COVID-19
DISUSUN OLEH :
DICKY WAHYUDI SAPUTRA ALNUR
1914901210107
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga dan klien
diharapkan mampu mengenal halusinasi dan cara mengontrolnya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 X 25 menit
diharapkan keluarga dan klien dapat:
a) Menjelaskan pengertian halusinasi dengan kata-katanya sendiri
b) Menyebutkan jenis halusinasi
c) enyebutkan penyebab halusinasi
d) Menyebutkan tanda dan gejala
e) Menyebutkan dan menjelaskan cara mengontrol halusinasi
f) Menyebutkan cara merawat pasien dengan halusinasi
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Klien dengan gangguan jiwa halusinasi.
D. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN
1. 3 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
Menggali pengetahuan klien Memperhatikan
tentang halusinasi
Menjelaskan pengertian halusinasi Memperhatikan
Menjelaskan jenis-jenis halusinasi Memperhatikan
Menjelaskan penyebab halusinasi Memperhatikan
Menjelaskan tanda dan gejala Memperhatikan
halusinasi
Menjelaskan cara mengontrol Memperhatikan
halusinasi
Menjelaskan cara merawat pasien Memperhatikan
dengan halusinasi
3. 10 menit Evaluasi :
Memberikan kesempatan kepada Bertanya
klien untuk bertanya
Menanyakan kepada klien tentang Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan dan
memberikan reinforcement kepada
klien jika dapat menjawab
pertanyaan
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
peran serta klien.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
E. MATERI
( Terlampir )
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. MEDIA
Leaflet
H. EVALUASI
Menanyakan kepada klien dan keluarga klien,
1. Coba jelaskan pengertian halusinasi?
2. Jelaskan secara singkat jenis-jenis halusinasi?
3. Sebutkan penyebab halusinasi?
4. Sebutkan tanda dan gejala halusinasi?
5. Coba sebutkan dan jelaskan cara mengontrol halusinasi?
6. Coba jelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi?
MATERI
HALUSINASI
A. PENGERTIAN HALUSINASI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, parabaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Direja, 2011).
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca
indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun, dasarnya
mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik (Trimelia, 2011).
B. JENIS-JENIS HALUSINASI
Ada beberapa jenis halusinasi, Yosep (2007), membagi halusinasi menjadi
8 jenis yaitu :
1. Halusinasi Pendengaran (Auditif, Akustik)
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendering atau suara bising
yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah
kata atau kalimat yang bermakna. Biasanya suara tersebut ditujukan
kepada penderita sehingga tidak jarang penderita bertengkar atau berdebat
dengan suara-suara tersebut.
2. Halusinasi Penglihatan (Visual, Optik)
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik).
Biasanya sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran,
menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan.
3. Halusinasi Pengciuman (Olfaktorik)
Halusinasi ini biasanya berupa mencium sesuatu bau tertentu dan
dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau
dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai
kombinasi moral.
4. Halusinasi Pengecapan (Gustatorik)
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi
penciuman. Penderita merasa mengecap sesuatu.
5. Halusinasi Perabaan (Taktil)
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak di
bawah kulit.
6. Halusinasi Seksual, ini termasuk halusinasi rab
Penderita merasa diraba dan diperkosa sering pada skizofrenia dengan
waham kebesaran terutama mengenai organ-organ.
7. Halusinasi kinesthetik
Penderita merasa badannya bergerak-gerak dalam suatu ruang atau
anggota badannya bergerak-gerak. Misalna “phantom phenomenom” atau
tungkai yang diamputasi selalu bergerak-gerak (phantom limb).
8. Halusinasi visceral
Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya
a. Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya
sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada.
b. Direalisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungannya yang
tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya perasaan segala sesuatu yang
dialaminya seperti impian.
C. PENYEBAB HALUSINASI
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf – syaraf
pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang mungkin timbul
adalah : hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul
perilaku menarik diri.
b. Psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respons psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah : penolakan atau tindakan kekerasan
dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor
dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan
(Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor. Pada halusinasi terdapat 3 mekanisme koping yaitu :
1) With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asyik dengan
pengalaman internalnya.
2) Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang
membingungkan ( alam mengalihkan respon kepada sesuatu atau
seseorang ).
3) Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari-hari untuk memproses
masalah dan mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas.
Pada klien dengan halusinasi, biasanya menggunakan pertahanan diri
dengan menggunakan pertahanan diri dengan cara proyeksi yaitu untuk
mengurangi perasaan emasnya klien menyalahkan orang lain dengan
tujuan menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.
G. PENULARAN
COVID-19 sedang mewabah hampir di seluruh dunia saat ini dan hal ini
dikenal dengan istilah Pandemi. Penyebaran penyakit ini sangat cepat dan
luas, menurut WHO penularan COVID-19 yaitu dari manusia ke manusia
dengan beberapa cara seperti:
Droplet atau cairan yang keluar dari batuk dan bersin orang yang
mengidap COVID-19.
Kontak langsung seperti menyetuh dan berjabat tangan dengan orang
yang mengidap COVID-19, kemudian menyentuh mulut, hidung dan
mata tanpa membersihkan tangan sebelumnya.
Menyentuh benda atau permukaan yang telah terkontaminasi virus,
kemudian menyentuh mulut, hidung dan mata tanpa membersihkan
tangan sebelumnya.
Kontaminasi Tinja (jarang terjadi).
H. PENCEGAHAN
HALUSINASI
STIKES
SURYA GLOBAL
Primary Business Address
Address Line 2
2017
Phone: 555-555-5555
Fax: 555-555-5555
Email: someone@example.com
DAFTAR PUSTAKA