Anda di halaman 1dari 6

RESUME KEPERAWATAN JIWA

HALUSINASI

Disusun oleh:

DIETRICH MOSES,SOUISA

18210000012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2021
RESUME HALUSINASI

1. Pengkajian
Ny. E usia 42 tahun tinggal hanya seorang diri di rumah karena ketiga anaknya sudah
berkeluarga semuanya, pada saat dilakukan pengkajian pasien tampak duduk sendiri,
bicara sendiri, pandangan mata ke satu arah, afek datar, pasien mengatakan
mendengar ada suara yang memanggilnya sampai 5 kali dalam satu hari, yang paling
sering siang hari pada saat sedang sendiri, kadang pasien mengatakan kesal dengan
suara itu, pasien sampai saat ini belum mampu mengatasi masalahnya.

2. Masalah keperawatan/diagnosis

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan persepsi
sensori: Halusinasi dengar.

Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar berhubungan dengan adanya isolasi


sosial: menarik diri.

3. Rencana keperawatan

Diagnosa 1. Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan
gangguan sensori: Halusinasi dengar.

TUM: Klien tidak menciderai orang lain.

TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria hasil

- Ekspresi wajah bersahabat.

- Menunjukan rasa senang.


- Ada kontak mata atau mau jabat tangan.
- Mau mrnyebutkan nama.
- Mau menyebut dan menjawab salam.
- Mau duduk dan berdampingan dengan perawat.
- Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi:
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.

a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukan sikap empati dan terima klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuan dasar klien.
Rasionalisasi: Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi selanjutnya.

TUK :2. Klien dapat mengenal halusinasi dengan kriteria hasil:

a. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnuya halusinasi.


b. Klien dapat mengungkapkan perasaanya terhadap halusinasi.
c. Bantu klien mengenal halusinasinya.
1) Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apa yang sedang
terdengar.
2) Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu namun perawat
sendiri tidak melihatnya.
3) Katakan bahwa klien lain juga yang seperti klien.
4) Katakan bahwa perawat siap membantu klien.
d. Diskusikan dengan klien
1) Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.
2) Waktu dan frekuensinya terjadi halusinasi.
e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi.

TUK: 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan kriteria hasil :

- Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan


halusinasinya.
- Klien dapat menyebutkan cara baru.
- Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasi.
- Klin dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok.
Intervensi:

a. Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika terjadi halusinasi.


Rasional: merupakan upaya untuk memutus siklus halusinasi.

b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian.
Rasional: reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
c. Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi.
1) Katakan “saya tidak mau dengar kamu”
2) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap.
3) Melihat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul.
4) Meminta perawat /teman/keluarga untuk menyapa jika klien melamun.
Rasional: memberi alternative pikiran bagi klien

d. Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara bertahap. Rasional:


Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih salah
satu cara pengendalian halusinasi.
e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya dan
beri pujian jika berhasil
f. Anjurkan klien untuk mengikuti TAK, orientasi realita.
Rasional: Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan interpretasi realita
klien.

TUK: 4. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya dengan


kriteria hasil:

- Klien dapat menjalin hubungan saling percaya dengan perawat


- Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk
mengendalikan halusinasi
Intervensi:

a. Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga sedang halusinasi. Rasional: untuk
mendapatkan bantuan keluarga dalam mengontrol halusinasi.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang
1). Gejala halusinasi yang dialami klien.
2). Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarag untuk memutus halusinasi.

3). Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri kegiatan jangan
biarkan sendiri.

4). Beri informasi tentang kapan pasien memerluakn bantuan.

Rasional: Untuk meningkatkan pengetahuan tentang halusinasi.

TUK: 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik. Dengan kriteria hasil:

- Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping
- Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping obat
- Klien dapat memahami akibat pemakaina obat tanpa konsultasi
- Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar pengunaan obat.
Intervensi:

a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.
b. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat obat dan efek samping obat
yang dirasakan.
Rasional; dengan mengetahui efek samping obat klien tahu apa yang harus
dilakukan setelah minum obat.

d. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi.


Rasional: Pengobatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

e. Bantu klien menggunakan prinsip lama benar.


Rasional: dengan mengetahui prinsip maka kemandirian klien tentang pengobatan
dapat ditingkatkan secara bertahap.

4. Catatan keperawatan

Laporan keperawatan, tgl. 20.04.2021, pk. 10.00

D/1. Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan sensori:
Halusinasi dengar

Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.


- Menyapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal.
- Memperkenalkan diri dengan sopan.
- Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
- Menjelaskan tujuan pertemuan.
- Jujur dan menepati janji.
- Menunjukan sikap empati dan terima klien apa adanya.
- Memberi perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuan dasar klien.
Rasionalisasi: Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi selanjutnya.

Respon klien:

- Ekspresi wajah tidak bersahabat.


- Tidak menunjukan rasa senang.
- Tidak ada kontak mata atau mau jabat tangan.
- Rencana tindak lanjut: membina hubungan saling perecaya, membantu klien
mengenal halusinasinya

T.T.D.

Rachel Matulessy

Anda mungkin juga menyukai