Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN ANAK DENGAN


PERILAKU KEKERASAN
Pengertian

• Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk


prilaku yg b’tujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis.

dapat dilakukan scr verbal diarahkan pd diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
• Marah merupakan
perasaan jengkel
yang timbul sebagai
respon terhadap
kecemasan/
kebutuhan yang tidak
terpenuhi yang
dirasakan sebagai
ancaman (Stuart dan
Sundeen, 1996)
RENTANG RESPON
MARAH

Respon adaptif R. Mal adaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan


Faktor predisposisi
1. Psikologis
kegagalan yg dialami dpt menimbulkan
frustasi yg kemudian menimbulkan
agresif/amuk.
2. Perilaku
reinforcement yg diterima saat
melakukan kekerasan di rumah atau di
luar rumah.
Cont….
3. Sosial budaya
budaya yg tertutup dan membalas secara diam
( pasif-agresif ) dan kontrol sosial yg tidak pasti
thd perilaku kekerasan akan mengakibatkan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
4. Bioneurologis
adanya kekerasan sistem limbik, lobus frontal,
temporal dan ketidakseimbangan
neurotransmiter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan
Faktor presipitasi
• Krn adanya gangguan konsep diri : HDR
Individu menilai scr negatif dan merasa
lebih rendah dari pada orang lain
• Prilaku kekerasan dilakukan untuk
menutupi kekurangan dan rasa percaya
diri
Tanda dan
gejala
• Muka merah dan tegang
• Pandangan mata tajam
• Mengatupkan rahang dengan kuat
• Mengepalkan tangan
• Jalan mondar-mandir
• Bicara kasar
• Suara tinggi, menjerit atau berteriak
• Mengancam secara verbal atau fisik
• Melempar atau memukul benda/orang lain
Pohon masalah
Resti menciderai diri sdr, orla dan
lingkungan

Perilaku kekerasan

Resti perubahan persepsi


sensori : halusinasi

Kerusakan interaksi
sosial : MD

gg. Konsep diri : HDR

Koping individu tidak


efektif
Diagnosa keperawatan
• Resti menciderai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
• PK
• Halusinasi
• koping individu tidak efektif
TUK
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan
penyebab perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda
perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan
Pengkajian Perilaku Kekerasan dengan
Wawancara:
Penyebab marah
 Perubahan fungsi tubuh : cacat?
 Perubahan peran dalam keluarga : anggota
baru?
 Mengalami penganiayaan fisik.
 Menyaksikan tindakan kekerasan.
 Mengalami pengalaman yang buruk : pernah
tenggelam / kecelakaan?
 Tinggal di lokasi konflik.
Perasaan marah
 Kapan?
 Mengapa?
 Penyebab?

Tanda-tanda marah yang dirasakan pasien


 Apakan pasien merasa ingin mengata-ngatai
/ memukul / menyerang orang lain?
 Apakah pasien ingin melempar barang?
 Tempertantrum
 Menangis
 Mengompol
Diagnosa Keperawatan :
 Risiko Perilaku Kekerasan
 Perilaku kekerasan
Tindakan Keperawatan
Tujuan
 Membina hubungan saling percaya.
 Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
 Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
 Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
 Megidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku
kekerasan.
 Mendemonstrasikan patuh obat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
Membina hubungan saling percaya dengan
pasien.

 Beri salam.
 Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan.
 Jelaskan maksud hubungan interaksi.
 Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat.
 Beri rasa aman dan sikap empati.
 Lakukan kontak singkat tapi sering.

Latihan 1: Membina Hubungan Saling Percaya


Mengidentifikasi Penyebab Perilaku Kekerasan
 Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
 Bantu untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel / kesal.

Latihan (hal 5)

Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan


 Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami saat jengkel / marah.
 Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
 Simpulkan bersama pasien tanda dan gejala jengkel / marah yang
dialami.

Latihan (hal 5)

Mengindentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan


 Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
(verbal, pada orang lain, pada lingkungan dan atau pada diri sendiri).
 Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
 Bicarakan apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?
Mengidentifikasi Akibat Perilaku Kekerasan
 Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan pasien.
 Bersama pasien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh pasien.
Latihan hal 6

Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan


 Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan.
 Beri pujian atas kegiatan yang biasa dilakukan.
 Diskusikan dua cara fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan yang paling
mudah dilakukan untuk : tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal.
 Diskusikan cara tarik nafas dalam.
 Beri contoh cara tarik nafas dalam.
 Minta pasien mengulang contoh 5X.
 Beri pujian
 Tanya perasaan
 Anjurkan melakukan

Latihan 3 (hal 7)
Latihan 4: nafas dalam (hal 8-9)
 Diskusikan frekuensi latihan yang akan
dilakukan.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara.
 Evaluasi pelaksanaan latihan cara pencegahan
perilaku kekerasan yang telah dilakukan dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan dlm melakukan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan.
 Tanyakan pada pasien “Apakah kegiatan cara
pencegahan perilaku kekerasan mengurangi
perasaan marah?”
Mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan

 Diskusikan cara bicara yang baik dengan pasien.


 Beri contoh cara bicara yang baik untuk :
Minta pasien mengikuti contoh cara bicara yang baik (satu per
satu).
 Minta pasien mengulang sendiri.
 Beri pujian atas keberhasil pasien .
 Diskusikan dengan pasien waktu dan kondisi cara bicara dapat
dilatih di ruangan, misal : meminta obat, baju, dll; menolak ajakan
merokok, tiduk tidak pada waktunya, menceritakan kekesalan
pada perawat.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik
dengan mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan pasien.
Mendemonstrasikan cara spiritual untuk
mencegah perilaku kekerasan

 Diskusikan dengan pasien kegiatan ibadah yang pernah


dilakukan.
 Bantu menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang
perawat.
 Bantu pasien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan.
 Minta pasien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
 Beri pujian atas keberhasilan klien.
 Diskusikan dengan pasien waktu pelaksanaan kegiatan ibadah.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan klien.
Mendemonstrasikan patuh obat untuk
mencegah perilaku kekerasan
 Diskusikan dengan pasien jenis obat yang dimakan (nama,
warna, besarnya); wktu minum ibat (jika 3 kali : 07.00, 13.00,
19.00).
 Diskusikan dengan pasien manfaat minum obat teratur.
 Diskusikan proses minum obat
 Susun bersama pasien jadwal minum obat.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Diskusikan bagaimana cara pemberian obat.
 Validasi pelaksanaan minum obat pasien dan antisipasi dalam
patuh minum obat yang dilaksanakan oleh keluarga.
 Beri pujian atas keberhasilan.
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Tujuan dan tindakan keluarga dalam melakukan cara pencegah perilaku
kekerasan.

Tindakan keperawatan
 Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien sesuai dengan yang
telah dilakukan keluarga terhadap pasien selama ini.
 Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat pasien.
 Jelaskan cara-cara merawat pasien :
 Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif.
 Sikap dan cara bicara.
 Membantu pasien mengenal penyebab marah dan pelaksanaan cara
pencegahan perilaku kekerasan.
 Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat pasien.
 Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan
demonstrasi.
 Anjurkan keluarga mempraktikkannya pada pasien selama di rumah sakit dan
melanjutkan ketika di rumah.
 Anjurkan pasien menceritakan dan menunjukkan kegiatan harian yang telah
dilatih dan dilaksanakan.
 Anjurkan keluarga memberi pujian atas kemampuan pasien.
Evaluasi Kemampuan
Pasien
 Pasien menjelaskan situasi yang membuat ia marah.
 Pasien berpartisipasi dalam latihan / role play.
 Pasien mengidentifikasi situasi nyata yang membuat pasien marah.
 Pasien dapat mendemonstrasikan cara marah yang tepat.
 Pasien dapat mengidentifikasi perasaan dan ketepatan cara yang
digunakan.

Keluarga
 Keluaraga mampu memberikan perawatan pasien di rumah.
 Keluarga mengetahui keuntungan peran serta keluarga dalam merawat
pasien.
 Keluarga mampu memfasilitasi pada saat pasien mengungkapkan
perasaan dan perilaku marah.
 Keluarga mampu memberikan pujian terhadap setiap perilaku positif
(assertif).
Terima kasih….
Pengkajian Perilaku Kekerasan dengan
Observasi
 Muka merah.
 Pandangan tajam.
 Otot tegang.
 Nada suara tinggi.
 Berdebat.
 Pasien sering memaksa kehendak merampas
makanan.
 Memukul jika tidak senang.
 Saat berinteraksi : Provokasi, Antisipasi, dan Konflik.
Pengkajian Perilaku Kekerasan dengan
Wawancara:
Penyebab marah
 Perubahan fungsi tubuh : cacat?
 Perubahan peran dalam keluarga : anggota
baru?
 Mengalami penganiayaan fisik.
 Menyaksikan tindakan kekerasan.
 Mengalami pengalaman yang buruk : pernah
tenggelam / kecelakaan?
 Tinggal di lokasi konflik.
Perasaan marah
 Kapan?
 Mengapa?
 Penyebab?

Tanda-tanda marah yang dirasakan pasien


 Apakan pasien merasa ingin mengata-ngatai
/ memukul / menyerang orang lain?
 Apakah pasien ingin melempar barang?
 Tempertantrum
 Menangis
 Mengompol
Diagnosa Keperawatan :
 Risiko Perilaku Kekerasan
 Perilaku kekerasan
Tindakan Keperawatan
Tujuan
 Membina hubungan saling percaya.
 Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
 Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
 Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
 Megidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku
kekerasan.
 Mendemonstrasikan patuh obat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
Membina hubungan saling percaya dengan
pasien.

 Beri salam.
 Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan.
 Jelaskan maksud hubungan interaksi.
 Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat.
 Beri rasa aman dan sikap empati.
 Lakukan kontak singkat tapi sering.

Latihan 1: Membina Hubungan Saling Percaya


Mengidentifikasi Penyebab Perilaku Kekerasan
 Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
 Bantu untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel / kesal.

Latihan (hal 5)

Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan


 Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami saat jengkel / marah.
 Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
 Simpulkan bersama pasien tanda dan gejala jengkel / marah yang
dialami.

Latihan (hal 5)

Mengindentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan


 Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
(verbal, pada orang lain, pada lingkungan dan atau pada diri sendiri).
 Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
 Bicarakan apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?
Mengidentifikasi Akibat Perilaku Kekerasan
 Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan pasien.
 Bersama pasien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh pasien.
Latihan hal 6

Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan


 Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan.
 Beri pujian atas kegiatan yang biasa dilakukan.
 Diskusikan dua cara fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan yang paling
mudah dilakukan untuk : tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal.
 Diskusikan cara tarik nafas dalam.
 Beri contoh cara tarik nafas dalam.
 Minta pasien mengulang contoh 5X.
 Beri pujian
 Tanya perasaan
 Anjurkan melakukan

Latihan 3 (hal 7)
Latihan 4: nafas dalam (hal 8-9)
 Diskusikan frekuensi latihan yang akan
dilakukan.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara.
 Evaluasi pelaksanaan latihan cara pencegahan
perilaku kekerasan yang telah dilakukan dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan dlm melakukan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan.
 Tanyakan pada pasien “Apakah kegiatan cara
pencegahan perilaku kekerasan mengurangi
perasaan marah?”
Mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan

 Diskusikan cara bicara yang baik dengan pasien.


 Beri contoh cara bicara yang baik untuk :
Minta pasien mengikuti contoh cara bicara yang baik (satu per
satu).
 Minta pasien mengulang sendiri.
 Beri pujian atas keberhasil pasien .
 Diskusikan dengan pasien waktu dan kondisi cara bicara dapat
dilatih di ruangan, misal : meminta obat, baju, dll; menolak ajakan
merokok, tiduk tidak pada waktunya, menceritakan kekesalan
pada perawat.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik
dengan mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan pasien.
Mendemonstrasikan cara spiritual untuk
mencegah perilaku kekerasan

 Diskusikan dengan pasien kegiatan ibadah yang pernah


dilakukan.
 Bantu menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang
perawat.
 Bantu pasien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan.
 Minta pasien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
 Beri pujian atas keberhasilan klien.
 Diskusikan dengan pasien waktu pelaksanaan kegiatan ibadah.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan klien.
Mendemonstrasikan patuh obat untuk
mencegah perilaku kekerasan
 Diskusikan dengan pasien jenis obat yang dimakan (nama,
warna, besarnya); wktu minum ibat (jika 3 kali : 07.00, 13.00,
19.00).
 Diskusikan dengan pasien manfaat minum obat teratur.
 Diskusikan proses minum obat
 Susun bersama pasien jadwal minum obat.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Diskusikan bagaimana cara pemberian obat.
 Validasi pelaksanaan minum obat pasien dan antisipasi dalam
patuh minum obat yang dilaksanakan oleh keluarga.
 Beri pujian atas keberhasilan.
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Tujuan dan tindakan keluarga dalam melakukan cara pencegah perilaku
kekerasan.

Tindakan keperawatan
 Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien sesuai dengan yang
telah dilakukan keluarga terhadap pasien selama ini.
 Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat pasien.
 Jelaskan cara-cara merawat pasien :
 Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif.
 Sikap dan cara bicara.
 Membantu pasien mengenal penyebab marah dan pelaksanaan cara
pencegahan perilaku kekerasan.
 Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat pasien.
 Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan
demonstrasi.
 Anjurkan keluarga mempraktikkannya pada pasien selama di rumah sakit dan
melanjutkan ketika di rumah.
 Anjurkan pasien menceritakan dan menunjukkan kegiatan harian yang telah
dilatih dan dilaksanakan.
 Anjurkan keluarga memberi pujian atas kemampuan pasien.
Evaluasi Kemampuan
Pasien
 Pasien menjelaskan situasi yang membuat ia marah.
 Pasien berpartisipasi dalam latihan / role play.
 Pasien mengidentifikasi situasi nyata yang membuat pasien marah.
 Pasien dapat mendemonstrasikan cara marah yang tepat.
 Pasien dapat mengidentifikasi perasaan dan ketepatan cara yang
digunakan.

Keluarga
 Keluaraga mampu memberikan perawatan pasien di rumah.
 Keluarga mengetahui keuntungan peran serta keluarga dalam merawat
pasien.
 Keluarga mampu memfasilitasi pada saat pasien mengungkapkan
perasaan dan perilaku marah.
 Keluarga mampu memberikan pujian terhadap setiap perilaku positif
(assertif).
Terima kasih….

Anda mungkin juga menyukai