Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

OLEH:
MUHAMMAD RAHMAT RADHIANI

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


AKADEMI KEPERAWATAN INTAN
MARTAPURA
2016

LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
1. Defenisi
Halusinasi adalah tanggapan/persepsi panca indra tanpa rangsangan dari luar/
eksternal yang dapat berupa halusinasi dengan, lihat raba dan lain-lain. (Rasmun, 2001,
hal.23)
.
2. Macam-Macam Halusinasi
a

Halusinasi penglihatan : klien melihat gambaran yang jelasa atau samar- samar tanpa
stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.

Halusinasi pendengaran : Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata dan orang- orang lain tidak mendengarnya.

Halusinasi penghidung/penciuman : Klien mencium bau yang muncul dari sumber


tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.

Halusinasi pengecapan : Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.

Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.

Halusinasi perabaan : Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang
nyata. (Rasmun, 2001, hal.23)

3. Sebab-Sebab Timbulnya Halusinasi


1. Model Diatesis Stress (Stress Diatesis Model)
Model ini mendalilkan bahwa seorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik
(diatesis) yang jika dikenai oleh sesuatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress. Pada
model ini yang paling umum diatesis atau stress dapat biologis atau lingkungan (sebagai
contohnya infeksi) atau fsikologis (contohnya situasis keluarga yang penuh ketergantungan
atau kematian teman dekat). Dasar biologis untuk suatu dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh
efigenetik, seperti penyalahgunaan zat, stress fsikologi trauma.
2. Faktor Biologis
a

Neurofatologi : Keadaan fatologi dari area- area struktur limbik, lobus


brontalis dan basal ganglia mengakibatkan terjadinya

Neurotransmitter

Genetik

Faktor Psikososial (FK USU. 2004. hal. VII-3)

skizofrenia.

4. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan (Tim


Keperawatan Jiwa FIK-UI, 1999).
Tahap 1: Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang; secara umum halusinasi merupakan
sesuatu kesenangan.
Karakteristik:
-

Mengalami ansietas kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.

Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan anisietas

Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran non fsikotik

Prilaku Klien:
-

Tersenyum, tertawa sendiri

Mengerakkan bibir tanpa suara

Pergerakan mata yang cepat

Respon verbal yang lambat

Diam dan berkonsentrasi

Tahap II: Menyalahkan


Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasii menyebabakan rasa antipati.
Karakteristik:
-

Pengalaman sensori menakutkan

Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut

Mulai merasa kehilangan kontrol

Mebarik diri daeri orang lain. Non. Psikotik

Prilaku Klien:

Tahap III:

Terjadi peningkatan denyuit jantung, pernapasan dan tekanan darah

Perhatian dengan lingkungan berkurang

Konsentrasi terhadappengalaman sensorinya

Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas

Mengontrol

Tingkat kecemasan berat

Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi

Karakteristik:
-

Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi)

Isi halusinasi menjadi atraktif

Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik

Perilaku Klien:
-

Perintah halusinasi ditaati

Sulit berhubungan dengan orang lain

Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik.

Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor & berkeringat

Klien sudah dikuasai oleh halusinasi

Klien panik

Tahap IV

Perilaku Klien
-

Perilaku panik

Resiko tinggi mencederai

Aditasi

Kataton

Tidak mampu berespon terhadap lingkungan


(Rasman Skp. Hal, 24)

5. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan


A. Pengkajian Terdiri Dari:

I Identitas Klien
II Alasan Masuk
III Faktor- Faktor Predisposisi :
-

Faktor Biologis

Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologik yang maldaptik yaitu:

Penelitian pencitraan sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak lebih luas dalam
perkembangan skizofrenia paranoid, lesi pada daerah prontal, termoral, dan limbik
paling berhubungan dengan perilaku psikotik.

Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizopenia hasil penelitian menunjukkan halhal berikut ini:

Dopamin neurotransmitter yang berlebihan

Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain.

Masalah- masalah pada sisten respon dopamin.

Faktor Psikologi
Teori psikologi untuk trjadinya respon neurubiologik yang maladaptik belum didukung
oleh penelitian . sayangnnya teori psikologik terlalu menyalahkan sebagai penyebab
gangguan ini sehingga menimbulkan kurang percaya keluarga terhadap tenaga kesehatan
jiwa profesional.

Faktor Secara Budaya


Stress yang menumpuk dapat menunjang terjadinya skizopenia paranoid dengan
halusinasi pebglihatan.

IV. Faktor Presdiftasi (Pencetus)


-

Biologis
Stress biologis yang berhubungan dengan neurobiologi yang maladaptif termasuk:

Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi

Abnormalitas pada mekanisme pintu masauk dalam otak yang mengakibatkan


ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.

Stress lingkungan

Secara biologis menyatakan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi


dengan stress lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

Pemicu gejala
Pemiju gejala merupakan prekusor dan stimulus yang sering me nimbulkan episoe
baru satu penyakit, pemicu biasanya terdapat pada respon neurobilogik yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan sikap & perilaku individu.
(Buku Saku Keperawatan Jiwa, hal 305)

V Masalah / Pemeriksaan Fisik


VI Riwayat Psikososial
VII Status Mental
VIII Mekanisme Koping
IX Riwayat Sosil & Spritual
X Kebutuhan Persiapan Pulang
XI Masalah Psikososial & lingkungan

XII Aspek Medik


(Rasmun 2001; hal 29-40).

Karakteristik Perilaku Klien Halusinasi

Bicara, tersenyum, menngis, tertawa sendiri

Mengatatakan melihat sesuatu yang tidak nyata

Merusak diri sendiri, orang lain, lingkngan

Tidak dapat membedakan hal yang nyata & tidak nyata

Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi

Pembicaraaan kacau kadang tidak masuk akal

Sikap curiga & bermusuhan

Menarik diri, menghindar dari orang lain

Sulit membuat keputusan

Ketakutan

Mudah tersinggung, jengkel, marah.

Menyalahkan diri sendiri, kadang orang lain.

Muka merah kadang pucat

Ekspresi wajah tegang

Tekanan darah meningkat

Nafas terengah- engah

Nadi cepat

Banyak berkeringat.

A. Pohon Masalah Yang Bisa Timbul:


Resiko terhadap tindakan
kekuatan yang diarahkan
pada lingkungan

Perubahan proses pikir


waham;otomatis

Perubahan sensori
persepsi halusinasi
penglihatan
(Coreproblem)

Penatalaksanaan
regimen terapi tak
efektif

Gangguan konsep
Kurang pengetahuan
Isolasi sosial;
diri
harga
diri
keluarga merawat
B. Masalah Keperawatan
menarik
diri
rendah kronis
klean
1 Resiko tinggi terhadap tindakan kekerasan yang dirasakan pada lingkungan yang
b/d halusinasi penglihatan.

Halusinasi penglihatan b/d isolasi sosial: menarik diri

Perubahan proses pikir: waham b/d hdr

Penatalaksanaan regimen reapeutik tak efektif : ketidak mampuan b/d, koping


keluarga tak efektif.

C. Intervensi dan Implementasi Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan


1. Bina Hubungan Saling Percaya
-

Berbicara dengan pasien secara jujur, singkat, jelas, mudah dimengerti, dan tentang
hal yang nyata.

Dengarkan pernyataan tentang halusinasi pasien tanpa menentang maupun menyetujui

Perhatikan secara cermat ungkapan pasien.

2. Bimbing/Anjurkan Pasien Untuk Mengungkapkan Perasaanya


-

Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan halusinasinya

Idenfikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi yang menimbulkan halusinasi & respon
klien terhadap halusinasi.

Anjurkan pertanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban luas.

Katakan pada klien bahwa perawat tidak mengalami apa yang klien alami tanpa
menyangkal pernyataan.

Ajak pasien membicarakan hal- hal yang nyata di lingkunganya

3. Anjurkan, Bantu & Bimbing Klien Untuk Menemukan Cara Mendidik Halusinasi
Dalam Meneyelesaikan Masalah Yang Konstitutip
-

Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi

Bimbing pasien melakukan kegiatan yang tepat misalnya dengan bercakap- cakap
dengan oang lain, melakukan kegiatan rumah, membuat jadwal kegiatan harian.

Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba cara yagn dipilihnya

Bimbing pasien untuk mencoba cara lain

Beri pujian atas keberhasilan klien

Anjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur

D. Evaluasi
Klien mampu :

Mengungkapkan & menjelaskan jenis,isi, waktu, Frekuensi & situasi yang


menimbuklkan terjadinya halusinasi.
Membedakan hal yang nyata & tidak nyata
Memilih cara untuk mengatasi terjadinya halusinasi
Berinteraksi dengan orang lain tanpa ada rasa curiga
Berespon sesuai stimulus di luar dirinya
Klien tidak mencederai orang lain,diri sendiri & lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA
Budi A, Proses Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 2005
Maramis, WF, Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa, Surabaya : Penerbit Airlangga, 1995

Stuart, G.W, Anna Sudden, S.J.E.R, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta. EGC. 1995
Rasmun, SKp, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga,
Jakarta, EGC. 2001

Anda mungkin juga menyukai