Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

HALUSINASI
Bidang Studi : Keperawatan Jiwa
Pokok Bahasan : Halusinasi
Sub Pokok Bahasan : Cara Merawat Pasien Halusinasi
Sasaran : Kelurga dan pasien yang mengalami halusinasi di ruang Belibis RSJD
ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA
Tempat : jl. Duku rt.020 kelurahan bukuan kec palaran samarinda
Hari/ Tanggal : Sabtu, 02 November 2019
Waktu : Pukul 15.00 s.d selesai

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga yang berkunjung ke RSJD
Atma Husada Samarinda mampu memahami apa perannya dalam mencegah
kekambuhan penderita gangguan jiwa dengan halusinasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan
keluarga yang berkunjung di RSJD Atma Husada Samarinda mampu :
a) Menyebutkan pengertian halusinasi
b) Menyebutkan pencetus terjadinya halusinasi
c) Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi
d) Menyebutkan tipe-tipe halusinasi
e) Menyebutkan proses terjadinya halusinasi

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Readmison

C. MATERI
Terlampir
D. MEDIA
Leaflet

E. METODE
a. Ceramah
b. Demonstrasikan
c. Tanya jawab

F. PROSES PELAKSANAAN

KEGIATAN
NO KEGIATAN PENYULUH WAKTU MEDIA METODE
PESERTA

1 Pembukaan :

 Membuka kegiatan  Menjawab 5 menit ceramah


dengan mengucapkan salam
salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
pertemuan
 Menyebutkan materi  Memperhatikan
yang akan diberikan
2 Pelaksanaan :

 Persepsi mengenai  Menjawab 15 menit Leaflet Tanya


pengertian Perilaku pertanyaan jawab dan
Halusinasi ceramah
 Mengklarifikasi dengan  Mendengarkan
menjelaskan tentang
penyebab Perilaku
Halusinasi
 Mengklarifikasi dengan  Mendengarkan
menjelaskan tanda dan
gejala Perilaku
Halusinasi
 Mengajarkan bagaimana  Memperhatikan
cara mengontrol
Perilaku Halusinasi
Demonstrasi
dan ceramah

3 Evaluasi :

 Menanyakan kepada Tn. Menjawab 5 menit


D tentang materi pertanyaan
penyuluhan yang telah
diberikan, mengevaluasi
tentang materi yang
telah disampaikan dan
reinforcement kepada
Tn. D yang dapat
menjawab pertanyaan.
4 Terminasi :

 Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit


penutup

G. PERTANYAAN EVALUASI
1. Apa yang di maksud dengan Perilaku Halusinasi ?
2. Apa penyebab Perilaku Halusinasi ?
3. Apa tanda dan gejala Perilaku Halusinasi ?
4. Bagaimana cara mengontrol Perilaku Halusinasi ?
Lampiran

HALUSINASI

A. Pengertian Perilaku Halusinasi


Halusinasi adalah terjadnya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang
yang nyata terhadap indera. Kualitas dari persepsi itu dirasakan penderita sangat jelas,
substansial, dan berasal dari luar ruang nyatanya. Defines ini dapat membedakan
halusinasi dengan mimpi, berhayal, ilusi, dan pseudohalusinasi ( tidak sama dengan
persepsi sesungguhnya, namun tidak dalam keadaan terkendali ). Contoh dari
fenomena ini adalah dimana seseorang mengalami gangguan penglihatan , dimana ia
merasa melihat suatu objek , namun indera penglihatan orang lain tidak bisa
menangkap objek yang sama.
Halusinasi juga harus dibedakan dengan delusi pada persepsi, dimana indera
menangkap rangsang nyata, namun persepsi nyata yang diterimanya itu diberikan
makna yang dan berbeda (bizzare). Sehingga orang yang mengalami delusi lebih
percaya kepada hal-hal yang atau tidak masuk logika. Halusinasi dapat dibagi
berdasarkan indera yang bereaksi saat persepsi ini terbentuk, yaitu
 Halusinasi visual
 Halusinasi auditori
 Halusinasi olfaktori
 Halusinasi gustatori
 Halusinasi taktil
B. Pencetus halusinasi
1. Sakit dengan panas tinggi sehingga mengganggu keseimbangan tubuh.
2. Gangguan jiwa Skizofrenia
3. Pengkonsumsian narkoba atau narkotika tertentu seperti : ganja, morphin, kokain,
dan ltd
4. Mengkonsumsi alkohol berkadar di atas 35% : seperti vodka, gin di atas batas
kewajaran
5. Trauma yang berlebihan.

C. Tanda dan gejala halusinasi


1. Berbicara, senyum, tertawa sendiri.
2. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu ataumencium,
merasa sesuatau yang tidak nyata
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
4. Tidak dapatmembedakan hal yangnyatadantidaknyata.
5. Tidak bisa memusatkan perhatian dan konsentrasi.
6. Tidak bisa memusatkan perhatian dan konsentrasi.
7. Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal.
8. Sikap curiga dan bermusuhan.
9. Menarik diri, menghindar dari orang lain.
10. Ketakutan
11. Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri, mandi, sikat gigi, ganti pakaian,
12. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
13. Menyalahkan diri sendiri, orang lain.
14. Muka merah kadang pucat.
15. Tekanan darahmeningkat.
16. Napas terengah – engah nadi cepat, banyak keringat.

D. Tipe-tipe halusinasi
Halusinasi dibagi menjadi beberapa jenis, yitu sebagai berikut (Maramis, 2004):
1. Halusinasi penglihatan (visual, optik) adalah perasaan melihat sesuatu objek
tetapi pada kenyataannya tidak ada. 
2. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik) adalah perasaan mendengar
suara-suara,berupa suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian
alamiah dan musik. 
3. Halusinasi penciuman (olfaktorik) adalah perasaan mencium sesuatu bau
atau aroma tetapi tidak ada. 
4. Halusinasi pengecapan (gustatorik) adalah kondisi merasakan sesuatu rasa
tetapi tidak ada dalam mulutnya, seperti rasa logam.
5. Halusinasi peraba (taktil) adalah kondisi merasa diraba, disentuh, ditiup,
disinari atau seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya. 
6. Halusinasi kinestetik adalah kondisi merasa badannya bergerak dalam sebuah
ruang, atau anggota badannya bergerak.
E. Proses terjadinya halusinasi
Fase-fase halusinasi menurut Farida, Yudi, hal 106 meliputi :
1. Fase Pertama
Disebut juga fase comforting yaitu fase menyenangkan. Pada tahap ini masuk
dalam golongan nonpsikotik. Karakteristik : klien mengalami stress, cemas,
perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat
diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan,
cara ini hanya menolong sementara.
Perilaku klien : menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat,
diam dan asyik sendiri, respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinya.

2. Fase Kedua
Disebut juga fase condemming atau ansietas berat. Pengalaman sensori yang
menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba
untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang diekspresikan.
Fase ini bersifat psikotik ringan. Perilaku klien : meningkatkan tanda-tanda
system saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan denyut jantung,
pernafasan, dan tekanan darah.
Rentang perhatin menyempit, asyik dengan pengalaman sensori dan
kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita.

3. Fase Ketiga
Adalah fase controlling. Klien mengalami ansietas berat dan pengalaman
sensorik menjadi berkuasa. Klien berhenti menghentikan perlawanan kesepian
jika sensori halusinasi berhenti. Fase ini bersifat psikotik.
Perilaku klien : kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti,
kesukaran berhubungan dengan orang lain, rentang perhatian hanya beberapa
detik atau menit.

4. Fase Keempat
Disebut juga fase Conquering. Klien mengalami panik dan umumnya menjadi
melebur dalam halusinasi. Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi. Karakteristik : halusinasi berubah menjadi
mengancam, memerintah, dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak
berdaya, hilang kontrol.
Perilaku klien : perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku
kekerasan, menarik diri.Cara mengatasi pasien dengan halusinasi

F. Cara mengatasi halusinasi


1. Bila penderita sedang dalam keadaan relatif baik, ajak bicara/ diskusi dan
tanyakan hal hal apa yang bisa membuatnya lebih nyaman dan mengurangi
dampak dari halusinasi tersebut. Misalnya: tanyakan kapan atau pada kondisi
seperti apa halusinasi tersebut muncul, kapan halusinasi itu jarang atau tidak
muncul, dll.
2. Berikan rasa nyaman dan perlindungan
3. Kurangi rangsangan yang bisa mencetuskan halusinasi (suara TV atau radio yang
terlalu keras, teriakan-teriakan, gaduh, banyak orang/ tamu, dll.
4. Identifikasi hal hal yang menjadi pemicu stress. Misalnya: banyak orang/
kerumunan orang di toko atau mall, beradu mulut, dimarahi, dll.
5. Ciptakan hal hal atau kegiatan yang bisa mengalihkannya dari halusinasi, seperti:
melakukan kegiatan yang menyenangkan hatinya (bermusik, berkebun,
menggambar, dll), melakukan pekerjaan rumah yang ringan, diajak ngobrol,
mendengarkan radio atau melihat TV, dll.
6. Latihan teknik relaksasi
7. Minum obat sesuai perintah dokter
DAFTAR PUSTAKA

Keliat B, 2005. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 2. Jakarta : EGC

Stuart dan Sundeen . 2007 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai