Anda di halaman 1dari 39

SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

POST PARTUM DENGAN PREEKLAMSIA BERAT


DI RUANG BARAT 2

RUMAH SAKIT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Melani Wahyuningsih,S.Kp.,MSN

Disusun oleh :

Kelompok 8

Yunikhe Wulan Chi 22160115

Chrisna Matulessy 22160009

Puji Astuti 22160031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2022/2023

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 1


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................3

A. Latar belakang ...........................................................................................................................3

B. Tujuan umum dan Tujuan khusus ..........................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................................................6

A. Defenisi ..........................................................................................................................................5

B. Etiologi ...........................................................................................................................................5

C. Tanda dan Gejala..........................................................................................................................9

D. Patofisiologi ................................................................................................................................10

E. Patway .........................................................................................................................................11

F. Komplikasi .................................................................................................................................11

G. Pemeriksaan Penunjang ...........................................................................................................12

H. Penatalaksanaan.........................................................................................................................12

I. Teori Asuhan Keperawatan .......................................................................................................13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................................................16

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................................................34

BAB V ANALISIS JURNAL ................................................................................................................36

A. Hasil Penelitian ........................................................................................................................36

B. Korelasi Isi Jurnal dengan Realita Klinis ..............................................................................36

C. Analisis Swot ............................................................................................................................36

D. Manfaat Jurnal ........................................................................................................................37

BAB VI PENUTUP ................................................................................................................................38

A. Kesimpulan ...............................................................................................................................38

B. Saran .........................................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................40

LAMPIRAN ............................................................................................................................................41

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 2


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan serta persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah dan hal
yang sangat dinanti setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran
bayinya. Meskipun persalinan merupakan peristiwa fisiologis namun setiap
proses persalinan yang terjadi beresiko mengalami komplikasi selama
persalinan. Hal tersebut dapat memperburuk kondisi baik ibu maupun bayi
selama persalinan berlangsung sehingga berdampak terjadinya kematian pada
ibu dan bayi (Winancy, 2019). Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi
persalinan didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala pada ibu hamil
ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140/90 MmHg dan
tingginya kadar protein pada urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia
kehamilan ≥ 20 minggu. Kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik
preeklampsia, sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria
diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan
normal (POGI, 2018).
Menurut Andriyani, (2017) dalam penelitiannya menyampaikan
kejadian preeklampsi di negara Amerika Serikat dilaporkan 23,6 kasus per
1000 kelahiran. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia dalam buku
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran menyampaikan untuk kejadian
preeklampsi di Indonesia sebanyak 128.273/tahun atau sekitar 5,3% (POGI,
2016). Di Provinsi Lampung sendiri tercatat kasus preeklamsi sebanyak 59
kasus sedangkan di Kabupaten Lampung Tengah sebesar 12,5% (Kurniasari,
2018). Masalah preeklampsia bukan hanya berdampak pada ibu saat hamil dan
melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat
disfungsi endotel di berbagai organ. Dampak jangka panjang pada bayi yang
dilahirkan ibu dengan preeklampsia antara lain bayi akan lahir prematur
sehingga mengganggu semua organ pertumbuhan bayi. Sampai dengan saat ini
penyebab preeklampsi belum diketahui secara pasti, beberapa faktor resiko
yang menjadi dasar perkembangan kasus preeklampsi diantaranya adalah usia,

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 3


primigravida, multigravida, jarak antar kehamilan, janin besar dan kehamilan
dengan janin lebih dari satu (POGI, 2018). Pentingnya dilakukan serangkaian
pemeriksaan serta bagaimanan proses penanganan persalinan berlangsung
sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu pasca persalinan, oleh karena itu
penatalaksanaan awal pada masalah preeklampsi perlu dilakukan dengan
mengidentifikasi faktor resiko untuk setiap ibu hamil melalui asuhan antenatal
care sebab masalah preeklamsi pada awalnya tidak memberikan gejala dan
tanda, namun dapat memperburuk kondisi ibu dan bayi dengan cepat. Tujuan
utama penatalaksanaan preeklampsia adalah kondisi ibu yang aman dan
persalinan bayi yang sehat. (POGI, 2018).
Setelah mengidentifikasi faktor resiko pada masa kehamilan,
penatalaksanaan preeklampsia selanjutnya adalah tergantung dari usia gestasi
ibu. Penatalaksanaan terapi definitif pada pasien preeklampsia dengan segera
melakukan persalinan atau terminasi kehamilan atas indikasi mengancam
nyawa ibu dan bayi baik dengan tindakan operatif Sectio Caesarian ataupun
dengan persalinan normal (Khairani, 2020). Perubahan kondisi pasca
persalinan pada setiap ibu dengan preeklampsia tidak sama, hal ini
dipengaruhi proses adaptasi ibu selama mengalami perubahan tersebut.
Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan selama masa nifas
mempengaruhi kebutuhan ibu baik secara fisiologis maupun psikologisnya.
Dengan memberikan asuhan pada masa nifas diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan tersebut sehingga ibu dapat melakukan dan meningkatkan
kemampuan secara mandiri terhadap perubahan yang terjadi pasca melahirkan
(Rusniati, 2017). Salah satu model asuhan keperawatan yang menekankan
pada konsep perubahan adaptasi secara keseluruhan yaitu model keperawatan
adaptasi Callista Roy atau “Holistic Adaptif Sytem” .
Model asuhan keperawatan yang diberikan menggunakan pendekatan
perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubugan
interdependensi selama sehat dan sakit. Derajat adaptasi dibentuk oleh
dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, kontesktual stimuli dan
residual stimuli. Roy juga mengadaptasi nilai “Humanisme” dalam model
konseptualnya A.H. Maslow. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan
yaitu keyakinan terhadap kemampuan koping manusia untuk meningkatkan
derajat kesehatan (Rakhman, 2014). Peran perawat dengan memberikan

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 4


asuhan keperawatan pada pasien preeklampsia bertujuan untuk menjaga
kesehatan ibu dan bayi selama masa nifas serta mencegah terjadinya
komplikasi pasca persalinan. Oleh sebab itu asuhan keperawata pasien dengan
preeklamsi dilakukan untuk meningkatkan penyesuaian diri pasien dalam
menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan kondisinya pasca
melahirkan serta memfasilitasi potensi pasien untuk beradaptasi dalam
menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
Berdasarkan hasil survey di ruang nifas Adas Manis banyak ibu
postpartum dengan preeklamsi berat. Selain permasalahan tersebut juga bnyak
ibu postpasrum yang bermasalah pada ASI dan putting inverted sehingga
dalam menmyusui bayinya tidak bisa maksimal.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ibu Postpartum dengan
PreEklamsia Berat dan Inverted Nipples.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada Ibu Postpartum dengan
PreEklamsia Berat dan Inverted Nipples.
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada Ibu Postpartum dengan
PreEklamsia Berat dan Inverted Nipples.
c. Mengidentifikasi perencanaan keperawatan pada Ibu Postpartum
dengan PreEklamsia Berat dan Inverted Nipples.
d. Mengidentifikasi pelaksanaan keperawatan pada Ibu Postpartum
dengan PreEklamsia Berat dan Inverted Nipples.
e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada Ibu Postpartum dengan
PreEklamsia Berat dan Inverted Nipples.

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 5


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP POST PARTUM


1. Definisi
Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan. Istilah
post partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa
jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke enam setelah
melahirkan. Masa post partum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali pada masa sebelum hamil yang berlangsung
kira-kira enam minggu, setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu
berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali kekeadaan yang normal
pada saat sebelum hamil (Marmi, 2012).
Masa nifas (puerperium) dimaknai sebagai periode pemulihan segera
dimulai setelah kelahiran bayi dan plasenta serta mencerminkan keadaan
fisiologi ibu, terutama ketika sistem reproduksi kembali seperti mendekati
keadaan sebelum hamil (Yeffy, 2015). Masa nifas dimulai sejak 2 jam setelah
plasenta lahir sampai dengan 6 minggu (Vivian, 2012:1). Masa nifas
merupakan masa penting bagi ibu maupun bayi baru lahir karena dalam masa
ini, perubahan besar terjadi dari sisi perubahan fisik, emosi, dan kondisi
psikiologi ibu.
2. Perubahan fisiologis pada Ibu Postpartum
Menurut Ari Sulistyawati (2015) perubahan fisiologis dibagi menjadi :
a. Perubahan Sistem Reproduksi
Pada uterus terjadi proses involusi. Proses kembalinya organ uterus
menjadi seperti kondisi saat sebelum hamil, sedangkan perubahan yang
terjadi pada organ organ lain dianggap perubahan puerperium.Proses ini
dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi dan retraksi otototot
polos uterus. Pada tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah,
kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Selama 2 hari berikutnya, besar uterus tidak terlalu
berkurang. Akan tetapi ukuran uterus mengecil dengan cepat setelah 2 hari
pasca persalinan setinggi umbilicus, setelah 4 minggu masuk panggul, dan
pada hari ke 10 hingga 2 minggu kemudian uterus tidak teraba lagi dari luar
atau kembali pada ukuran seperti sebelum hamil. Lapisan luar dan desidua

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 6


yang mengelilingi sinus plasenta akan neurotiv (layu/mati). Perubahan
tersebut dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi meraba
tinggi fundus uteri.
1) Pada saat bayi lahir = TFU setinggi pusat dengan berat 1000 gram
2) Pada akhir kala III = TFU teraba 2 jari dibawah pusat dengan berat 750
gram
3) Pada 1 minggu Post partum = TFU teraba di pertengahan antara pusat
dan simpisis pubis dengan beratnya 500 gram
4) Pada 2 minggu Post partum = TFU teraba di atas simpisis pubis dengan
beratnya 350 gram
5) Pada 6 minggu Post partum = fundus mengecil (tidak teraba), ukuran
rahim kembali normal dengan berat 50 gram.

Proses involusi terbagi menjadi 3 bagian :

1) Autolysis. Penghancuran diri sendiri di dalam otot uteri. Enzim


proteolitik memendekkan jaringan otot dan sitoplasma berlebihan akan
dicerna sendiri.
2) Atrofi jaringan. Jaringan berpoliferasi dengan estrogen yang banyak
lapisan desidua akan atrofi dan terlepas menginggalkan lapisan basal
yang akan bergenerasi menjadi endometrium baru.
3) Efek oksitosin (kontraksi). Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar
hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengkompresi
pembuluh darah dan membantu proses homeostasis kontraksi dan retraksi
otot uteri akan mengurangi bekas luka tempat implantasi plasenta dan
mengurangi suplai darah ke uterus.
b. Perubahan pada payudara
Sekresi dan ekskresi kolostrum menetap selama beberapa hari
pertama setelah wanita melahirkan. Pada jaringan payudara beberapa wanita,
saat palpasi pada hari kedua dan ketiga dapat ditemukan adanya nyeri
seiring dimulainya produksi susu. Pada hari ketiga atau keempat postpartum
bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang, keras, nyeri bila ditekan dan
hangat jika diraba. Pembengkakan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa
tidak nyaman biasanya berkurang dalam 24-36 jam. Apabila bayi belum
mengisap, laktasi berhenti dalam beberapa hari sampai satu minggu.
Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama
wanita hamil (estrogen, progesterone, HCG, prolaktin, kortisol, dan insulin)
menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon-

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 7


hormon ini kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh
apakah ibu menyusui atau tidak.
c. Perubahan Sistem Endokrin
1) Homon Plasenta. HCG menurun cepat dan menetap 10% dalam 3 jam
hingga hari ke 7 post partum.
2) Hormon Hipofisis-Pituitary. Prolaktin meningkat cepat. FSH dan LH
meningkat pada fase konsentrasi folikuler (minggu ke 3) dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada
wanita menyusui berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar FSH
terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan
ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat. Kadar prolaktin pada wanita menyusui tetap meningkat
sampai minggu keenam setelah melahirkan. Kadar prolaktin serum
dipengaruhi oleh frekuensi menyusui, lama setiap kali menyusui dan
banyak makanan tambahan yang diberikan. Setelah melahirkan, wanita
tidak menyusui mengalami penurunan kadar prolaktin mencapai rentang
sebelum hamil dalam dua minggu.
3) Hipotalamik Pituitary Ovarium. Menstruasi pertama bersifat anovulasi
karena rendahnya kadar estrogen dan progesterone
4) Kadar Estrogen dan Progesteron. Terjadi penurunan secara mencolok
setelah plasenta keluar sehingga aktivitas prolaktin meningkat dapat
mempengaruhi kelenjar mammae dalam produksi ASI. Kadar
terendahnya dicapai kira-kira satu minggu postpartum. Penurunan kadar
estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan
ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada
wanita yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada
minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi daripada wanita yang
menyusui pada pasca partum hari ke-17.
5) Hormon Oksitosin. Laktasi adalah periode setelah kelahiran anak ketika
susu diproduksi oleh payudara ibu akibat pengaruh hormon yang disebut
oksitosin yang juga membantu dalam menginduksi kontraksi selama
persalinan (Kamus Kesehatan).

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 8


B. KONSEP PREEKLAMSIA
1. Definisi
Preeklamsia adalah suatu keadaan terjadinya kenaikan tekanan darah atau
hipertensi yang timbul setelah usia kehamilan 20 minggu dengan disertai edema
dan atau proteinuria. Preeklamsia ada 2 (dua) kategori yaitu Preeklamsia Ringan
dan Preeklamsia Berat. Dikatakan sebagai Preeklamsia Berat jika terdapat
kenaikan tekanan darah >160/140 mmHg(Sri & Dewi.,2020).
Preeklamsia adalah suatu kelainan pada kehamilan yang termasuk penyakit
Hipertensi yang berdampak pada kehamilan dan kematian bayi. Preeklamsia
berat (PEB) adalah penyakit dengan tanda-tanda TRIAS yaitu Hipertensi,
proteinuria dan edema yang timbul karena kehamilan, tetapi dapat terjadi
sebelumnya, misalnya pada Mola Hidatidosa ( Ulfa & Sinambela.,2019).
Preeklampsia adalah gangguan hipertensi kehamilan khusus yang secara
signifikan mempengaruhi morbiditas dan kematian ibu di seluruh dunia.
Preeklampsia juga merupakan faktor penting morbiditas dan mortalitas
perinatal, karena berhubungan dengan kelahiran prematur dan pembatasan
pertumbuhan dalam Rahim (Handayani & Herdiani, 2022)
2. Etiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi preeklampsia yaitu ibu yang berusia
>35 tahun, nulipara, jarak antar kehamilan, riwayat preeklampsia sebelumnya,
riwayat keluarga preeklampsia, kehamilan multipel, obesitas sebelum hamil dan
Indeks Massa Tubuh (IMT) saat pertama kali ANC, riwayat penyakit (diabetes,
ginjal, hipertensi) (Muzalifah, dkk. 2018).
Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia diantaranya
jumlah primigravida, grandmultigravida, janin besar, distensi rahim berlebihan:
hidramnion, hamil ganda molahidatidosa, diabetes militus, kegemukan, riwayat
hipertensi, paritas dan usia (Mariza & Siregar.,2018).
Faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden preeklampsia antara lain
molahidatidosa, nulipara, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
janin lebih dari satu, multipara, hipertensi kronis, diabetes mellitus atau penyakit
ginjal. Preeklampsia/ eklampsia dipengaruhi juga oleh paritas, genetik dan
faktor lingkungan,Diabetes melitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, umur
lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
preeklampsia (Istifadah dkk., 2021).

3. Tanda dan Gejala


Manifestasi klinik yang paling penting sebagai tanda dari preeklampsia
adalah proteinuria, hipertensi, dan edema (Rustanti dkk.,2020).
Gejala preeklampsia seperti (Istifadah dkk., 2021):
1. Edema
2. Proteinuria
3. Nyeri kepala
4. Nyeri epigastrium
5. Muntah
6. Gangguan visus (Supperimposed preeklampsia ).
Manifestasi klinik (Latuconsina.,2020) yaitu:

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 9


1. penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali.
2. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari
tangandan muka.
3. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
a. TD > 140/90 mmHg atau Tekanan sistolik meningkat > 30
mmHgDiastolik>15 mmHg
b. Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di
curigaisebagai preeklamsi
4. Proteinuria
a. Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau
pemeriksaankuwalitatif +1 / +2.
b.Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter
atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam
4. Patofisiologi
Pada preeklamsia pembuluh arteri menyempit menyebabkan pembuluh darah
hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah. Tekanan perifer akan meningkat
agar oksigen mencukupi kebutuhan sehinggamenyebabkan terjadinya hipertensi.
Gangguan fungsi organ terjadi padaorgan-organ tubuh, pada otak akan dapat
menyebabkan terjadinya edemaserebri dan selanjutnya terjadi peningkatan
tekanan intrakranial. Tekananintrakranial yang meningkat menyebabkan
terjadinya gangguan aliranotak, nyeri dan kejang. Pada ginjal, akibat pengaruh
aldosterone, terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi
cairan dan dapatmenyebabkan terjadinya edema. Glomerular Filtration Rate
(GFR) padaginjal mengalami penurunan dan tidak diimbangi dengan
peningkatanreabsorpsi oleh tubulus sehingga menyebabkan diuresis menurun
danmenyebabkan oliguria. Permeabilitas terhadap protein yang meningkatakan
menyebabkan banyak protein. Pada gastrointestinal dapatmenyebabkan
terjadinya penumpukan ion H menyebabkan HydrochloricAcid (HCL)
meningkat sehingga dapat menyebabkan nyeri epigastrium.Selanjutnya akan
terjadi akumulasi gas meningkat, merangsang mual dantuimbulnya muntah.
Pada ekstremitas dapat terjadi metabolisme anaerobmenyebabkan terbentuknya
asam laktat dan sedikitnya Adenosin tri Posfat(ATP) yang di produksi akan
menimbulkan keadaan cepat lelah dan lemah.
Preeklamsia meupakan suatu keadaan hiperdinamik dimanatemuan khas
hipertensi dan proteinuria merupsksn skibst hiperfungsiginjal. Untuk
mengendalikan sejauh mana besar darah yang berfungsi diginjal, timbul reaksi
vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif,tetapi hal ini akhirnya
akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yangkhas untuk preeklamsia.

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 10


5. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Lestari., 2022)
a.Pada ibu
 Eklamsia
 Solusio plasenta
 Perdarahan subkapsula hepar
 Kelainan pembekuan darah
 HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet
count)
 Ablasio retina
 Gagal jantung hingga syok dan kematian.

b.Pada janin

 Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus


 Prematur
 Asfiksia neonatorum
 Kematian dalam uterus
 Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

Komplikasi PreEklampsia (Ramadhani.,2020) adalah:

1. Eklampsia
2. Sindrom Hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count (HELLP)

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 11


3. Ablasi retina
4. Gagal ginjal
5. Edema paru
6. Penyakit kardiovaskular
7. Ganggu saraf
8. Kerusakan hati
6. Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia
adalah sebagai berikut (Indrieni.,2020) :
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
1. Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr %)
2. Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).
3. Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
1. Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).
2. LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.
3. Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
4. Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N= 15-45 u/ml).
5. Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N= <31 u/l).
6. Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl)
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)
7. Penatalaksanaan
Menurut (Indrieni.,2020) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah
sebagai berikut :
1) Tirah Baring miring ke satu posisi.
2) Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ.
3) Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
4) Pemenuhan kebutuhan cairan : Jika jumlah urine < 30 ml/jam
pemberian cairan infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.
5) Pemberian obat-obatan sedative, anti hypertensi dan diuretik.
6) Monitor keadaan janin/bayi ( Aminoscopy, Ultrasografi).

Penanganan PEB pada ibu bersalin (SARI .,2019)


1) Beri diet rendah garam dan tinggi protein.
2) Pasang infus RL atau asering.
3) Pemantauan tanda-tanda vital.
4) Beri antikonvulsan : obat pilihan MgSO4 (magnesium sulfat),
alternative diazepam.
5) Beri obat antihipertensi: obat pilihan hidralazin, alternative
labetalol, nifedipin, metildopa.
6) Hindari pemberian suntik diuretik, kecuali pada udema umum,
udema paru, gagal jantung kongestif.
7) Persingkat kala II dengan vakum atau forceps.

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 12


8) Jika partus pervaginam, dalam 24 jam bayi harus lahir.
9) Hindari pemberian metergin pasca partum, kecuali ada perdarahan
hebat.
10) Jika ada indikasi, lakukan Sectio Caesaria

Perawatan post partum dengan PEB


1) Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau kejang
berakhir.
2) Teruskan terapi anti hipertensi jika tekanan diastolik >110 mmHg.
3) Pantau urin

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan Dalam praktik
keperawatan, salah satunya adalah melakukan pengkajian data pada klien.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan Sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan Keperawatan yang dihadapi pasien
baik fisik, mental, sosial maupun Spiritual dapat ditentukan. Pada tahap pengkajian
peneliti memakai pendekatan dengan Model keperawatan Adaptasi Roy. Proses
pengumpulan data dimulai Dengan mengkaji data demografi, dilanjutkan dengan
pengkajian data Stimuli umum, lalu pengkajian tahap pertama atau First Level
Assesment Yang meliputi fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan
Atau interdependensi, kemudian pengkajian tahap kedua atau Second Level
Assesment yang meliputi stimulus fokal, kontekstual dan residual. Pengkajian
stimulus menitiberatkan pada faktor penyebab dan faktor Pendukung munculnya
perilaku respon yang tidak efektif

a. Data Demografi
Mengkaji identitas klien dan pasangan klien yang meliputi : Nama, Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawina, Pernikahan, Lama Pernikahan,
Agama, Suku, No. Rekam Medis, Sumber Informasi dan Tanggal dilakukan
pengkajian.
b. Stimuli Umum
Pada tahap ini selain Alasan masuk rumah sakit, Riwayat penyakit Ibu
sekarang dan Riwayat penyakit yang lalu perlu dikaji, apakah ibu Ada
menderita penyakit akut dan kronis. Pada riwayat penyakit Keluarga hal yang
perlu dikaji adalah jenis penyakit keturunan serta Penyakit penyakit menular
lainnya yang pernah diderita keluarga. Selanjutnya Riwayat Obsterti dan
Gynecologi ibu yang perlu dikaji Adalah segala hal yang berhubungan dengan
riwayat menstruasi ibu Termasuk menarche. Dilanjutkan dengan pengkajian
terhadap Riwayat ANC, Status obstetric ibu, Riwayat persalinan yang lalu,
Riwayat perkawinan serta Riwayat pemakaian alat kontrasepsi.
c. First Level Assessment
1) Pengkajian fungsi fisiologis
Pengkajian berhubungan dengan struktur dan fungsi tubuh,
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi
untuk mempertahankan integritas, terdisir dari 5 kebutuhan fisiologis dasar

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 13


dan 4 kebutuhan fisiologis kompleks. Kesembilan kebutuhan fisiologi
tersebut adalah : Oksigenasi, Nutrisi, Eliminasi, Aktifitas dan istirahat,
Keamanan, Sensori, Cairan dan elektrolit, Fungsi neurologis, Fungsi
endokrin.
2) Pengkajian konsep diri
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi konsep diri pasien adalah dampak
penyakit, perubahan akan memberi dampak pada gambaran diri, ideal diri,
moral, etik dan spiritual pasien. Pengkajian difokuskan pada bagaiman
penerimaan pasien terhadap penyakit, terapi yang dijalani, harapan pasien
dan penatalaksanaan selanjutnya serta nilai yang diyakini terkait dengan
penyakit dan terapinya.
3) Pengkajian fungsi peran
Fungsi peran berkaitan dengan pola-pola interaksi seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, bagaimana peran klien dalam keluarga,
adakah energy dan waktu pasien melakukan aktifitas dirumah, apakah
pasien mempunyai pekerjaan tetap, bagaimanan dampak penyakit saat ini
terhadap peran klien, termasuk peran klien dalam masyarakat.
4) Pengkajian interdependensi
Pengkajian menggambarkan tentang ketergantungan atau hubungan klien
dengan orang terdekat, siapakah orang yang paling bermakna dalam
kehidupannya, sikap memberi dan menerima terhadap kebutuhan dan
aktifitas kemasyarakatan. Kepuasan dan kasih sayang untuk mencapai
integritas suatu hubungan serta keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Perlu juga dikaji
bagaimana pasien memenuhi kebutuhan interdependensi dalam keterbatasan
dan perubahan status kesehatan yang dialami.
d. Second Level Assesment
Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan
perilaku seseorang

2. Diagnosa Keperawatan

Masalah Keperawatan atau Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis


mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan.

diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus preeklampsi sebagai berikut:

1) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.0003).

2) Nyeri akut b.d adgen pencedera fisiologis (D.0077).

3) Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih (D.0040).

4) Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142).

5) Menyusui tidak efektif b.d payudara bengkak (D.0029).

6) Gangguan proses keluarga b.d perubahan peran keluarga (D.0120)

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 14


7) Resiko gangguan perlekatan d.d ketidakmampuan orangtua memenuhi kebutuhan
bayi (D.0127).

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan merupakan langkah awal dalam
menentukan apa yang dilakukan untuk membentu klien dalam memenuhi serta mengatasi
masalah keperawatan yang telah ditentukan. Tahap perencanaan keperawatan adalah
menentukan prioritas diagnose keperawatan, penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan
intervensi keperawatan.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data
yang baru.

5. Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri.
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah membandingkan tingkah laku klien sebelum
dan sesudah implementasi. Hal ini terkait kemampuan klien dengan preeklampsia
primigravida dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah
dialami. Pada klien preeklampsia multigravida dapat mengevaluasi kemampuan masalah
adaptasi yang pernah dialami, kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik psiko
maupun social.

(Indrieni, 2020).

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 15


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
FORMAT PENGKAJIAN POST PARTUM
UNIT KEPERAWATAN MATERNITAS

Tanggal masuk : 25 November 2022 Jam masuk : 22:15


Ruang/kelas : Barat/2 Kamar No : II/1
Pengkajian tanggal : 26 November 2022 Jam :10:00

Diagnosa Medis : Post Partum Spontan preeklamsi berat

A. IDENTITAS
1. Nama pasien : Ny. D Nama Suami : Tn. M
2. Umur : 23 th Umur : 39 th
3. Suku/ bangsa : Jawa Suku/ bangsa : Jawa
4. Agama : Islam Agama : Islam
5. Pendidikan : SMU Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Kandang Sapi Alamat : Kandang sapi
8. Status Menikah

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan kunjungan ke rumah sakit :
Pengkajian di lakukan pada tanggal 26 November 2022 pukul 10.00 Pasien mengatakan
sebelum ke RS Pandan Arang, pasien sudah merasakan kontraksi pada 25 November
2022 jam 09:00 dan pergi ke Puskesmas Nogosari untuk melakukan pemeriksaan, hasil
pemeriksaan di puskesmas Nogosari Tekanan darah 180/100 mmHg, dan melahirkan
spontan pada pukul 19:40. Kemudian dirujuk ke RSUD Pandan Arang karena mengalami
tekanan darah tinggi.

2. Keluhan utama saat ini : Pasien mengatkan tekanan darahnya cenderung tinggi
3. Timbulnya keluhan : bertahap
4. Faktor yang memperberat : pasien mengatakanmtekanan darahnya cenderung naik karena
kurang beraktivitas, dan hanya sering berbaring di tempat tidur, dan sering mengkonsumsi
garam yang berlebih
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : pasien mengatakan upaya yang biasa dilakukan
mencoba melakukan pengerakan, memakan sayuran dan mengurangi garam.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. RIWAYAT OBSTETRI :
a. Riwayat menstruasi :
 Menarche : Umur 13 tahun Siklus : Teratur
 Banyaknya : 3 x 1 mengganti Lamanya : 5-7 hari
Pembalut
 HPHT : 16 maret 2022 Keluhan : nyeri perut setiap mendekati
hari haid

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 16


b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
Umur
No Tahun Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis BB pj
kehamilan
- - -
1 2022 36 minggu Tidak ada Normal Bidan Tekanan Laki-laki 2600 gr 46 cm
darah tinggi

c. Genogram :

23
2. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA :
 Melaksanakan KB : pasien mengatakan belum pernah ikut KB
 Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan : Pasien mengatakan belum menggunkan jenis
KB apapun
 Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : belum pernah
 Masalah yang terjadi : tidak ada
3. RIWAYAT KESEHATAN :
 Penyakit yang pernah dialami ibu : pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit lain
sebelumnya
 Pengobatan yang didapat : pasien mengatakan tidak ada pengobatan khusus yang didapat
sebelumnya
 Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keluarga seperti diabetes melitus, penyakit jantung,
hipertensi maupun penyakit menular lainnya.
4. RIWAYAT LINGKUNGAN :
- Kebersihan : Pasien mengatakan lingkungan disekitar rumah bersih
- Bahaya : Pasien mengatakan tidak ada ancaman
- Lainnya sebutkan : pasien mengatakan lingkungan sekitar tempat tinggalnya aman dan
ramah

5. ASPEK PSIKOSOSIAL :
a. Persepsi ibu tentang keluhan/ penyakit : Pasien mengatakan memahami mengenai penyakit
yang dialami
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ? pasien
mengatakan keadaan yang di alaminya saat ini tidak menimbulkan perubahan terhadap
kehidupan sehari-harinya.
c. Harapan yang ibu inginkan : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh & pulang
d. Ibu tinggal dengan siapa : pasien mengatakan tinggal bersama suami & anak
e. Siapakah orang yang terpenting bagi ibu: pasien mengatakan orang terpenting baginya yaitu
suami, anak-anak dan keluarga
f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini: pasien mengatakan keluarganya sangat
perhatian dan sangat peduli kepada pasien
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : pasien mengatakan bahwa dirinya memang sebelum
menikah sudah siap untuk menjadi seorang ibu.

6. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS :


a. Pola Nutrisi
 Frekwensi makan : pasien mengatakan makannya sehari 3 kali
 Nafsu makan : pasien mengatakan nafsu makannya baik
 Jenis makanan rumah : Nasi, sayur, daging, tahu, tempe (secara bergantian)
 Makanan yang tidak disukai/ alergi/ pantangan : pasien mengatakan tidak ada pantangan
makan, alergi maupun makanan yang tidak di sukai

b. Pola eliminasi :
 BAK
- Frekwensi : pasien terpasang kateter, dari jam 07-00 sampai 10-06 urin bag 700
cc
- Warna : Kuning orange
- Keluhan saat BAK : pasien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK seperti nyeri dan
perdarahan

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 18


- Apakah ada Retensio urine? Tidak ada
 BAB
- Frekwensi : pasien mengatakan BAB sehari 1x, untuk waktunya pasien mengatakan
kadang pagi, kadang siang,sore atau malam.
- Warna : coklat
- Bau : pasien mengatakan bau fesesnya normal seperti biasa
- Konsistensi : lembek
- Keluhan : pasien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK seperti
nyeri maupun keluar darah.

c. Pola personal hygiene


 Mandi
- Frekwensi : pasien mengatakan mandinya 2 x sehari
- Sabun : pasien mengatakan mandinya selalu pakai sabun
 Oral hygiene
- Frekwensi : pasien mengatakan oral hygine nya 2 kali sehari
- Waktu : pagi dan malam
 Cuci rambut
- Frekwensi : pasien mengatakan cuci rambutnya setiap 2 minggu
sekali
- Shampo : pasien mengatakan cuci rambutnya selalu menggunakan
shampo
d. Pola istirahat dan tidur
 Lama tidur : pasien mengatakan tidurnya 5-6 jam
 Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
 Keluhan : pasien mengatakan tidak ada keluhan saat
istirahat dan tidur

e. Pola aktifitas dan latihan


 Kegiatan dalam pekerjaan : pasien mengatakan aktifitasnya sehari-hari adalah mengurus
kebutuhan keluarganya
 Waktu bekerja : Pagi,siang dan malam
 Olah raga : pasien mengatakan sering jalan-jalan disekitaran lingkungan rumah
Jenisnya : Jalan santai
Frekwensi : 1-2 x /minggu
 Kegiatan waktu luang : Quality time bersama keluarga
 Keluhan dalam beraktifitas : pasien mengatakan tidak ada keluhan saat beraktifitas

f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


 Merokok : pasien mengatakan tidak pernah merokok
 Minuman keras : pasien mengatakan tidak pernah minum minuman keras
 Ketergantungan obat : pasien mengatakan tidak pernah ketergantungan obat

7. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
 Tekanan darah : 157/90 Nadi : 107 x/menit
 Respirasi : 24 Suhu : 36,7 C
 Berat badan : 80 kg Tinggi badan : 162 cm

Kepala, mata kuping, hidung dan tenggorokan :


Kepala : Bentuk : Simetris, tidak ada benjolan dan tidak ada luka

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 19


Keluhan : pasien mengatakan tidak ada keluhan di bagian kepalanya

Mata :
 Kelopak mata : tampak simetris antara kanan dan kiri
 Gerakan mata : normal
 Konjungtiva : Annemis
 Sklera : sklera putih tidak ada pendarahatn
 Pupil : Isokor
 Akomodasi : lensa mata normal dapat melihat benda/objek dengan jarak jauh maupun
dekat (25-3- cm)
 Lainnya sebutkan : tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan strabismus, mata tampak
bersih, tidak menggunakan alat bantu penglihatan kacamata

Hidung :
 Reaksi alergi : Tidak ada
 Sinus : normal
 Lainnya sebutkan : hidung tampak simetris, tidak tampak adanya secret, tampak terpasang
O2,3 lpm

Mulut dan Tenggorokan :


 Gigi geligi : lengkap/normal
 Kesulitan menelan : Tidak ada
 Lainnya sebutkan : tidak ada peradangan pada mulut, pasien tidak memakai gigi palsu, tidak
tampak stomatitis, tidak ada caries gigi, fungsi pengecapan normal, tidak ada labioskisis.

Dada dan Axilla


 Bentuk : tampak simetris
 Mammae : membesar
 Areolla mammae : tampak hitam dan inveted
 Colostrum : tampak ada colostrom saat di tekan
 Engorgement : tidak ada pembengkakan
 Kebersihan : tampak sedikit bersih
 Lainnya : payudara tampak simetris antara kanan dan kiri, tidak ada nyeri saat
bernapas

Pernafasan
 Jalan nafas : baik
 Suara nafas . : vesikuler
 Menggunakan otot-otot bantu pernafasan : tidak
 Lainnya sebutkan : pola nafas reguler

Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut apical : 107x/menit
 Irama :S1S2 tunggal
 Kelainan bunyi jantung : tidak ada
 Sakit dada : tidak ada
 Timbul : tidak ada
 Lainnya sebutkan : tidak ada

Abdomen
 Kondisi umum : bentuk abdomen simetris, warna kulit di sekitar abdomen berwarna

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 20


coklat
 Linea dan striae : tampak striae dan linea
 Luka bekas operasi : tidak ada
 Diastasis rectus abdominis: terdapat diastasis rectur
 Fundus uteri : tinggi TFU 2 jari di bawah pusat
 Kontraksi : teraba keras/kontraksi kuat
 Lainnya sebutkan : bising usus 8x/menit

Genitourinary
 Vesika Urinaria : teraba kosong/tidak keras
 Lainnya sebutkan :tidak ada

Lokhea : rubra
Jumlah : pasien tampak menggunakan pembalut dengan perdarahan < 150 cc
 Warna : merah kehitaman
 Konsistensi : encer
 Bau : amis

Perineum
 Apakah terdapat luka pada perineum? Terdapat luka perineum
 Luka episiotomy : 2 cm
 REEDA : Luka tampak kemerahan, tidak terdapat cairan, tidak ada pembekakan,
kebiruan, pelekatan jaringan
 Kebersihan :tampak ada perdarahan, tampak sedikit tidak bersih,
 Hemoroid :tidak ada

Ekstrimitas (integumen/muskuloskeletal)
 Turgor kulit : elastis
 Warna kulit : sawo matang
 Kontraktur pada persendian ekstrimitas : pasien mengatakan tidak ada kesalahan dalam
pensendian
 Kesulitan dalam pergerakan : untuk ektremitas atas dan bawah tampak sulit untul
bergerak
 Varises :tampak tidak ada varises
 Tanda Homman: tidak terdapat nyeri saat dilakukan homman
 Lainnya sebutkan : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, kulit tampak lembab.

d. Data Penunjang
1) Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

Hemoglobin 9,5 L g/dL

Lekosit 12720 /µL

Laju Endap darah 8 Mm/jam

Eosinofil 0,20 %

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 21


Basfil 0.00 %

Neutrofil Segmen 80.80 H %

Limfosit 13.60 %

Monosit 5.40 %

Total Eosinofil 20 /µL

Total Basofil 0 /µL

Total Neutrofil 10150 /µL

Total Lymphosit 1700 /µL

Total Monosit 670 /µL

Hematokrit 29 L %

Trombosit 102 L 10³/µL

Eritrosit 4,06 L Juta/µL

MCV 70,9 L Fl

MCH 23,5 L Pg

MCHC 33,1 g/dL

Golongan Darah ABO A

Glukosa darah sewaktu 102 mg/dL

2) USG : tidak terkaji


3) Rontgen : tidak terkaji
4) Terapi yang didapat:
Infus RL (Ringer laktat), R/oral asamfenamat 3x1, Nifedipin 3x1, Mg SO4 ke II

e. Data Tambahan
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
....................................................................
Yogyakarta, ........................................
Pemeriksa

(..................................................)

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 22


Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 23
ANALISA DATA

No.Register : 22663492
Nama : Ny. D
Diagnosa Medis: PEB
Umur : 23 Tahun
Alamat : Kandang Sapi
Ruang : Adas Manis

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

26-11-2022 DS : pasien mengatakan lelah dan Perubahan afteload Penurunan curah


bagian lehernya terasa tegang, pasien jantung
10:05 juga mengatakan tekan darahnya
tinggi, hasil tekanan darah
sebelumnya 180/100 mmHg

DO: pasien tampak lelah, tampak


terpasang monitor tekanan darah dan
Ms SO 4, hasil ttv :TD:157/90 mmHg,
N: 107x/menit

26-11-2022 DS: pasien mengatakan ASI nya Anomali payudarah Menyusui tidak
keluar hanya sedikit, dan puting ibu ( puting masuk ke efektif
10: 20 payudarahnya tidak menonjol dalam)

DO : puting tampak inverted, setelah


dilakukan palpasi Asi tampak keluar
sedikit, bayi tampak menangis saat
menyusui, pasien dan keluarga
menggunakan spuit untuk menarik
puting payudarahnya.

26-11-2022 DS: pasien mengatakan sedikit sesak Hambatan upaya Pola napas tidak
nafas(kelemahan otot efektif
14:30 pernapasan)
DO: pasien tampak sesak, tampak otot
bantu pernapasan/ pengembangan
dada cepat, tampak menggunakan
nasal kanul 3 lpm, hasil pemeriksaan
RR : 24 x/menit, spo: 94%

26-11-2022 DS: pasien mengatakan lemes, dan Kelemahan Itolenransi Aktivitas

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 24


sulit bergerak/ mengantikan posisi
kanan kiri
14:40

DO: pasien tampak lemes, hanya


berbaring di tempat tidur.

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 25


RENCANA TINDAKAN

Nama : Ny. D No.Register : 22663492

Umur : 23 Tahun Diagnosa Medis: PEB

Ruang : Adas Manis Alamat : Kandang Sapi

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan keriteria hasil

1. Penurunan Setelah dilakukan “perawatan jantung” (I. 1. mengetahui tekanan


curah jantung tindakan 02075) darah pasien
b.d Perubahan keperawatan
afteload kepada Ny. D O= monitor tekanan darah 2. Agar menjaga
selama 2x24 jam kesehatan pasien
T= 1. berikan diet jantung yang
diharapkan curah sesuai (batasi asupan kafein, 3. Agar pasien dan
jantung (L.02008) natrium, kolestrol, dan keluarga bisa
dapat ditingkatkan makanan tinggi lemak) menerapkan hidup
dengan kriteria sehat
hasil 1. fasilitasi pasien dan keluarga
1. Tekanan darah untuk modifikasi gaya hidup 4. Agar pasien rileks
dari level 1 sehat
( meburuk) ke level Agar pasien bisa
5 (membaik) 2. Berikan terapi relaksasi beraktivitas secara
2. Lelah dari level bertahap
E= ajurkan beraktivitasi fisik
1 (meningkat) ke
secara bertahap
level 5 ( menurun)

2. Menyusui tidak Setelah dilakukan “Edukasi menyusui” 1. Mengetahui


efektif b.d tindakan (I.123930 kesiapan dan
Anomali keperawatan kemampuan pasien
payudarah ibu kepada Ny. D O= identifikasi kesiapan dan dalam menerima
( puting masuk selama 2x24 jam kemampuan menerima informasi
ke dalam) diharapkan status informasi
menyusui 2. Agar pasien dan
T= 1. sediakan materi dan keluarga memahami
(L.03029) dapat media pendidikan kesehatan yang sudah di jelaskan
ditingkatkan
dengan kriteria 2. berikan kesempatan untuk 3. Agar pasien dan
hasil : bertanya keluarga dapat
1. suplai asi
adekuat dari level 1 E= 1. jelaskan manfaat mengetahui manfaat
menyusui bagi ibu dan
(menurun) ke level menyusui bagi ibu dan bayi

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 26


5 (meningkat) 2. ajarkan 4 (empat) posisi bayi
2. Bayi menangis menyusui dan perlekatan (lacth
setelah menyusu on) dengan benar 4. Agar pasien dan
dari level 1 keluarga dapat
(meningkat) ke 3. Ajarkan perawatan payudara mengetahui 4 (empat)
level 5 (menurun) post partum (breast care dan posisi menyusui dan
pijat oksitosin perlekatan (lacth on)
dengan benar

5. Agar melancarkan
ASI pada ibu dan
membantu
menonjolkan puting
payudara.

3. Pola napas Setelah dilakukan “Manajemen Jalan Napas” 1. Mengetahui pola


tidak efektif b.d tindakan (I. 01011) napas pada pasien
Hambatan keperawatan
upaya kepada Ny. D O= 1. Monitor pola napas 2. Mengetahui bunyi
nafas(kelemaha selama 2x24 jam (frekuensi) napas tambahan pada
n otot diharapkan pola pasien
2. Monitor bunyi napas
pernapasan) napas (L.01004) tambahan 3. Membantu agar
dapat ditingkatkan pasien tetap nyaman
dengan kriteria T= posisikan semi fowler dan pernapasan tetap
hasil :
1. pengunaan otot E= anjurkan asupan cairan teratur
bantu nafas dari 2000 ml/hari 4. Membantu
level 1 (meningkat) menambahkan cairan
ke level 5 pada tubuh pasien
(menurun)
2. Frekuensi napas
dari level 1
(memburuk) ke
level 5 (membaik)

4. Itolenransi Setelah dilakukan “manajemen Energi 1. mengetahui


Aktivitas b.d tindakan (1.05178)” gangguan fungsi tubuh
kelemahan keperawatan yang mengakibatkan
kepada Ny. D O= 1. indentifikasi gangguan kelelahan pasien
selama 2x24 jam fungsi tubuh yang
diharapkan mengakibatkan kelelahan 2. Mengetahui
tolenransi kelelehan fisik dan
2. monitor kelelahan fisik dan emosional pasien
aktivitas emosional

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 27


(L.05047) dapat3. Monitor lokasi dan 3. Mengetahui lokasi
ditingkatkan ketidaknyamanan selama dan ketidaknyamanan
dengan kriteria
melakukan aktivitas selama melakukan
hasil : aktivitas
1. kekuatan tubuh T= 1. sediakan lingkungan
dari level nyaman dan rendah stimulus
1 4. Agar pasien nyaman
(menurun) ke level dengan lingkungannya
2. lakukan latihan rentang
5 (meningkat) gerak pasif dan aktif 5. Agar pasien dapat
2. keluhan lelah 3. Fasilitasi duduk di sisi melatih rentang gerak
dari level 1 tempat tidur pasif dan aktif
(meningkat) ke 6. Agar pasien dapat
level 5 (menurun) E= ajurkan melakukan aktivitas melakukan aktifitas
secara bertahap secara bertahap

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 28


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. D No.Register : 22663492

Umur : 23 Tahun Diagnosa Medis: PEB

Ruang : Adas Manis Alamat : Kandang Sapi

HARI PERTAMA

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

1. 26-11-2022 10:10 “perawatan jantung” (I. 02075) S : pasien mengatakan sedikit


lelah dan bagian lehernya sudah
1. Memonitor tekanan darah sedikit terasa tegang. pasien
mengatakan akan melakukan
2. Memberikan diet jantung yang
diet jantung dan akan menjaga
sesuai (batasi asupan kafein,
pola makanya
natrium, kolestrol, dan makanan
tinggi lemak)

3. Memfasilitasi pasien dan O: pasien tampak belum rilek


keluarga untuk modifikasi gaya saat diberikan terapi relaksasi,
hidup sehat pasien dapat memahami yang
sudah di jelaskas tentang diet
4. Memberikan terapi relaksasi
jantung yang sesuai. Dari hasil
5. Menganjurkan beraktivitasi fisik pemantauan tekanan darah
secara bertahap pasien yaitu TD : 150/90
mmHg, N : 100 x/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

2. 26-11-2022 10:25 “Edukasi menyusui” (I.123930 S: pasien mengatakan Asinya


mulai banyak keluar setelah di
1. Mengidentifikasi kesiapan dan lakukan pemijatan, putingnya
kemampuan menerima informasi sedikit menonjol.
2. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
O : Asi pasien tampan sudah
3. Memberikan kesempatan untuk lancar, bayi Ny.D tidak
bertanya menangis saat menyusu, puting
sedikit menonjol, sudah

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 29


4. Menjelaskan manfaat menyusui melalukan breast care dan pijat
bagi ibu dan bayi ositosin.

5. Mengajarkan 4 (empat) posisi


menyusui dan perlekatan (lacth
on) dengan benar A : masalah belum teratasi

6. Mengajarkan perawatan P : intervensi di lanjutkan


payudara post partum (breast 1. Mengajurkan untuk
care dan pijat oksitosin) melakukan breastcare dan pijat
7. Mengajarkan tekhnik Hoffman oksitosin
Exercise Nipple 2. menganjurkan untuk
melakukan teknik Hoffman
exercise nipples

3. 26-11-2022 14:35 “Manajemen Jalan Napas” (I. S: pasien mengatakan sudah


01011) tidak sesak lagi setelah di
posisikan semi fowler, dan akan
1. Memonitor pola napas memperbanyak minum.
(frekuensi)

2. Memonitor bunyi napas


tambahan O: pasien tampak tidak
menggunakan otot bantu napas
3. Memposisikan semi fowler lagi dan pengembangan dada
tidak cepat, sudah telepas
4. Menganjurkan asupan cairan
oksigen, pasien sudah posisi
2000 ml/hari
semi fowler, tidak ada suara
napas tambahan. Spo : 96%, RR
: 22

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

4. 26-11-2022 14:50 “manajemen Energi (1.05178)” S: pasien mengatakan sudah


belajar untuk duduk, dan bayak
1. Indentifikasi gangguan fungsi pengerakan. Pasien juga
tubuh yang mengakibatkan mengatakan akan melaukan
kelelahan aktivitas secara bertahap.
2. Monitor kelelahan fisik dan
emosional
O: pasien tampak tidak lemes.
3. Monitor lokasi dan Sudah tidak ada gangguan funsi

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 30


ketidaknyamanan selama tubuh yang mengakibatkan
melakukan aktivitas kelelahan, sudah dengan
lingkungan nyaman dan redah
4. Sediakan lingkungan nyaman stimulus, dan sudah melakukan
dan rendah stimulus rentang gerak pasif dan aktif.
5. Melakukan latihan rentang gerak Pasien tampak sudah duduk.
pasif dan aktif

6. Memfasilitasi duduk di sisi A : masalah teratasi


tempat tidur
P : intervensi dihentikan
7. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap

Format pengkajian post partum/universitas respati yogyakarta 31


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. D No.Register : 22663492

Umur : 23 Tahun Diagnosa Medis: PEB

Ruang : Adas Manis Alamat : Kandang Sapi

HARI KEDUA

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

1. 27-11-2022 11:00 “perawatan jantung” (I. 02075) S : pasien mengatakan sudah


tidak lelah dan bagian lehernya
1. Memonitor tekanan darah sudah tidak terasa tegang.
pasien mengatakan akan
2. Memberikan diet jantung yang
memodifikasi gaya hidup yang
sesuai (batasi asupan kafein,
sehat, dan akan melakukan
natrium, kolestrol, dan makanan
aktivitas fisik secara bertahap.
tinggi lemak)

3. Fasilitasi pasien dan keluarga


untuk modifikasi gaya hidup O: pasien tampak sudah rilek
sehat saat diberikan terapi relaksasi,
pasien dapat memahami yang
4. Memberikan terapi relaksasi
sudah di jelaskas tentang diet
5. Menganjurkan beraktivitasi fisik jantung yang sesuai,
secara bertahap beraktivitas fisik secara
bertahap. Dari hasil pemantauan
tekanan darah pasien yaitu TD :
130/95 mmHg, N : 82 x/menit

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

2. 26-11-2022 11:30 “Edukasi menyusui” (I.123930 S: pasien mengatakan Asinya


mulai banyak keluar setelah di
1. Menganjurkan 4 (empat) posisi lakukan pemijatan,dan
menyusui dan perlekatan (lacth perawatan, putingnya sudah
on) dengan benar menonjol.
2. Menganjurkan perawatan
payudara post partum (breast
care dan pijat oksitosin) O : Asi pasien tampan sudah
lancar, bayi Ny.D tidak
3. Menganjurkan pasien untuk menangis saat menyusu, puting
melakukan teknik Hoffman menonjol, sudah melalukan
exercise nipples breast care dan pijat
ositosin.pasien tampak sudah
memahami manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi, pasien
32
tampak sudah memahami 4
posisi menyusui dengan benar,
dan sudah memahami dan bisa
melaukan breast care, keluarga
pasien tampak bisa melakukan
pijat oksitosin.

A : masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

33
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian keperawatan pada Ny.D Post Partum Spontan preeklamsi berat dengan
diagnosa keperawatan Maternitas di ruang barat 2 RSUD Pandan Arang Boyolali
Pengkajian yang dilakukan ditemukan data dari keadaan umum klien Ny D

yaitu kesadaran: composmentis dengan tanda tanda vital TD: 157/90 mmHg,
N: 107 x/menit, Suhu 36,70C, Pernafasan 24 x/menit, BB: 80 kg pasien
mengatakan tekanan darahnya cenderung naik karena kurang beraktivitas,
dan hanya sering berbaring di tempat tidur, dan sering mengkonsumsi
garam yang berlebihan. Ny D berusia 23 Tahun, dan ini merupakan
kehamilan yang pertaman faktor resiko yang menjadi dasar perkembangan
kasus preeklampsi diantaranya adalah usia, primigravida, multigravida,
jarak antar kehamilan, janin besar dan kehamilan dengan janin lebih dari
satu (POGI, 2018).

B. Diagnosis keperawatan pada Ny.D Post Partum Spontan preeklamsi berat dengan
diagnosa keperawatan Maternitas di ruang barat 2 RSUD Pandan Arang Boyolali.
Berdsarkan pengkajian yang dilakukan pada pasienNy D didapatkan prioritas
diagnosa keperawatan adalah Penurunan curah jantung berhubungan dengan
Perubahan afteload dimana tanda dan gejala yang dialami Ny D sama dengan data
mayor dan minor yang terdapat pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
C. Menyusun perencanaan keperawatan pada Ny.D Post Partum Spontan
preeklamsi berat dengan diagnosa keperawatan Maternitas di ruang barat 2
RSUD Pandan Arang Boyolali
Intervensi yang dipilih yaitu Perawatan Jantung, dimana dilakukan sesuai
dengan rencana yang dituliskan pada asuhan keperawatan. Indentifikasi
monitor tekanan darah, berikan diet jantung yang sesuai (batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol, dan makanan tinggi lemak), fasilitasi pasien dan keluarga
untuk modifikasi gaya hidup sehat, Berikan terapi relaksasi, anjurkan
beraktivitasi fisik secara bertahap.

D. Melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny.D Post Partum Spontan


preeklamsi berat dengan diagnosa keperawatan Maternitas di ruang barat 2
RSUD Pandan Arang Boyolali

34
Implementasi berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia, 2018) implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi dan
tidak ada implementasi yang dilakukan diluar intervensi yang telah
direncanakan. Implementasi dapat terlaksana dengan baik dikarenakan adanya
dukungan keluarga dan juga pasien kooperatif sehingga implementasi dapat
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun

E. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny.D Post Partum Spontan preeklamsi


berat dengan diagnosa keperawatan Maternitas di ruang barat 2 RSUD Pandan
Arang Boyolali
Pada kasus Ny D perawatan hari kedua didapatkan bahwa diagnosa
Penurunan curah jantung berhasil diatasi sesuai dengan kriteria hasil.

35
BAB V
ANALISIS JURNAL

A. HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada 30 ibu primipara dan hasil penelitian
menemukan bahwa setelah memberikan latihan Hoffman pada mayoritas
kelompok kontrol 12 (80%) ibu tergolong risiko sedang dan 3 (20%) berisiko
rendah sedangkan pada kelompok eksperimen 11 (75%) ibu berada pada
risiko rendah dan 4 (25%) berada pada risiko sedang mempertaruhkan.
Perbandingan nilai postes eksperimen dan kelompok kontrol (uji-t) juga
menunjukkan 6,82 (P<0,05). menunjukkan sangat signifikan. Jadi kajiannya
mendukung bahwa latihan Hoffman efektif untuk merawat flat dan puting
ditarik.
Ada penipisan yang signifikan di flat dan retraksi puting susu ibu primipara
setelah latihan Hoffman, sehingga telah terbukti menjadi teknik yang efektif
untuk mengurangi puting datar dan tertarik. Oleh karena itu, intervensi ini
harus didorong sebagai kebijakan rumah sakit dan dilaksanakan sebagai
perawatan rutin untuk semua ibu primipara pada kala I persalinan
mengurangi masalah puting datar dan ditarik.

B. KORELASI ANTARA ISI JURNAL DENGAN REALITA KLINIS


Pemberian terapi Hoffman Excercise Nipples masih jarang dilakukan di
Bangsal Nifas. Pemberian terapi ini seharusnya bisa diterapkan bersamaan
dengan perawatan payudara untuk ibu post partum dengan inverted nipples.

C. ANALISIS SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
Dari hasil narrative review yang dilakukan oleh peneliti untuk teknik
hoffman exercise didapatkan hasil dari beberapa penelitian terdahulu
yang menggunakan metode berbeda-beda dengan pemilihan responden

36
yang berbeda juga. Jadi untuk penerapan teknik Hoffman exercise ini
dapat dilakukan pada ibu antenatal maupun postnatal.
2. Weakness (Kelemahan)
Pada jurnal ini peneliti hanya mereview dari penelitian sebelumnya
sehingga peneliti tidak tahu secara langsung bahwa metode Hoffman
exercise nipples dapat diterapkan kepada ibu dengan masalah inverted
nipples.
3. Opportunity (Peluang)
Hasil penelitian ini dapat diterapkan di rumah sakit, karena teknik
Hoffman exercise nipples dapat membantu untuk permasalahan inverted
nipples pada ibu postpartum agar lebih maksimal dlam menyusui
bayinya.
4. Threated (Ancaman)
Tantangan dari jurnal ini adalah masih banyak jurnal yang lebih
memberikan teknik Hoffman excercise langsung kepada responden. Dan
masih ada jurnal-jurnal yang lebih aplikatif atau lebih dapat membantu
ibu dengan permasalahan inverted nipples.

D. MANFAAT JURNAL
1. Bagi mahasiswa
Dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam belajar sehingga mahasiswa
dapat melihat hasil dari efektifitas Teknik Hoffman Exercise Nipples.
Dan dapat menerapkan pada saat praktik melakukan perawatan payudara
kepada ibu dengan permasalahan inverted nipples.
2. Bagi Institusi (RS)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
referensi bagi institusi terutama bagi RSUD Pandan Arang Boyolali.

37
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehamilan serta persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah dan hal yang
sangat dinanti setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran bayinya. Meskipun
persalinan merupakan peristiwa fisiologis namun setiap proses persalinan yang terjadi
beresiko mengalami komplikasi selama persalinan. Hal tersebut dapat memperburuk
kondisi baik ibu maupun bayi selama persalinan berlangsung sehingga berdampak
terjadinya kematian pada ibu dan bayi (Winancy, 2019). Preeklampsia sebagai salah satu
komplikasi persalinan didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala pada ibu hamil
ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140/90 MmHg dan tingginya kadar
protein pada urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia kehamilan ≥ 20 minggu.
Kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, sedangkan untuk edema
tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada
wanita dengan kehamilan normal (POGI, 2018).
Selain dengan preeklamsia banyak juga permasalahan ibu dengan inverted nipples
sehingga banyak ibu yang mengeluhkan bayinya tidak bias menyusu dengan maksimal.
Oleh karena itu harus diterapkan edukasi untuk permasalahan inverted nipples pada ibu
post partum. Salah satunya dengan tekhnik Hoffman Exercise Nipples yang bisa
dilakukan saat perawatan payudara.

B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Rumah Sakit
a. Selalu bekerja sama dengan tim kesehatan atau pihak terkait lainnya
guna memberikan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai
dengan standar pelayanan kesehatan.

38
b. Melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang
pelayanan kesehatan, khususnya pada ibu post partum dengan
permasahalan inverted nipples
2. Institusi Pendidikan
Menambah literatur/referensi tentang asuhan keperawatan pada ibu
postpartum
3. Studi Kasus Selanjutnya
a. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang masalah pada
ibu postpartum dan dapat menerapkan dalam asuhan keperawatan.
b. Memberikan asuhan keperawatan pada ibu postpartum secara
komprehensif.

39

Anda mungkin juga menyukai