Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

COVID-19

DISUSUN OLEH :
DICKY WAHYUDI SAPUTRA ALNUR
1914901210107

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Halusinasi


Sub pokok bahasan : a. Pengertian halusinasi
b. Jenis halusinasi
c. Penyebab halusinasi
d. Tanda dan gejala halusinasi
e. Cara mengontrol halusinasi
f. Cara merawat pasien dengan halusinasi
g. Penularan covid-19
h. Pencegahan covid-19
Sasaran :Keluarga dan pasien yang mengalami halusinasi
Hari / Tanggal :
Waktu : 25 menit
Tempat : Rumah pasien
A. LATAR BELAKANG
Satu dari empat orang di dunia akan terkena gangguan jiwa pada satu
tahap dalam kehidupannya, demikian laporan organisasi kesehatan dunia
WHO pada tahun 2012. Sekitar 450 juta orang kini telah menderita gangguan
seperti itu, sehingga menempatkan penyakit jiwa sebagai penyakit utama
dunia. Pengobatan memang dapat dilakukan, tetapi hampir dua pertiga dari
penderita gangguan jiwa tidak pernah mencari bantuan profesional kesehatan
yang dapat menanganinya. Hal ini terjadi karena cap buruk yang diberikan
masyarakat terhadap gangguan jiwa (Suliswati, 2016).
Belum lagi deskriminasi dalam memperlakukan mereka, serta
ketidakpedulian masyarakat dalam pencegahan gangguan jiwa. Gangguan jiwa
bukanlah kesalahan seseorang. Pada kenyataanya, jika ada kesalahan, maka
hal ini biasanya lebih mengarah pada bagaimana cara kita merespon orang
yang mengalami gangguan mentalnya (Suliswati, 2016).
Paradigma baru diperlukan dalam menangani penyandang gangguan
jiwa. Diperlukan pengetahuan yang cukup bagi setiap orang yang memiliki
kecenderungan gangguan jiwa beserta keluarganya untuk mendeteksi secara
dini gejala gangguan jiwa, kekambuhan ataupun perawatannya. Peran
keluarga juga merupakan pendukung yang sangat penting untuk kesembuhan
klien dengan gangguan jiwa. Klien gangguan jiwa dengan perubahan persepsi
sensori : Halusinasi tidaklah sedikit di Indonesia. Banyak yang datang ke
Rumah Sakit Jiwa karena merasa adanya bisikan-bisikan, melihat, merasakan
hal-hal yang sebenarnya orang lain tidak merasakan. Dalam hal ini diperlukan
adanya suatu pendidikan kesehatan baik terhadap klien maupun keluarga
untuk mengurangi adanya gejala dari gangguan jiwa khususnya Halusinasi
yang bisa dilakukan di rumah (Townsend, 2014)

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga dan klien
diharapkan mampu mengenal halusinasi dan cara mengontrolnya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 X 25 menit
diharapkan keluarga dan klien dapat:
a) Menjelaskan pengertian halusinasi dengan kata-katanya sendiri
b) Menyebutkan jenis halusinasi
c) enyebutkan penyebab halusinasi
d) Menyebutkan tanda dan gejala
e) Menyebutkan dan menjelaskan cara mengontrol halusinasi
f) Menyebutkan cara merawat pasien dengan halusinasi

C. IDENTIFIKASI MASALAH
Klien dengan gangguan jiwa halusinasi.

D. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN
1. 3 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
 Menggali pengetahuan klien  Memperhatikan
tentang halusinasi
 Menjelaskan pengertian halusinasi  Memperhatikan
 Menjelaskan jenis-jenis halusinasi  Memperhatikan
 Menjelaskan penyebab halusinasi  Memperhatikan
 Menjelaskan tanda dan gejala  Memperhatikan
halusinasi
 Menjelaskan cara mengontrol  Memperhatikan
halusinasi
 Menjelaskan cara merawat pasien  Memperhatikan
dengan halusinasi
3. 10 menit Evaluasi :
 Memberikan kesempatan kepada  Bertanya
klien untuk bertanya
 Menanyakan kepada klien tentang  Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan dan
memberikan reinforcement kepada
klien jika dapat menjawab
pertanyaan
4. 2 menit Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih atas  Mendengarkan
peran serta klien.
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

E. MATERI
( Terlampir )

F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

G. MEDIA
Leaflet

H. EVALUASI
Menanyakan kepada klien dan keluarga klien,
1. Coba jelaskan pengertian halusinasi?
2. Jelaskan secara singkat jenis-jenis halusinasi?
3. Sebutkan penyebab halusinasi?
4. Sebutkan tanda dan gejala halusinasi?
5. Coba sebutkan dan jelaskan cara mengontrol halusinasi?
6. Coba jelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi?
MATERI
HALUSINASI

A. PENGERTIAN HALUSINASI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, parabaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Direja, 2011).
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca
indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun, dasarnya
mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik (Trimelia, 2011).

B. JENIS-JENIS HALUSINASI
Ada beberapa jenis halusinasi, Yosep (2007), membagi halusinasi menjadi
8 jenis yaitu : 
1. Halusinasi Pendengaran (Auditif, Akustik)
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendering atau suara bising
yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah
kata atau kalimat yang bermakna. Biasanya suara tersebut ditujukan
kepada penderita sehingga tidak jarang penderita bertengkar atau berdebat
dengan suara-suara tersebut.
2. Halusinasi Penglihatan (Visual, Optik) 
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik).
Biasanya sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran,
menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan.
3. Halusinasi Pengciuman (Olfaktorik)
Halusinasi ini biasanya berupa mencium sesuatu bau tertentu dan
dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau
dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai
kombinasi moral.
4. Halusinasi Pengecapan (Gustatorik)
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi
penciuman. Penderita merasa mengecap sesuatu.
5. Halusinasi Perabaan (Taktil)
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak di
bawah kulit.
6. Halusinasi Seksual, ini termasuk halusinasi rab
Penderita merasa diraba dan diperkosa sering pada skizofrenia dengan
waham kebesaran terutama mengenai organ-organ.
7. Halusinasi kinesthetik
Penderita merasa badannya bergerak-gerak dalam suatu ruang atau
anggota badannya bergerak-gerak. Misalna “phantom phenomenom” atau
tungkai yang diamputasi selalu bergerak-gerak (phantom limb).
8. Halusinasi visceral
Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya
a. Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya
sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada.
b. Direalisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungannya yang
tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya perasaan segala sesuatu yang
dialaminya seperti impian.

C. PENYEBAB HALUSINASI
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf – syaraf
pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang mungkin timbul
adalah : hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul
perilaku menarik diri.
b. Psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respons psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah : penolakan atau tindakan kekerasan
dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor
dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan
(Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor. Pada halusinasi terdapat 3 mekanisme koping yaitu :
1) With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asyik dengan
pengalaman internalnya.
2) Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang
membingungkan ( alam mengalihkan respon kepada sesuatu atau
seseorang ).
3) Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari-hari untuk memproses
masalah dan mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas.
Pada klien dengan halusinasi, biasanya menggunakan pertahanan diri
dengan menggunakan pertahanan diri dengan cara proyeksi yaitu untuk
mengurangi perasaan emasnya klien menyalahkan orang lain dengan
tujuan menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.

D. TANDA DAN GEJALA HALUSINASI


Menurut Budi Ana Keliat (2006) tanda dan gejala halusinasi yaitu,
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
4. Tidak dapat memusatkan perhatian
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya),
takut
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung

E. CARA MENGONTROL HALUSINASI


Menurut Budi Anna Keliat (2009), Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, perawat dapat melatih pasien dengan empat cara yang
sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi, keempat cara mengontrol
halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih
untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
memedulikan halusinasinya. Jika ini dapat dilakukan, pasien akan mampu
mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
2. Bercakap – cakap dengan orang lain
Bercakap - cakap dengan orang lain dapat membantu mengontrol
halusinasi. Ketika pasien bercakap - cakap dengan orang lain, terjadi
distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan
yang dilakukan dengan orang lain.
3. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukan diri melakukan aktivitas yang teratur. Dengan beraktifitas
secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri
yang sering kali mencetuskan halusinasi.oleh karena itu, halusinasi dapat
dikontrol dengan cara beraktifitas secara teratur dari bangun pagi sampai
tidur malam.tahapan intervensi perawat dalam memberikan aktivitas yang
terjadwal, yaitu :
a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi.
b. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien.
c. Melatih pasien melakukan aktivitas.
d. Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih.upayakan pasien mempunyai aktivitas mulai dari bangun pagi
sampai tidur malam.
e. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan Penguatan
terhadap prilaku pasien yang positif.
4. Minum obat secara teratur
Minum obat secara teratur dapat mengontrol halusinasi. Pasien juga
harus dilatih untuk minum obat secara teratur sesuai dengan program terapi
dokter. Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering mengalami
putus obat sehingga pasien mengalami kekambuhan. Jika kekambuhan
terjadi,untuk mencapai kondisi seperti semula akan membutuhkan
waktu.oleh karena itu, pasien harus dilatih minum obat sesuai program dan
berkelanjutan berikut ini intervensi yang dapat dilakukan perawatagar
pasien patuh minum obat.
a. Jelaskan kegunaan obat.
b. Jelaskan akibat jika putus obat
c. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat.
d. Jelaskan cara minum obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis, dan benar kontinuitas).

F. CARA MERAWAT PASIEN DENGAN HALUSINASI


1. Jangan biarkan pasien sendiri
2. Anjurkan pasien untuk terlibat dalam kegiatan rumah (buat jadwal)
3. Bantu pasien untuk berlatih cara menghentikan halusinasi
4. Memantau dan memenuhi obat untuk pasien
5. Jika pasien terlihat bicara sendiri atau tertawa sendiri maka segera disapa
atau ajak bicara
6. Kontrol keadaan klien
7. Segera bawa ke Rumah Sakit jika halusinasi berlanjut dan beresiko
mencederai diri dan orang lain.

G. PENULARAN
COVID-19 sedang mewabah hampir di seluruh dunia saat ini dan hal ini
dikenal dengan istilah Pandemi. Penyebaran penyakit ini sangat cepat dan
luas, menurut WHO penularan COVID-19 yaitu dari manusia ke manusia
dengan beberapa cara seperti:
 Droplet atau cairan yang keluar dari batuk dan bersin orang yang
mengidap COVID-19.
 Kontak langsung seperti menyetuh dan berjabat tangan dengan orang
yang mengidap COVID-19, kemudian menyentuh mulut, hidung dan
mata tanpa membersihkan tangan sebelumnya.
 Menyentuh benda atau permukaan yang telah terkontaminasi virus,
kemudian menyentuh mulut, hidung dan mata tanpa membersihkan
tangan sebelumnya.
 Kontaminasi Tinja (jarang terjadi).
H. PENCEGAHAN

Cara / langkah-langkah mencegah terjadinya COVID-19, yaitu antara lain:


 Rutin mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer.
 Jangan menyentuh mulut, hidung dan mata sebelum
membersihkan/mencuci tangan.
 Gunakan masker apabila anda sedang batuk, pilek dan atau keluar rumah.
 Selalu menjaga jarak fisik dengan orang lain, yaitu minimal 1 meter.
 Hindari berada di kerumunan orang banyak.
 Konsumsi gizi seimbang, perbanyak makan sayur dan buah.
 Olahraga teratur dan istirahat yang cukup.
 Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak.

HALUSINASI

STIKES
SURYA GLOBAL
Primary Business Address
Address Line 2

YOGYAKARTA Address Line 3


Address Line 4

2017
Phone: 555-555-5555
Fax: 555-555-5555
Email: someone@example.com
DAFTAR PUSTAKA

Ade      Herman, S.D. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha


Medika.
Damaiyanti, M. Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT
Refika Aditama
Direja, A. Herman., 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta :
Nuha Medika
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi  Pelaksanaan Tindakan  Keperawatan (LP
dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Keliat, B. A., 2006, Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.
Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Cetakan 1. Jakarta :
Trans Info Medika.
Yosep, I., 2009, Keperawatan Jiwa, Bandung : Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai