PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju ke arah kematian.
Contohnya seperti penyakit jantung, dan kanker atau penyakit terminal ini dapat dikatakan
harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi efek yang berarti dari obat-obatan, tim medis sudah
give up (menyerah) dan seperti yang di katakan di atas tadi penyakit terminal ini mengarah
kearah kematian (White, 2002).
B. Defenisi Ca Mammae
Cancer mammae disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang
tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu, tumbuh dalam susu,
jaringan lemak, maupun jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. jaringan ikat
payudara.(Suryaningsih & Sukaca 2009).
Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal
dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Secara normal, sel
payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel
seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara, gen yang bertanggung- jawab
terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut cancer mammae.
(Satmoko, 2008)
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cancer mammae adalah suatu keadaan
dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada payudara, sehingga menyebabkan
terjadinya benjolan atas kanker yang ganas.
C. Etiologi Ca Mammae
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah
mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang lebih lanjut tentang
faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk
mencegah kanker payudara. Faktor-faktor resiko mencakup :
- Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara payudara karena
pertumbuhan pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
- Ca Payudara yang terdahulu
Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan
- Anak perempuan dari ibu dengan kanker pa Anak perempuan dari ibu dengan kanker
payudara (her yudara (herediter)
Menarke dini. Resiko Ca payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum
usia 12 tahun.
- Nulipara dan maternal. Lanjut saat kelahiran kelahiran anak pertama.
Wanita yang melahirkan setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami kanker payudara.
- Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun.
- Riwayat penyakit payudara jinak
- Kontrasepsi oral
- Masukan alkohol setiap hari
- Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan
carcinoma mammae. Oleh sebab itu carcinoma mammae lebih banyak perempuan
dibandingkan dengan laki-laki
- pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
- pernah mengalami radiasi didaerah dada.
- Pernah mengalami operasi pada payudara kelainan jinak atau tumorganas mammae
- Disebabkan oleh tumor yang terjadi karena trauma yang berulang-ulang iritasi yang berjalan
kronis oleh karena rangsangan oleh bahan- bahan kimiawi, zat pewarna, sinar radioaktif.-
Obesitas pasca maunopause
Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti ter perti terbakar, erosi dan terjadi
retraksi
- Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat
- Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting
susu seperti koreng atau eksim dan terta u eksim dan tertarik ke dalam
- Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange)
E. Patofisiologi
Sel kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas kapiler akan
terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan kulit. Sel kanket tersebut akan
terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan merusak pembuluh darah kapiler yang
mensuplai darah ke jaringan kulit. Akibatnya jaringan dan lapisan kulit akan mati (nekrosis)
kemudian timbul luka kanker. Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri, baik bakteri aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi
dasar luka kanker sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Selain itu, sel kanker dan proses infeksi itu sendiri akan merusak permeabilitas kapiler
kemudian menimbulkan cairan luka (eksudat) yang banyak. Cairan yang banyak dapat
menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-gatal. Pada jaringan yang rusak dan terjadi
infeksi akan merangsang pengeluaran reseptor nyeri sebagai respon tubuh secara fisiologis,
akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat. Sel kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur yang
bersifat rapuh dan merusak pembuluh darah kapiler yang menyebabkan mudah pendarahan.
Adanya luka kanker, bau yang tidak sedap dan cairan yang banyak keluar akan menyebabkan
masalah psikologis pada pasien. Akhirnya, pasien cenderung merasa rendah diri, mudah marah
atau tersinggung, menarik dini dan membatasi kegiatannya. Hal tersebut yang akan
menurunkan kualitas hidup pasien kanker (Astuti, 2013).
F. Pencegahan
G. emeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi:
Morfologi sel darah
Laju endap darah
Tes faal hati
Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba
atau tumor mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat
karena gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-kadang
tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau mengidentifikasi
pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay darah dan
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kuli penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
5. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau nak atau ganas,
dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
6. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
7. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan
sendimental dan sentrifugis darah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Ny. ”Z“ 31 tahun, ibu rumah tangga, sedang dalam pemulihan masektomi radikal kanan.
Kemarin dokter mengatakan bahwa kanker payudaranya sudah metastatis dan prognosisnya
buruk sehingga masektomi radikal kiri harus dilakukan. Pagi ini perawat melihat Ny. Z menangis
karena putus asa, kurang tidur dan tidak nafsu makan. Awalnya Ny. Z mengatakan timbul
benjolan kecil di payudara sebelah kiri tapi oleh Ny. Z tidak pernah mengontrol kesehatannya
dan mengira benjolan biasa akhirnya lama kelamaan benjolan semakin besar dan nyeri. Setelah
di lakukan pemeriksaan Ny. Z terdiagnosa Ca Mammae Stadium 4.
B. Asuhan keperawata keperawatan
1. Anamnesa
Ruang : Sakura
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum (TTV) sebagai berikut :
Suhu : 37,6̊ C
Nadi : 90 x/menit
Napas : 24 x/menit
TD : 130/85 mmHg
a. BB/TB : 54.0 kg / 167.1 cm
b. Data Diagnostik:
SDM : 3,5 X 106ml
Hb : 10,5 g/I
Ht : 35 %
5. Jantung
a. Perkusi : Suara peka
b. Auskultas : S1-S2 normal tidak ada suara tambahan
2. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi : Perut buncit
b. Palpasi : Nyeri jika ditekan di left lower kuadran kuadran 4
c. Perkusi : Suara kembung
d. Auskultasi : Bising usus menurun 10 x/menit
3. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
a. Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan pada genetalia, personal hygiene baik.
4.Diagnosa
1. Distress spiritual yang berhubungan dengan ansietas karena takut akan kematian dan
penyakit kronik pada diri berupa masektomi di tandai dengan pasien merasa berlumuran dosa,
takut menghadapi kematian.