LANDASAN TEORITIS
6. Tahap Halusinasi
- Tahap I (non psikotik) / Compoerting
Pada tahap ini halusinasi mampu memberikan rasa nyaman pada klien,
tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini halusinasi
merupakan hal yang menyenangkan bagi klien. Perilaku yang muncul
: Tersenyum atau tertawa sendiri, menggerakan bibir tanpa suara,
pengerakan mata yang cepat, respon verbal lambat, diam, dan
berkonsentrasi.
- Tahapan II (non psikotik) / Comdemning
Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan mengalami tingkat
kecemasan berat. Secara umum halusinasi yang ada dapat
menyebabkan antipati. Perilaku yang muncul: terjadi peningkatan
denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah, perhatian tehadap
lingkungan menurun, konsentrasi terhadap pengalaman sensoripun
menurun, kelhilangan kemampuan dalam membedakan antara
halusinasi dan realita.
- Tahapan III (psikotik) / Controling
Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, tingkat kecemasan
berat, dan halusinasi tidak dapat ditolak lagi. Perilaku yang muncul :
Klien menuruti perintah halusinasi, sulit berhubungan dengan orang
lain, perhatian terhadap lingkungan sedikit atau sesaat, tidak mampu
mengikuti perintah yang nyata, klien tampak tremor dan berkeringat.
- Tahapan IV (psikotik) / Connquering
Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya klien tampak panik.
Perilaku yang muncul : Resiko tinggi menciderai, agitasi / kataton,
tidak mampu merespons rangsangan yang ada
7. Jenis-jenis Halusinasi
Menurut Stuart & Sudden (2009) halusinasi terbagi menjadi:
- Halusinasi dengar : Klien mendengar suara/bunyi yang tidak ada
hubunngannya dengan stimulus yang nyata/lingkungan.
Tanda dan gejala yang muncul yaitu bicara atau tertawa sendiri, marah
– marah tanpa sebab, menutup atau mengarahkan telinga kearah
tertentu, menddengar sura- suara kegaduhan, mengajak bercaka-
cakap, dan sura yang menyuruh unutk melakukan sesuatu.
- Halusinasi penglihatan : Klien melihat gambaran yang jelas / samar
terhadap adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain
tidak melihatnya.
Tanda dan gejalanya yaitu: klien menunjuk-nunjuk kearah tertentu,
ketakutan kepada sesuatu yang tidak jelas, klieen melihat bayangan
atau sinar, bentuk geometris, gambaran kartun atau monster.
- Halusinasi penciuman : Klien mencium sesuatu bau yang muncul dari
sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata.
Tanda dan gejala yang muncul yaitu klien sering menutup hidung,
mengendus-ngendus seperti menium bau tertentu (darah, urine, feses,
dll).
- Halusinasi pengecapan : Klien merasakan sesuatu yang tidak nyata,
biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.
Tanda dan gejalanya yaitu klien terlihat mering meludah, merasakan
ingin muntah, merasakan di dalam mulutnya terdapat benda, makanan,
atau bahkan merasa adanya darah, urine di dalam mulutnya.
- Halusinasi perabaan : Klien merasakan sesuatu pad kulitnya tanpa ada
stimulus yang nyata.
Tanda dan gejalanya yaitu klien terlihat sering menggaruk-garuk
permukaan kulit, merasakan adanya serangga di permukaan kulit,
mrasa seperti tersengat listrik.
- Halusinasi kinestetik : Klien merasa badannyabergerak dalam suatu
ruangan atau anggota badannya bergerak.
Tanda dan gejalanya yaitu klien memegang kakinya yang dianggapnya
bergerak seniri, dan mengatakan badan melayang di udara.
- Halusinasi viseral : Perasaan tertentu timbul dari tubuhnya.
Tanda dan gejalanya yaitu klien terlihat memegang badannya yang
dianggap berubah bentuk dan tidak normal seperti biasanya, dan
mengatakan bahwa perutnya mnjadi mngecil setelah meminum atau
makan makanan tertentu.
8. Pohon Masalah :
Akibat
Masalah Utama
Penyebab