Orientasi
Realita
Gangguan Orientasi
Realita
Rentang Respon
Neurobiologik
Respon adaptif
*Pikiran logis
*Persepsi akurat
*Emosi konsisten
dgn pengalaman
*Perilaku cocok
*Hub.sosial harmonis
Respon maladaptif
Faktor Predisposisi
Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak /
susunan saraf pusat dapat menimbulkan
gg.orientasi realita, seperti :
Hambatan perkembangan otak khususnya
kortek frontal, temporal, dan limbik. Gejala yg
mungkin timbul adalah hambatan belajar,
berbicara, daya ingat dan mungkin muncul
perilaku menarik diri atau PK
Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respons psikologis dari klien
Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi
gangguan orientasi realita seperti kemiskinan,
konflik sosial budaya, kehidupan yg terisolasi
disertai stres yang menumpuk
Faktor Presipitasi
Proses Pikir
Saat berkomunikasi kadang inkoheren,
tidak berhubungan, berbelit dan tidak
logis.Identifikasi respon verbal dan
nonverbal klien dan validasi penting
Isi Pikir
Waham.
Waham adalah keyakinan seseorang yang
berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Waham agama
Waham Kebesaran
Waham Somatik
Waham Curiga
Waham Nihilistik
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien
HALUSINASI
HALUSINASI
Fase fase Halusinasi :
Fase I : Comforting ( Ansietas sedang,
menyenangkan )
A. Karakteristik
perilaku mendalam (ansietas, kesepian,
rasa bersalah, takut, berfokus pd pikiran
senang ), mengenali pikiran dan
pengalaman sensori dalam kendali
kesadaran. Non Psikotik
B. Perilaku Klien
Tersenyum, tertawa, menggerakkan bibir
tanpa suara, gerak mata cepat, respon
verbal
lambat, diam dan asyik sendiri
Fase II : Condeming ( ansietas berat, menjijikkan )
A. Karakteristik
Pengalaman sensori menjijikkan, menakutkan,
mulai lepas kendali, mengambil jarak dengan
sumber yg dipersepsikan, merasa
dipermalukan,
menarik diri. Psikotik Ringan
B. Perilaku Klien
Meningkat tanpa sistem otonom akibat
ansietas ( TD, nadi, RR ), rentang
perhatian menyempit, asyik pada
pengalaman sensori, hilang kemampuan
membedakan realitas
Fase III : Controlling ( ansietas Berat,
pengalaman sensori berkuasa )
A. Karakteristik
Berhenti melawan / menyerah pada
halusinasi, isi halusinasi menarik,
kesepian bila
halusinasi berhenti.
Psikotik
B. Perilaku Klien
Kemauan dikendalikan / mengikuti halusinasi,
kesukaran berhubungan dgn orang lain,
rentang perhatian bbrp detik/menit, tanda fisik
ansietas berat ( tremor, berkeringat, tidak
mampu memenuhi perintah )
Masalah Keperawatan
Tindakan Keperawatan
Tujuan dari tindakan keperawatan pada klien
dgn halusinasi :
Klien mengenali halusinasi yang dialaminya
Klien dapat mengontrol halusinasinya
Klien mengikuti program pengobatan secara
optimal
Menghardik Halusinasi
Tahapan tindakan meliputi :
Menjelaskan cara menghardik halusinasi
Memperagakan cara menghardik
Meminta pasien memperagakan ulang
Memantau penerapan cara ini, menguatkan
perilaku klien
Evaluasi