Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN

HALUSINASI

Mata Kuliah :
KEPERAWATAN JIWA

Dosen pembimbing

Dr. Hj. Lilik Ma’rifatul Azizah, S. Kep. Ns., M. Kes

Disusun Oleh : Kelompok 3


1. Dilla Najmi Amelia (201801048)
2. Angel Paradisa Kurniawan (201801059)
3. Millenia Putri Ambarsari (201801061)
4. Aji Prasojo Gunawan (201801071)
5. Shanti Dwi Lestari (201801079)
6. Ruci Nurul Yudiawati (201801083)
7. Yeni Susilowati (201801084)
8. Candra Yolis Nasrullah (201801088)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TA 2018/2019
Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 39020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya makalah ini dapat diselesaikan. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Halusinasi ini merupakan tugas ASKEP bagi mahasiswa STIKes Bina
Sehat PPNI kota Mojokerto maupun para pembaca untuk bidang ilmu pengetahuan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gngguan Halusinasi” ini


dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat
penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya.

Mojokerto, 15 Agustus 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Halusinasi merupakan akibat adanya gangguan dalam proses berpikir dan orientasi realitas.
Individu tidak mampu membedakan rangsangan internal dan eksternal. Halusinasi didefinisikan
sebagai persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya suatu rangsangan dari luar. Gangguan
persepsi ini meliputi seluruh panca indra.

Disfungsi yang terjadi pada halusinasi menggambarkan hilangnya kemampuan menilai


realitas, klien hidup dalam dunianya sendiri dan merasa terganggu dalam interaksi sosialnya
sehingga menyebabkan gangguan berhubungan sosial, komunikasi susah, dan kadang-kadang
membahayakan diri klien, orang lain maupun lingkungan, menunjukan bahwa klien memerlukan
pendekatan asuhan keperawatan secara intensif dan komprenhensif.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa definisi Halusinasi ?
2. Apa jenis Halusinasi ?
3. Bagaimana manifestasi klinis Halusinasi?
4. Bagaimana proses terjadinya Halusinasi?
5. Apa saja faktor penyebab Halusinasi?
6. Bagaiana tahapan proses Halusinasi?
1.3 TUJUAN
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui definisi Halusinasi.
2. Untuk mengetahui jenis jenis Halusinasi.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis Halusinasi.
4. Untuk mengetahui proses terjadinya Halusinasi.
5. Untuk mengetahui faktor penyebab Halusinasi.
6. Untuk mengetahui tahapan proses Halusinasi.
1.4 MANFAAT
1. Bagi penulis
Dengan dibuatnya makalah ini penulis dapat mengerti dan menulis makalah
dengan baik dan benar.
2. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan bagi pembaca dapat memahami dan lebih mengerti
tentang halusinasi dan masalah keperawatannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus/rangsangan
dari luar ( Stuart,2007).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan


internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dari luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai
contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang berbicara.

Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien
gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh klien
skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang sering
juga disetai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif dan delirium.
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam
rentang respon Neurobiologi (Stuart dan Laria, 2001). Ini merupakan respon persepsi
paling maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi
dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca
indra, klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indra walaupun
sebenarnya stimulus tersebut tidak ada.

Jenis halusinasi sebagai berikut :


a) Pendengaran
Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata – kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua oaring
yang mengalami halusinasi.
b) Penglihatan
Stimulus berupa visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks.
c) Penghidung
Membaui bau – bauan tertentu seperti bau darah, urine, dan feses yang
umumnya bau – bauan yang tidak menyenangkan.
d) Pengecap
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine, atau feses.
e) Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah.
f) Chenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena tau arteri, pencernaan
makan atau pembentukan urine.
g) Kinestetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

2.2 TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala halusinasi antara lain :
1. Bebicara, tertawa dan tersenyum sendiri
2. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
3. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
4. Disorientasi
5. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
6. Cepat berubah pikiran
7. Alur pikir kacau
8. Respon yang tidak sesuai
9. Menarik diri
10. Suka marah dengan tiba-tiba dan menyerang orang lain tanpa sebab
11. Sering melamun
2.3 ETIOLOGI
1) Faktor Predisposisi
Menurut Yosep (2009) faktor predisposisi yang menyebabkan halusinasi adalah :
1. Faktor perkembangan
2. Faktor sosiokultural
3. Faktor biokimia
4. Faktor psikologis
5. Faktor genetik dan pola asuh
2) Faktor Presipitasi
1. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

2.4 RENTANG RESPON

Rentang Respon Neurologis menurut Stuart dan Laria, 2001:


Respon Adaptif Respon Psikososial Respon Maladaptif

1. Pikiran logis 1. Kadang – kadang 1. Waham


proses pikir
2. Persepsi akurat 2. Halusinasi
terganggu
3. Emosi konsisten 3. Kerusakan proses
2. Ilusi
dengan pengalaman emosi
3. Emosi berlebihan
4. Perilaku cocok 4. Perilaku tidak
4. Perilaku yang tidak terorganisasi
5. Hubungan social
biasa
harmonis 5. Isolasi social
5. Menarik diri

Keterangan gambar :

a) Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma social budaya
yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.

1. Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan.

2. Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan.


3. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli.
4. Perilaku social adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran.
b) Respon psikososial :

1. Proses pikir terganggu adalah proses piker yang menimbulkan gangguan.

2. Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan
yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indera.
3. Emosi berlebihan atau berkurang.
4. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
5. Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain.
c) Respon maladaptive adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah
yang menyimpang dari norma-norma social budaya dan lingkungan, adapun
respon maladaptive meliputi:

1. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan


walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan social.

2. Halusinasi merupakan definisian persepsi sensori yang salah atau


persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada.
3. Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.
4. Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu yang tidak teratur.
5. Isolasi social adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan
yang negatif mengancam.

Fase – Fase Halusinasi


Fase Halusinasi Karakteristik Perilaku Klien

Fase I: Klien mengalami ansietas, - Tersenyum, tertawa yang tidak


Comforting Ansietas kesepian, rasa bersalah dan sesuai.
sedang Halusinasi- takut, mecoba untuk
- Menggerakkan bibir tanpa suara.
Menyenangkan berfokus pada pikiran yang
“Menyenangkan” menyenangkan untuk - Pergerakan mata yang cepat.
meredakan ansietas. - Respon verbal yang lambat.
Individu mengenali bahwa
- Diam, dipenuhi rasa yang
pikiran dan pengalaman
sensori dalam kendali mengasyikkan.
kesadaran jika ansietas
dapat ditangani (non
psikotik).
Fase II: Pengalaman sensori - Meningkatkan tanda-tanda sistem
Condemning menjijikkan dan saraf otonom akibat ansietas
Ansietas berat menakutkan klien lepas
(Nadi, RR, TD) meningkat.
Halusinasi menjadi kendali dan mungkin
menjijikkan. mencoba untuk mengambil - Penyempitan kemampuan untuk
“Menyalahkan” jarak dirinya dengan sumber konsentrasi.
yang dipersepsikan. Klien
- Asyik dengan pengalaman sensori
mungkin mengalami
dipermalukan oleh dan kehilangan kemampuan
pengalaman sensori dan membedakan halusinasi dan
menarik diri dari orang lain.
realita.
Psikotik Ringan.

Fase III: Klien berhenti atau - Lebih cenderung mengikuti


Controlling Ansietas menghentikan perlawanan petunjuk halusinasinya.
berat pengalaman terhadap halusinasi dan
- Kesulitan berhubungan dengan
sensori menjadi menyerah pada halusinasi
berkuasa tersebut. Isi halusinasi orang lain.
“Mengendalikan” menjadi menarik, klien - Rentang perhatian hanya dalam
mungkin mengalami
beberapa menit atau detik.
pengalaman kesepian jika
sensori halusinasi berhenti. - Gejala fisik Ansietas berat,
Psikotik. berkeringat, tremor, tidak mampu
mengikuti petunjuk.

Fase IV: Pengalaman sensori menjadi - Perilaku terror akibat panik.


Conquering panic mengancam jika klien - Potensial suicide atau homicide
umumnya menjadi mengikuti perintah
- Aktivitas fisik merefleksikan isi
melebur dalam halusinasi. Halusinasi
halusinasinya. berakhir dari beberapa jam halusinasi seperti kekerasan,
atau hari jika tidak ada agitasi, menarik diri, katatonia.
intervensi terapeutik. - Tidak mampu merespon terhadap
Psikotik Berat.
perintah yang kompleks.
- Tidak mampu merespon > 1 orang.

2.5 PATHWAY

Pathway Halusinasi

Kerusakan komunikasi

Resiko mencederai diri, orang lain dan


Bicara, tersenyum, tertawa sendiri, konsentrasi mudah berubah, lingkungan
kekacauan arus pikir

Perubahan proses pikir


arus, bentuk, isi
Mendengar bisikan yang menyuruh untuk
membunuh / dibunuh
Mempengaruhi neurotransmitter otak

Stimulus SSO, internal meningkat, eksternal menurun Perubahan persepsi sensori :


Halusinasi

Tidak peduli dengan lingkungan sekitar

Merangsang keluarnya zat


Fokus pada diri sendiri Halusinogen

HDR

Koping maladaptif

Stress psikologi
2.6 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1) PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS ( masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang
ke rumah sakit.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masalalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Dan
pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan sosial budaya.
4. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan klien.
5. Psikososial
1) Genogram
Perbuatan genogram minimal 3 generasi yang menggambarkan hubungan
klien dengan keluarga, masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan, pola asuh, pertumbuhan individu dan keluarga.
2) Konsep diri
Lakukan pengkajian mengenai gambaran diri klien, identitas diri, fungsi peran,
ideal diri dan harga diri pada klien.
3) Hubungan social
Tanyakan siapa orang terdekat di kehidupan klien tempat mengadu, berbicara,
minta bantuan atau dukungan. Klien dengan halusinasi cenderung tidak
mempunyai orang terdekat, dan jarang mengikuti kegiatan yang ada di
masyarakat. Lebih senang sendiri dan lebih asyik dengan isi halusinasinya.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah atau menjalankan keyakinan, kepuasan
dalam menjalankan keyakinan. Apakah isi halusinasinya mempengaruhi
keyakinan klien dengan tuhannya.
6. Status mental
a. Mengkaji mengenai penampilan klien, pembicaraan, aktivitas motorik, afek
emosi, interaksi selama wawancara, persepsi – sensori ( jenis halusinasi,
waktu, frekuensi, situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi, respons
terhadap halusinasi ).
b. Proses berfikir
Kaji mengenai bentuk fikir dan isi fikir klien.
Tingkat kesadaran
Pada klien halusinasi sering kali merasa bingung, apatis (acuh tak acuh).
c. Memori
- Daya ingat jangka panjang : mengingat kejadian masa lalu lebih dari 1
bulan
- Daya ingat jangka menengah : dapat mengingat kejadian yang terjadi 1
minggu terakhir
- Daya ingat jangka pendek : dapat mengingat kejadian yang terjadi saat ini
d. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada klien dengan halusinasi tidak dapat berkonsentrasi dan dapat
menjelaskan kembali pembicaraan yang baru saja di bicarakan
dirinya/orang lain.
e. Kemampuan penilaian mengambil keputusan
a. Gangguan ringan : dapat mengambil keputusan secara sederhana baik
dibantu orang lain/tidak
b. Gangguan bermakna : tidak dapat mengambil keputusan secara
sederhana cenderung mendengar/melihat ada yang diperintahkan
f. Daya tilik diri
Pada klien halusinasi cenderung mengingkari penyakit yang diderita.
7. Kebutuhan perencanaan pulang
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Tanyakan apakah klien mampu atau tidak mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri
b. Kegiatan hidup sehari-hari
- Perawatan diri
Pada klien halusinasi tidak mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari
seperti mandi, kebersihan, ganti pakaian secara mandiri perlu bantuan
minimal
- Tidur
Klien halusinasi cenderung tidak dapat tidur yang berkualitas karena
kegelisahan,kecemasan akan hal yang tidak realita
c. Kemampuan klien lai-lain
Klien tidak dapat mengantisipasi kebutuhan hidupnya dan membuat
keputusan
d. Klien memiliki sistem pendukung
Klien halusinasi tidak memiliki dukungan dari keluarga maupun orang
sekitarnya karena kurangnya pengetahuan keluarga bisa menjadi penyebab.
e. Klien menikmati saat bekerja/kegiatan produktif/hobi
Klien halusinasi merasa menikmati pekerjaan, kegiatan yang produktif
karena ketika klien melakukan kegiatan berkurangnya pandangan kosong.
8. Mekanisme koping
Biasanya pada klien halusinasi cenderung berperilaku maladaptif, seperti
mencederai diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Malas beraktifitas, perubahan
suatu persepsi dengan berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain, mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya pada klien halusinasi mempunyai masalah di masalalu dan
mengakibatkan dia menarik diri dari masyarakat dan orang terdekat.
10. Aspek pengetahuan
Pada klien halusinasi kurang mengetahui tentang penyakit jiwa karena tidak
merasa hal yang dilakukan dalam tekanan.
11. Aspek medis
Memberikan penjelasan tentang diagnostik medik dan terapi medis. Pada klien
halusinasi terapi medis seperti Haloperido (HLP), Clapromazine (CPZ),
Trihexyphenidyl (THP).
2) POHON MASALAH

3) DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
b. Isolasi social
c. Resiko tinggi perilaku kekerasan
4) INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


TUK 1 : Klien mampu membina 1. Bina hubungan saling Hubungan saling
Klien dapat hubungan saling percaya percaya dengan percaya
membina dengan perawat, dengan menggunakan prinsip merupakan
hubungan saling kriteria hasil : komunikasi terapeutik : langkah awal
percaya dengan - Mebalas sapaan a. Sapa klien dengan menentukan
perawat. perawat ramah baik verbal keberhasilan
- Ekspresi wajah maupun non verbal rencana
bersahabat dan senang b. Perkenalkan diri selanjutnya.
- Ada kontak mata dengan sopan Untuk
- Mau berjabat tangan c. Tanyakan nama mengurangi
- Mau menyebutkan lengkap klien dan kontak klien
nama nama panggilan dengan
- Klien mau duduk kesukaan klien halusinasinya
berdampingan dengan d. Jelaskan maksud dengan mengenal
perawat dan tujuan interaksi halusinasi akan
- Klien mau e. Berikan perhatian membantu
mengutarakan masalah pada klien, mengurangi dan
yang dihadapi perhatikan menghilangkan
kebutuhan dasarnya halusinasinya.
2. Beri kesempatan klien
untuk mengungkapkan
perasaannya
3. Dengarkan ungkapan
klien dengan empati
TUK 2 : Klien mampu mengenali 1. Adakan kontak sering Mengetahui
Klien dapat halusinasinya dengan dan singkat secara apakah halusinasi
mengenali kriteria hasil : bertahap datang dan
halusinasinya. - Klien dapat 2. Tanyakan apa yang menentukan
menyebutkan waktu, didengar dari tindakan yang
timbulnya halusinasi halusinasinya tepat atas
- Klien dapat 3. Tanyakan kapan halusinasinya.
mengidentifikasi kapan halusinasinya datang Mengenalkan
frekuensi situasi saat 4. Tanyakan isi pada klien
terjadi halusinasi halusinasinya terhadap
- Klien dapat 5. Bantu klien halusinasinya dan
mengungkapkan mengenalkan mengidentifikasi
perasaannya halusinasinya faktor pencetus
6. Diskusikan dengan halusinasinya.
klien apa yang Menentukan
dirasakan jika terjadi tindakan yang
halusinasi (marah, sesuai bagi klien
sedih, takut, senang) untuk mengontrol
beri kesempatan halusinasinya.
mengungkapkannya
TUK 3 : - Klien dapat 1. Identifikasi bersama
Klien dapat mengidentifikasi klien tindakan yang
mengontrol tindakan yang biasa dilakukan bila
halusinasinya. dilakukan untuk terjadi halusinasi
mengendalikan 2. Diskusikan manfaat
halusinasinya dan cara yang
- Klien dapat digunakan klien, jika
menunjukkan cara bermanfaat beri ujian
baru untuk 3. Diskusikan cara baik
mengontrol memutus atau
halusinasinya. mengontrol halusinasi
4. Bantu klien memilih
dan melatih cara
memutus halusinasi
secara bertahap
5. Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang
dilatih. Evaluasi
hasilnya dan beri pujian
jika berhasil
6. Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok
TUK4 : - Klien dapat memilih 1. Anjurkan klien untuk Membantu klien
Klien dapat cara mengatasi memberi tahu keluarga
dukungan dari halusinasi jika mengalami
keluarga untuk - Klien melaksanakan halusinasi
mengontrol cara yang telah 2. Diskusikan dengan
halusinasinya dipilih untuk keluarga (pada saat
memutus halusinasi keluarga berkunjung
- Klien dapat atau kunjungan rumah)
mengikuti terapi 3. Diskusikan dengan
aktivitas kelompok keluarga dan klien
tentang jenis, dosis,
frekuensi dan manfaat
obat
4. Pastikan klien minum
obat sesuai dengan
program dokter
5) IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan Pasien Keluarga


Gangguan Persepsi Sensori: SP 1: SP 1:
Halusinasi Pendengaran 1. Mengenal halusinasi: 1. Mengidentifikasi
1) Isi masalah keluarga dalam
2) Frekuensi merawat pasien
3) Waktu terjadi 2. Menjelaskan proses
4) Situasi pencetus terjadinya halusinasi
5) Perasaan saat terjadi 3. Menjelaskan cara
halusinasi merawat pasien
2. Latihan mengontrol 4. Bermain peran cara
halusinasi dengan cara: merawat
1) Menghardik 5. RTL keluarga/jadwal
2) Memasukkan dalam keluarga untuk merawat
jadwal kegiatan pasien pasien

SP 2: SP 2:
1. Evaluasi kegiatan yang lalu 1. Evaluasi kemampuan
(SP 1) keluarga (SP 1)
2. Melatih berbicara dengan 2. Latih keluarga merawat
orang lain saat halusinasi pasien
muncul 3. RTL keluarga/jadwal
3. Masukkan jadwal keluarga untuk merawat
pasien

SP 3: SP 3:
1. Evaluasi kegiatan yang lalu 1. Evaluasi kemampuan
(SP 2) keluarga (SP 2)
2. Melatih kegiatan agar 2. Latih keluarga merawat
halusinasi tidak muncul pasien
3. Masukkan jadwal 3. RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien

SP 4: SP 4:
1. Evaluasi jadwal pasien 1. Evaluasi jadwal pasien
yang lalu (SP 1, 2, 3) yang lalu (SP 1, 2, 3)
2. Menanyakan pengobatan 2. Menanyakan
sebelumnya pengobatan sebelumnya
3. Menjelaskan tentang 3. Menjelaskan tentang
pengobatan pengobatan
4. Melatih pasien minum obat 4. Melatih pasien minum
(5 benar) obat (5 benar)
5. Masukkan jadwal 5. Masukkan jadwal

6) EVALUASI KEPERAWATAN
1. Pada Klien
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasi
d. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain saat halusinasi muncul
2. Pada Keluarga
a. Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara terapeutik
b. Keluarga mampu mengurangi penyebab halusinasi klien
DAFTAR PUSTAKA

Anna Keliat, Budi, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Azizah, Lilik Ma’lifatul.2011.Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik .Jogjakarta : Graha Ilmu.

Dalami dkk, Ermawati. 2009.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans
Info Media.

Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Towsend C. Mary, 1998. Diagnosa keperawatan Psikiatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Yosep, Iyus. 2011.Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: RefikaAditama.


BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 TRIGER CASE

Tn X berusia 64 tahun . Tuan X merupakan pensiunan prajurit perang, ia kerap


kali seperti mendengar bisikan bisikan dari korban di medan perang yang akan
membunuhnya. Tn x kerap kali merasa tidak tenang dan melempar barang-barang
dan memukul mukul benda yang ada didekatnya ketika bisikan itu terjadi Klien
juga sering tampak melamun, menarik diri, pikiran kacau.

Selama di RSJ , klien selalu berdiam diri dan menyendiri duduk dipojok atau
berbaring ditempat tidur, kadang-kadang klien berjalan mondar-mandir,
klienterlihat berbicara sendiri dengan raut wajah yang ketakutan dan melempar
barang barang di dekatnya ketika mendengar suara bisikan bisikan tersebut.

3.2 TERAPI MODALITAS YANG COCOK PADA KLIEN HALUSINASI


1. Terapi kelompok
Dengan terapi kelompok perawat dapat berinteraksi dengan sekelompok
klien secarateratur, sehingga dapat meningkatkan kesadaran diri,
meningkatkan hubungan interpersonal, mengubah perilaku maladaptif
(TUK 1,3,4,5,6)
2. Terapi individual
Dengan terapi individual klien dapat menjalin hubungan terstruktur antara
perawat dengan klien untuk mengubah perilaku klien. Sehingga dapat
mengembangkan kemampuan klien dalam menyelesaikan konflik
enderitakan penderitaan emosional, dan klien dapat meenuhi kebutuhan
dirinya. (TUK 1,2,34,5)
3. Terapi lingkungan
Dengan terapi lingkungan perawat dapat menata lingkungan agar terjadi
perubahan perilaku klien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif.
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain. Perawat juga mendorong
komunikasi dan pembuatan keputusan belajar keterampilan dan perilaku
yang baru (TUK 2, 4)
4. Terapi kognitif
Bertujuan mengembangkan pola pikir yang rasional, mengidentifikasi
stimulus dan keyakinan yang tidak akurat dengan realita. Membiasakan
diri selalu menggunakan pengetesan realita dalam menanggapi setiap
stimulus. Mengembalikan perilaku dengan cara mengubah pola berpikir,
dan apa yang dirasakan klien bisa dibantah
5. Terapi keluarga
Dengan adanya dorongan keluarga dengan cara keluargaharus sering
berinteraksi dengan klien untuk meningkatkan fungsi keluarga keluarga
harus meyakinkan bahwa apa yang di dengar tidak nyata.
3.3 Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang sesuai dengan klien halusinasi
1. TAK yang cocok untuk pasien halusinasi
Membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, stimulasi persepsi
dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi
perilaku maladaptive. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi realita,
memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat dan
menerima pendapat orang lain dan mengemukakan perasaannya.
Katakteristik klien:
Mengontrol halusinasi, dengan terapi tersebut klien yang mengalami
halusinasi dapat mengontrol halusinasinya. Aktivitas digunakan untuk
memberikan stimulasi pada sensasi klien, kemudian diobservasi reaksi
sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
eksresi muka, ucapan. TAKSP membantu klien yang mengalami
kemunduran orientasi dalam upaya memotivasi proses piker serta
mengurangi maladaptive.
2. Tujuan
a. Tujuan umum :
Selesai melakukan TAKSP sesi 1 diharapkan klien dapat mengenal
halusinasi.
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat mengenal halusinasi.
2) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
4) Klien mengenal perasaannya saat terjadi halusinasi.
3. Alat dan bahan
1) Media
a. Spidol
b. Papan tulis/white board/flipchart
2) Metode
a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Bermain peran atau stimulasi

4. Peran Perawat
CO Leader

Leader

Observer
Pasien

Pasien

Pasien

Pasien

Fasilitator
Fasilitator

Pasien

Pasien
Pasien
3.4 Proses Keperawatan Jiwa
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Ruang rawat : Tanggal dirawat/MRS :

I. Identitas

1) Identitas Klien

Nama : Tn X

Umur : 55 tahun

Jenis kelamin : Laki laki

Agama : islam

Status : menikah

Pendidikan :-

Alamat : Mojoketo

No. Rm : 01234

Tanggal masuk : 13 Agustus 2020

2) Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. A
Umur : 30 tahun
Alamat : Mojokerto
Hubungan dengan klien : Anak kandung
II. Alasan Masuk

Keluhan Utama : klien mengatakan kerap kali mendengar bisikan bisikan dari
korban di medan perang yang akan membunuhnya, dan juga sering merasa tidak
tenang dan melempar barang-barang dan memukul mukul benda ketika bisikan itu
terjadi

Faktor Precipitasi : Klien mengatakan bahwa dia adalah pensiunan prajurit perang
yang seringkali membunuh lawan yang akan membunuhnya

III. Faktor Predisposisi

1. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan bahwa ia pernah menjadi


prajurit perang yang sering membunuh lawan yang akan membunuhnya

2. Pengobatan sebelumnya : Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi


maupun menggunakan obat obatan sebelumnya.

3. Trauma :

Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Aniaya Fisik Tahun - - -

Aniaya seksual Tahun - - -

Penolakan Tahun - - -

Kekerasan dalam keluarga Tahun - - -

Tindakan kriminal Tahun - - -

Lain – lain Tahun - - -

Jelaskan No 1,2,3 : Klien mengatakan ia merasa takut dengan bisikan bisikan


yang di dengarnya
Masalah Keperawatan :

O Perubahan pertumbuhan dan perkembangan Osindroma trauma


perkosaan

O Berduka antisipasi O Risiko tinggi kekerasan

O Berduka disfungsional O lain –lain

O Respon pasca trauma

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa? O Ada V Tidak ada

Bila ada : Hubungan keluarga : .....................................................

Gejala : .................................................................

Riwayat pengobatan : ..................................................

Masalah Keperawatan :

O koping keluarga tidak efektif :ketidakmampuan O Risiko Tinggi


Kekerasan

O Koping keluarga tidak efektif : Kompromi O Lain-lain, jelaskan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?

Klien mengatakan bahwa ia pernah menjadi prajurit perang yang sering


membunuh lawan yang akan membunuhnya

Masalah Keperawatan :

O Perubahan pertumbuhan dan perkembangan V Respon pasca trauma

O Berduka antisipasi O Sindroma trauma


perkosaan
O Berduka disfungsional O Lain-lain, jelaskan...........

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital : TD : 140/100 mmHg N: 80x/mnt S: 37,4℃ P:


24x/mnt.

2. Ukuran : Berat Badan ( BB ) : 55 Kg. Tinggi Badan ( TB ) : 160 cm

3. Keluhan fisik : klien mengatakan merasa sangat pusing dan sering kabur
pandangannya

4. Pemeriksaan Fisik (Fokus)

5. Pola Kesehatan

Jelaskan : .................................................................................................................

............................................................................................................................

Masalah Keperawatan :

O Risiko tinggi perubahan suhu tubuh O Perubahan perlindungan

O Defisit Volume cairan O Kerusakan integritas


jaringan

O Perubahan Volume cairan O Perubahan membran


mukosa oral

O Risiko tinggi terhadap infeksi O Kerusakan integritas kulit

V Perubahan nutrisi: <kebutuhan tubuh O Perubahan eliminasi feses

O Perubahan nutrisi : >kebutuhan tubuh O Perubahan pola eliminasi


uri

O Perubahan nutrisi : Potensial > kebutuhan tubuh

O Lain – lain, jelaskan ................


V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram :

: Klien : Perempuan

: Laki- laki

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

O Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan O koping keluarga tidak


efektif :kompromi

O Koping keluarga : potensi untuk pertumbuhan O lain-lain,


jelaskan ..........................

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri :

b. Identitas diri :

c. Peran :

d. Ideal diri :

e. Harga diri : Klien merasa

Masalah Keperawatan :

O Pengabaian unilateral O Harga diri rendah kronik


O Gangguan citra tubuh O Harga diri rendah situasi

O Gangguan identitas diri O Lain-lain, jelaskan ....................

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti :

b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :

c. Hambatan dalam berhbungan dengan orang lain :

Masalah Keperawatan :

O Kerusakan komunikasi O Isolasi sosial

O Kerusakan interaksi sosial O Lain-lain,


jelaskan : ............................

4. Spiritual:

a. Nilai dan keyakinan :

b. Kegiatan Ibadah :

Masalah Keperawatan : O Disstress spiritual O Lain-lain,


jelaskan ..........................

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan :

Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan, toilet


training dan pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi dalam mendukung
penampilan, apakh klien :

V Tidak rapi O Penggunaan pakaian tidak sesuai

O Cara berpakaian tidak seperti biasanyaO Lain-lain, jelaskan ...................


Jelaskan : Klien berpenampilan tidak rapi dan pakaian yang digunakan tidak
sesuai.

Masalah Keperawatan :

O Sindroma defisit perawatan diri ( makan, mandi, toilet training,


instrumentasi )

O Lain – lain,
jelaskan, ...........................................................................................

2. Pembicaraan :

O Cepat O Keras OGagap OInkoherensi OApatis O lambat O Membisu

O Tidak mampu memulai pembicaraan OLain-


lain,jelaskan. ...................................

Jelaskan : klien menjelaskan dengan sedikit tergagap karena ketakutan

Masalah Keperawatan : O Kerusakan Komunikasi O Kerusakan


kom.verbal

3. Aktifitas Motorik

O Lesu V Tegang O Gelisah O Agitasi TIK O Grimas O Tremor

O Kompulsif O Lain – lain,


jelaskan : ...............................................................

Jelaskan : Klien tampak tegang dan juga ketakutan

Masalah Keperawatan : O Risiko tinggi cidera OKerusakan mobilitas


fisik

O Defisit aktivitas deversional/hiburan


4. Afek dan Emosi

a. Afek : O Datar O Tumpul V Labil O Tidak sesuai O Lain-lain,


jelaskan ......

Jelaskan : klien berbicara dengan tergagap dan juga tegang

Masalah Keperawatan :

O Risiko tinggi cidera O Kerusakan komunikasi verbal

O Kerusakan komunikasi V Kerusakan interaksi sosial O Lain-lain,


jelaskan...

b. Alam perasaan ( emosi ) : O Sedih V Ketakutan O Putus asa

O Kuatir O Gembira OLain –lain, jelaskan

Jelaskan : wajah klien tampak tegang dan ketakutan dengan bisikan yang di
dengarnya

Masalah keperawatan :

O Risiko tinggi cidera O Risiko diri menciderai diri O Risiko diri


menganiaya diri O Ansietas V Ketakutan O Isolasi sosial

O ketidakberdayaan ORisiko tinggi mutilasi diri OLain-lain,


jelaskan : ............................................

5. Interaksi selama wawancara : O Bermusuhan O Tidak kooperatif O


Mudah tersinggung V Kontak mata kurang O Defensif O Curiga O
Lain-lain,

Jelaskan : klien selalu berbicara sambil menunduk dan ketakutan tidak mau
kontak mata secara langsung.

Masalah Keperawatan :

O Kerusakan komunikasi O Risiko tinggi penganiayaan diri


V Kerusakan interaksi sosial O Risiko tinggi mutilasi diri

O Isoalsi sosial O Risiko tinggi kekerasan

O Risiko membahayakan diri O Lain-lain,


jelaskan......................................

6. Persepsi – Sensori :

Apakah ada gangguan : O ada V tidak ada

Halusinasi : V Pendengaran OPenglihatan OPerabaan OPengecapan O


Penghidu

Illusi : O ada V Tidak ada O lain-lain,


jelaskan : ................................................

Jelaskan : klien Terjadi gangguang halusianasi pendengaran

Masalah Keperawatan : V Perubahan Persepsi Sensori ( pendengaran,


penghilatan, perabaan, pengecapan, ppenghidu ) O lain-lain,
jelaskan :...............

7. Proses Pikir:

a. Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :

O Sirkumtasial O Tangensial O Blocking O Kehilangan asosiasi

O Flight of idea O Pengulangan pembicaraan/perseverasi O lain-lain,


jelaskan : perseverasi yaitu pembicaraan yang berulang-ulang

Jelaskan :

b. Isi Pikir :

O Obsesi O Hipokondria O Depersonalisasi O Pikiran Magis O Ide


terkait
Waham : O Agama O Somatik O Kebesaran O Curiga O Nihilistik
O Sisip pikir O Siar pikir O Kontrol Pikir O Lain –lain,
jelaskan : .................

Jelaskan : .......................................................................................................
......

Masalah Keperawatan : O Perubahan proses pikir,


jelaskan ..............................

8. Tingkat Kesadaran :

O Bingung O Sedasi O Stupor O Lain-lain,


jelaskan ...................................

Adakah gangguan orientasi ( disorientasi ) : O Waktu O Orang O


Tempat

Jelaskan : ......................................................................................................
.

Masalah Keperawatan : O Risiko tinggi cidera O Perubahan Proses pikir,


jelaskan ............O Lain-lain,
jelaskan .................................................................

9. Memori :

O Ganggun daya ingat jangka panjang O Gangguan daya jangka


menengah

O Gangguan daya ingat jangka pendek O Koafabulasi O Lain-lain,


jelaskan...

Jelaskan : ..........................................................................................................
...
Masalah Keperawatan : O Perubahan proses pikir,
jelaskan .............................

10. Tingkat konsentrasi dan berhitung :

O Mudah beralih V tidak mampu berkonsentrasi O tidak mampu


berhitung sederhana O Lain-lain,
jelaskan ....................................................................

Jelaskan : klien tidak mendengarkan intruksi

Masalah Keperawatan :

O Perubahan proses piker, jelaskan ………. O Isolasi social O Lain-lain,


jelaskan
……………………………………………………………………….

11. Kemampuan penilaian :

O Gangguan ringan O gangguan bermakna O Lain –lain,


jelaskan ..............

Jelaskan : klien dapat mengambil kepuusan yang sederhana sedangkan


pada keputusan yang berat klien membutuhkan bantuan orang lain

12. Daya tilik diri :

O mengingkari penyakit yang diderita O Menyalahkan hal-hal diluar


dirinya V Lain-lain, jelaskan menyalahkan diri sendiri

Jelaskan : klien ketakutan dengan bisikan yang di dengarnya

Masalah Keperawatan :

O Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

V Perubahan proses pikir, jelaskan : klien merasa mendengar bisikan


bisikan dari korban pada saat perang
O Ketidakpatuhan O Lain-lain,
jelaskan .....................................................

VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan :


Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak

Makanan V

Keamanan V

Peawatan kesehatan V

Pakaian V

Transportasi V

Tempat tinggal V

Keuangan V

Lain-lain

Jelaskan : Klien perlu dorongan dari keluarganya dalam melakukan


aktivitas sehari-hari s

Masalah Keperawatan :

V Perubahan pemeliharaan kesehatan O Perilaku mencari bantuan


kesehatan

O Lain-lain, jelaskan
………………………………………………………….

2. Kegitan Hidup sehari-hari ( ADL ) :


a. Perawatan Diri :

Kegiatan hidup sehari- hari Bantuan Total Bantuan


Minimal

Mandi - -

Kebersihan - V

Makan - V

Buang air kecil / BAK - -

Buang air Besar / BAB - -

Ganti pakaian - -

Jelaskan : klien hanya perlu bantuan minimal dalam melakukan kebersihan


dan makan karena klien memerlukan dorongan dalam melakukan hal itu

Masalah Keperawatan :

O Perubahan pemeliharaan kesehatan O Sindroma deficit perawatan diri

O Perubahan eliminasi feses O Perubahan eliminasi urin

V Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah O Lain – lain

Jelaskan : .......................................................................................................
.....

b. Nutrisi :

* Apakah anda puas dengan pola makan anda? O Puas V Tidak puas

Bila tidak puas, jelaskan : karena klien merasa tidak nafsu makan

* Apakah anda makan memisahkan diri ? O Ya VTidak

Bila ya,
jelaskan : ...........................................................................................
* Frekuensi makan sehari : 1 X

* Nafsu makan : Menurun

* Berat Badan : O Meningkat V Menurun

BB saat ini : 45 Kg, BB terendah : 43 Kg, BB tertinggi : 47 Kg

Jelaskan : klien mengatakan tidak nafsu makan

Masalah keperawatan :

V Perubahan Nutrisi : < kebutuhan tubuh

O Perubahan Nutrisi : > kebutuhan tubuh

O Perubahan Nutrisi : potensial > kebutuhan tubuh

O Lain – lain,
jelaskan .......................................................................................

c. Tidur :

* Apakah ada masalah tidur? O Tidak ada V Ada, jelaskan klien


mengalami insomnia

* Apakah merasa segar setelah bangun tidur? OSegar V Tidak segar,


jelaskan klien merasa pusing saat bangun tidur

* Apakah ada kebiasaan tidur siang? O Ya, lamanya : ....jam, VTidak

* Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur?

O Ada, jelaskan : .................... V Tidak ada

* Tidur malam jam : 23.30 bangun jam : 04.00 rata – rata tidur malam : 3-
4 jam

* Apakah ada gangguan tidur? V Sulit untuk tidur O Bangun terlalu pagi
OSamnambulisme OTerbangun saat tidur Ogelisah saat tidur

OBerbicara saat tidur O Lain – lain,


jelaskan : .........................................

Jelaskan : klien merasa sulit tidur karena teringat saat-sata biasa dia
tidur dengan suami

Masalah Keperawatan : V Gangguan Pola Tidur, spesifiknya insomnia

3. Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :


- Mengantisipasi kehidupan sehari – hari : O Ya V Tidak
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : V Ya O
Tidak
- Mengatur penggunaan obat : O Ya V Tidak
- Melakukan pemeriksaan kesehatan : O Ya V Tidak
Jelaskan : klien dapat mengmbil keputusan sederhana secara mandiri
sedangkan keputusan yang berat dia membutuhan bantuan otang lain

Masalah Keperawatan :

O Konflik pengambilan keputusan O Ketidakpatuhan

O Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

O Lain-lain, jelaskan.............................

4. Klien memiliki sistem pendukung :


- Keluarga : V Ya O Tidak - Teman sejawad : O Ya O Tidak

- Terapis : O Ya O Tidak - Kelompok Sosial : O Ya O Tidak

Jelaskan : klien hanya memiliki sistem pendukung keluarga yaitu ketiga


anak lelakinya
Masalah Keperawatan : O Perilaku mencari bantuan kesehatan O Lain –
lain, jelaskan ...............................

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?

V Ya/menikmati O Tidak menikmati,


jelaskan ..................................................

Masalah keperawatan: O Defisit aktifitas devesional/hiburan O Laina,


jelaskan.

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Mal adaptif

- Bicara dengan orang lain - Minum alkohol

- Mampumenyelesaikan V Reaksi lambat/berlebihan


masalah

- Tehnik relaksasi - Bekerja berlebihan

- Aktifitas konstruktif V Menghindar

- Olah raga - Menciderai diri

Lain - lain Lain – lain

Jelaskan : perilaku klien menuju ke perilaku mal adaptif

Masalah keperawatan :

O Kegiatan penyesuaian O Koping individu tidak efektif ( defensif )

O Koping individu tidak efektif ( menyangkal ) O lain – lain, jelaskan…


IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

O Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya

O Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya ……………………

O Masalah dengan pendidikan, spesifiknya ......................................................

O Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya .........................................................

O Masalah dengan perumahan, spesifiknya .....................................................

O Masalah dengan ekonomi, spesifiknya ..........................................................

O Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya .......................................

O Masalah lainya, spesifiknya ..........................................................................

Masalah Keperawatan :

Operubahan pemeliharaan kesehatan Oenuresis maturasi

Operubahan pada eliminasi urin Oketidakberdayaan

Operubahan pada eliminasi urin ( retensi uri ) Okeputusasaan

Operubahan pada eliminasi urin ( inkontinensia total ) O perubahan kinerja


peran

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia disfungsional) Osindroma stres


relokasi

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia refleks) O Perilaku mencari bantuan

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia stres) Ogangguan konsep diri

O gangguan konsep diri ( Gg. Citra tubuh )

O gangguan konsep diri ( Gg. Identitas diri )

O gangguan konsep diri ( gg. Harga diri )


O gangguan konsep diri ( gg. Harga diri rendah kronik )

O gangguan konsep diri ( Gg. Harga diri rendah situasional )

O lain – lain,
jelaskan ............................................................................................

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang


kurang tentang suatu hal?

O Penyakit/gangguan jiwa O sistem pendukung O faktor presipitasi O


koping

O penyakit fisik O obat – obatan Olain-lain,


jelaskan............................................

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

O perilaku mencari bantuan kesehatan O penatalaksanaan terapeutik tidak


efektif

O ketidakpuasan O kurang pengetahuan


( spesifiknya )........

XI. ASPEK MEDIS

Diagnosa
medik : .......................................................................................................

Terapi
medik : ...........................................................................................................
Masalah Keperawatan :

O efek terapi obat-obatan O efek terapi anti ansietas

O efek merugikan terapi anti depresi O efek terapi anti spikotik

O Masalah kolaboratif/potensial komplikasi: multisistem,


spesifiknya.....................

1. ANALISA DATA

N DATA MASALAH
O

1. Subyektif : Perubahan presepsi


sensori : halusinasi
a. Klien megatakan mendengar bisikan dari
pendengaran
korban saat berperang

Obyektif

a. Klien tampak bingung


b. Muka tegang
c. Mulut berbicara sendiri dan ketakutan
Subyektif Resiko tinggi prilaku
kekerasan
Klien mengatakan ada biskan dan ketakutan
jadi dia melempar dan memukul barang
barang yang ada di sekitarnya

Objektif

Klien melempar dan merusak barang barang


yang ada di sekitarnya

Klien memukul mukul barang di sekitar nya


Subyektif Isolasi sosial : menarik
dir
Klien menngatakan takut karena bisikan
biskan yang di dengarnya

Objektif

Klien tampak ketakutan dan tidak


menghiraukan orang di sekitarnya

Kontak mata kurang

Klien sering menyendiri seakan bersembunyi

2. POHON MASALAH

Akibat
Resiko Tinggi
Kekerasan

Masalah utama
Perubahan Sensori
Perseptual
halusinasi

Penyebab
Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

3. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan persepsi sensori, halusinasi pendengaran

2. Harga diri rendah.


3. Respon pasca trauma.

4. Kekerasan, resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan


lingkungan.

5. Isolasi social, menarik diri

6. Resiko tinggi perilaku kekerasan, mencederai diri sendiri


4. Rencana Keperawatan ( Tuk)

Rencana Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Diagnosa Perencanaan
TTgl Keperawat Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
an
Perubahan Tujuan Umum: Klien mampu 1. Bina hubungan saling percaya 1. Hubungan saling
sensori- Klien tidak membina hubungan dengan menggunakan prinsip percaya
perseptual: menciderai diri saling percaya komunikasi terapeutik: merupakan
halusinasi sendiri atau dengan perawat, a) Sapa klien dengan ramah langkah awal
pendengara orang lain dengan kriteria baik verbal maupun non menentukan
n ataupun hasil: verbal keberhasilan
lingkungan. a) Membalas b) Perkenalkan diri dengan rencana
TUK 1:
sapaan perawat sopan selanjutnya
Klien dapat
b) Ekspresi wajah c) Tanyakan nama lengkap 2. Untuk mengurangi
membina
bersahabat dan klien dan nama panggilan kontak klien
hubungan
senang kesukaan klien dengan
saling percaya
c) Ada kontak mata d) Jelaskan maksud dan halusinasinya
dengan
d) Mau berjabat tujuan interaksi dengan mengenal
perawat.
tangan e) Berikan perhatian pada halusinasi akan
e) Mau klien, perhatikan membantu
menyebutkan kebutuhan dasarnya mengurangi dan
nama 2. Beri kesempatan klien untuk menghilangkan
f) Klien mau mengungkapkan perasaannya halusinasi.
duduk 3. Dengarkan ungkapan klien
berdampingan dengan empati
dengan perawat
g) Klien mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi
TUK 2 : Klien mampu 1.Adakan kontak sering dan 1. Mengetahui
Klien dapat mengenali singkat secara bertahap apakah halusinasi
mengenali halusinasinya 2.Tanyakan apa yang didengar datang dan
halusinasinya. dengan kriteria dari halusinasinya menentukan
hasil: 3.Tanyakan kapan halusinasinya tindakan yang
a) Klien dapat datang tepat atas
menyebutkan 4.Tanyakan isi halusinasinya halusinasinya
waktu, 5.Bantu klien mengenalkan 2. Mengenalkan pada
timbulnya halusinasinya klien terhadap
halusinasi a) Jika menemukan klien halusinasinya dan
b) Klien dapat sedang berhalusinasi, mengidentifikasi
mengidentifikasi tanyakan apakah ada suara faktor pencetus
kapan frekuensi yang didengar halusinasinya
situasi saat b) Jika klien menjawab ada, 3. Menentukan
terjadi halusinasi laanjutkan apa yang tindakan yang
c) Klien dapat dikatakan sesuai bagi klien
mengungkapkan c) Katakan bahwa perawat untuk mengontrol
perasaannya. percaya klien mendengar halusinasinya
suara itu, namun perawat
sendiri tidak
d) Katakan bahwa klien lain
juga ada yang seperti klien
e) Katakan bahwa perawat
akan membantu klien
6.Diskusikan dengan klien:
a) Situasi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
b) Waktu, frekuensi
terjadinya halusinasi
7.Diskusikan dengan klien apa
yang dirasakan jika terjadi
halusinasi dan beri kesempatan
mengungkapkan perasaannya

TUK 3 : 1. Klien dapat 1. Identifikasi bersama klien


Klien dapat mengidentifika tindakan yang biasa dilakukan
mengontrol si tindakan bila terjadi halusinasi
halusinasinya. yang dilakukan 2. Diskusikan manfaat dan cara
untuk yang digunakan klien, jika
mengendalikan bermanfaat beri pujian
halusinasinya 3. Diskusikan cara baik
2. Klien dapat memutus atau mengontrol
menunjukkan halusinasi
cara baru untuk a) Katakan ‘saya tidak mau
mengontrol dengar kamu (pada saat
halusinasi. halusinasi terjadi)
b) Temui orang lain (perawat
atau teman atau anggota
keluarga) untuk bercakap-
cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar
c) Membuat jadwal kegiatan
sehari-hari
d) Meminta keluarga atau
teman atau perawat untuk
menyapa klien jika tampak
berbicara sendiri, melamun
atau kegiatan yang tidak
terkontrol
4. Bantu klien memilih dan
melatih cara memutus
halusinasi secara bertahap
5. Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang dilatih.
evaluasi hasilnya dan beri
pujian jika berhasil.
6. Anjurkan klien mengikuti
terapi aktivitas kelompok.
jenis orientasi.
TUK 4 : 1. Keluarga dapat 1. Anjurkan klien bicara 1. Partisipasi klien
Klien dapat membina dengan dokter tentang manfaat dalam kegiatan
menggunakan hubungan dan efek samping obat tersebut
obat dengan saling percaya 2. Diskusikan akibat membantu klien
benar untuk dengan perawat berhenti obat tanpa konsultasi beraktivitas
mengendalikan 2. Keluarga dapat 3. Bantu klien sehingga
halusinasinya menyebutkan menggunakan obat dengan halusinasi tidak
pengertian, prinsip 5 benar muncul.
tanda, tindakan 2. Meningkatkan
untuk pengetahuan
mengalihkan keluarga tentang
halusinasi obat
3. Klien dan 3. Membantu
keluarga dapat mempercepat
menyebutkan penyembuhan
manfaat, dosis dan memastikan
dan efek obat sudah
samping obat. diminum oleh
Klien minum klien.
obat secara 4. Meningkatkan
teratur pengetahuan
4. Klien dapat tentang manfaat
informasi dan efek samping
tentang obat.Mengetahui
manfaat dan reaksi setelah
efek samping minum obat.
obat Ketepatan prinsip
5. Klien dapat 5 benar minum
memahami obat membantu
akibat berhenti penyembuhan
minum obat dan menghindari
tanpa kesalahan minum
konsultasi obat serta
6. Klien dapat membantu
menyebutkan tercapainya
prinsip 5 benar standar
penggunaan
obat.

BAB IV

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Nama : Dilla Najmi Amelia
Pertemuan : ke 1
Tanggal/hari : Kamis, 13 Agustus 2020
Jam : 10:00 WIB

SP 1 Pasien:
 Membantu pasien mengenal halusinasi
 menjelaskan cara-cara mengontrol
 halusinasi
 mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik
halusinasi
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Klien mengatakan mendengar suara-suara yang ingin membunuh dirinya. Klien
memukul-mukul, melempar-lempar barang. Klien sering melirik ke sisi kiri dengan ekspresi
ketakutan.
Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus: TUK 1, 2, 3,
Intervensi: SP1 Pasien
2. Fase Orientasi:
”Selamat pagi bapak. Saya perawat yang akan merawat bapak . Nama Saya perawat Dilla,
senang dipanggil Dila. Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan Pak X hari ini? Apa keluhan Pak X saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini Pak X
dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30menit”
3. Fase Kerja:
”Apakah Pak X mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Pak X
dengar suara? Berapa kali sehari Pak X alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah
pada waktu sendiri?”
” Apa yang Pak X rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang Pak X lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” Pak X , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukankegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung Pak X bilang, pergi saya
tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai
suara itu tak terdengar lagi. Coba Pak X peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya
bagus Pak X sudah bisa”
4. Fase Terminasi:
”Bagaimana perasaan Pak X setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul
lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa
saja latihannya?
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara
dengan cara yang kedua? Jam berapa Pak X?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.Selamat pagi”.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Nama : Angel Paradisa


Pertemuan : ke 2
Tanggal/hari : Kamis, 13 Agustus 2020
Jam : 12:00 WIB
SP 2 Pasien:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap cakap dengan orang
lain
 Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan sehari hari
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Klien sudah mengenal isi halusinasinya suara yg tidak ada wujudnya dan sudah
berlatih menghardik bila suara itu muncul.
Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus: TUK 3
Intervensi: SP 2 Pasien
2. Fase Orientasi:
“ Selamat siang Pak X. Bagaimana perasaan Pak X siang ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya
Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini
saja?
3. Fase Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau Pak X mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Pak X. Contohnya begini;
“tolong, saya mulaidengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!” Atau kalau ada orang
dirumah misalnya anakPak X katakan “Nak, ayo ngobrol dengan Ayah. Ayah sedang dengar
suara-suara”. Begitu Pak X. Coba Pak X lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu.
Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya Pak X!”
4. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Pak X setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang Pak X
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau Pak X
mengalami halusinasi lagi.
“Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Pak X. Mau jam berapa
latihanbercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu
muncul!”Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga
yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di
mana/Di sini lagi? Sampai besokya. Selamat pagi”.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Nama : Millenia Putri Ambarsari


Pertemuan : ke 3
Tanggal/hari : Jum’at, 14 Agustus 2020
Jam : 10:00 WIB
SP 3 Pasien:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang
bisa dilakukan pasien)
 Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan sehari hari
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Klien sudah berlatih cara mengontrol halusinasi cara yg kedua yaitu bercakap
dengan orang lain saat halusinasi muncul. Pasien masih mendengar suara itu dimalam hari
tetapi hanya sebentar.

Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran


Tujuan Khusus: TUK 3
Intervensi: SP 3 Pasien
2. Fase Orientasi:
“Selamat pagi Pak X. Bagaimana perasaan Pak X hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya? Bagus !
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu
melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu.
Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

3. Fase Kerja:
“Apa saja yang biasa Pak X lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya ? Wah
banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini ?” “Bagus sekali Pak X bisa
lakukan. Kegiatan ini dapat Pak X lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan”.
4. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Pak X setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-
suara.Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Pak X. Coba lakukan
sesuai jadwal ya! Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum
obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 siang ? Di
ruang makan ya! Sampai jumpa. Selamat pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Nama : Aji Prasojo
Pertemuan : ke 4
Tanggal/hari : Jum’at, 14 Agustus 2020
Jam : 12:00 WIB

SP 4 Pasien
 Evaluasi jadwal pasien yag lalu (SP 1, 2, 3)
 Menanyakan pengobatan selanjutnya
 Menjelaskan tentang pengobatan
 Melatih pasien minum obat (5 benar)
 Masukkan jadwal
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Pasien sudah jarang mendenagr suara halusinasinya. Sudah mampu mempraktekkan
cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan membuat jadual harian.
Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus: TUK 6
Intervensi: SP 4 Pasien
2. Fase Orientasi:
“Selamat pagi Pak X. Bagaimana perasaan Pak X hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah jadwal kegiatannya
sudah dilaksanakan?
Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-
obatan yang Pak X minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan
siang. Di sini saja ya Pak X?”
3. Fase Kerja:
“Pak X adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang?
Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang Pak X dengar dan mengganggu selama
ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Pak X minum? (Perawat menyiapkan obat
pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam
nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak
boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Pak X akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis Pak X bisa
minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Pak X juga harus teliti saat menggunakan
obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Pak X harus memastikan bahwa itu obat
yang benar-benar punya Pak X. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum
sesudah makan dan tepat jamnya. D juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum,
dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
4. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Pak X setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar).
Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan Pak X. Jangan lupa pada
waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah
datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita
bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa. Selamat pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Nama : Shanti Dwi Lestari


Pertemuan : ke 5
Tanggal/hari : Sabtu, 15 Agustus 2020
Jam : 10:00 WIB
SP 1 Keluarga

 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam rawat pasien


 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi yang di alami
pasien beserta proses terjadinya
 Menjelaskan cara cara merawat pasien halusinasi
1. Fase prainteraksi

Kondisi : klien sudah berlatih cara mengontrol halusinasi di rumah sakit dan meemanfaatkan
obat dengan benar. Keluarga mengunjungi klien dan terlihat sedih dan bingung dengan
kondisi klien

Diagnosa kep : perubahan presepsi sensori; halusinasi pendengaran

Tujuan khusus : TUK 5

Intervensi : SP 1 Keluarga

1. Fase Orientasi

“ Selamat pagi Pak A “Saya perawat Shanti, perawat yang merawat orang tua Pak A.”
“Bagaimana perasaan Pak A hari ini? Apa pendapat Pak A tentang orang tua Bapak?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang orang tua Pak A alami dan bantuan
apa yang Pak A bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang wawancara? Berapa lama waktu pak
A ? Bagaimana kalau 30 menit”
3. Fase Kerja:
“Apa yang Pak A rasakan menjadi masalah dalam merawat Tn.X. Apa yang Pak A
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh orang tua Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau orang tua Bapak mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak
ada.”
“Kalau orang tua Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu
tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara
untuk membantu orang tua Bapak agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut
antara lain: Pertama, dihadapan orang tua Pak A, jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya.
Katakan saja Pak A percaya bahwa Tn. X tersebut memang mendengar suara atau melihat
bayangan, tetapi Pak A sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.

”Kedua, jangan biarkan orang tua Pak A melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan keluarseperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah
melatih orang tua Bapak untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Bapak pantau
pelaksanaan dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu orang tua Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan
obakonsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih orang tua Bapak untuk
minum secara teratur. Jadi bapak dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini
yorange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum
3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya
membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya
menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum
untuk mencegah kekambuhan
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi orang tua Bapak
dengan cara menepuk punggung orang tua Bapak. Kemudian suruhlah orang tua Bapak
menghardik suara tersebut. orang tua Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi orang tua Bapak. Sambil menepuk
punggung orang tua Bapak, katakan: “ Ayah, sedang apa ? Ayah ingat kan apa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Tutup telinga Ayah dan
katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, yah”
”Sekarang coba Bapak praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Pak
2. Fase Terminasi:

“Bagaimana perasaan Pak A setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi
orang tua Pak A?”

“Sekarang coba Pak A sebutkan kembali tiga cara merawat orang tua bapak ?
”Bagus sekali Pak. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan orang tua Pak A”
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Nama : Ruci Nurul


Pertemuan : ke 6
Tanggal/hari : Minggu, 16 Agustus 2020
Jam : 10:00 WIB

SP 2 Keluarga
 Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan halusinasi
 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Keluarga sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi klien dan cara
merawatnya dirumah
Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus: TUK 5
Intervensi: SP 2 Keluarga
2. Fase Orientasi:
“ Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan Pak A pagi ini?”
”Apakah Pak A masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi orang tua Bapak yang
sedang mengalami halusinasi? Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan orang tua Pak A”. ”Mari kita datangi orang tua Pak A”
3. Fase Kerja:
” Selamat pagi Pak X” Pak X”, Pak A sangat ingin membantu Pak X mengendalikan suara-
suara yang
sering Pak X dengar. Untuk itu pagi ini anak Pak X datang untuk mempraktekkan cara
memutus suara-suara yang Pak X dengar. Pak X nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara
atau tersenyum-senyum sendiri, maka anak Pak X akan mengingatkan Sekarang,coba Pak A
peragakan cara memutus halusinasi yang sedang D alami seperti yang sudah kita pelajari
sebelumnya. Tepuk punggung Pak X lalu suruh Pak X mengusir suara dengan menutup
telinga dan menghardik
suara tersebut” Bagus sekali!Bagaimana Pak X ? Senang dibantu anakna ? Nah anak Pak X
ingin melihat jadwal harian Pak X. (Pasien memperlihatkan dan dorong orang tua
memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan anak Pak X ke ruang perawat dulu”
4. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Pak A setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
Dihadapanorang tua Pak A ?”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak. Bapak dapat melakukan cara itu bila orang tua
Bapak mengalami halusinasi”.“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk
membicarakan tentang jadwal kegiatan harian orang tua Bapak untuk persiapan di rumah.
Jam berapa Bapak bisa datang?Tempatnyadi sini ya. Sampai jumpa.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Nama : Yeni Susilowati


Pertemuan : ke 7
Tanggal/hari : senin, 17 Agustus 2020
Jam : 10:00 WIB

SP 3 Keluarga
 Membantu keluarga membuat jadwal kegiatan aktifitas dirumah termasuk minum obat
 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Keluarga sudah mengerti cara merawat klien dirumah dan sudah dilatih langsung ke
klien. Kondisi klien sudah mampu memulai tidak mendengar suara halusinasinya lagi
Diagnosa Keperawatan: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusu: TUK 5
Intervensi: SP 3 Kelaurga
2. Fase Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu, karena besok Pak X sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita
sekarang
ketemu untuk membicarakan jadual Pak X selama dirumah”
“Bagaimana pak A selama Bapak membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat Pak
X?”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal Pak X di rumah? Mari kita duduk di ruang perawat!”
“Berapa lama Pak A ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
3. Fase Kerja
“Ini jadwal kegiatan Pak x di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di rumah. Coba
Bapak lihat
mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan?”Pak A
jadwal yang telah dibuat selama Pak X di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik
jadwal
aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh orang
tua bapak
selama di rumah.Misalnya kalau Pak X terus menerus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi Suster
B di Puskesmas terdekat dari rumahPak A, ini nomortelepon puskesmasnya: (0321) 554xxx
Selanjutnya suster B yang akan membantu memantau perkembangan Pak X selama di rumah.
4. Fase Terminasi
“Bagaimana Pak A Ada yang ingin ditanyakan? Coba Bapak sebutkan cara-cara merawat
Pak X di
rumah! Bagus. Ini jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silakan ibu menyelesaikan
administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan Pak X untuk pulang”
BAB V
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI I: MENGENAL HALUSINASI

1. Topik
Sesi 1 : mengenal halusinasi dan menghardik
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 1 diharapkan klien dapat mengenal halusinasinya
b. Tujuan (untuk mencapai TUK 2)
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
3. Landasan teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktifitas mempersepsikan sebagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
4. Klien
a) Karakteristik/ kriteria klien
 klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
 klien yang mengalami perubahan persepsi
b) Proses seleksi
 mengobservasi klien yang masuk kriteria
 mengidentifikasi yang masuk kriteria
 mengumpulkan klien yang masuk kriteria
5. Pengorganisasian
 Waktu
a. Hari/tanggal : Senin, 17 Agustus 2020
b. Jam : 10.00
c. Acara : 80 menit
- Pembukaan : 5 menit
- Perkenalan pada klien : 10 menit
- Perkenalan TAK : 10 menit
- Persiapan : 10 menit
- Pelaksanaan : 40 menit
- Penutup : 5 menit
d. Tempat : Aula
Jumlah pasien : 4-6 orang
 Tim terapis
Leader :
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
Co. Leader :
a. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Mengingatkan leader jika ada kegitan yang menyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan
d. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
a. Memotivasi peserta dalam aktifitas kelompok
b. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegitan
c. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan dalam
kegiatan
d. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :
a. Mengamati semua proses kegitan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
Setting
1) Kelompok berada di ruang yang tenang
2) Klien duduk melingkar
CO Leader

Observ
er
Leader

Pasien pasien

Pasien
Pasien

c. Alat
1) Sound system

Fasilitator Fasilitator

pasien
Pasien
Pasien

 METODE dan Media


a. Media
1) Spidol
2) Papan tulis (white board)
d. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
e. Langkah-langkah Kegiatan
1) Persiapan
i. Memilih Klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan
Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi.
ii. Membuat kontrak dengan klien
iii. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
i. Salam Terapeutik: Terapis mengucapkan salam
ii. Evaluasi validasi: Terapis menanyakan perasaan Peserta hari ini
iii. Kontrak:
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2. Terapis menjelaskan aturan main:
a. Masing-masing Klien memperkenalkan diri: nama,
nama panggilan
b. Jika ada Klien yang akan meninggalkan kelompok,
harus meminta izin pada Terapis
c. Lama kegiatan 45 menit
d. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Kerja
i. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan).
Terapis meminta klien memperkenalkan nama dan nama
panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di
sebelah kiri terapis, serah jarum jam.
ii. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
masing-masing klien membagi pengalaman tentang halusinasi
yang mereka alami dengan menceritakan:
1. Isi halusinasi
2. Waktu terjadinya
3. Frekuensi halusinasi
4. Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi
iii. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara
berurutan dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri Terapis,
seterusnya bergiliran searah jarum jam.
iv. Saat seorang klien menceritakan pengalaman halusinasi, setelah
cerita selesai Terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya
sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
v. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat
giliran.
vi. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, Terapis
memberikan pujian.
4) Terminasi
i. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota
kelompok.
ii. Rencana Tindak Lanjut
1. Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami
halusinasi segera menghubungi perawat atau teman lain
iii. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi
2. Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan
tempat TAK berikutnya
f. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan isi
halusinasi
2 Menyebutkan waktu
halusinasi
3 Menyebutkan frekuensi
halusinasi
4 Menyebutkan perasaan
bila halusinasi timbul

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI II: MENGONTROL HALUSINASI: MENGHARDIK

A. Tujuan (Untuk mencapai TUK 3)


1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok di tempat yang tenang
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: Terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Lama kegiatan 45 menit
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir
c) Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta
izin
3. Kerja
a. Terapis meminta masing-masing klien secara berurutan searah
dengan jarum jam menceritakan apa yang dilakukan jika mengalami
halusinasi dan apakah itu bisa mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis
memberikan pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menhardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan menhardik
halusinasi dimulai dari peserta di sebelah kiri terapis berurutan searah
jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah
dipelajari jika halusinasi muncul.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara lain.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan
mengahardik
4 Memperagakan menghardik
halusinasi

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI III: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA BERCAKAP-CAKAP


DENGAN ORANG LAIN

A. Tujuan (Untuk mencapai TUK 3,4)


1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami
halusinasi
B. Setting
1. Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyaman
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Spidol
2. White board
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi;
a. Salam: Terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menerapkan 3 cara lainnya (menghardik, menyibukkan diri dengan
kegiatan terarah, dan minum obat secara teratur)
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan waktu kegiatan adalah 60 menit
3) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan
b) Bila klien ingin ke luar dari kelompok, harus meminta izin pada
terapis
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya berbincang-bincang dengan orang lain untuk
mengatasi halusinasi
b. Terapis meminta kepada klien situasi yang sering dialami sehingga mengalami
halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari sebelah kiri terapis
searah jarum jam sampai semua klien mendapatkan giliran.
c. Terapis memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-tanda
halusinasi muncul.
d. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian, dimulai dari
klien yang duduk di sebelah kiri terapis, searah jarum jam, sampai semua
mendapatkan giliran.
e. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan.
4. Terminasi
a. Evaluasi;
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap dengan
orang lain bila mulai mengalami halusinasi
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lain yang
mulai mengalami halusinasi.
c. Kontrak yang akan Datang:
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan pentingnya
bercakap-cakap ketika
halusinasi muncul
2 Menyebutkan cara bercakap-
cakap
3 Memperagakan saat mulai
percakapan

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI IV: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA MELAKUKAN
AKTIVITAS TERJADWAL
Tujuan (Untuk mencapai TUK 4)
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam
B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. Lingkungan tenang dan nyaman
C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol white board
4. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan:
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi:
a. Salam terapeutik: Terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan permainan:
1) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis
3) Waktu TAK adalah 90 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.
b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah
pensil untuk masing-masing klien.
c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam
mencegah terjadinya halusinasi.
d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal dengan
menggambarkannya di papan tulis.
e. Terapis meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas
dari bangun pagi sampai dengan tidur malam.
f. Terapis membimbing masing-masing klien sampai berhasil
menyusun jadwal
g. Terapis memberikan pujian kepada masing-masing klien setelah
berhasil menyusun jadwal
4. Terminasi:
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa
menyusun jadwal
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut: terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal
aktivitas tersebut.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan pentingnya
aktivitas dalam
mencegah halusinasi
2 Membuat jadwal
kegiatan harian
Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI V: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA PATUH MINUM OBAT

A. Tujuan (Untuk mencapai TUK 5)


1. Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang harus diminumnya
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
3. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok berada di ruang yang tenang dan nyaman
C. Alat
1. Contoh obat-obatan
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik: Terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL
TAK sebelumnya).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
c) Lama waktu TAK 60 menit
3. Kerja
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada
masing-masing klien.
b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai
anjuran.
c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat,
secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada di
sebelah kiri terapis.
d. Terapis menjelaskan akibat jika tidak minum obat secara teratur.
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak
minum obat secar teratur
f. Terapis menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat,
benar klien, benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat
sesuai contoh obat yang ada pada klien.
h. Terapis meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat,
cara menggunakan, waktu menggunakan, dan efek obat (efek terapi dan
efek samping) sesuai dengan contoh obat yang ada di tangan klien
masing-masing. Secara berurutan searah jarum jam, dimulai dari sebelah
kiri terapis.
i. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap
kali klien menyebutkan dengan benar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien
dapat menghubungi perawat yang saat itu bertugas
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
.
1 Menyebutkan pentingnya minum
obat secara teratur
2 Menyebutkan akibat jika tidak
minum obat secara teratur
3 Menyebutkan jenis obat
4 Menyebutkan dosis obat
5 Menyebutkan waktu minum obat
6 Menyebutkan cara minum obat
yang tepat
7 Menyebutkan efek terapi obat
8 Menyebutkan efek samping obat
Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0

Anda mungkin juga menyukai