HALUSINASI
Mata Kuliah :
KEPERAWATAN JIWA
Dosen pembimbing
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya makalah ini dapat diselesaikan. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Halusinasi ini merupakan tugas ASKEP bagi mahasiswa STIKes Bina
Sehat PPNI kota Mojokerto maupun para pembaca untuk bidang ilmu pengetahuan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Halusinasi merupakan akibat adanya gangguan dalam proses berpikir dan orientasi realitas.
Individu tidak mampu membedakan rangsangan internal dan eksternal. Halusinasi didefinisikan
sebagai persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya suatu rangsangan dari luar. Gangguan
persepsi ini meliputi seluruh panca indra.
2.1 DEFINISI
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus/rangsangan
dari luar ( Stuart,2007).
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien
gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh klien
skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang sering
juga disetai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif dan delirium.
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam
rentang respon Neurobiologi (Stuart dan Laria, 2001). Ini merupakan respon persepsi
paling maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi
dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca
indra, klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indra walaupun
sebenarnya stimulus tersebut tidak ada.
Keterangan gambar :
a) Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma social budaya
yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.
2. Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan
yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indera.
3. Emosi berlebihan atau berkurang.
4. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
5. Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain.
c) Respon maladaptive adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah
yang menyimpang dari norma-norma social budaya dan lingkungan, adapun
respon maladaptive meliputi:
2.5 PATHWAY
Pathway Halusinasi
Kerusakan komunikasi
HDR
Koping maladaptif
Stress psikologi
2.6 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1) PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS ( masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang
ke rumah sakit.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masalalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Dan
pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan sosial budaya.
4. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan klien.
5. Psikososial
1) Genogram
Perbuatan genogram minimal 3 generasi yang menggambarkan hubungan
klien dengan keluarga, masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan, pola asuh, pertumbuhan individu dan keluarga.
2) Konsep diri
Lakukan pengkajian mengenai gambaran diri klien, identitas diri, fungsi peran,
ideal diri dan harga diri pada klien.
3) Hubungan social
Tanyakan siapa orang terdekat di kehidupan klien tempat mengadu, berbicara,
minta bantuan atau dukungan. Klien dengan halusinasi cenderung tidak
mempunyai orang terdekat, dan jarang mengikuti kegiatan yang ada di
masyarakat. Lebih senang sendiri dan lebih asyik dengan isi halusinasinya.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah atau menjalankan keyakinan, kepuasan
dalam menjalankan keyakinan. Apakah isi halusinasinya mempengaruhi
keyakinan klien dengan tuhannya.
6. Status mental
a. Mengkaji mengenai penampilan klien, pembicaraan, aktivitas motorik, afek
emosi, interaksi selama wawancara, persepsi – sensori ( jenis halusinasi,
waktu, frekuensi, situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi, respons
terhadap halusinasi ).
b. Proses berfikir
Kaji mengenai bentuk fikir dan isi fikir klien.
Tingkat kesadaran
Pada klien halusinasi sering kali merasa bingung, apatis (acuh tak acuh).
c. Memori
- Daya ingat jangka panjang : mengingat kejadian masa lalu lebih dari 1
bulan
- Daya ingat jangka menengah : dapat mengingat kejadian yang terjadi 1
minggu terakhir
- Daya ingat jangka pendek : dapat mengingat kejadian yang terjadi saat ini
d. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada klien dengan halusinasi tidak dapat berkonsentrasi dan dapat
menjelaskan kembali pembicaraan yang baru saja di bicarakan
dirinya/orang lain.
e. Kemampuan penilaian mengambil keputusan
a. Gangguan ringan : dapat mengambil keputusan secara sederhana baik
dibantu orang lain/tidak
b. Gangguan bermakna : tidak dapat mengambil keputusan secara
sederhana cenderung mendengar/melihat ada yang diperintahkan
f. Daya tilik diri
Pada klien halusinasi cenderung mengingkari penyakit yang diderita.
7. Kebutuhan perencanaan pulang
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Tanyakan apakah klien mampu atau tidak mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri
b. Kegiatan hidup sehari-hari
- Perawatan diri
Pada klien halusinasi tidak mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari
seperti mandi, kebersihan, ganti pakaian secara mandiri perlu bantuan
minimal
- Tidur
Klien halusinasi cenderung tidak dapat tidur yang berkualitas karena
kegelisahan,kecemasan akan hal yang tidak realita
c. Kemampuan klien lai-lain
Klien tidak dapat mengantisipasi kebutuhan hidupnya dan membuat
keputusan
d. Klien memiliki sistem pendukung
Klien halusinasi tidak memiliki dukungan dari keluarga maupun orang
sekitarnya karena kurangnya pengetahuan keluarga bisa menjadi penyebab.
e. Klien menikmati saat bekerja/kegiatan produktif/hobi
Klien halusinasi merasa menikmati pekerjaan, kegiatan yang produktif
karena ketika klien melakukan kegiatan berkurangnya pandangan kosong.
8. Mekanisme koping
Biasanya pada klien halusinasi cenderung berperilaku maladaptif, seperti
mencederai diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Malas beraktifitas, perubahan
suatu persepsi dengan berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain, mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya pada klien halusinasi mempunyai masalah di masalalu dan
mengakibatkan dia menarik diri dari masyarakat dan orang terdekat.
10. Aspek pengetahuan
Pada klien halusinasi kurang mengetahui tentang penyakit jiwa karena tidak
merasa hal yang dilakukan dalam tekanan.
11. Aspek medis
Memberikan penjelasan tentang diagnostik medik dan terapi medis. Pada klien
halusinasi terapi medis seperti Haloperido (HLP), Clapromazine (CPZ),
Trihexyphenidyl (THP).
2) POHON MASALAH
3) DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
b. Isolasi social
c. Resiko tinggi perilaku kekerasan
4) INTERVENSI KEPERAWATAN
SP 2: SP 2:
1. Evaluasi kegiatan yang lalu 1. Evaluasi kemampuan
(SP 1) keluarga (SP 1)
2. Melatih berbicara dengan 2. Latih keluarga merawat
orang lain saat halusinasi pasien
muncul 3. RTL keluarga/jadwal
3. Masukkan jadwal keluarga untuk merawat
pasien
SP 3: SP 3:
1. Evaluasi kegiatan yang lalu 1. Evaluasi kemampuan
(SP 2) keluarga (SP 2)
2. Melatih kegiatan agar 2. Latih keluarga merawat
halusinasi tidak muncul pasien
3. Masukkan jadwal 3. RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
SP 4: SP 4:
1. Evaluasi jadwal pasien 1. Evaluasi jadwal pasien
yang lalu (SP 1, 2, 3) yang lalu (SP 1, 2, 3)
2. Menanyakan pengobatan 2. Menanyakan
sebelumnya pengobatan sebelumnya
3. Menjelaskan tentang 3. Menjelaskan tentang
pengobatan pengobatan
4. Melatih pasien minum obat 4. Melatih pasien minum
(5 benar) obat (5 benar)
5. Masukkan jadwal 5. Masukkan jadwal
6) EVALUASI KEPERAWATAN
1. Pada Klien
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasi
d. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain saat halusinasi muncul
2. Pada Keluarga
a. Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara terapeutik
b. Keluarga mampu mengurangi penyebab halusinasi klien
DAFTAR PUSTAKA
Anna Keliat, Budi, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Azizah, Lilik Ma’lifatul.2011.Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik .Jogjakarta : Graha Ilmu.
Dalami dkk, Ermawati. 2009.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans
Info Media.
Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
TINJAUAN KASUS
Selama di RSJ , klien selalu berdiam diri dan menyendiri duduk dipojok atau
berbaring ditempat tidur, kadang-kadang klien berjalan mondar-mandir,
klienterlihat berbicara sendiri dengan raut wajah yang ketakutan dan melempar
barang barang di dekatnya ketika mendengar suara bisikan bisikan tersebut.
4. Peran Perawat
CO Leader
Leader
Observer
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Fasilitator
Fasilitator
Pasien
Pasien
Pasien
3.4 Proses Keperawatan Jiwa
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Ruang rawat : Tanggal dirawat/MRS :
I. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Tn X
Umur : 55 tahun
Agama : islam
Status : menikah
Pendidikan :-
Alamat : Mojoketo
No. Rm : 01234
Keluhan Utama : klien mengatakan kerap kali mendengar bisikan bisikan dari
korban di medan perang yang akan membunuhnya, dan juga sering merasa tidak
tenang dan melempar barang-barang dan memukul mukul benda ketika bisikan itu
terjadi
Faktor Precipitasi : Klien mengatakan bahwa dia adalah pensiunan prajurit perang
yang seringkali membunuh lawan yang akan membunuhnya
3. Trauma :
Penolakan Tahun - - -
Gejala : .................................................................
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
3. Keluhan fisik : klien mengatakan merasa sangat pusing dan sering kabur
pandangannya
5. Pola Kesehatan
Jelaskan : .................................................................................................................
............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
1. Genogram :
: Klien : Perempuan
: Laki- laki
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri :
b. Identitas diri :
c. Peran :
d. Ideal diri :
Masalah Keperawatan :
3. Hubungan Sosial
Masalah Keperawatan :
4. Spiritual:
b. Kegiatan Ibadah :
1. Penampilan :
Masalah Keperawatan :
O Lain – lain,
jelaskan, ...........................................................................................
2. Pembicaraan :
3. Aktifitas Motorik
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : wajah klien tampak tegang dan ketakutan dengan bisikan yang di
dengarnya
Masalah keperawatan :
Jelaskan : klien selalu berbicara sambil menunduk dan ketakutan tidak mau
kontak mata secara langsung.
Masalah Keperawatan :
6. Persepsi – Sensori :
7. Proses Pikir:
Jelaskan :
b. Isi Pikir :
Jelaskan : .......................................................................................................
......
8. Tingkat Kesadaran :
Jelaskan : ......................................................................................................
.
9. Memori :
Jelaskan : ..........................................................................................................
...
Masalah Keperawatan : O Perubahan proses pikir,
jelaskan .............................
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Makanan V
Keamanan V
Peawatan kesehatan V
Pakaian V
Transportasi V
Tempat tinggal V
Keuangan V
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
O Lain-lain, jelaskan
………………………………………………………….
Mandi - -
Kebersihan - V
Makan - V
Ganti pakaian - -
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : .......................................................................................................
.....
b. Nutrisi :
* Apakah anda puas dengan pola makan anda? O Puas V Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan : karena klien merasa tidak nafsu makan
Bila ya,
jelaskan : ...........................................................................................
* Frekuensi makan sehari : 1 X
Masalah keperawatan :
O Lain – lain,
jelaskan .......................................................................................
c. Tidur :
* Tidur malam jam : 23.30 bangun jam : 04.00 rata – rata tidur malam : 3-
4 jam
* Apakah ada gangguan tidur? V Sulit untuk tidur O Bangun terlalu pagi
OSamnambulisme OTerbangun saat tidur Ogelisah saat tidur
Jelaskan : klien merasa sulit tidur karena teringat saat-sata biasa dia
tidur dengan suami
Masalah Keperawatan :
O Lain-lain, jelaskan.............................
Masalah keperawatan :
Masalah Keperawatan :
O lain – lain,
jelaskan ............................................................................................
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Diagnosa
medik : .......................................................................................................
Terapi
medik : ...........................................................................................................
Masalah Keperawatan :
1. ANALISA DATA
N DATA MASALAH
O
Obyektif
Objektif
Objektif
2. POHON MASALAH
Akibat
Resiko Tinggi
Kekerasan
Masalah utama
Perubahan Sensori
Perseptual
halusinasi
Penyebab
Isolasi Sosial
3. Diagnosa Keperawatan
BAB IV
SP 1 Pasien:
Membantu pasien mengenal halusinasi
menjelaskan cara-cara mengontrol
halusinasi
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik
halusinasi
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Klien mengatakan mendengar suara-suara yang ingin membunuh dirinya. Klien
memukul-mukul, melempar-lempar barang. Klien sering melirik ke sisi kiri dengan ekspresi
ketakutan.
Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus: TUK 1, 2, 3,
Intervensi: SP1 Pasien
2. Fase Orientasi:
”Selamat pagi bapak. Saya perawat yang akan merawat bapak . Nama Saya perawat Dilla,
senang dipanggil Dila. Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan Pak X hari ini? Apa keluhan Pak X saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini Pak X
dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30menit”
3. Fase Kerja:
”Apakah Pak X mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Pak X
dengar suara? Berapa kali sehari Pak X alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah
pada waktu sendiri?”
” Apa yang Pak X rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang Pak X lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” Pak X , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukankegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung Pak X bilang, pergi saya
tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai
suara itu tak terdengar lagi. Coba Pak X peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya
bagus Pak X sudah bisa”
4. Fase Terminasi:
”Bagaimana perasaan Pak X setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul
lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa
saja latihannya?
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara
dengan cara yang kedua? Jam berapa Pak X?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.Selamat pagi”.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
3. Fase Kerja:
“Apa saja yang biasa Pak X lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya ? Wah
banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini ?” “Bagus sekali Pak X bisa
lakukan. Kegiatan ini dapat Pak X lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan”.
4. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Pak X setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-
suara.Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Pak X. Coba lakukan
sesuai jadwal ya! Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum
obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 siang ? Di
ruang makan ya! Sampai jumpa. Selamat pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Nama : Aji Prasojo
Pertemuan : ke 4
Tanggal/hari : Jum’at, 14 Agustus 2020
Jam : 12:00 WIB
SP 4 Pasien
Evaluasi jadwal pasien yag lalu (SP 1, 2, 3)
Menanyakan pengobatan selanjutnya
Menjelaskan tentang pengobatan
Melatih pasien minum obat (5 benar)
Masukkan jadwal
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Pasien sudah jarang mendenagr suara halusinasinya. Sudah mampu mempraktekkan
cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan membuat jadual harian.
Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus: TUK 6
Intervensi: SP 4 Pasien
2. Fase Orientasi:
“Selamat pagi Pak X. Bagaimana perasaan Pak X hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah jadwal kegiatannya
sudah dilaksanakan?
Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-
obatan yang Pak X minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan
siang. Di sini saja ya Pak X?”
3. Fase Kerja:
“Pak X adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang?
Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang Pak X dengar dan mengganggu selama
ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Pak X minum? (Perawat menyiapkan obat
pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam
nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak
boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Pak X akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis Pak X bisa
minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Pak X juga harus teliti saat menggunakan
obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Pak X harus memastikan bahwa itu obat
yang benar-benar punya Pak X. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum
sesudah makan dan tepat jamnya. D juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum,
dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
4. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Pak X setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar).
Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan Pak X. Jangan lupa pada
waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah
datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita
bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa. Selamat pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Kondisi : klien sudah berlatih cara mengontrol halusinasi di rumah sakit dan meemanfaatkan
obat dengan benar. Keluarga mengunjungi klien dan terlihat sedih dan bingung dengan
kondisi klien
Intervensi : SP 1 Keluarga
1. Fase Orientasi
“ Selamat pagi Pak A “Saya perawat Shanti, perawat yang merawat orang tua Pak A.”
“Bagaimana perasaan Pak A hari ini? Apa pendapat Pak A tentang orang tua Bapak?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang orang tua Pak A alami dan bantuan
apa yang Pak A bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang wawancara? Berapa lama waktu pak
A ? Bagaimana kalau 30 menit”
3. Fase Kerja:
“Apa yang Pak A rasakan menjadi masalah dalam merawat Tn.X. Apa yang Pak A
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh orang tua Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau orang tua Bapak mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak
ada.”
“Kalau orang tua Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu
tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara
untuk membantu orang tua Bapak agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut
antara lain: Pertama, dihadapan orang tua Pak A, jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya.
Katakan saja Pak A percaya bahwa Tn. X tersebut memang mendengar suara atau melihat
bayangan, tetapi Pak A sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan orang tua Pak A melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan keluarseperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah
melatih orang tua Bapak untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Bapak pantau
pelaksanaan dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu orang tua Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan
obakonsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih orang tua Bapak untuk
minum secara teratur. Jadi bapak dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini
yorange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum
3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya
membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya
menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum
untuk mencegah kekambuhan
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi orang tua Bapak
dengan cara menepuk punggung orang tua Bapak. Kemudian suruhlah orang tua Bapak
menghardik suara tersebut. orang tua Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi orang tua Bapak. Sambil menepuk
punggung orang tua Bapak, katakan: “ Ayah, sedang apa ? Ayah ingat kan apa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Tutup telinga Ayah dan
katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, yah”
”Sekarang coba Bapak praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Pak
2. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Pak A setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi
orang tua Pak A?”
“Sekarang coba Pak A sebutkan kembali tiga cara merawat orang tua bapak ?
”Bagus sekali Pak. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan orang tua Pak A”
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
SP 2 Keluarga
Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan halusinasi
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Keluarga sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi klien dan cara
merawatnya dirumah
Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus: TUK 5
Intervensi: SP 2 Keluarga
2. Fase Orientasi:
“ Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan Pak A pagi ini?”
”Apakah Pak A masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi orang tua Bapak yang
sedang mengalami halusinasi? Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan orang tua Pak A”. ”Mari kita datangi orang tua Pak A”
3. Fase Kerja:
” Selamat pagi Pak X” Pak X”, Pak A sangat ingin membantu Pak X mengendalikan suara-
suara yang
sering Pak X dengar. Untuk itu pagi ini anak Pak X datang untuk mempraktekkan cara
memutus suara-suara yang Pak X dengar. Pak X nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara
atau tersenyum-senyum sendiri, maka anak Pak X akan mengingatkan Sekarang,coba Pak A
peragakan cara memutus halusinasi yang sedang D alami seperti yang sudah kita pelajari
sebelumnya. Tepuk punggung Pak X lalu suruh Pak X mengusir suara dengan menutup
telinga dan menghardik
suara tersebut” Bagus sekali!Bagaimana Pak X ? Senang dibantu anakna ? Nah anak Pak X
ingin melihat jadwal harian Pak X. (Pasien memperlihatkan dan dorong orang tua
memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan anak Pak X ke ruang perawat dulu”
4. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Pak A setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
Dihadapanorang tua Pak A ?”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak. Bapak dapat melakukan cara itu bila orang tua
Bapak mengalami halusinasi”.“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk
membicarakan tentang jadwal kegiatan harian orang tua Bapak untuk persiapan di rumah.
Jam berapa Bapak bisa datang?Tempatnyadi sini ya. Sampai jumpa.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
SP 3 Keluarga
Membantu keluarga membuat jadwal kegiatan aktifitas dirumah termasuk minum obat
Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Keluarga sudah mengerti cara merawat klien dirumah dan sudah dilatih langsung ke
klien. Kondisi klien sudah mampu memulai tidak mendengar suara halusinasinya lagi
Diagnosa Keperawatan: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusu: TUK 5
Intervensi: SP 3 Kelaurga
2. Fase Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu, karena besok Pak X sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita
sekarang
ketemu untuk membicarakan jadual Pak X selama dirumah”
“Bagaimana pak A selama Bapak membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat Pak
X?”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal Pak X di rumah? Mari kita duduk di ruang perawat!”
“Berapa lama Pak A ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
3. Fase Kerja
“Ini jadwal kegiatan Pak x di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di rumah. Coba
Bapak lihat
mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan?”Pak A
jadwal yang telah dibuat selama Pak X di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik
jadwal
aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh orang
tua bapak
selama di rumah.Misalnya kalau Pak X terus menerus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi Suster
B di Puskesmas terdekat dari rumahPak A, ini nomortelepon puskesmasnya: (0321) 554xxx
Selanjutnya suster B yang akan membantu memantau perkembangan Pak X selama di rumah.
4. Fase Terminasi
“Bagaimana Pak A Ada yang ingin ditanyakan? Coba Bapak sebutkan cara-cara merawat
Pak X di
rumah! Bagus. Ini jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silakan ibu menyelesaikan
administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan Pak X untuk pulang”
BAB V
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
1. Topik
Sesi 1 : mengenal halusinasi dan menghardik
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 1 diharapkan klien dapat mengenal halusinasinya
b. Tujuan (untuk mencapai TUK 2)
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
3. Landasan teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktifitas mempersepsikan sebagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
4. Klien
a) Karakteristik/ kriteria klien
klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
klien yang mengalami perubahan persepsi
b) Proses seleksi
mengobservasi klien yang masuk kriteria
mengidentifikasi yang masuk kriteria
mengumpulkan klien yang masuk kriteria
5. Pengorganisasian
Waktu
a. Hari/tanggal : Senin, 17 Agustus 2020
b. Jam : 10.00
c. Acara : 80 menit
- Pembukaan : 5 menit
- Perkenalan pada klien : 10 menit
- Perkenalan TAK : 10 menit
- Persiapan : 10 menit
- Pelaksanaan : 40 menit
- Penutup : 5 menit
d. Tempat : Aula
Jumlah pasien : 4-6 orang
Tim terapis
Leader :
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
Co. Leader :
a. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Mengingatkan leader jika ada kegitan yang menyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan
d. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
a. Memotivasi peserta dalam aktifitas kelompok
b. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegitan
c. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan dalam
kegiatan
d. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :
a. Mengamati semua proses kegitan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
Setting
1) Kelompok berada di ruang yang tenang
2) Klien duduk melingkar
CO Leader
Observ
er
Leader
Pasien pasien
Pasien
Pasien
c. Alat
1) Sound system
Fasilitator Fasilitator
pasien
Pasien
Pasien