Anda di halaman 1dari 12

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan

Gangguan Orientasi Diri.


Kasus !
Tn. K umur 25 th. Masuk rumah sakit jiwa dengan alasan amuk. Klien membanting
barang-barang gelisah tidak bisa tidur,mengurung diri dikamar. Sudah 2 kali dirawat
dirumah sakit dengan alasan yang sama.
Penyebab kelainan amuk karena klien merasa bahwa ada seseorang yang berusaha
membunuhnya. Klien melihat orang yang ingin membunuhnya datang, sehingga setiap
klien merasa melihat orang tersebut dia akan melempar barang-barang kearah orang
tersebut. Klien kelihatan sangat ketakutan, gemetar, wajah tegang ketika menceritakan
masalahnya. 2 tahun yang lalu klien pernah mengalami percobaan perkosaan. Perilaku
tersebut timbul setelah kejadian 2 tahun yang lalu, dimana klien merupakan percobaan
perkosaan. Klien yakin bahwa orang tersebut berusaha membunuhnya. Klien sering
kelihatan ketakutan, gelisah, susah tidur. Klien sering menunjukkan kecurigaan dan klien
akan mulai melempar barang-barang jika merasa melihat orang tersebut datang.

Analisa Data
No
1.

Analisa Data
Do:

Masalah Keperawatan
Koping individu tidak efektif.

Mengurung dikamar.
Mekanisme pertahanan tidak
sesuai.
Ketakutan.
2.

Wajah tegang.
Do :
Waham curiga

Perubahan persepsi sensori halusinasi


dengar atau penglihatan.

Klien terlihat mendengar


atau melihat sesuatu.
Dan susah berkonsentrasi.
Kewaspadaan berlebih.
Mengurung diri dikamar.
Ds :
Klien menyatakan keyakinan
bahwa ada sesorang yang
ingin membunuhnya.
3.

Do :

Perilaku kekerasan.

Klien kelihatan ketakutan.


Wajah tegang.
Ds :
Keluarga mengatakan klien
sering melempar-lempar
barang.
Pohon Masalah

Perilaku Kekerasan.

Perubahan persepsi sensori halusinasi dengar atau penglihatan.

CP :

Koping individu tidak efektif.

Diagnosa Keperawatan
1.

Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi dengar atau


penglihatan.

2.

Perubahan persepsi sensori halusinasi dengar atau penglihatan berhubungan


dengan koping individu tidak efektif.

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA I

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN ORIENTASI DIRI

Disusun oleh :
1. Antok Wicaksono

(010201001)

2. Apro Dita

(010201002)

3. Baiq Yestika

(010201003)

4. Basuki

(010201004)

5. Dewi Pratiwi

(010201007)

6. Dian Ari .W.

(010201008)

7. Emilia Puspita .S.

(010201010)

8. Erwin Afandi

(010201012)

9. Tulus Cahyo .M.

(01020106 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NGUDI WALUYO UNGARAN
2005

Rencana Tindakan Keperawatan.


No
1.

Diagnosa

Tujuan
Keperawatan
Resiko
TUM : Klien

Kriteria Evaluasi
Ekspresi wajah bersahabat

Intervensi.

Bina hubungan saling percaya

perilaku

tidak

menunjukkan rasa senang, ada

dengan mengungkapkan prinsip

kekerasan

melakukan

kontak mata, mau berjabat tangan,

komunikasi terapeutik.

berhubungan

perilaku

mau menyebut nama, mau

dengan

kekerasan

menjawab salam, klien mau

verbal maupun non verbal.

halusinasi

TUK

duduk berdampingan dengan

b. Perkenalkan diri dengan sopan.

dengar atau

Klien

dapat

perawat, mau mengutarakan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan

penglihatan.

membina

a. Sapa klien dengan ramah baik

masalah yang dihadapi.

nama panggilan yang disukai

hubungan

klien.

saling

d. Jelaskan tujuan pertemuan.

percaya.

e. Jujur dan menepati janji.


f. Tunjukkan sifat empati dan
menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian pada klien dan

TUK 2 :
Klien dapat
mengenal

Klien

dapat

menyebutkan

waktu, isi, frekuensi timbulnya


halusinasi

perhatikan kebutuhan dasar klien.


Adakan kontak sering dan singkat
secara bertahap.

Observasi tingkah laku klien terkait

halusinasinya.

dengan halusinasinya, bicara dan


tertawa tanpa stimulus, memandang
kekiri, kanan dan depan seolah-olah ada
teman bicara.

Bantu klien mengenal halusinasinya:

a. Jika menemukan klien yang sedang


halusinasi, tanyakan apakah ada
suara yang didengar.
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan
apa yang dikatakan.
c. Katakan bahwa perawat percaya
klien mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak mendengarnya
(dengan nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi).
d. Katakana bahwa klien lain juga ada
seperti klien
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien.

Diskusikan dengan klien :

a. Situasi yang menimbulkan /tidak


menimbulkan halusinasi.
b. Waktu dan frekuensi halusinasi
(pagi, siang, sore, dan malam/jika
sendiri, jengkel/sedih).

Klien dapat mengungkapkan

Diskusikan dengan klien apa yang


dirasakan jika terjadi halusinasinya

perasaan terhadap halusinasinya.

( marah/takut, sedih,senang) beri


kesempatan mengungkapkan perasaan.

TUK 3 : klien
dapat

Klien

dapat

menyebutkan

Identifikasi bersama klien cara


tindakan yang dilakukan jika terjadi

mengontrol

tindakan yang biasanya dilakukan

halusinasinya (tidur, marah,

halusinasinya.

untuk

menyibukkan diri dan lain-lain).

untuk

mengendalikan

halusinasinya.

Diskusikan manfaat dan cara yang


diiginkan klien, jika bermanfaat berikan
pujian.

Klien dapat menyebutkan cara


baru.

Diskusikan cara baru untuk memutus


atau mengontrol timbulnya
halusinasinya :

a.

Katakana saya mau


dengar kamu(pada saat
halusinasi terjadi).

b.

Menemui orang lain


(perawat/teman/anggota keluarga)
untuk bercakap-cakap atau
mengatakan halusinasinya yang
didengar.

c.

Membuat jadwal kegiatan


sehari-hari agar halusinasi tidak
sempat muncul.

d.

Meminta
keluarga/teman/perawat menyapa
jika tampak bicara sendiri.

Klien

dapat

memilih

cara

mengatasi halusinasi seperti yang

Bantu klien memilih dan melatih


cara memutus halusinasi secara
bertahap.

telah di diskusikan dengan klien.

Klien dapat melaksanakan cara


yang

telah

dipilih

untuk

mengendalikan halusinasinya.

Beri kesempatan untuk melakukan


cara yang telah dilatih. Evaluasi
hasilnya dan beri pujian jika berhasil.

Klien dapat mengikuti terapi


aktivitas kelompok.

Anjurkan klien mengikuti terapi


aktivitas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi.

TUK 4: klien
dapat

Keluarga

dapat

membina

dukungan dari

hubungan saling oercaya dengan

keluarga

perwat.

dalam

Anjurkan klien untuk memberi tahu


keluarga jika mengalami halusinasi.

Keluarga dapat menyebutkan

mengotrol

pengertian, tanda dan tindakan

halusinasinya.

untuk
halusinasinya.

mengedalikan

Diskusikan dengan keluarga (pada


saat keluarga berkunjung/pada saat
kunjungan rumah).
a.

Gejala halusinasi yang


dialami klien.

b.

Cara yang dapat


dilakukan klien dan keluarga
untuk memutus halusinasi.

c.

Cara merawat anggota


keluarga yang halusinasi
dirumah :beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri,makan bersama,
bepergian bersama.

d.

Beri informasi waktu


follow up atau kapan perlu
mendapat bantuan : halusinasi
tidak terkontrol, dan resiko

TUK 5 : klien
dapat

menciderai orang lain.

Klien

dan

keluarga

dapat

memanfaatka

menyebutkan manfaat, dosis dan

n obat dengan

efek samping obat.

Diskusikan dengan klien dan


keluarga tentang dosis, frekuensi dan

baik.

manfaat obat.

dapat

Klien

Anjurkan klien minta sendiri obat

mendemonstrasikan penggunaan

pada perawat dan merasakan

obat dengan benar.

manfaatnya.

Klien dapat informasi tentang


manfaat dan efek samping obat,

Anjurkan klien bicara dengan dokter


tentang manfaat dan efek obat yang
dirasakan.

Klien dapat memahami akibat


terhentinya obat tanpa konsultasi.

Klien

dapat

menyebuetkan

Diskusikan akibat berhenti obat-obat


tanpa konsultasi.
Bantu klien menggunakan obat

prisip 5 benar penggunaan obat.

dengan prisip 5 benar.

Anda mungkin juga menyukai