Pembimbing :
Indriyati ,SKep.Ns.,MKep.
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
Sukendi P1337420119140
Wafiroh P1337420119152
TAHUN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Menurut NAMI (National Alliance for Mentally Ill). Halusinasi dapat terjadi
pada seseorang yang bukan penderita gangguan jiwa, pada umumnya terjadi pada
klien yang mengalami stress yang berlebihan atau kelelahan bisa juga karena
pengaruh obat-obatan (halosinogenik) halusinasi ini antara lain
2) Halusinasi patologis
B. ETIOLOGI
Menurut Rawlin, et all, (1998) etiologi halusinasi dilihat dari 5 (lima) dimensi
yaitu:
1. Dimensi fisik
Halusinasi dapat meliputi kelima indera, tapi yang paling sering ditemukan
adalah halusinasi pendengaran, halusinasi dapat ditimbulkan dari beberapa kondisi
aseperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan sehingga terjadi
delirium intoksikasi, alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam jangka waktu yang
lama.
2. Dimensi intelektual
Halusinasi terjadi sebagai usaha untuk merubah realita yang ada, yang
bertujuan untuk melindungi integritas dirinya dan adanya fungsi ego untuk
mengadakan kontak yang realita.
3. Dimensi emosional
4. Dimensi sosial
Halusinasi dapat terjadi disebabkan oleh hubungan interpersonal yang tidak
memuaskan sehingga koping yang digunakan untuk menurunkan kecemasan
akibat hilangnya control terhadap diri, harga diri maupun interaksi social dalam
dunia nyata, sehingga klien cenderung menarik diri dan hanya tertuju pada dirinya
sendiri.
5. Dimensi spiritual
Menurut Stuart dan Sudden, 1998, terjadinya halusinasi dapat disebabkan sebagai
berikut :
1. Teori psikoanalisa
2. Teori biokimia
Halusinasi terjadi karena respon metabolisme terhadap stress yang
mengakibatkan terlepasnya zat halusinogenik neuro kimia cepat bufatamin dan
dimetyl tramsferasia.
Respon adaptif
Pikiran logis
Emosi berlebihan/kurang
Perilaku sesuai
Menarik diri.
Isolasi social.
E. POHON MASALAH
F. MASALAH KEPARAWATAN
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan, menciderai diri sendiri dan orang lain.
Ds : klien menyatakan malas untuk beraktivitas seperti mandi, makan, ganti baju
dan lain-lain.
PH yang kurang,
4. Intoleransi aktivitas
Do : Pasif
Ds : klien mengatakan tidak bisa tidur takut diganggu suara-suara dan mimpi
yang menakutkan.
Gelisah
Malam hari tidak dapat tidur
6. Menarik diri
Sering menyendiri
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan = menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan b/d halusinasi.
H. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa : Resiko tinggi perilaku kekerasan pada diri sendiri, orang lain
dan lingkungan b/d halusinasi.
Tujuan umum : Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
INTERVENS
1). Lakukan kontak sering dan singkat (agar klien tidak selalu sering kontak
dengan halulsinasinya).
2). Observasi klien terkait dengan halusinasinya, berbicara, tertawa tanpa adanya
stimulus memandang ke kiri/ke kanan/depan seolah-olah ada teman sedang
berbicara.
- Saat klien halusinasinya adakah suara yang didengar, adakah yang dilihat, bila
ada apa yang didengar, apa yang dilihat dan lain-lain.
- Katakan pada klien bahwa klien melihat atau mendengar, namun perawat tidak
melihat atau mendengar dengan nada bersahabat tanpa menuduh (menghakimi).
- Waktu frekuensi dari halusinasi (pagi, siang, sore, malam, saat mandi, makan,
tidur, jengkel atau sedih, stress, menyendiri).
1). Identifikasi bersama klien tindakan apa yang bisa dilakukan bila sedang
berhalusinasi.
2). Beri pujian terhadap ungkapan klien tentang tindakannya.
1). Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis dan frekuensi dan
manfaat obat.
2). Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat, merasakan manfaatnya.
3). Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
5). Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar cara dan waktu).
6). Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis dan frekuensi dan manfaat
obat.
4). Diskusikan dengan keluarga tentang halusinasi, tanda dan gejala serta
perawatan di rumah.
Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama: Tn. F
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat : Medan
Alamat : Medan
Bicara kotor, marah-marah, dan mengatakan sering melihat bayangan seperti setan
yang sering mengikutinya dan dan klien pernah mengamuk, memukul,
orangtuanya karena menyangka orangtuanya adalah setan yang akan
memukulnya, suka menarik diri. Masalah Keperawatan Resiko tinggi mencederai
diri, orang lain dan lingkungan
. Faktor Predisposisi
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Sejak 17 tahun dia sudah
mengkonsumsi narkoba dan terkadang klien merasa sedih belum mendapat
pekerjaan kerena klien merasa tidak berguna dan penganggurang Masalah
keperatan : Gangguan konsep diri : hanya diri rendah
2. Genogram
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Klien menerima keadaan dirinya dan menyukai seluruh bagian
tubuhnya b. Identitas : Klien tamatan SMP, lajang tidak memiliki pekerjaan
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarganya
e. Harga diri : Klien sering dikucilkan oleh keluarganya dirumah karena sering
marah-marah Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah
Spritual Nilai dan Keyakinan Klien beragama Islam dan klien percaya adanya
Tuhan, sebelum dan sesudah masuk Rumah Sakit Jiwa klien melakukan sholat 5
kali sehari.
2. Status Mental
a. Penampilan Klien berpenampilan tidak rapi, kotor, kuku panjang dan hitam
Masalah keperawatan: Defisit PerawatanDiri
b. Pembicaraan Klien bicara cepat dan klien dapat menjawab ssetiap peertnyan
yang diajukan perawat sesuai dengan topik pembicaraan, klien tidak menunjukkan
adanya tanda- tanda kerusakan komunikasi verbal. Masalah perawatan: tidak ada
masalah
. Aktivitas motorik Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena
masuk rumah sakit jiwa & merasa diasingkan dari keluarganya, klien suka
menyendiri, pandangan kosong. Masalah keperwatanya : intoleransi aktifitas .
d. Alam perasaan Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk
Rumah Sakit Jiwa dan merasa diasingkan dari keluargannya, klien sudah
menyendiri, pandangan kosong.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
g. Persepsi Klien mengatakan sering melihat bayangan seperti setan yang sering
mengikutinya dna klien pernah mengamuk, memukul orang tuanya karena
menyangka orangtuanya adalah setan yang akan membunuhnya, kontak mata
singkat, suara pelan & suka menyediri, dan sering bicara sendiri. Masalah
keperawatan: Resiko terhadap kekerasan Halusinasi penglihatan
h. Proses pikir Klien berbicara sesuai topik pembicaraan, klien berbicara singkat
Masalah keperawaran: tidak ada masalah i. Isi pikir Tidak dijumpai adanya
gangguan isi pikir Masalah keperawatan: tidak dijumpai masalah
j. Tingkat kesadaran
Klien dalam keadaan baik, karena disointrai, klien bisa membedakan waktu,
tempat dan orang.
k. Memori
Memori klien masih baik karena masih mengigat kejadian- kejadian yang terjdi
diceritakan pada perawat baik dulu & sekarang. Masalah keperawatan : tidak ada
masalah
l. Tingkat konsentrasi & berhitung Klien masih mampu berhitung tanpa bantuan
orang lain.
n. Daya titik diri Klien dalam perawatan & mengetahui bahwa ia sakit Masalah
keperawatan: tidak ada masalah
6. Penggunaan obat: klien dapat mengenal obatnya & makan obat sendiri dengan
teratur
Klien bersifat tertutup: jika ada masalah, klien jarang mau menceritakan pada
orang lain, karena klien suka diam & tidak mau diganggu.
4. Masalah dengan perumahan: klien ingin tinggal di truma & merasa bosan di
RSJ medan
X. Aspek Medik
Therapy:
2. Halloperidol 5 mg 3x1
N DATA MASALAH
O
1 Ds : - Klien mengatakan tidak bisa Resiko terjadinya tindakan kekerasan yang
tidur pada malam hari karena dirasakan pada lingkungan, orang lain & diri
melihat bayangan- bayangan sendiri.
seperti setan. -
Membuang/merusak
barangbarang, jalan
mondarmandir.
Do : - Kontak mata singkat -
Suara pelan - Klien suka
menyendiri
2 Ds: - Klien mengatakan sering Perubahan sensori persepsi halusinasi
melihata bayang- bayang setan penglihatan
yangmenyerupai ayahnya yang
akan membunuhnya Do: - Kontak
mata singkat - Sering menunduk
3 Ds: - Klien mengatakan malas Isolasi menarik diri
bergaul dan berbicara dengan
orang lain. Do: - Kurang aktif
dalam aktifitas
4 Ds: - Klien mengatakan kurang Gangguan konsep diri harga diri rendah
Gangauan konsep diri: 16
diperhatikan keluarga - Klien
mengatakan dikucilkan dalam
keluarga - Klien mengatakan
malu berteman Do: - Sering
menyendiri - Klien banyak
berdiam diri - Ekspresi tenang H
5 Ds: - Klien mengatakan kurang Koping keluarga inefektif
perhatian orang tua - Klien
mengatakan orang tua jarang
mengunjunginya Do: - Klien lebih
sering sendirian di rumah
1. Resiko terjadinya tindakan kekerasan yang diarahkan pada lingkungan, orang lain &
diri sendiri
3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri harga diri
rendah
POHON MASALAH
N DIAGNOSA INTERVEN
O KEPERAWAT SI
AN
TUJUAN KRITERI IMPLEMENTA EVALUA
A SI SI
LAPORAN KASUS
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, BA., dkk, (1999), Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Penerbit buku
kedokteran EGC, Jakarta.
Stuart dan Sudden, (1998), Principle and Practice of Psychiatric Nursing, 6th
edition, CV. Mosby Company, USA.LP & ASKEP HALUSINASI