Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ATRESIA ANI
NI LUH PUTU EKA S, SKP, MKes
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG

PENGERTIAN
Adalah kelainan kongenital dimana tidak

terdapatnya anus pada perineum


Tidak komplitnya perkembangan
embrionik pada badian distal usus atau
anus atau tertutupnya anus secara
abnormal
Kelainana bawaan anus yang disebabkan
oleh gangguan pertumbuhan fusi dan
pembentukan anus dan tonjolan embrionik

ETIOLOGI
Secara pasti belum diketahui, merupakan

anomali gastrointestinal dan genitourinari


Mungkin terjadi setelah adanya gangguan
vaskuler in vitro spt. Volvulus, intususepsi
Disebabkan oleh obstruksi vaskuler pada
pembuluh darah mesenterika selama
perkembangan fetus

Kelainan genetik akibat mutasi gen. Dapat

disebabkan karena bahan-bahan


karsinogenik, bahan aditif, bahan
pengawet makanan yang dikonsumsi ibu
pada saat hamil, ibu terpapar virus,
toksoplasma, herpes zoster, radiasi
Sering berkaitan dengan down syndrom

TIPE

1. Translevator : Atresia jenis


rendah
2. Supralevator : Atresia jenis
tinggi
GEJALA KLINIK
1. Tampak anus merah,pada jenis rendah anus
lebih hitam dan keriput.
2. Ada tanda ileus obstruktif
3. Muntah 24-48 jam
4. Dapat terjadi fistel Rektovaginal/urinal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto abdomen setelah 12 jam,
udara sampai pelvis
2.
Foto posisi WangensteenRice, bayi
dijungkir

KLASIFIKASI
Menurut Ladd and Gross (1996) :
Stenosis rektum lebih rendah atau pada

anus
Membran anus menetap
Anus imperforata dan ujung rektum yang
buntu terletak pada bermacam-macam
jarak pada peritoneum
Lubang anus yang terpisah dengan ujung
rektum yang buntu

Pembagian lain :
TIPE RENDAH (TRANSLEVATOR)

Penghalangan di bawah levator ani


Rektum melalui M. puborectalis
Anus terletak pada posisi yang normal
dengan lubang yang sempit (stenosis) atau
tertutup oleh membran (imperforata anal
membran)
Kadang-kadang ditemukan anus dengan
letak di depan dari posisinya (anterior
anus )

Anus bisa tertutup secara komplit (atresia)

dan bisa juga mempunyai lubang keluar


(fistula) yan berjalan ke depan dan bermuara
di perineum spt . Vestibuler
(rectoanovestibuler), vagina (retrovagina),
uretra (retrouretra)
TIPE INTERMEDIATE
Rektum sampai di M. Puborectalis tetapi tidak
melewatinya. Bila berakhir buntu atau
mempunyai fistula antara rektum dengan
bulbus uretra (pria) atau dengan bagian
bawah vagina (wanita)

TIPE TINGGI (SUPRALEVATOR)

Penghalang di aas otot levator ani. Ujung


distal bisa buntu, tapi yang sering berakhir
dengan fistula ke arah uretra atau vesika
urinaria (pria) atau bagian atas vagina
(wanita)

TANDA DAN GEJALA


Pada bayi laki-laki dengan fistula ke traktus

urinarius : adanya mekoneum dalam urine


Pada bayi wanita dengan fistula ke traktus
urogenital : adanya mekoneum dan udara
dari saluran cerna
Kegagalan lewatnya mekoneum
saat/setelah lahir, tidak ada mekoneum,
mekoneum keluar dari orifisium abnormal,
sejak lahir tidak ada defekasi mekoneum

Tidak ada lubang anus /stenosis kanal

rektal termometer rektal tidak bisa


masuk sampai rektum
Adanya fistula eksterna pada perineum
Adanya membran anal
Anus tampak merah, usus melebar,
kadang-kadang ileus obstruktif
Perut kembung/distensi

Bayi muntah-muntah berwarna hijau

(mengandung empedu) pada 24-48 jam


Auskultasi didapatkan hiperperistaltik usus
dan sering terlihat gelombang peristaltik
Dehidrasi terjadi karena muntah yang
terus menerus

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan rektal digital atau visual
Jika ada fistula pada pemeriksaan

urin ditemukan sel-sel epitel mekoneum


Pemeriksaan sinar X : Wangensteen
Rice
USG untuk menentukan letak kantong
rektal

PENATALAKSANAAN
Pembuatan stoma /

sigmoidektomi
PSARP (Postero Sagital Ano
Rekto Plasty)
Businasi
Tutup stoma

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi kekurangan cairan
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan

tubuh
Kerusakan integritas jaringan
Resiko tinggi infeksi
Nyeri
Gangguan penetalaksanaan di rumah

PERAWATAN PRE OPERATIF


Pantau kondisi bayi : lingkar perut, tanda

vital, komplikasi usus (perforasi,


enterokolitis), keseimbangan cairan dan
elektrolit
Siapkan bayi untuk pembedahan : respon
bayi terhadap pengobatan, pemasangan
kateter dan NGT
Berikan diet cairan 24-48 jam pre operasi
Siapkan bayi untuk prosedur dan
pembedahan

PERAWATAN PASCA OPERATIF


Pantau respon bayi : tanda vital, intake

output, luka operasi


Pantau komplikasi : infeksi saluran kemih,
asidosis, penurunan jumlah urine,
konstipasi, obstruksi, perdarahan
Tingkatkan dan pertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit : intake
output, status hidrasi, intake output

Perawatan pada luka operasi :


Pantau dilatasi anus
Pantau insisi tarikan endorektal
Jangan mengukur suhu atau pengobatan

rektal
Jaga anus tetap bersih da kering
Oleskan zink oksida pada kulit yang
iritasi di sekitar luka
Hindari tekanan / tegangan pada jahitan
di anus posisi miring atau telungkup

Tingkatkan asupan nutrisi yang adekuat


Pantau bising usus, berikan cairan per

oral bila sudah ada bising usus


Lanjutkan ke diet lengkap sesuai dengan
toleransi
Lindungi bayi dari infeksi
Perawatan kateter
Ganti balutan
Perhatikan drainase pada luka
Bersihkan anus
Pantau tanda infeksi

Tingkatkan dan pertahankan fungsi

kolostomi
Tingkatkan rasa nyaman dan kurangi nyeri
Beri posisi yang nyaman
Gunakan distraksi melalui permainan
Pantau respon anak terhadap
pengobatan
Pleskan zink oksida pada kulit yang
irutasi di sekitar luka

Anda mungkin juga menyukai