NAMA : DEVIYANTI
Jawab :
a. Masalah utama pada tuan E adalah perilaku kekerasan
b. Masalah kep. Yang dialami tuan E :
Perilaku kekerasan yang ditunjukkan dengan keluhan utama mengamuk,dan
merusak barang-barang
Halusinasi pendengaran ditunjukan dengan klien mengatakan mendengar suara-
suara
Menarik diri ditunjukkan dengan klien selalu berdiam diri ditempat tidur dan
selalu memisahkan diri dari orang lain
Harga diri rendah ditunjukkan dengan klien mengatakan dirinya adalah orang
gagal dan merasa tidak ada lagi keluarga yang tidak perduli terhadapnya
c. Sebelu berinteraksi dengan tuan E ,saya akan mencari tahu dulu apa penyebab
sehingga dia dibawa ke RS setelah itu saya akan melakukan pendekataaan kepada
klien dengan cara membina hubungan saling percaya
d. Strategi tindakan mengontrol perilaku kekerasaan :
Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar klien
merasa aman dan nyaman saaat berinteraksi. Tindakan yang dilakukan adalah :
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak topik,waktu,dan tempat setiap kali bertemu klien
Diskusikan bersama kepada klien penyebab perilaku kekerasaan saaat ini dan yang
lalu
Diskusikan perasaaan klien jika terjadi penyebab kekerasaaan
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara fisik
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara psikologis
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara sosial
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara spiritual
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara intelektual
Diskusikan bersama pasien perilakunkekerasaan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara
Verbal
Terhadap orang lain
Terhadap diri sendiri
Terhadap lingkungan
Diskusikan bersama klien akibat perilakunya
Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasaan secara :
Fisik : pukul kasur/bantal ,tarik nafas dalam
Obat
Social/verbal: menyatakan sevara asertif rasa marahnya
Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan
Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
Latihan nafas dalam dan pukul kasur/bantal
Susun jadwal latihan
Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal:menolak dengan
baik,meminta dengan baik dan mengungkapkan dengan baik
Susun jadwal latihan
Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
Latih mengontrol marah secra spiritual :sholat,berdoa
Susun jadwal latihan
Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat :
Latih klien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar nama
klien,benar nama obat,benar cara minum,benar waktu pemberiaannya,dan
benar dosis) disertai penjelasaan guna obat dan akibat berhenti minum obat
Susun jadwal latihan
Ikut sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi mengontrol
perilaku kekerasaan
e. Prosedur tindakan pengekangan
Menjelaskan tujuan dilakukan fiksasi yaitu untuk membantu mengendalikan
perilaku klien
Membaringakan klien dalam posisi terlentang kedua tangan diletakkan sesuai
kenyamanan klie
Memasang manset pada kedua tangan klien ( tidak terlalu kencang)
Memasang sabuk pengaman dengan posisi badan pasien tegak lurus
Menyelimuti klien sambil menjelaskan padanya ,pengekangan bersifat sementara
dan akan segera dibuka jika klien sudah dapat ,mengendalikan prilakunya
Memantau tanda-tanda vital,manset ekstremnitas setiap 15 menit
Mengubah possisi dan melatih anggota gerak setiap 50 menit
Memantau respon emosi klien
Mancatat tindakan yang dilakukan ( alasan pengekangan,respon pasien dan
menandatangani catatan)
Menguji kemampuan pengendalian diri klien yang akan melakukan tindakan
keperwatan ( pengikatan,pemberian obat)
Menerima klien sebagaimana adanya dengan tidak mengeluarkan kata-kata yang
merendahkan dan mengejek
Apabila terjadi luka akibat tindakan fiksasi,maka harus segera dilakukan
perawataan luka tersebut dan melaporkan kepada dokter ruangan /dokter jaga.
2. Klien tuan H berumur 32 tahun, anak ke 2 dari 6 bersaudara ,klien masuk RS tanggal 5
Januari 2014, dengan keluhan utama klien sering merobek-robek bajunya ,telanjang dan
ingin lari keluar rumah. Kejadian ini bermula ketika adiknya menikah . sejak kecil klien
dianggap mengalami gangguan jiwa dianggap bodoh sehingga klien tidak
disekolahkan ,dirumah selalu dikucilkan dan tidak pernah diajak berkomunikasi, tidak
mempunyai teman dekat dan tidak mempunyai keluarga yang dianggap teman dekat
klien. Akibatnya klien sering menyendiri, melamun dan mengatakan bahwa ada suara
yang menyuruhnya pergi. Karena klien tidak mampu pergi sebagai gantinya klien disuruh
merobek-robek bajunya. Keluarga merasa tidak mampu merawat dan akhirnya membawa
klien ke RSJ dengan alasan mau diajak nonton film.
Gejala klinik: ikoherensi ,alam perasaaan datar serta tidak sesuai,perilaku dan tertawa
kekanakan(giggling), waham tidak jelas dan tidak sistematis,halusinasi terpecah-pecah.
Dari hasil observasi didapat data bahwa rambut kotor, tidak memakai alas kai. Gaya
bicara klien hati-hati, bicara bila ditanya dan jawabannya singkat tetapi kadang-kadang
membanjir ketika marah, suka berdebat. Pembicaraan kacau sulit difahami,sering tertawa
dan bicara sendiri . klien sering duduk sendiri.
Pertanyaan :
a. Jelaskan jenis skizofrenia yang dialami tuan H berdasarkan gejala klinik
b. Jelaskan faktor predisposisisi dan presitasi pada tuan H
c. Jelaskan psikopatologi terjadinya halusinasi pada tuan H
d. Identifikasi maslah keperawatan tuan H dan tetapkan masalah keperawatan yang
menurut anda prioritas untuk diintervensi
e. Anda diminta membantu tuan H mengontrol halusinasinya ,maka:
Jelaskan cara membantu klien mengontrol halusinasi tuan H disertai strategi
pelaksanaan tindakan dalam bentuk komunikasi (fase kerja)
Jenis terapi aktivitas kelompok yang dibutuhkan tuan H
Jawab :
a. Jenis skizofrenia yang dialami tuan H Hebefrenik di mana ciri-ciri utamanya adlah
percakapan dan prilaku yang kacau,serta afek yang datar atau tidak tepat, gangguan
asosiasi juga banyak terjadi . individu tersebut juga mempunyai sikap yang
aneh,menunjukan perilaku menarik diri secara sosial yang ekstrim,mengabaikan
hygiene dan penampilan diri. Awitan biasaanya terjadi sebelum 25 tahun dan dapat
bersifat kronis . prilakunya regresif, dengan interaksi sosial dan kontak dengan
realistis yang buruk
b. Faktor predisposisi tuan H : klien dianggap mengalami gangguan jiwa dianggap
bodoh sehingga klien tidak disekolahkan ,dirumah selalu dikucilkan dan tidak
pernah diajak berkomunikasi, tidak mempunyai teman dekat dan tidak mempunyai
keluarga yang dianggap teman dekat klien
Faktor prespitasi tuan H : klien sering menyendiri, melamun dan mengatakn bahwa
ada suara yang menyuruhnya pergi. Karna klien tidak mampu pergi sebagai
gantinya klien disuruh merobek-robek bajunya.
c. Psikopatologi terjadinya halusinasi pada tuan H
Psikopatologi terjadinya halusinasi pada tuan H adalah karena sejak kecil telah
mengalami isolasi sosial dimana klien dianggap gila oleh keluarga sehingga klien
tidak disekolahkan,dirumah selalu dikucilkan ,tidak pernah diajak berkomunikasi
dan klien tidak mempunyai teman dekat dan keluarga sebagai teman
dekatnya.karena mengalami isolasi sosial akhirnya klien menarik diri dari
lingkungannya dengan sering menyendiri dan melamun sehingga pada akhirnya
klien mulai berhalusinasi ( halusinasi pendengaran) dengan mengatakan mendengar
suara-suara yang menyuruhnya merobek-robek bajunya.
d. Identifikasi masalah keperawatan tuan H
Gangguan personal hygiene
Isolasi sosial,menarik diri
Perubahan isi pikir
Halusinasi pendengaran
Menghardik halusinasi
ORIENTASI :
‘’ bagaimana perasaaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini?”
‘’baiklah , bagaimana kalaw kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak nampak wujudnya? Dimana kita duduk? Diruang tamu?
Berapa lama? Bagaimana kalaw 30 menit?
KERJA :
‘’apakah bapak mendengar suara tanpa wujudnya ? apa yang dikatakan suara itu?
‘’apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara
itu bisa hilang? Bagaimana kalaw kita belajar cara mencegah suara itu?’’
‘’ bagaimana kalaw kita belajar cara 1 dulu yaitu menghardik suara itu?’’
TERMINASI :
‘’ bagaimana perasaan bapak setelah peragaan tadi? Kalw suara itu muncul lagi
,silahkan coba cara itu. Bagaimana kalaw kita buat jadwal latihannya pak!
Bagaimana kalaw kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara
itu dengan cra yang kedua? Jam berapa ? bagaimana kalaw dua jam lagi pak?
Berapa lama kita akan berlatih? Dimana tempatnya?
ORIENTASI
‘’ Selamat pagi bapak ,bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara itu
masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah saya ajarkan? Berkurangkah
suara itu?sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap dengan orang lain . kita akan latihan selama 15 menit”
KERJA
‘’ Cara kedua untuk mencegah halusinasi yang lain adalah dengan bercakap
dengan orang lain. Jadi kalaw bapak mulai mendengar suara lagi langsung saja
cari teman untuk ditemani bicara atau ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan
bapak. Contohnya ; ...tolong saya mulai mendengar suara tersebut,ayo ngobrol
dengan saya,atau jika ada oarang dirumah istri atau anak bapak bisa bapak ajak
ngobrol,begitu bapak coba bapak lakukan seperti yang saya lakukan tadi ,, ya
begitu pak bagus ,, coba sekali lagi ,, bagus,, coba sekali lagi,,bagus ,, nah latih terus
ya pak’’
TERMINASI :
‘’ bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini ? jadi ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah suara itu? Bagus,, cobalah kedua cara ini kalaw bapak
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalaw kita masukkan dalam jadwal kegiatan
harian bapak , mau jam berapa ? lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara
itu muncul! Besok pagi saya akan kemari lagi . besok kita akan latihan cara yang
ketiga, yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam brapa? Bagaimana kalw jam
10? Mau dimana ? disini lagi? Sampai juampa besok!’’
ORIENTASI :
‘’ selamat pagi pak, bagaimana perasaan bapak hari ini apakah suara itu masih
muncul? Apakah sudah dipakai dua cara tersebut yang saya ajarkan? Bagaimana
hasilnya? Bagus.. sesuai janji kita ,hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau diamana kita
bicara? Baik disini saja . berapa Lama pak? Bagaimana kalw 30 menit saja. ‘’
KERJA :
‘’Apa saja yang biasa bapak lakukan? Saat pagi apa kegiatannya? Terus jam
selanjutnya?( kegiatan sampe malam)wah banyak juga kegiataan nya . mari kita
latih dua kegiatan hari ini. Bagus sekali bapak bisa melakukannya. Kegiatan ini
dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain
akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan..’’
TERMINASI :
‘’bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang tentang ketiga cara untuk
mencegah suara tersebut? Bagus sekali... coba sebutkan ketiga cara tersebut
pak..bagus sekali,,,mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak ,coba
lakukan sesuai jadwal ya. Bagaimana kalaw kita bertemu lagi sesudah makan siang
nanti,? Kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam
berapa? Bagaimana kalaw jam 12 siang nanati,? Diruang makan? Iya sampai
jumpa”
ORIENTASI :
‘’Selamat siang pak, bagaimana perasaan bapak ? apakah suara itu masih muncul?
Apakah sudah digunakan tiga cara yang telah kita latih?apakah jadwal kegiatan
juga sudah dilatih?apakah siang ini sudah minum obat?baiklah,,hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obat yang bapak minum, kita akan diskusi selama 20
menit,bagaimana pak?baiklah”
KERJA :
‘’bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara itu
hilang atau berkurang? Minum obat sangat penting supaya suara itu tidak muncul
lagi,berapa macam obat yang bapak minum?(perawat menyiapkan obat pasien)ini
yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi,jam 1 siang dan jam 7 malamn
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP) 3 kali sehari
jamnya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu
(HP) 3 kali sehari jamnya sama gunanya agar pikiran tenang. Kalaw suara itu
sudah hilang obatnya belum boleh dihentikan. Nanti dikonsultasikan dengan dokter,
sebab kalaw putus obat,bapak akan kambuh dan sulit mengembalikan ke keadaaan
semula. Bapak juga harus teliti saaat menggunakan obat-obat ini. Pastikan obatnya
benar,artinya bahwa obat ini benar-benar punya bapak . jangan keliru dengan obat
milik orang lain. Baca nama keemasaannya,pastikan obat diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya,jumlah
obat sekali minum dan harus cukup 10 gelas perhari”
TERMINASI :
‘’Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap tentang obat? Sudah berapa
cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara?coba sebutkan..bagus..mari kita
masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak . jangan lupa pada
waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalaw dirumah. Baiklah
saatnya istrahat. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah
suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalw jam 10?
Sampai jumpa’’
Jenis terapi TAK yang dibutuhkan tuan R adalah terapi aktivitas kelompok orientasi
realitas dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
3. Tn B 38 tahun di PHK dari pekerjaannya sejak 2 tahun yang lalu. Klien kemudian dicerai
oleh istrinya. Sejak di PHK klien sering melamun sehingga keluarga membawa klien ke
pesantren agar jiwanya lebih tenang. Namun karena tidak ada perubahan klien dibawa
berobat kepada orang pintar. Saat ini klien sering marah – marah dan mengatakan dirinya
nabi yang mempunyai mukjizat mampu menyembuhkan segala penyakit dan dapat
berbicara dengan binatang.
Pertanyaan :
a. Masalah keperawatan apa yang terjadi pada Tn B dan bagaimana terjadinya masalah
tersebut.
b. Jelaskan prinsip tindakan sesuai dengan masalah utama Tn B.
c. Jelaskan tindakan keperawatan untuk membantu orientasi realita Tn B.
d. Jika diindikasikan Tn B memerlukan terapi ECT, jelaskan peran perawat pada terapi
tersebut.
Jawab :