DISUSUN OLEH:
1. Pengertian
Halusinasi adalah
Halusinasi adalah
sensori persepsi. Klien merasakan bahwa sebenarnya stimulus yang sebenarnya tidak
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan pancaindera tanpa ada
rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca
sehingga klien menginterpretasikan suatu yang tidak nyata tanpa stimulus atau
2. Macam-Macam Halusinasi
Perilaku yang muncul adalah mengarahkan telinga pada sumber suara, bicara atau
Perilaku yang muncul adalah tatapan mata pada tempat tertentu, menunjuk ke
Tercium bau busuk, amis, dan bau yang menjijikan, seperti bau darah, urine atau
feses atau bau harum seperti parfum. Perilaku yang muncul adalah ekspresi wajah
Merasa mengecap sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan, seperti rasa darah,
urine atau feses. Perilaku yang muncul adalah seperti mengecap, mulut seperti
Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat, seperti
merasakan sensasi listrik dari tanah, benda mati atau orang. Merasakan ada yang
menggerayangi tubuh seperti tangan, binatang kecil dan makhluk halus. Perilaku
f. Halusinasi sinestetik
Merasakan fungsi tubuh, seperti darah mengalir melalui vena dan arteri, makanan
bumi. Perilaku yang muncul adalah klien terlihat menatap tubuhnya sendiri dan
3. Etiologi
Menurut Farida dan Yudi (2018) penyebab halusinasi adalah sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
mudah frustrasi ,hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stres.
2) Faktor sosiokultural
Seorang yang merasa tidak diterima oleh lingkungan nya sejak bayi
(unwanted child) akan merasa diasingkan, kesepian dan tidak percaya pada
lingkungannya.
3) Faktor biokimia
dialami seseorang maka di dalam tubuh dihasilkan suatu zat yang dapat
(DMP).
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang sehat yang diasuh oleh orang tua
penyakit ini.
b. Faktor presipitasi
Rentang respon neurobiologis yang paling adaptif yaitu adanya pikiran logis,
persepsi akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan
Menurut Pardede & Ramadia, (2021) Tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai
berikut:
Obyektif :
d. Menutup telinga
Subyektif :
5. Fase Halusinasi
a. Sleep disorder
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui
orang lain bahwa dirinyabanyak masalah. Masalah makin terasa sulit karna
dikhianati kekasih, masalah dikampus, drop out. Masalah terasa menekan karena
b. Comforting
Klien mengalami emosi yang berlanjut seperti adanya perasaan cemas, kesepian,
timbulnya kecemasan.
c. Condemning
Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrolnya dan mulai berupaya
menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai
menarik diri dari orang lain, dengan intensitas waktu yang lama.
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abnormal yang datang. Klien
dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah dimulai fase
gangguan psikotik.
Klien mulai terasa terancam dengan datangnya suara-suara terutama bila klien
tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya.
Halusinasi dapat berlangsung selama minimal empat jam atau seharian bila klien
6. Mekanisme Koping
Apabila mendapat masalah, pasien takut / tidak mau menceritakan kepada orang lain
(koping menarik diri). Mekanisme koping yang digunakan pasien sebagai usaha
3. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
7. Pohon Masalah
8. Penatalaksanaan Medis
adalah dengan pemberian obat-obatan dan tindakan lainnya adalah sebagai berikut:
a. Psikofarmakologis
Obat lazim yang digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang merupakan
gejala kelompok gejala psikosis pada klien skizofrenia adalah obat anti psikosis.
Adapun kelompok yang digunakan adalah: kelas nama generik (dagang) dosis
secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang
pada satu atau dua tamples, terapi kejang listrik dapat diberikan pada skizofrenia
yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi dosis terapi
Menurut Keliat (2014), ada beberapa cara yang bisa dilatihkan kepada klien untuk
a. Menghardik
Menghardik berasal dari stimulis internal. Untuk mengatasinya, klien harus
berusaha melawan halusinasi yang dialami secara internal juga. Klien dilatih
untuk dilakukan bila halusinasi muncul setiap saat. Bantu pasien mengenal
b. Minum obat
pada anak-anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku yang berat pada
anak
dimanfaatkan dengan baik oleh klien. Untuk itu, klien perlu dilatih menyusun
rencana kegiatan dari pagi sejak bangun pagi sampai malam menjelang tidur
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
dapat dilakukan dengan cara observasi dan wawancara pada klien dan keluarga
e. Kegiatan sehari-hari
h. Pola koping
Data pengakajian memerlukan data yang dapat dinilai secara observasional. Menurut
Videbeck dalam Yosep (2014) data pengkajian terhadap klien halusinasi yaitu:
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
a. Jenis Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
b. Isi Halusinasi
c. Waktu Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
d. Frekuensi Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan halusinasi menurut
c. Isolasi Sosial
3. Rencana keperawatan
Dalam rencana keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan resiko perilaku
kekerasan memiliki tujuan yaitu klien mampu mengelola dan meningkatkan respon,
perilaku pada perubahan persepsi terhadap stimulus (SLKI, 2018) dan kriteria hasil:
Dalam buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018), tindakan yang
dapat dilakukan pada klien dengan resiko perilaku kekerasan antara lain:
a. Observasi:
dll)
cukur)
b. Terapeutik:
c. Edukasi:
bercerita).
Dalam rencana keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi memiliki tujuan yaitu klien mampu mengelola dan
meningkat 5
dapat dilakukan pada klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi antara lain:
a. Observasi
b. Teraupetik
c. Edukasi
d. Kolaborasi
Dalam rencana keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan isolasi sosial
memiliki tujuan yaitu klien mampu mengelola dan meningkatkan respon, perilaku
pada perubahan persepsi terhadap stimulus (SLKI, 2018) dan kriteria hasil:
a. Minat interaksi menurun 1 meningkat 5
Dalam buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018), tindakan yang
a. Observasi
b. Terapeutik
aktif
c. Edukasi
sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka
Damanik, R. K., Amidos Pardede, J., & Warman Manalu, L. (2021). Terapi Kognitif
Terhadap Kemampuan Interaksi Pasien Skizofrenia Dengan Isolasi Sosial. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan,11(2), 226.
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Keliat, B.A, dkk. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course).
Jakarta: EGC
Kelliat, B. A, Akemat, dkk. (2014). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC
Oktiviani, D. P. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. K dengan masalah Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Ruang Rokan Rumah Sakit Jiwa
Tampan (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Riau).
Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Ganguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Yosep, H.Iyus., & Titin Sutini. (2016) Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama