Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

NAMA : DEVIYANTI

SEMESTER : SATU (1)

1. Tuan E , berumur 43 tahun . klien dibawa ke RS dengan keluhan utama mengamuk,klien


selalu melempar barang-barang ,merusak perabotan rumah tetangga. Klien mengamuk
bila ditegur oleh orang lain ,klien biasa melamun dan tertawa sendirI. Saat pengkajiaan ,
klien mengatakan mendengar suara-suara. Klien nampak selalu menyendiri, klien selalu
berdiam diri ditempat tidur dan selalu memisahkan diri dari orang lain . klien mengatakan
bahwa ia merasa tidak enak bergaul dengan pasien lain, dan mengatakan dirinya adalah
orang gagal dan merasa tidak ada lagi keluarga yang perduli padanya:
Pertanyaan :
a. Jelaskan masalah keperawatan utama pada tuan E?
b. Jelaskan masalah kep. Apa saja yang dialami tuan E?
c. Jelaskan tindakan yang saudara lakukan sebelum interaksi dengan tuan E?
d. Anda diminta untuk membantu tuan E mengontrol perilaku kekerasannya.
 Jelaskan strategi tindakan mengontrol perilaku kekerasan
e. Jika tuan E memerlukan tindakan pengekangan ,jelaskan langkah-langkah dari
tindakan tersebut?

Jawab :
a. Masalah utama pada tuan E adalah perilaku kekerasan
b. Masalah kep. Yang dialami tuan E :
 Perilaku kekerasan yang ditunjukkan dengan keluhan utama mengamuk,dan
merusak barang-barang
 Halusinasi pendengaran ditunjukan dengan klien mengatakan mendengar suara-
suara
 Menarik diri ditunjukkan dengan klien selalu berdiam diri ditempat tidur dan
selalu memisahkan diri dari orang lain
 Harga diri rendah ditunjukkan dengan klien mengatakan dirinya adalah orang
gagal dan merasa tidak ada lagi keluarga yang tidak perduli terhadapnya
c. Sebelu berinteraksi dengan tuan E ,saya akan mencari tahu dulu apa penyebab
sehingga dia dibawa ke RS setelah itu saya akan melakukan pendekataaan kepada
klien dengan cara membina hubungan saling percaya
d. Strategi tindakan mengontrol perilaku kekerasaan :
 Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar klien
merasa aman dan nyaman saaat berinteraksi. Tindakan yang dilakukan adalah :
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan interaksi
 Membuat kontrak topik,waktu,dan tempat setiap kali bertemu klien
 Diskusikan bersama kepada klien penyebab perilaku kekerasaan saaat ini dan yang
lalu
 Diskusikan perasaaan klien jika terjadi penyebab kekerasaaan
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara fisik
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara psikologis
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara sosial
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara spiritual
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara intelektual
 Diskusikan bersama pasien perilakunkekerasaan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara
 Verbal
 Terhadap orang lain
 Terhadap diri sendiri
 Terhadap lingkungan
 Diskusikan bersama klien akibat perilakunya
 Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasaan secara :
 Fisik : pukul kasur/bantal ,tarik nafas dalam
 Obat
 Social/verbal: menyatakan sevara asertif rasa marahnya
 Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan
 Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
 Latihan nafas dalam dan pukul kasur/bantal
 Susun jadwal latihan
 Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
 Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal:menolak dengan
baik,meminta dengan baik dan mengungkapkan dengan baik
 Susun jadwal latihan
 Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
 Latih mengontrol marah secra spiritual :sholat,berdoa
 Susun jadwal latihan
 Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat :
 Latih klien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar nama
klien,benar nama obat,benar cara minum,benar waktu pemberiaannya,dan
benar dosis) disertai penjelasaan guna obat dan akibat berhenti minum obat
 Susun jadwal latihan
 Ikut sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi mengontrol
perilaku kekerasaan
e. Prosedur tindakan pengekangan
 Menjelaskan tujuan dilakukan fiksasi yaitu untuk membantu mengendalikan
perilaku klien
 Membaringakan klien dalam posisi terlentang kedua tangan diletakkan sesuai
kenyamanan klie
 Memasang manset pada kedua tangan klien ( tidak terlalu kencang)
 Memasang sabuk pengaman dengan posisi badan pasien tegak lurus
 Menyelimuti klien sambil menjelaskan padanya ,pengekangan bersifat sementara
dan akan segera dibuka jika klien sudah dapat ,mengendalikan prilakunya
 Memantau tanda-tanda vital,manset ekstremnitas setiap 15 menit
 Mengubah possisi dan melatih anggota gerak setiap 50 menit
 Memantau respon emosi klien
 Mancatat tindakan yang dilakukan ( alasan pengekangan,respon pasien dan
menandatangani catatan)
 Menguji kemampuan pengendalian diri klien yang akan melakukan tindakan
keperwatan ( pengikatan,pemberian obat)
 Menerima klien sebagaimana adanya dengan tidak mengeluarkan kata-kata yang
merendahkan dan mengejek
 Apabila terjadi luka akibat tindakan fiksasi,maka harus segera dilakukan
perawataan luka tersebut dan melaporkan kepada dokter ruangan /dokter jaga.
2. Klien tuan H berumur 32 tahun, anak ke 2 dari 6 bersaudara ,klien masuk RS tanggal 5
Januari 2014, dengan keluhan utama klien sering merobek-robek bajunya ,telanjang dan
ingin lari keluar rumah. Kejadian ini bermula ketika adiknya menikah . sejak kecil klien
dianggap mengalami gangguan jiwa dianggap bodoh sehingga klien tidak
disekolahkan ,dirumah selalu dikucilkan dan tidak pernah diajak berkomunikasi, tidak
mempunyai teman dekat dan tidak mempunyai keluarga yang dianggap teman dekat
klien. Akibatnya klien sering menyendiri, melamun dan mengatakan bahwa ada suara
yang menyuruhnya pergi. Karena klien tidak mampu pergi sebagai gantinya klien disuruh
merobek-robek bajunya. Keluarga merasa tidak mampu merawat dan akhirnya membawa
klien ke RSJ dengan alasan mau diajak nonton film.
Gejala klinik: ikoherensi ,alam perasaaan datar serta tidak sesuai,perilaku dan tertawa
kekanakan(giggling), waham tidak jelas dan tidak sistematis,halusinasi terpecah-pecah.
Dari hasil observasi didapat data bahwa rambut kotor, tidak memakai alas kai. Gaya
bicara klien hati-hati, bicara bila ditanya dan jawabannya singkat tetapi kadang-kadang
membanjir ketika marah, suka berdebat. Pembicaraan kacau sulit difahami,sering tertawa
dan bicara sendiri . klien sering duduk sendiri.
Pertanyaan :
a. Jelaskan jenis skizofrenia yang dialami tuan H berdasarkan gejala klinik
b. Jelaskan faktor predisposisisi dan presitasi pada tuan H
c. Jelaskan psikopatologi terjadinya halusinasi pada tuan H
d. Identifikasi maslah keperawatan tuan H dan tetapkan masalah keperawatan yang
menurut anda prioritas untuk diintervensi
e. Anda diminta membantu tuan H mengontrol halusinasinya ,maka:
 Jelaskan cara membantu klien mengontrol halusinasi tuan H disertai strategi
pelaksanaan tindakan dalam bentuk komunikasi (fase kerja)
 Jenis terapi aktivitas kelompok yang dibutuhkan tuan H

Jawab :

a. Jenis skizofrenia yang dialami tuan H Hebefrenik di mana ciri-ciri utamanya adlah
percakapan dan prilaku yang kacau,serta afek yang datar atau tidak tepat, gangguan
asosiasi juga banyak terjadi . individu tersebut juga mempunyai sikap yang
aneh,menunjukan perilaku menarik diri secara sosial yang ekstrim,mengabaikan
hygiene dan penampilan diri. Awitan biasaanya terjadi sebelum 25 tahun dan dapat
bersifat kronis . prilakunya regresif, dengan interaksi sosial dan kontak dengan
realistis yang buruk
b. Faktor predisposisi tuan H : klien dianggap mengalami gangguan jiwa dianggap
bodoh sehingga klien tidak disekolahkan ,dirumah selalu dikucilkan dan tidak
pernah diajak berkomunikasi, tidak mempunyai teman dekat dan tidak mempunyai
keluarga yang dianggap teman dekat klien
Faktor prespitasi tuan H : klien sering menyendiri, melamun dan mengatakn bahwa
ada suara yang menyuruhnya pergi. Karna klien tidak mampu pergi sebagai
gantinya klien disuruh merobek-robek bajunya.
c. Psikopatologi terjadinya halusinasi pada tuan H
Psikopatologi terjadinya halusinasi pada tuan H adalah karena sejak kecil telah
mengalami isolasi sosial dimana klien dianggap gila oleh keluarga sehingga klien
tidak disekolahkan,dirumah selalu dikucilkan ,tidak pernah diajak berkomunikasi
dan klien tidak mempunyai teman dekat dan keluarga sebagai teman
dekatnya.karena mengalami isolasi sosial akhirnya klien menarik diri dari
lingkungannya dengan sering menyendiri dan melamun sehingga pada akhirnya
klien mulai berhalusinasi ( halusinasi pendengaran) dengan mengatakan mendengar
suara-suara yang menyuruhnya merobek-robek bajunya.
d. Identifikasi masalah keperawatan tuan H
 Gangguan personal hygiene
 Isolasi sosial,menarik diri
 Perubahan isi pikir
 Halusinasi pendengaran

Menurut saya masalah keperawatan yang harus diprioritaskan untuk diintervensi


adalah GANGGUAN PERSONAL HYGIENE

e. Cara membantu klien mengontrol halusinasinya :


Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan untuk klien
Tujuan tindakan untuk klien meliputi :
 Klien mengenali halusinasi yang dialaminya
 Klien dapat mengontrol halusinasinya
 Klien mengikuti program pengobatan secra optimal

SP 1 PASIEN : membantu klien mengenali halusinasi,menjelaskan cara-cara


mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara

Menghardik halusinasi
ORIENTASI :

‘’ Selamat pagi bapak,saya mahasiswa keperawatan KJP yang akan merawat


bapak. Nama saya DEVIYANTI senang diapanggil DEVI .nama bapak siapa?
Senangnya dipanggil apa?’’

‘’ bagaimana perasaaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini?”

‘’baiklah , bagaimana kalaw kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak nampak wujudnya? Dimana kita duduk? Diruang tamu?
Berapa lama? Bagaimana kalaw 30 menit?

KERJA :

‘’apakah bapak mendengar suara tanpa wujudnya ? apa yang dikatakan suara itu?

‘’apakah terung menerus atau kadang-kadang? Kapan paling sering terdengar?


Berapa kali?pada keadaan apa suara itu muncul? Apakah ketika bapak sendiri?’’

‘’apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara
itu bisa hilang? Bagaimana kalaw kita belajar cara mencegah suara itu?’’

‘’ada 4 cara mencegah suara itu,pertama,dengan menghardik suara itu. Kedua,


dengan cara bercakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal. Keempat, minum obat secara teratur’’

‘’ bagaimana kalaw kita belajar cara 1 dulu yaitu menghardik suara itu?’’

‘’ caranya sebagai berikut : saaat suara itu muncul,langsung bapak bilang,pergi


saya tidak mau dengar,,,saya tidak mau dengar,,,kamu tidak nyata kamu palsu,,,
begitu, diulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba sekarang bapak
peragakan ,, ya begitu,,bagus,,coba lagi pak,, ya bagus bapak sudah bisa,,’’

TERMINASI :

‘’ bagaimana perasaan bapak setelah peragaan tadi? Kalw suara itu muncul lagi
,silahkan coba cara itu. Bagaimana kalaw kita buat jadwal latihannya pak!
Bagaimana kalaw kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara
itu dengan cra yang kedua? Jam berapa ? bagaimana kalaw dua jam lagi pak?
Berapa lama kita akan berlatih? Dimana tempatnya?

‘’baiklah sampai jumpa”

SP 2 PASIEN : Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara kedua,bercakap


dengan orang lain.

ORIENTASI

‘’ Selamat pagi bapak ,bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara itu
masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah saya ajarkan? Berkurangkah
suara itu?sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap dengan orang lain . kita akan latihan selama 15 menit”

KERJA

‘’ Cara kedua untuk mencegah halusinasi yang lain adalah dengan bercakap
dengan orang lain. Jadi kalaw bapak mulai mendengar suara lagi langsung saja
cari teman untuk ditemani bicara atau ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan
bapak. Contohnya ; ...tolong saya mulai mendengar suara tersebut,ayo ngobrol
dengan saya,atau jika ada oarang dirumah istri atau anak bapak bisa bapak ajak
ngobrol,begitu bapak coba bapak lakukan seperti yang saya lakukan tadi ,, ya
begitu pak bagus ,, coba sekali lagi ,, bagus,, coba sekali lagi,,bagus ,, nah latih terus
ya pak’’

TERMINASI :

‘’ bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini ? jadi ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah suara itu? Bagus,, cobalah kedua cara ini kalaw bapak
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalaw kita masukkan dalam jadwal kegiatan
harian bapak , mau jam berapa ? lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara
itu muncul! Besok pagi saya akan kemari lagi . besok kita akan latihan cara yang
ketiga, yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam brapa? Bagaimana kalw jam
10? Mau dimana ? disini lagi? Sampai juampa besok!’’

SP 3 PASIEN : melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga


,melaksanakan aktivitas terjadwal

ORIENTASI :
‘’ selamat pagi pak, bagaimana perasaan bapak hari ini apakah suara itu masih
muncul? Apakah sudah dipakai dua cara tersebut yang saya ajarkan? Bagaimana
hasilnya? Bagus.. sesuai janji kita ,hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau diamana kita
bicara? Baik disini saja . berapa Lama pak? Bagaimana kalw 30 menit saja. ‘’

KERJA :

‘’Apa saja yang biasa bapak lakukan? Saat pagi apa kegiatannya? Terus jam
selanjutnya?( kegiatan sampe malam)wah banyak juga kegiataan nya . mari kita
latih dua kegiatan hari ini. Bagus sekali bapak bisa melakukannya. Kegiatan ini
dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain
akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan..’’

TERMINASI :

‘’bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang tentang ketiga cara untuk
mencegah suara tersebut? Bagus sekali... coba sebutkan ketiga cara tersebut
pak..bagus sekali,,,mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak ,coba
lakukan sesuai jadwal ya. Bagaimana kalaw kita bertemu lagi sesudah makan siang
nanti,? Kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam
berapa? Bagaimana kalaw jam 12 siang nanati,? Diruang makan? Iya sampai
jumpa”

SP 4 PASIEN : melatih pasien menggunakan obat secara teratur

ORIENTASI :

‘’Selamat siang pak, bagaimana perasaan bapak ? apakah suara itu masih muncul?
Apakah sudah digunakan tiga cara yang telah kita latih?apakah jadwal kegiatan
juga sudah dilatih?apakah siang ini sudah minum obat?baiklah,,hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obat yang bapak minum, kita akan diskusi selama 20
menit,bagaimana pak?baiklah”

KERJA :

‘’bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara itu
hilang atau berkurang? Minum obat sangat penting supaya suara itu tidak muncul
lagi,berapa macam obat yang bapak minum?(perawat menyiapkan obat pasien)ini
yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi,jam 1 siang dan jam 7 malamn
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP) 3 kali sehari
jamnya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu
(HP) 3 kali sehari jamnya sama gunanya agar pikiran tenang. Kalaw suara itu
sudah hilang obatnya belum boleh dihentikan. Nanti dikonsultasikan dengan dokter,
sebab kalaw putus obat,bapak akan kambuh dan sulit mengembalikan ke keadaaan
semula. Bapak juga harus teliti saaat menggunakan obat-obat ini. Pastikan obatnya
benar,artinya bahwa obat ini benar-benar punya bapak . jangan keliru dengan obat
milik orang lain. Baca nama keemasaannya,pastikan obat diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya,jumlah
obat sekali minum dan harus cukup 10 gelas perhari”

TERMINASI :

‘’Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap tentang obat? Sudah berapa
cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara?coba sebutkan..bagus..mari kita
masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak . jangan lupa pada
waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalaw dirumah. Baiklah
saatnya istrahat. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah
suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalw jam 10?
Sampai jumpa’’

Jenis terapi TAK yang dibutuhkan tuan R adalah terapi aktivitas kelompok orientasi
realitas dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

3. Tn B 38 tahun di PHK dari pekerjaannya sejak 2 tahun yang lalu. Klien kemudian dicerai
oleh istrinya. Sejak di PHK klien sering melamun sehingga keluarga membawa klien ke
pesantren agar jiwanya lebih tenang. Namun karena tidak ada perubahan klien dibawa
berobat kepada orang pintar. Saat ini klien sering marah – marah dan mengatakan dirinya
nabi yang mempunyai mukjizat mampu menyembuhkan segala penyakit dan dapat
berbicara dengan binatang.
Pertanyaan :
a. Masalah keperawatan apa yang terjadi pada Tn B dan bagaimana terjadinya masalah
tersebut.
b. Jelaskan prinsip tindakan sesuai dengan masalah utama Tn B.
c. Jelaskan tindakan keperawatan untuk membantu orientasi realita Tn B.
d. Jika diindikasikan Tn B memerlukan terapi ECT, jelaskan peran perawat pada terapi
tersebut.

Jawab :

a. Masalah keperawatan yang terjadi pada Tn B adalah Waham Kebesaran.


Waham terjadi atas unsur – unsur yang tidak berdasarkan logika, individu tidak mau
melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti – bukti yang objektif
tentang kebenaran itu. Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan atau
keinginan – keinginan dari penderita itu sendiri. Waham merupakan suatu cara untuk
memberikan gambaran dari berbagai problem sendiri atau tekanan – tekanan yang ada
dalam kepribadian penderita biasanya :
 Keinginan yang tertekan.
 Kekecewaan dalam berbagai harapan.
 Perasaan rendah diri.
 Perasaan bersalah.
 Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan.

b. Prinsip tindakan keperawatan pada waham :


 Tetapkan hubungan saling percaya
 Identifikasi isi dan jenis waham
 Kaji intensitas, frekuensi dan lamanya waham
 Identifikasi stressor waham
 Identifikasi stres terbesar yang dialami baru – baru ini
 Hubungan unsur waham dan onset stres
 Jika klien bertanya apakah anda percaya pada waham tersebut, katakan bahwa
itu merupakan pengalaman klien, contoh Saya mengerti anda merasa
sebagai….., tapi sukar bagi saya untuk mempercayainya karena……
 Penuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh waham
 Identifikasi kebutuhan emosional yang dipenuhi oleh waham
 Sekali waham dimengerti, hindari dan jangan mendukung pembicaraan
berulang tentang waham.
c. Tindakan keperawatan untuk membantu orientasi realita Tn B
Bantu orientasi realita :
 Tidak mendukung atau membantah Waham pasien
 Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari – hari
 Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas

Strategi Merawat Klien :

 Tempatkan waham dalam kerangka waktu dan identifikasi pemicu


 Kaji intensitas, frekuensi, dan lamanya waham
 Identifikasi komponen emosional waham
 Amati adanya bukti pemikiran konkrit
 Amati pembicaraan yang menunjukkan gejala gangguan pemikiran
 Amati kemampuan pasien untuk menggunakan pertimbangan sebab akibat
secara akurat
 Bedakan antara gambaran pengalaman dan kenyataan yang terjadi dan arti
dari kenyataan tersebut
 Secara cermat, tanyakan pada pasien tentang kenyataan yang terjadi dan arti
kenyataan tersebut
 Diskusikan tentang waham dan konsekuensinya.
d. Peran perawat dalam terapi ECT
Peran Perawat :
1) Persiapan
2) Pelaksanaan
3) Setelah ECT
Perawat sebelum melakukan terapi ect harus mempersiapkan alat dan
mengantisipasi kecemasaan klien dengan menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai