Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.

F DENGAN

PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI

HALUSINASI PENGLIHATAN

RUANGAN SINGGALANG

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH – SUlAWESI UTARA

OLEH :

HASRI.WIDYASARI.MOKODONGAN
01707010015
III-A REGULER
STIKES GRAHA MEDIKA
JURUSAN KEPERAWATAN
KOTAMOBAGU

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan RahmatNYa penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan jiwa 1
Adapun tujuan pembuatan askep yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Dengan Gngguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan pada Tn. F di ruang
Singgalang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sulawesi Utara adalah untuk
memenuhi tugas
Dalam menyelesaikan tugas ini, penulisan menyadaari bahwa isi dan cara
penuliannya masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan rintangan, namun berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka laporan ini dapat diselesaikan

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini, semoga Tuhan Yang
Maha Esa membalas berkat dan karunia yang penulis terima.
Dan penulis mengharapkan kiranya laporan penulis ini dapat berguna bagi
pembaca serta dapat menjadi pegangan dalam memperkaya ilmu dan pengetahuan
khususnya dalam ilmu perawatan jiwa.

Medan, 19 February 2009

HASRI.WIDYASARI.MO
KODONGAN
Nim.01707010015

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I LANDASAN TEORITIS......................................................................1
Pengertian.................................................................................................................1
Macam-macam halusinasi.......................................................................................1
Sebab-sebab Timbulnya Halusinasi.........................................................................1
Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku.....................................................2
Asuhan Keperawatan..............................................................................................4
BAB II TINJAUAN KASUS...........................................................................10
Pengkajian..............................................................................................................10
Identitas Klien........................................................................................................10
Alasan Masuk........................................................................................................10
Faktor Predisposisi.................................................................................................10
Psikososial..............................................................................................................12
Status Mental..........................................................................................................12
Pemeriksaan Fisik.................................................................................................14
Analisa Data...........................................................................................................16
Daftar Masalah......................................................................................................18
Pohon Masalah.......................................................................................................18
Rencana Asuhan Keperawatan.............................................................................19
Implementasi Keperawatan....................................................................................33
Daftar Pustaka

iii
BAB 1
LANDASAN TEORITIS

1. Defenisi
Halusinasi adalah tanggapan/persepsi panca indra tanpa rangsangan dari luar/
eksternal yang dapat berupa halusinasi dengan, lihat raba dan lain-lain. (Rasmun,
2001, hal.23)
.
2. Macam-Macam Halusinasi
a. Halusinasi penglihatan : klien melihat gambaran yang jelasa atau samar-
samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.
b. Halusinasi pendengaran : Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata dan orang- orang lain tidak
mendengarnya.
c. Halusinasi penghidung/penciuman : Klien mencium bau yang muncul dari
sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
d. Halusinasi pengecapan : Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.
e. Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.
f. Halusinasi perabaan : Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus
yang nyata. (Rasman, 2001, hal.23)

3. Sebab-Sebab Timbulnya Halusinasi


1. Model Diatesis Stress (Stress Diatesis Model)
Model ini mendalilkan bahwa seorang mungkin memiliki suatu kerentanan
spesifik (diatesis) yang jika dikenai oleh sesuatu pengaruh lingkungan yang
menimbulkan stress. Pada model ini yang paling umum diatesis atau stress dapat
biologis atau lingkungan (sebagai contohnya infeksi) atau fsikologis (contohnya
situasis keluarga yang penuh ketergantungan atau kematian teman dekat). Dasar

1
biologis untuk suatu dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh efigenetik, seperti
penyalahgunaan zat, stress fsikologi trauma.

2. Faktor Biologis
a. Neurofatologi : Keadaan fatologi dari area- area struktur limbik, lobus
brontalis dan basal ganglia mengakibatkan terjadinya
skizofrenia.
b. Neurotransmitter
c. Genetik
d. Faktor Psikososial (FK USU. 2004. hal. VII-3)

4. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan (Tim


Keperawatan Jiwa FIK-UI, 1999).
Tahap 1: Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang; secara umum halusinasi
merupakan sesuatu kesenangan.
Karakteristik:
- Mengalami ansietas kesepian, secara bersalah dan ketakutan.
- Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan anisietas
- Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran non
fsikotik

Prilaku Klien:
- Tersenyum, tertawa sendiri
- Mengerakkan bibir tanpa suara
- Pergerakan mata yang cepat
- Respon verbal yang lambat
- Diam dan berkonsentrasi

2
Tahap II: Menyalahkan
Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasii menyebabakan rasa
antipati.
Karakteristik:
- Pengalaman sensori menakutkan
- Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
- Mulai merasa kehilangan kontrol
- Mebarik diri daeri orang lain. Non. Psikotik

Prilaku Klien:
- Terjadi peningkatan denyuit jantung, pernapasan dan tekanan darah
- Perhatian dengan lingkungan berkurang
- Konsentrasi terhadappengalaman sensorinya
- Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas

Tahap III:
- Mengontrol
- Tingkat kecemasan berat
- Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi

Karakteristik:
- Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi)
- Isi halusinasi menjadi atraktif
- Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik

Perilaku Klien:
- Perintah halusinasi ditaati
- Sulit berhubungan dengan orang lain
- Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik.

3
- Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor &
berkeringat

Tahap IV
- Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
- Klien panik

Perilaku Klien
- Perilaku panik
- Resiko tinggi mencederai
- Aditasi
- Kataton
- Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
(Rasman Skp. Hal, 24)

5. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan


A. Pengkajian Terdiri Dari:
I. Identitas Klien
II. Alasan Masuk
III. Faktor- Faktor Predisposisi :
- Faktor Biologis
- Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologik yang maldaptik
yaitu:
- Penelitian pencitraan sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak lebih luas
dalam perkembangan skizofrenia paranoid, lesi pada daerah prontal,
termoral, dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikotik.

- Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizopenia hasil penelitian


menunjukkan hal-hal berikut ini:
a. Dopamin neurotransmitter yang berlebihan

4
b. Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain.
c. Masalah- masalah pada sisten respon dopamin.

- Faktor Psikologi
Teori psikologi untuk trjadinya respon neurubiologik yang maladaptik belum
didukung oleh penelitian . sayangnnya teori psikologik terlalu menyalahkan
sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan kurang percaya keluarga
terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional.

- Faktor Secara Budaya


Stress yang menumpuk dapat menunjang terjadinya skizopenia paranoid dengan
halusinasi pebglihatan.

IV. Faktor Presdiftasi (Pencetus)


- Biologis
Stress biologis yang berhubungan dengan neurobiologi yang maladaptif
termasuk:
- Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi
- Abnormalitas pada mekanisme pintu masauk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
- Stress lingkungan
Secara biologis menyatakan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stress lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.

- Pemicu gejala
Pemiju gejala merupakan prekusor dan stimulus yang sering me nimbulkan
episoe baru satu penyakit, pemicu biasanya terdapat pada respon neurobilogik

5
yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan sikap & perilaku
individu.
(Buku Saku Keperawatan Jiwa, hal 305)

V. Masalah / Pemeriksaan Fisik

VI. Riwayat Psikososial

VII. Status Mental

VIII. Mekanisme Koping

IX. Riwayat Sosil & Spritual

X. Kebutuhan Persiapan Pulang

XI. Masalah Psikososial & lingkungan

XII. Aspek Medik


(Rasmun 2001; hal 29-40).
- Karakteristik Perilaku Klien Halusinasi

6
- Bicara, tersenyum, menngis, tertawa sendiri
- Mengatatakan melihat sesuatu yang tidak nyata
- Merusak diri sendiri, orang lain, lingkngan
- Tidak dapat membedakan hal yang nyata & tidak nyata
- Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi
- Pembicaraaan kacau kadang tidak masuk akal
- Sikap curiga & bermusuhan
- Menarik diri, menghindar dari orang lain
- Sulit membuat keputusan
- Ketakutan
- Mudah tersinggung, jengkel, marah.
- Menyalahkan diri sendiri, kadang orang lain.
- Muka merah kadang pucat
- Ekspresi wajah tegang
- Tekanan darah meningkat
- Nafas terengah- engah
- Nadi cepat
- Banyak berkeringat.

A. Pohon Masalah Yang Bisa Timbul:

Resiko terhadap tindakan


kekuatan yang diarahkan
pada lingkungan

7
Perubahan proses pikir Perubahan sensori Penatalaksanaan
waham;otomatis persepsi halusinasi regimen terapi tak
penglihatan efektif
(Coreproblem)

Gangguan konsep Kurang pengetahuan


diri harga diri Isolasi sosial; keluarga merawat
rendah kronis menarik diri klean

B. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap tindakan kekerasan yang dirasakan pada lingkungan
yang berhubungan dengan halusinasi penglihatan.
2. Halusinasi penglihatan b/d isolasi sosial: menarik diri
3. Perubahan proses pikir: waham b/d hdr
4. Penatalaksanaan regimen reapeutik tak efektif : ketidak mampuan b/d, koping
keluarga tak efektif.

C. Implementasi Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan


!. Bina Hubungan Saling Percaya
- Berbicara dengan pasien secara jujur, singkat, jelas, mudah dimengerti, dan
tentang hal yang nyata.
- Dengarkan pernyataan tentang halusinasi pasien tanpa menentang maupun
menyetujui
- Perhatikan secara cermat ungkapan pasien.

2. Bimbing/Anjurkan Pasien Untuk Mengungkapkan Perasaanya


- Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan halusinasinya
- Idenfikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi yang menimbulkan halusinasi &
respon klien terhadap halusinasi.
- Anjurkan pertanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban luas.

8
- Katakan pada klien bahwa perawat tidak mengalami apa yang klien alami
tanpa menyangkal pernyataan.
- Ajak pasien membicarakan hal- hal yang nyata di lingkunganya

3. Anjurkan, Bantu & Bimbing Klien Untuk Menemukan Cara Mendidik Halusinasi
Dalam Meneyelesaikan Masalah Yang Konstitutip
- Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi
- Bimbing pasien melakukan kegiatan yang tepat misalnya dengan bercakap-
cakap dengan oang lain, melakukan kegiatan rumah, membuat jadwal
kegiatan harian.
- Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba cara yagn dipilihnya
- Bimbing pasien untuk mencoba cara lain
- Beri pujian atas keberhasilan klien
- Anjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur

D. Evaluasi
Klien mampu :
 Mengungkapkan & menjelaskan jenis,isi, waktu, Frekuensi & situasi yang
menimbuklkan terjadinya halusinasi.
 Membedakan hal yang nyata & tidak nyata
 Memilih cara untuk mengatasi terjadinya halusinasi
 Berinteraksi dengan orang lain tanpa ada rasa curiga
 Berespon sesuai stimulus di luar dirinya
 Klien tidak mencederai orang lain,diri sendiri & lingkungannya.
BAB II
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Ruang Rawat : Singgalang
I. Identitas Klien

9
Nama : Tn. F
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tuna karya
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat : Medan
Tanggal Pengkajian : 16 Februari 2009
Tanggal Masuk : 04 January 2009

II. Sumber Informasi


Nama : Tn. U
Umur : 70 Tahun
Pekerjaan : Pegawai Majelis Ulama
Alamat : Medan
III. Riwayat Penyakit
A. Riwayat Penyakit Sekarang/Alasan Masuk RS
Bicara kotor, marah-marah, dan mengatakan sering melihat bayangan seperti
setan yang sering mengikutinya dan dan klien pernah mengamuk, memukul,
orangtuanya karena menyangka orangtuanya adalah setan yang akan
memukulnya, suka menarik diri.
Masalah Keperawatan
Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

B. Faktor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, karena klien menolak untuk berobat,
sehingga keluarga tidak membawa klien berobat.

10
3. Klien pernah menganiaya ayahnya pada umur 26 tahun, tidak pernah
mengalami aniaya fisik, penolakan dan kekerasan dalam keluarganya serta
tindakan kriminal
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Sejak 17 tahun dia sudah mengkonsumsi narkoba dan terkadang klien merasa
sedih belum mendapat pekerjaan kerena klien merasa tidak berguna dan
penganggurang
Masalah keperatan : Gangguan konsep diri : hanya diri rendah

C. Riwayat Penyakit Keluarga


1. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
2. Genogram

Klien anak 1 dari 5 bersaudara


D. Riwayat Psikososial
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Klien menerima keadaan dirinya dan menyukai seluruh
bagian tubuhnya

11
b. Identitas : Klien tamatan SMP, lajang tidak memiliki pekerjaan
c. Peran : Sebagai anak dalam keluarga
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan
keluarganya
e. Harga diri : Klien sering dikucilkan oleh keluarganya dirumah
karena sering marah-marah
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah
Spritual
 Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan klien percaya adanya Tuhan, sebelum dan sesudah
masuk Rumah Sakit Jiwa klien melakukan sholat 5 kali sehari.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

2. Status Mental
a. Penampilan
Klien berpenampilan tidak rapi, kotor, kuku panjang dan hitam
Masalah keperawatan: Defisit PerawatanDiri
b. Pembicaraan
Klien bicara cepat dan klien dapat menjawab ssetiap peertnyan yang diajukan
perawat sesuai dengan topik pembicaraan, klien tidak menunjukkan adanya
tanda- tanda kerusakan komunikasi verbal.
Masalah perawatan: tidak ada masalah
c. Aktivitas motorik
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk rumah sakit
jiwa & merasa diasingkan dari keluarganya, klien suka menyendiri,
pandangan kosong.
Masalah keperwatanya : intoleransi aktifitas .
d. Alam perasaan

12
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk Rumah Sakit
Jiwa dan merasa diasingkan dari keluargannya, klien sudah menyendiri,
pandangan kosong.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
e. Afek
Klien dapat berespon sesuai stimulus yangdiberikan
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien kurang koperatif, sering menunduk & kurang mau
menatap lawan bicaranya
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial: menarik diri
g. Persepsi
Klien mengatakan sering melihat bayangan seperti setan yang sering
mengikutinya dna klien pernah mengamuk, memukul orang tuanya karena
menyangka orangtuanya adalah setan yang akan membunuhnya, kontak mata
singkat, suara pelan & suka menyediri, dan sering bicara sendiri.
Masalah keperawatan:
 Resiko terhadap kekerasan
 Halusinasi penglihatan
h. Proses pikir
Klien berbicara sesuai topik pembicaraan, klien berbicara singkat
Masalah keperawaran: tidak ada masalah
i. Isi pikir
Tidak dijumpai adanya gangguan isi pikir
Masalah keperawatan: tidak dijumpai masalah
j. Tingkat kesadaran
Klien dalam keadaan baik, karena disointrai, klien bisa membedakan waktu,
tempat dan orang.

k. Memori

13
Memori klien masih baik karena masih mengigat kejadian- kejadian yang
terjdi diceritakan pada perawat baik dulu & sekarang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l. Tingkat konsentrasi & berhitung
Klien masih mampu berhitung tanpa bantuan orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m. Kemampuan penilaian
Klien mampu membedakan pekerjaan apabila diberikan pilihan pekerjaan
mana yang harus dilakukan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
n. Daya titik diri
Klien dalam perawatan & mengetahui bahwa ia sakit
Masalah keperawatan: tidak ada masalah

VI. Pemeriksaan Fisik


a. Tanda- tanda vital
TD:110/70 mmHg
HR:80 x/i
T: 370C
RR:20 x/i
b. Ukuran Antropometri
TB:165 cm
BB:55 kg
c. Keluhan fisik: tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada masalah

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

14
1. Makan: klien bisa makan sendiri
2. BAB/ BAK: Sendiri
3. Mandi: klien mandi 2x sehari tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian: klien mampu berpakaian sendiri
5. Istirahat tidur: tidur malam mulai 21.00 s/d 05.00
6. Penggunaan obat: klien dapat mengenal obatnya & makan obat sendiri dengan
teratur

VIII. Mekanisme Koping


Klien bersifat tertutup: jika ada masalah, klien jarang mau menceritakan pada
orang lain, karena klien suka diam & tidak mau diganggu.

IX. Masalah Pfikososial dan Lingkungan


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik, klien merasa keluarga kurang
memperhatikan
2. Masalah dengan pendidikan: klien lulus SMP
3. Masalah dengan pekerjaan: klien pernah dipecat oleh perusahaan.
4. Masalah dengan perumahan: klien ingin tinggal di truma & merasa bosan di
RSJ medan
5. Masalah hubungan dengan lingkunganya, klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan sosial.
6. Masalah dengan ekonomi: Klien dengan pelayanan kesehatan: spesifik

X. Aspek Medik
Diagnosa Medik: Skizofrenia paranoid: hausinasi penglihatan.
Therapy:
1. Injeksi cholupromazine (CPZ) 100 mg 3x1)
2. Halloperidol 5 mg 3x1
3. Trihexiphenidil THP0 2mg 2x2 mg
Analisa Data

15
No Data Masalah
1 Ds : - Klien menatakan tidak bisa Resiko terjadinya tindakan
tidur pada malam hari karena kekerasan yang dirasakan pada
melihat bayangan- bayangan lingkungan, orang lain & diri
seperti setan. sendiri.
- Membuang/merusak barang-
barang, jalan mondar-
mandir.
Do : - Kontak mata singkat
- Suara pelan
- Klien suka menyendiri
2 Ds: - Klien mengatakan sering Perubahan sensori persepsi
melihata bayang- bayang halusinasi penglihatan
setan yangmenyerupai
ayahnya yang akan
membunuhnya
Do: - Kontak mata singkat
- Sering menunduk

3 Ds: - Klien mengatakan malas bergaul Isaolasi menarik diri


dan berbicara dengan orang
lain.
Do: - Kurang aktif dalam aktifitas
klien bicara pelan & menunduk
4 Ds: - Klien mengatakan kurang Gangauan konsep diri:
diperhatikan keluarga Harga diri rendah
- Klien mengatakan dikucilkan
dalam keluarga
- Klien mengatakan malu

16
berteman
Do: - Sering menyendiri
- Klien banyak berdiam diri
- Ekspresi tenang

5 Ds: - Klien mengatakan kurang Koping keluarga


perhatian orang tua infektif
- Klien mengatakan orang tua
jarang mengunjunginya
Do: - Klien lebih sering sendirian di
rumah

Daftar Masalah Keperawatan.


1. Resiko terjadinya tindakan kekerasan yang diarahkan pada lingkungan, orang
lain & diri sendiri
2. Perubahan sensori persepsi halusinasi penglihatan
3. Isolasi sosial menarik diri
4. harga diri rendah
5. Penatalaksanaan regimen terapeutik tak efektif

Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya tindakan kekerasan berhubungan dengan halusinasi
penglihatan

17
2. perubahan persepsi sensori: halusinasi penglihatan berhubungan dengan
isolasi sosial :menarik diri
3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri harga
diri rendah
4. Regimen terapeutik ineffektif berhubungan dengan koping keluarga inefektif

POHON MASALAH

Resiko terhadap tindakan


kekerasan yang diarahkan
pada lingkungan
18
Gangguan sensori/persepsi
halusinasi penglihatan (core
problem)

Isolasi sosial
menarik diri

Penataklaksanaan Gangguan konsep diri :


legimen terapeutik Harga diri rendah
tak efektif

Koping keluarga
in efektif

19
Rencanan Asuhan Keperawatan Jiwa
Nama : Tn. F
Ruangan : Singgalang
Diagnosa Perencanaan / Intervensi
No Tujuan Kriteria Evaluasi Implementasi Rasional
Keperawatan
1. Resiko TUM Tidak terjadi
terjadinya tindakan
tidakan kekerasan
kekerasan b/d yang diarahkan
halusinasi pada
penglihatan. lingkungan 1.1. Klien dapat 1.1.1 Bina hubungan saling 1.1.1 Hubungan saling
TUK 1:kluien dapat ungkapkan percaya percaya sebagai dasar
membina hubungan perasannya dan  Salam terapeuntik interaksi yang
saling percaya. keadaannya saat ini  Perkenalkan diri terapeuntik antara
secara verbal  Jelaskan tujuan interaksi perawat dan klien
 Ciptakan lingkungan yang
tenang
 Buat kontrak yang jelas
 Tepati waktu

1.1.2 Dorong dan beri kesempatan 1.1.2 Ungkapan perasaan

20
klien untuk klien kepada perawat
mengungkapkan sebagai bukti bahwa
perasaannya klien mulai
mempercayai perawat
1.1.3 Dengarkan ungkapan klien 1.1.3 Rasa empati akan
dengan empati meningkatkan
hubungan saling
percaya
TUK. 2. Klien dapat 2.1 Klien dapat 2.1.1 Adakan kontak sering dan 2.1.1 Mengurangi waktu
mengenal membedakan hal singkat secara bertahap : kosong bagi klien
halusinasin nyata dan hal yang  5 menit setiap 1 jam sehingga dapat
ya tidak nyata setelah  10 menit setiap 1 jam mengurangi frekwensi
3-4 kali pertemuan  15 menit setiap 1 jam halusinasi
dengan
menceritakan hal-
hal yang nyata

2.1.2 Observasi tingkah laku 2.1.2 Halusinasi harus


verbal / non verbal yang b/d diperkenalkan terlebih

21
halusinasi : bicara sendiri dahulu oleh perawat
 Isi bicara agar intervensi efektif
 Mata melotot
 Tiba-tiba pergi
 Tertawa tiba-tiba
2.1.3 Gambarkan tingkah laku 2.1.3 Mungkin tidak mampu
halusinasi pada klien “ apa untuk mengungkapkan
yang terlihat atau persepsinya, maka
terdengar” perawat dapat
memfasilitasi klien
untuk mengungkapkan
secara terbuka
2.1.4 Terima halusinasi sebagai 2.1.4 Meningkatkan
hal yang nyata bagi klien, orientasi realita klien
tetapi tidak bagi perawat dan rasa percaya klien
Tidak membenarkan dan
tidak menyangkal

2.2 Klien dapat Bersama klien 2.2.1 Peran serta aktif klien
menyebutkan mengidentifikasi situasi sangat menentukan
situasi yagn yang menimbulkan dan efektivitas tindakan

22
menimbulkan dan tidak halusinasi: sifat, isi, keperawatannya yang
tidak menimbulkan waktu, dan frekuensi dilakukan
halusinasi sefat, isi, halusinasi
waktu, prekuensi Bersama klien
halusinasi 3x menentukan faktor
pertemuan pencetus halusinasi, apa
yang terjadi sebelum
halusinasi
Dorong klien mengungkapkan
perasaannya ketika sedang
berhalusinasi.
3.1.1 Identifikasi bersama klien
TUK 3. Klien dapat Klien dapat tindakan apa yang 3.1.1 Tindakan yang biasanya
mengontrol menyebutkan dilakukan bila sedang merupakan upaya
halusinasi tindakan apa yang berhalusinasi mengatasi halusinasi
nya bisa dilakukan bila
sedang
berhalusinasi
setelah 3x
pertemuan 3.1.2 Beri pujian terhadap
ungkapan klien tentang 3.1.2 Memberikan hal yang
tindakannya positif atau pengakuan

23
akan meningkatkan
harga diri klien
3.2.1 Diskusikan cara
Klien dapat memutuskan halusinasi 3.2.1 Dengan halusinasi yang
menyebutkan 2 terkontrol oleh klien
dari 3 cara maka resiko kekerasan
memutuskan tidak terjadi
halusinasi 3.2.2 Dorong klien untuk
menyebutkan kembali cara 3.2.2 Pengulangan hasil
memutuskan halusinasi diskusi yang dapat
dilakukan klien
merupakan suatu tanda
konsentrasi pikir dapat
difokuskan

3.2.3 Beri pujian atas upaya


klien 3.2.3 Pujian merupakan
pengakuan yang dapat
meningkatkan motivasi
3.3.1 Dorong klien memilih dan harga diri klien
tindakan apa yang akan 3.3.1 Memberi kesempatan

24
dilakukan pada klien untuk
memutuskan tindakan
meningkatkan harga
3.3.2 Dorong klien untuk diri klien
mengikuti TAK 3.3.2 Memberi kesempatan
dan membantu
melupakan
halusinasinya dan
meningkatkan dengan
3.3.3 Beri pujian bila dapat konsentrasi klien
melakukannya 3.3.3 Pujian merupakan
pengakuan yang
dapat memotivasi
klien mengulangi hal
positif
4.1.1 Diskusikan dengan klien
TUK 4.Klien dapat 4.1 Klien minum obat tentang obat untuk 4.4.1 Meningkatkan
memanfaatk secara teratur mengontrol halusinasi pengetahuan dan
an obat sesuai aturan motivasi klien untuk
untuk minum obat setelah minum obat secara
mengontrol 3 x pertemuan teratur
halusinasi 4.1.2 Bantu klien untuk

25
nya memastikan klien telah 4.1.2 Memastikan bahwa klien
minum obat secara teratur minum obat secara
untuk mengontrol teratur
halusinasinyua
5.1.1 Dorong klien untuk memberi
5.1. Klien dapat tahu keluarga ketika timbul 5.1.1 Sebagai upaya latihan
TUK 5. Klien dapat dukungan keluarga halusinasi klien sebelum berada
dukungan dalam mengontrol dirumah
keluarga halusinasi setelah di
dalam rumah
mengontrol
halusinasi
nya

5.1.2 Lakukan kunjungan keluarga


(home visite). Kenalkan 5.1.2 Keluarga mampu
keluarga pada halusinasi merawat klien dengan
klien bantu dalam halusinasi paling
memutuskan tindakan untuk efektif mendukung
mengontrol halusinasi klien, kesembuhan klien
ajarkan cara merawat klien dengan masalah
di rumah, informasikan cara halusinasi

26
memodifikasi lingkungan
agar mendukung keluarga
memanfaatkan fasilitas
kesehatan dalam mengontrol
halusinasi klien

2 Perubahan
sensori TUK 2 Klien dapat
persepsi : mampu berhubungan
halusinasi dengan orang lain
penglihatan tanpa merasa rendah
b/d isolasi diri
soscal :
menarik diri 1.1.1 Diskusikan dengan klien
1.1 Klien dapat kelebihan yang - Mengidentifikasi hal-hal
1. Klien dapat menyubutkan dimilikinya positif yang masih
memperluas kemampuan yang 1.2.1 Diskusikan kelemahan dimiliki klien
kesadaran diri ada pada dirinya yang dimilikinya - Mengingatkan klien
setelah 2x bahwa klien manusia
pertemuan biasa yang mempunyai
1.2.2 Beritahu klien bahwa kekurangan
1.2 Klien dapat manusia tidak ada yang - Menghadirkan realita

27
menyebutkan sempurna, semua pada klien
kelemahan yang memiliki kelebihan dan
dimiliki dan tidak kekurangan
menjadi halangan
untuk mencapai
keberhasilan
1.2.3 Beritahu klien bahwa
kekurangan bisa ditutup - Memberi harapan pada
dengan kelebihan yang klien
dimilikinya

2.1.1 Diskusikan dengan klien


2.1 Klien dapat ideal dirinya : apa harapan - Untuk mengetahui sampai
2. Klien dapat menyebutkan cita- selama di RS, rencana sejauh mana realistis dari
menyelidiki cita dan harapan klien setelah pulang, dan harapan klien
dirinya yagn sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai
kemampuannya
setelah 1x
pertemuan 2.1.2 Bantu klien dalam
mengembangkan antara
keinginan dan kemampuan - Membantu klien untuk

28
yang dimilikinya membentuk harapan yang
2.1.3 Beri kesempatan klien untuk realistis
berhasil
2.1.4 Beri reinforcement positif - Meningkatkan rasa
terhadap keberhasilan yang percaya diri klien
telah dicapai - Memberi pengharapan
terhadap perilakuk yang
positif

3.1.1 Diskusikan tentang manfaat


berhubungan dengan orang lain
3.1 Klien dapat - Meningkatkan
3. Klien dapat menyebutkan pengetahuan klien dan
mengetahui manfaat mencari pemecahan
keuntungan b/d berhubungan bersama tentang masalah
orang lain dengan orang lain klien serta meningkatkan
 Mendapatkan pengetahuan tentang
teman perlunya berhubungan
 Mengungkapkan dengan orang lain
perasaan

29
 Membantu 3.1.2 Dorong klien untuk
pemecahan menyebutkan kembali
3 Menarik diri masalah manfaat b/d orang lain - Untuk mengetahui klien
b/d HDR TUM : terhadap informasi yang
Klien mampu 3.1.2 Dorong klien untuk telah diberikan
berinteraksi dan menyebutkan kembali
merasa puas b/d orang manfaat b/d orang lain
lain
TUK
1.1.1 Diskusikan dengan klien
kelebihan yang dimiliki
- Mengidentifikasi hal
1. Klien dapat 1.1. Klien dapat positif yang masih
memperluas menyebutkan 1.1.2 Diskusikan kelemahan klien dimiliki klien
kesadaran diri kemampuan yang
ada pada dirinya - Mengingatkan klien
bahwa klien manusia
2.1 Bantu klien mengidentifikasi biasa yang bisa
kegiatan yang berhasil dicapai mempunyai kekurangan
- Memberikan kesempatan
2. Klien dapat 2.1. Klien dapat klien untuk menilai
mengenali menyebutkan dirinya

30
dirinya keberhasilan yang
4 Regimen pernah dialami
terapecitik
inefektif b/d
koping
keluarga TUM :
Penatalaksanaan
regimen terapetik
efektif
1.1.1 BHSP dan keluarga dan
anggpta keluarga lain,
TUK : terutama anggota keluarga - Hubungan saling percaya
1. Keluarga dapat 1.1 Keluarga dapat dengan apa adanya, yang baik merupakan
mengenal mengekspresikan dengarkan keluhan dasar yang kuat bagi
masalah yang perasaannya keluarga dengan empati, keluarga dalam
dikemukakan selama merawat hindari respon mengkritik mengekspresikan
dalam merawat anggota keluarga saat keluarga peranannya
klien di rumah yang sakit, terjalin mengekspresikan
dengan cara BHSP antara perasaannya
mengungkapkan perawat dan
perasaannya keluarga dan
anggota lainnya

31
2.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang tindakan yang selama
ini telah digunakan - Menentukan intervensi
2. Keluarga dapat 2.1 Keluarga dapat yang akan digemakan /
mengambil menyebutkan sumber diberikan
keputusan untuk pendukung yang biasa
melakukan dalam digunakan
merawat klien
dengan cara
mengidentifikasi
sumber koping 2.2 Beri reinforcement positif bila
yang dimiliki keluarga mengemukakan
keluarga tindakan positif - Meningkatkan harga diri
dan percaya diri pada
keluarga

32
33
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. F
Bangsal : Singgalang
Tanggal No. DX Implementasi Evaluasi paraf
20-02-2009 TUK. 1 Salam terapeutik “Selamat Pagi Pak, S : nama saya TN. F, saya suka
Pukul - memperkenalkan diri dipanggil F
08.00-08.15 wib - berjabat tangan O : Bicara spontan
1 - duduk berhadapan Suara pelan
- mengingatkan kontrak Ekperesi tenang klien banyak
- menunjukkan sikap menunduk terkesan pendiam
empati A : Hubungan saling percaya perlu
14.00-14.15 wib TUK. 2 ditingkatkan
 salam terapeutik P : Pertemuan berikutnya Pkl 14.00
“Selamat Siang Pak, topik mengenal halusinasi

 mengingatkan kontrak, S: Saya melihat bayangan seperti setan

topik, waktu dan tempat “Apakah yang menyuruh ayah mengubur saya

bapak masih ingat pertemuan kita hidup-hidup

tadi pagi, pertemuan sekarang akan - Saya

membicarakan apa ? mendengar suara guru saya waktu


SMP Namanya Bapak P

34
 mengevaluasi O : Kontak mata lama
kemampuan klien TUK. 1 “Apakah Klien sering menunduk
bapak masih ingat nama saya? Bicara pelan lancar
 Membantu klien Kadang tertawa, tidak sesuai stimulus
mengidentifikasi situasi yang A : Klein mengenal halusinasi perlu
menyebabkan halusinasi “Apakah ditinggalkan
bapak sering melihat setan itu pada P : Pertemuan pkl 14.00 wib topik
saat bapak melihat, orang yang mengontrol halusinasi
seperti setan itu apa isi suara itu”
 Mendorong klien
mengungkapkan perasaannya pada
saat halusinasi “Bagaimana
perasaan bapak pada saat
mendengar suara-suara itu”
 Memberi pujian kepada
klien atas ungkapnya selama
interaksi “Bagus, bapak tadai sudah
mengungkapkan apa yang bapak
rasakan selama ini “
 Menyimpulkan

35
kemampuan klien selama interaksi
“Bapak tadi mengatakan sering
melihat orang seperti setan, tetapi
hanya bapak yang melihat, saya
suster dan pasien yang lain tidak
melihatnya. Itu yang namanya
halusinasi
 Mengakhiri pertemuan
“Baiklah Pak… Pertemuan kita
cukup disini “
 Mengadakan kontrak
untuk pertemuan berikutnya. Topik,
waktu dan tempat. “Besok lusa kita
akan bicarakan tentang cara
mengontrol halusinasi, apakah
bapak setuju?

21-February-2009 TUK. 3
Pukul 08-00-08.15 S : Untuk mengontrol halusinasi ada 4
cara. Pertama harus berani mengatakan

36
 Salam terapeutik “Tidak” mau melihat orang yang seperti
“Selamat pagi pak? Nampaknya setan itu. Kedua, harus ada aktifitas
bapak baru selesai memcuci Plato? misalnya ke rehab, mencuci plato,
 Mengingatkan menyapu, cucian. Ketiga, minta tolong
kontrak,”Apakah bapak masih sama suster, keluarga kalau melihat
ingat, sekarang kita akan setan/bayangan itu lagi. Keempat,
membicarakan apa? minum obat taratur
 Mengevaluasi O : Kontak mata lama
kemampuan klien pada TUK Bicara lancar
sebelumnya “Apakah bapak msih Ekspresi tenang
ingat apa itu halusinasi ? A : TUK 3 tercapai klien dapat

 Mengkaji tindakan apa menyebutkan cara memutuskan

yang biasanya dilakukan klien (mengontrol halusinasi)

untuk mengontrol halusinasi, P : Pertemuan berikutnya tanggal 23

selama ini apa yang dilakukan oleh February 2009 pukul 08.00 wib, topik

pasien untuk mengontrol halusinasi guna obat untuk mengontrol halusinasi

“ S : Klien dapat mengenali macam dan

 Mendiskusikan dengan jumlah obat yang dimakan

klien cara untuk memutus - Klien

(mengontrol halusinasi) “untuk menyebutkan guna masing-masing

37
mengontrol halusinasi itu ada 4 obat
cara, pertama harus berani - Klien akan
melawan halusinasi dengan makan obat sesuai peraturan dokter
mengatakan “tidak” mau melihat O : Klien memperhatikan obat yang
bayangan itu lagi, kedua dengan diperlihatkan oleh perawat
melakukan banyak aktifitas - Klien
(kerehab, bantu cuci plato, mananyakan satu persatu obat yang
menyapu, mengelap meja dll). dikenalkan
Ketiga, meminta tolong perawat / - Klien makan
keluarga bila sedang halusinasi. obat siang setelah makan siang
Keempat, minum obat teratur
 Meminta klien
mengulangi apa yang sudah
dijelaskan
“coba ulangi pak… apa yang sudah
saya jelaskan tadi”
 Memberikan pujian
atas kemampuan klien selama
pertemuan, “bapak tadi sudah bisa A : TUK 4 tercapai klien dapat
menyebutkan cara untuk menyebutkan jenis, nama obat dan guna

38
Pukul 14.00-14.15 TUK. 4 memutuskan halusinasi,itu sudah obat untuk mengontrol halusinasi
wib bagus sekali, nanti bapak bisa P : Pertemuan selanjutnya tanggal 23
coba” February 2009 pukul 10.00 wib
 Mengakhiri kontrak kunjungan kerumah tujuan klien
“baiklah pak…. Pertemuan kita mendapat dukungan keluarga dalam
cukup sekian mengontrol halusinasi
S : - halusinasi : Persepsi yang salah
 Salam terapeutik tanpa rangsangan dari luar
“selamat siang Pak..? nampaknya - Tanda-
bapak sedang menunggu saya ? tandanya : Bicara sendiri, tertawa
 Mengingatkan sendiri, marah tiba-tiba
kontrak, topik dan waktu - Timbul saat
“apakah bapak masih ingat, kita menyendiri/melamun, tidak timbul
akan membicarakan apa hari ini ? saat ada kegiatan
 Mengevaluasi - Memutuskan
kemampuan klien tentang TUK untuk mengatasi segera halusinasi
23 February 2009 sebelumnya, “apakah bapak masih untuk mencegah bahaya kekerasan
ingat bagaimana cara mengontrol yang dilakukan
halusinasi - Memberi
 Mengobservasi kegiatan rumah sehari-hari, tidak

39
respon verbal / non verbal saat ini memberi peluang klien untuk
 Mendistribusikan menyendiri
dengan klien macam-macam obat - Membantu
yang dimakan suasana rumah yang menyenangkan
klien
 Meminta klien untuk - Mengikutsert
mengulangi seperti apa yang telah akan klien dalam aktivitas keluarga,
didiskusikan akan bersama, ngobrol bersama
“coba sekarang bapak ulangi apa - Membawa
yang sudah kita diskusikan tadi klien untuk mengontrol teratur
 Memberikan pujian kerumah sakit, memastikan tidak
atas kemampuan klien pernah putus obat
mengungkapakan kembali hasil O : Keluarga dapat dengan lancar
Pukul 11.00-12.30 TUK. 5 diskusi,”bagus.. bapak sudah dapat menjelaskan kembali kemampuan
wib menjelaskan dengan baik, berarti selama diskusi. Keluarga nampak
bapak sudah mengetahui guna obat antusias mendengarkan dan bertanya
untuk mengontrol halusinasi tentang hal yang belum diketahui
 Mengakhiri kontrak, A :TUK 5 tercapai keluaga dapat
“baiklah pak…kita akhiri menjelaskan kembali apa yang
pertemuan kita siang ini dijelaskan oleh perawat setelah diskusi

40
 Mengadakan kontrak P : Pertemuan berikutnya tanggal 24
untuk pertemuan berikutnya February 2009 pukul 10.00 wib
tanggal 23 February 2009 dirumah sakit jiwa, topik : Persiapan
 Pukul 10.00 wib klien pulang
kunjungan rumah tujuan klien.
Mendapat dukungan keluarga
dalam mengontrol halusinasi
 Menyampaikan
salam “selamat siang pak…?
- Memperkenal
kan surat tugas
- Menyampaika
n tujuan kunjungan
- Mendengarka
n ungkapan keluarga dengan
empati
 Meng
enalkan kepada keluarga tentang
masalah halusinasi

41
o Pengertian
halusinasi
o Sebab
timbulnya halusinasi
o Tanda dan
gejala
o Saat
timbulnya
o Frekwensi, isi
halusinasi

 Memb
antu keluarga dalam memutuskan
tindakan terhadap masalah
halusinasi dengan menjelaskan
akibat dari halusinasi yang tidak
terkontrol
 Meng
ajarkan kepada keluarga cara

42
merawat klien halusinasi
 Menje
laskan tentang cara memutuskan
halusinasi yaitu :
-
Keluarga harus membantu klien
saat meminta bantuan
-
Memberikan kegiatan rumah
-
Menjamin diminumnya obat oleh
klien di rumah

Mengajurkan kepada keluarga
menciptakan lingkungan yang
mendukung tidak munculnya
halusinasi

43
Menjelaskan kepada keluarga
pentingnya kontrol ke rumah sakit
untuk mengetahui perkembangan
penyakitnya

Mengevaluasi kemampuan keluarta
tentang cara merawat klien untuk
halusinasi

Memberikan pujian atas kemampuan
keluarga mengungkapkan kembali
apa yang dijelaskan selama
pertemuan

Tidak lanjut : meminta keluaga
membesuk klien secara teratur
minimum 1 bulan sekali

Meminta keluarga terlihat aktif dalam
proses keperawatan selama klien di

44
rumah sakit

Mengadakan kontrak berikut pertemuan
dirumah sakit, tanggal 25-Juni-1998
dirumah sakit pukul 10.00 wib topik
persiapan klien pulang

45
DAFTAR PUSTAKA

Budi A, “Proses Keperawatan Jiwa”, Jakarta : EGC, 2005

Maramis, WF, “Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa”, Surabaya : Penerbit Airlangga,

1995

Stuart, G.W, Anna Sudden, S.J.E.R, “Buku Saku Keperawatan Jiwa”, Jakarta. EGC.

1995

Rasmun, SKp, “Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan

Keluarga”, Jakarta, EGC. 2001

46

Anda mungkin juga menyukai