabaran, mengadu pada Tuhan
kekerasan/kejengkelan.

Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan


Criteria evaliasi :
a. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
b. Fisik : tarik nafas dalam , olah raga, menyiram tanaman.
c. Verbal : mengatakan secara langsung dengan tidak menyakiti.
d. Rencana Tindakan :
e. Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
f. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih
g. Bantu klien untuk menstimulasi cara tersebut (role play)
h. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara
tersebut
i. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat
jengkel/marah

Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan


Criteria evaluasi :
Keluarga klien dapat :
a. Menyebutkan cara merawat klien yang berperilaku kekerasan
b. Mengungkapkan rasa puas dlam merawat klien
c. Rencana Tindakan :
d. Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap apa yang
telah dilakukan kelarga terhadap klien selama ini
e. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien
f. Jelaskan cara merawat klien :
g. Terkait dengan cara mengontrolperilaku marah secara konstruktif
h. Sikap tenang, bicara tenang dan tenang
i. Membantu klien mengenal penyebab marah
j. Bantu klien mendemonstrasikan cara merawat klien
k. Bantu keluarga mengungkapkan perasaanya setelah melakukan
demonstrasi

Klien dapat menggunakan obat yang benar (sesuai program pengobatan)


Criteria evaluasi ;
a. Klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya
(jenis, waktu, dosis dan efek)
b. Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan
c. Rencana Tindakan ;
d. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga
e. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhebti minum obat tanpa
seijin dokter
f. Jelaskan prinsip benar minum obat tepat waktu (baca nama yang tertera
pada botol obat, dosis obat, waktu dan cara minum)
g. Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu
h. Anjurjan klien melaporkan pada perawat, dokter jika merasakan efek yang
tidak menyenangkan.
i. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar

Diagnosa II
Tujuan umum : klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Criteria evaluasi :
a. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien
mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.
b. Rencana Tindakan :
c. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
d. Perkenalkan diri dengan sopan
e. Tanyakan nama lengkap klien dan namapanggilan yang disukai klien
f. Jelaskan tujuan pertemuan
g. Jujur dan menepati janji
h. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
i. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


Criteria evalusi :
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki:
b. Kemampuan yang dimiliki
c. Aspek positif keluarga
d. Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
e. Rencana Tindakan :
f. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
g. Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian negative
h. Utamakan memberi pujian yang realistic

Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan


Criteria evaluasi ;
a. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
b. Rencana Tindakan :
c. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama
sakit
d. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan
Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Criteria evaluasi :
a. Klien membuat rencana kegiatan harian
b. Rencana Tindakan :
c. Rencana bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
d. Kegiatan sendiri
e. Kegiatan dengan bantuan sebagian
f. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
g. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
h. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya


Criteria evaluasi :
a. Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
b. Rencana tindakan ;
c. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
d. Beri pujian atas keberhasilan klien
e. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada


Criteria evaluasi ;
a. Klien memanfaatkan system pendukung yang ada dalam keluarga
b. Rencana tindakan :
c. Beri pendidian kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah
d. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
e. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah
H. STRATEGI PELAKSANAAN
SP I
- Mendiskusikan penyebab PK
- Mendiskusikan tanda dan gejala PK
- Mendiskusikan PK yang dilakukan
- Mendiskusikan akibat PK
- Mendiskusikan cara mengontrol PK
- Melatih cara mengontrol PK dengan cara fisik I: napas dalam
- Menganjurkan px memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II
- Mengevaluasi kemampuan px mengontrol PKdengan cara fisik I
- Melatih px mengontrol PK dengan cara fisik II: pukul bantal/kasur
- Menganjurkan px memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III
- Mengevaluasi kemampuan px mengontrol PKdengan cara fisik I dan II
- Melatih px mengontrol PK dengan cara verbal
- Menganjurkan px memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP IV
- Mengevaluasi kemampuan px mengontrol PKdengan cara fisik I, II dan
verbal
- Menjelaskan cara mengontrol PK dengan cara spiritual
- Menganjurkan px memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP V
- Mengevaluasi kemampuan px mengontrol PKdengan cara fisik I, II, verbal
dan spiritual
- Menjelaskan cara mengontrol PK dengan patuh minum obat
- Menganjurkan px memasukkan dalam kegiatan harian.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J.(2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8.Jakarta : EGC


Keliat, B.A.(2004). Proses Keperawatan Jiwa.Jakarta : EGC

Rasmun.(2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri terintegrasi dengan


Keluarga.Jakarta : Fajar Inter Pratama

Stuart dan Sundeen.(2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3 (diterjemahkan


oleh Yuni A).Jakarta : EGC

Tim Pengembangan (1997). Model Praktek Keperawatan RS Jiwa Marzuki


Mahdi, Bogor. SOP dengan II Masalah Keperawatan. Bogor ; tidak
dipublikasikan

Townsend, MC. (1998). Buku saku diagnosa keperawatan psikiatri Edisi 3.Jakarta
: EGC

Anda mungkin juga menyukai