TENTANG
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
saya kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan
judul “Askep Jiwa Pada Klien Dengan Diagnosa Halusinasi”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
II. Dalam makalah ini mengulas tentang”ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN
KLIEN HALUSINASI”.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah
pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
a. Pengertian
b. Rentang respon
c. Faktor penyebab
d. Tanda gejala
e. Proses terjadinya
f. Mekanisme koping
g. Penatalaksanaan
h. Prinsip tindakan keperawatan
B. Asuhan Keperawatan Teoritis
a. Pengkajian
1. Identitas
2. Alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Pemeriksaan fidik
5. Psikososial
6. Hubungan sosial
7. Spiritual
8. Status mental
9. Kebutuhan persiapan pulang
10. Mekanisme kopin
11. Masalah psikososial
12. Pengetahuan
13. Aspek medis
b. Daftar Masalah
c. Pohon Masalah
d. Kemungkinan diagnosa keperawatan
e. Rencana keperawatan
f. Implementasi
g. Evaluasi
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada (Damaiyanti, 2012). Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia
dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal
tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012).
Halusinasi yang paling banyak diderita adalah halusinasi pendengaran
mencapai lebih kurang 70%, sedangkan halusinasi penglihatan menduduki peringkat
kedua dengan rata-rata 20%. Sementara jenis halusinasi yang lain yaitu halusinasi
pengucapan, penghidu, perabaan, kinesthetic, dan cenesthetic hanya meliputi 10%,
(Muhith, 2015).Menurut Videbeck (2008) dalam Yosep (2009) tanda pasien
mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa
sendiri, pasien marah-marah sendiri, menutup telinga karena pasien menganggap ada
yang berbicara dengannya.
B. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian halusinasi
2. Untuk menjelaskan rentang respond halusinasi
3. Untuk menjelaskan faktor penyebab halusinasi
4. Untuk menjelaskan tanda dan gejala halusinasi
5. Untuk menjelaskan proses terjadinya halusinasi
6. Untuk menjelaskan mekanisme koping halusinasi
7. Untuk menjelaskan penatalaksanaan halusinasi
8. Untuk menjelaskan prinsip tindakan keperawtan pada klien halusinasi
9. Untuk menjelaskan pengkajian asuhan keperawatan pada klien halusinasi
10. Untuk menjelaskan daftar masalah asuhan keperawatan pada klien halusinasi
11. Untuk menjelaskan pohon masalah asuhan keperawatan pada klien halusinasi
12. Untuk menjelaskan kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien halusinasi
13. Untuk menjelaskan rencana keperawatan asuhan keperawatan pada klien
halusinasi
14. Untuk menjelaskan implementas asuhan keperawatan pada klien halusinasi
15. Untuk menjelaskan evaluasi asuhan keperawatan pada klien halusinasi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
a. Pengertian Halusinasi
Respon
Pikiran Adaptif
logis Pikiran
Respon kadang
Psikososial Gangguan
Respon pikiran
Maladaptif
Presepsi akurat menyimpang Halusinasi
Emosi konsisten Ilusi Sulit merespon
dengan Reaksi emosi emosi
pengalaman tidak stabil Perilaku
Perilaku sesuai Perilaku aneh disorganiisasi
Berhubungan atau tidak biasa Isolasi sosial
sosial. Menarik diri
Keterangan :
a) Respon Adaptif
Respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial budaya yang berlaku.
Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi suatu
masalah dan akan dapat memecahkan masalah tersebut. Adapun respon adaptif yakni :
1) Pikiran Logis merupakan pandangan yang mengarah pada kenyataan yang
dapat diterima akal.
2) Persepsi Akurat merupakan pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa
secara cermat dan tepat sesuai perhitungan.
3) Emosi Konsisten dengan Pengalaman merupakan perasaan jiwa yang timbul
sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami.
4) Perilaku Sosial dengan kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan
individu tersebut yang diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak
bertentangan dengan moral.
5) Hubungan Sosial merupakan proses suatu interaksi dengan orang lain dalam
pergaulan ditengah masyarakat dan lingkungan.
b) Respon Psikososial
e) Dimensi spiritual
g. Penatalaksanaan
1) .Penatalaksanaan Medis
a) Psikofarmakoterapi
2) Penatalaksanaan Keperawatan
Kelompok.
Tindakan keperawatan generalis individu berdasarkan standar
asuhan keperawatan jiwa pada klien skizofrenia dengan halusinasi
oleh Carolin (2008), maka tindakan keperawatan generalis dapat
dilakukan pada klien bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
kognitif atau pengetahuan dan psikomotor yang harus dimiliki oleh
klien skizofrenia dengan halusinasi yang dikemukakan oleh Millis
(2000, dalam Varcolis, Carson dan Shoemaker, 2006), meliputi :
1) Cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan
klien tentang : Nama perawat, Nama klien, Tujuan yang akan dilakukan,
Waktu, Tempat pertemuan, serta Topik yang akan datang.
b) Usia dan No. Rekam Medik.
c) Agama.
d) Alamat.
e) Informasi keluarga yang bisa dihubungi.
2. Keluhan Utama atau Alasan Masuk
Tanyakan pada keluarga klien alasan klien dibawa kerumah sakit jiwa,
apa yang sudah dilakukan keluarga terhadap klien sebelum klien dibawa ke
rumah sakit jiwa serta hasilnya. Pada umumnya klien dengan gangguan
persepsi sensori : halusinasi pendengaran dibawa kerumah sakit jiwa karena
keluarga merasa tidak mampu merawat klien, keluarga merasa terganggu
karena perilaku klien dan gejala yang tidak normal yang dilakukan klien
seperti mengarahkan telinga pada sumber tertentu, berbicara atau tertawa
sendiri, marah-marah tanpa sebab, dan klien biasanya sering menutup
telinganya, sehingga keluarga berinisiatif membawa klien kerumah sakit
jiwa.
3. Faktor Predisposisi
klien terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama
yang dianut klien. Pada umumnya klien dengan gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran tampak menyakini agama yang
dianutnya dengan dibuktikan melakukan ibadah sesuai dengan
keyakinannya.
b) Kegiatan ibadah Tanyakan pada klien tentang kegiatan ibadah yang
dilakukannya dirumah, baik secara individu maupun secara kelompok.
Pada umumnya klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran tampak kurang (jarang) melakukan ibadah sesuai dengan
keyakinannya.
8. Satatus Mental
1) Penampilan
7) Persepsi
Tanyakan dan observasi lama waktu tidur siang atau malam klien, apa
aktivitas yang dilakukan sebelum tidur serta aktivitas yang dilakukan
setelah tidur.
f) Penggunaan obat
Tanyakan dan observasi pada klien dan keluarga tentang pengunaan obat
yang dikonsumsi serta reaksi yang ditimbulkannya. Klien dengan
gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran minum obat 3 x
sehari dengan obat oral serta reaksi obat dapat tenang dan tidur (sesuai
advis dokter).
g) Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan pada klien dan keluarga tentang apa, bagaimana, kapan dan
tempat perawatan lanjutan serta siapa saja sistem pendukung yang
dimiliki (keluarga, teman, dan lembaga pelayanan kesehatan) serta cara
penggunaannya.
h) Kegiatan di dalam rumah
b. Daftar Masalah
c. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Causa
g. Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Dimana halusinsi itu sendiri terbagi menjadi
halusinasi pendengaran, penglihatan , penciuman, perabaan dan pengecapan dan
merupakan salah satu bukti nyata yang mengalami halusinasi pendengaran.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Direja,A.Herman.,2011,BukuAjarAsuhanKeperawatanJiwa,Yogyakarta:NuhaMedika
Keliat,B.A.2010. ProsesKeperawatanKesehatanJiwa.Jakarta: EGC.
Yosep,I.,2009,KeperawatanJiwa,Bandung:RefikaAditama
Asmadi. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi I. Jakarta: EGC