Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN ANAK DENGAN


PERILAKU KEKERASAN
Tujuan Pembelajaran
 Melakukan pengkajian.
 Menetapkan diagnosa keperawatan.
 Melakukan tindakan keperawatan pada
pasien
 Melakukan tindakan keperawatan pada
keluarga.
 Membuat evaluasi kemampuan yang
diharapkan pada pasien dan keluarga.
 Mendokumentasikan proses keperawatan.
PENGERTIAN
Perilaku kekerasan pada anak adalah
anak memperlihatkan
 sikap menentang selalu berdebat
 tidak mau mengalah
 senang menonjolkan diri
 tidak patuh pada peraturan di rumah
 bicara dengan nada yang keras
 bila keinginanya tidak dikabulkan anak akan
menunjukan perilaku tempertantrum
(ngadat) maupun impulsive.
Pengkajian Perilaku Kekerasan dengan
Observasi
 Muka merah.
 Pandangan tajam.
 Otot tegang.
 Nada suara tinggi: menghina, bhs kasar, mengancam.
 Berdebat.
 Pasien sering memaksa kehendak merampas makanan.
 Memukul jika tidak senang.
 Saat berinteraksi : Provokasi, Antisipasi, dan Konflik.
 Memaksakan kehendak : merampas makanan/mainan
 Memukul jika tidak senang
Pengkajian Perilaku Kekerasan dengan
Wawancara:
Penyebab marah
 Perubahan fungsi tubuh : cacat?
 Perubahan peran dalam keluarga : anggota
baru?
 Mengalami penganiayaan fisik.
 Menyaksikan tindakan kekerasan.
 Mengalami pengalaman yang buruk : pernah
tenggelam / kecelakaan?
 Tinggal di lokasi konflik.
Perasaan marah
 Kapan?
 Mengapa?
 Penyebab?

Tanda-tanda marah yang dirasakan pasien


 Apakan pasien merasa ingin mengata-
ngatai / memukul / menyerang orang lain?
 Apakah pasien ingin melempar barang?
 Tempertantrum
 Menangis
 Mengompol
Diagnosa Keperawatan :

Perilaku Kekerasan
Tindakan Keperawatan
Tujuan
 Membina hubungan saling percaya.
 Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
 Mengidentifikasi tanda dan gejala serta akibat perilaku
kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah
perilaku kekerasan.
 Mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah
perilaku kekerasan.
 Mendemonstrasikan patuh obat untuk mencegah
perilaku kekerasan.(Jika mendapat obat antipsikotik)
Persiapan perawat sebelum merawat pasien anak
perilaku kekerasan

 Sadar perasaan sendiri


 Yakin pasien dapat belajar ungkapan marah yg benar
 Hangat, tegas, menerima, tetap tenang & kalem
 Bicara dengan lembut, nada rendah
 Tidak membalas suara keras pasien
 Gunakan kalimat pendek & sederhana
 Hindarkan tertawa & senyum tdk pada tempatnya
 Katakan sdr. siap untuk membantu
 Beri kesempatan untuk ventilasi
 Sikap rileks, terapeutik dan tidak tergesa-gesa
Membina hubungan saling percaya dengan
pasien.

 Beri salam.
 Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan.
 Tanyakan nama dan panggilan kesukaannya
 Jelaskan maksud hubungan interaksi.
 Jelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
 Beri rasa aman dan sikap empati.

Latihan 1: Membina Hubungan Saling Percaya


Mengidentifikasi Penyebab Perilaku Kekerasan
 Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
 Bantu untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel /
kesal.

Latihan (hal 5)

Mengidentifikasi tanda, dan gejala serta akibat perilaku


kekerasan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami saat jengkel /
marah.
 Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
 Simpulkan bersama pasien tanda dan gejala jengkel / marah
yang dialami.
 Diskusikan akibat/kerugian dari cara marah yg dilakukan pasien
 Simpulkan bersama akibat dari perilaku kekerasan pasien

Latihan (hal 6)
Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
 Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan pasien.
 Beri pujian atas kegiatan yang biasa dilakukan pasien.
 Diskusikan dua cara fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
yang paling mudah dilakukan untuk : tarik nafas dalam dan pukul kasur
bantal.
 Diskusikan cara tarik nafas dalam dengan pasien.
 Beri contoh pada pasien cara tarik nafas dalam.
 Minta pasien mengulang contoh yang diberikan sebanyak 5X.
 Beri pujian positif atas kemampuan pasien mendemonstrasikan
 Tanya perasaan pasien setelah selesai
 Anjurkan menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel/marah
 Diskusikan frekuensi latihan………………………….

Latihan 4: demonstrasi cara marah yang sehat secara fisik (hal 8-9)
 Diskusikan frekuensi latihan yang akan
dilakukan.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara.
 Evaluasi pelaksanaan latihan cara pencegahan
perilaku kekerasan yang telah dilakukan dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan dlm melakukan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan.
 Tanyakan pada pasien “Apakah kegiatan cara
pencegahan perilaku kekerasan mengurangi
perasaan marah?”
Mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan

 Diskusikan cara bicara yang baik dengan pasien.


 Beri contoh cara bicara yang baik untuk : Meminta, menolak,
dengan baik, mengungkapkan perasaan dgn baik
 Minta pasien mengikuti contoh cara bicara yang baik (satu per
satu).
 Minta pasien mengulang sendiri:
 Beri pujian atas keberhasil pasien .
 Diskusikan dengan pasien waktu dan kondisi cara bicara dapat
dilatih di ruangan, misal : meminta obat, baju, dll; menolak ajakan
merokok, tiduk tidak pada waktunya, menceritakan kekesalan
pada perawat.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik
dengan mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan pasien.
Mendemonstrasikan cara spiritual untuk
mencegah perilaku kekerasan

 Diskusikan dengan pasien kegiatan ibadah yang pernah


dilakukan.
 Bantu menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang
perawat.
 Bantu pasien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan.
 Minta pasien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
 Beri pujian atas keberhasilan klien.
 Diskusikan dengan pasien waktu pelaksanaan kegiatan ibadah.
 Susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan.
 Berikan pujian atas keberhasilan klien.
Mendemonstrasikan patuh obat untuk
mencegah perilaku kekerasan
 Diskusikan dengan pasien jenis obat yang dimakan (nama,
warna, besarnya); wktu minum ibat (jika 3 kali : 07.00, 13.00,
19.00).
 Diskusikan dengan pasien manfaat minum obat teratur.
 Diskusikan proses minum obat
 Susun bersama pasien jadwal minum obat.
 Pasien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation).
 Diskusikan bagaimana cara pemberian obat.
 Validasi pelaksanaan minum obat pasien dan antisipasi dalam
patuh minum obat yang dilaksanakan oleh keluarga.
 Beri pujian atas keberhasilan.
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Tujuan dan tindakan keluarga dalam melakukan cara pencegah perilaku
kekerasan.

Tindakan keperawatan
 Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien sesuai dengan yang
telah dilakukan keluarga terhadap pasien selama ini.
 Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat pasien.
 Jelaskan cara-cara merawat pasien :
 Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif.
 Sikap dan cara bicara.
 Membantu pasien mengenal penyebab marah dan pelaksanaan cara
pencegahan perilaku kekerasan.
 Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat pasien.
 Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan
demonstrasi.
 Anjurkan keluarga mempraktikkannya pada pasien selama di rumah sakit dan
melanjutkan ketika di rumah.
 Anjurkan pasien menceritakan dan menunjukkan kegiatan harian yang telah
dilatih dan dilaksanakan.
 Anjurkan keluarga memberi pujian atas kemampuan pasien.
Evaluasi Kemampuan
Pasien
 Pasien menjelaskan situasi yang membuat ia marah.
 Pasien berpartisipasi dalam latihan / role play.
 Pasien mengidentifikasi situasi nyata yang membuat pasien marah.
 Pasien dapat mendemonstrasikan cara marah yang tepat.
 Pasien dapat mengidentifikasi perasaan dan ketepatan cara yang
digunakan.

Keluarga
 Keluaraga mampu memberikan perawatan pasien di rumah.
 Keluarga mengetahui keuntungan peran serta keluarga dalam merawat
pasien.
 Keluarga mampu memfasilitasi pada saat pasien mengungkapkan
perasaan dan perilaku marah.
 Keluarga mampu memberikan pujian terhadap setiap perilaku positif
(assertif).
Terima kasih….

Anda mungkin juga menyukai