T DENGAN GANGGUAN
HALUSINASI PENGLIHATAN DI RSJ Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
Disusun Oleh :
TAHUN 2019
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HALUSINASI
DI RUMAH SAKIT JIWA X
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 29 tahun
Suku : jawa
Agama : islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : jl. Kebangsaan timur
No CM : 2345XXX
Tanggal masuk : 23 November 2019
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. O
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 28 tahun
Suku : jawa
Agama : islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : jl. Kebangsaan timur
Hubungan dengan klien : istri
2
“Pasien mengatakan pernah di rawat di RSJ X sebelumnya namun tidak ingat kapan
tanggalnya, tidak pernah putus obat selama dirawat dirumah”.
“Pasien mengatakan tetangga tidak menerima dirinya karena mengalami gangguan jiwa,
dirinya merasa dikucilkan”
B. DAFTAR MASALAH
No Data Masalah
1. DS : Gangguan Persepsi Sensori :
Pasien mengatakan dirinya sering terbangun saat
Halusinasi Penglihatan
malam hari, pasien melihat bayangan anak kecil
yang mengajak dirinya bermain
DO :
Pasien sering tersenyum sendiri
C. MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan
D. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan
Tujuan umum :
klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi selanjutnya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
3
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman bicara
2.3 Bantu klien mengenal halusinasinya
a. Tanyakan apakah ada sesuatu yang dilihat
b. Apa yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan perawat percaya klien melihat hal itu , namun perawat sendiri tidak
melihatnya.
d. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
2.4 Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
2.5 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut,
sedih,senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
4
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
3.6 Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.7 Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi
5
Data objektif : Pasien tidak komunikatif
b. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan
c. Tujuan
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya
2) Pasien dapat mengenali halusinasi
3) Pasien dapat mempraktekan cara menghalau halusinasi dengan menghardik
4) Pasien dapat minum obat dengan benar
d. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan dan mengenalkan halusinasi pasien
3) Mempraktekan cara menghardik
4) Menjelaskan cara minum obat yang benar
2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi ibu/bapak, perkenalkan saya perawat ( ) senang dipanggil ( ). Saya
akan merawat ibu/bapak dari jam 7 sampai jam 2 nanti, kalau boleh tahu nama
ibu/ bapak siapa?
2) Evaluasi
Bagaimana perasaan ibu/bapak pada pagi hari ini?
3) Kontrak
a) Topik
Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang yang sering dialami ibu/bapak
agar saya mengetahui keadaan ibu / bapak
b) Waktu
Kita berbincang-bincang kurang lebih 30 menit
c) Tempat
Dimana ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalau disini saja
b. Fase kerja
6
:Apakah ibu/bapak sering melihat seseorang tapi tidak ada wujudnya?
:Apa yang sering dia bicarakan?
:Apakah ibu/bapak sering melihatnya atau hanya sewaktu waktu?
:Kapan paling sering ibu/bapak melihatnya?
:Berapa kali sehari ibu/bapak menlihatnya?Pada keadaan apa,apakah waktu sendiri?
:Apakah yang ibu/bapak rasakan pada saat melihat wujud itu?
:Apakah yang ibu/bapak lakukan saat melihat wujud itu?Apakah dengan cara itu
wujud tersebut hilang?Bagaimana kalau kita belajar cara cara untuk mencegah wujud
itu muncul?
:Ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul, Pertama dengan menghardik
wujud tersebut, Kedua dengan cara mengobrol dengan orang lain, Ketiga melakukan
kegiatan yang sudah dijadwalkan dan Keempat minum obat dengan teratur
Caranya sebagai berikut:
Saat wujud itu muncul,Ibu/bapak langsung menutup mata lalu bilang “pergi pergi saya
tidak mau melihat, jangan ganggu saya: begitu diulang sampai wujud itu tak tampak
lagi, Sekarang coba ibu/bapak peragakan, Nah begitu,bagus,coba lagi,ya bagus,sudah
pintar melakukannya.
(Waktu jam minum obat)
:Nah karna ini sudah jam minum obat, ibu/bapak sekarang minum obat ya
:Ibu/bapak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah wujud itu
berkurang atau hilang? Minum obat sangat penting supaya wujud yang ibu/bapak lihat
dan menunggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang ibu minum?
(Perawat menyiapkan obat pasien) ini yang warna orange(CPZ) 3 kali sehari pukul tuju
pagi pukul satu siang dan pukul tujuh malam gunanya untuk menghilangkan suara
suara. Ini yang putih(THP) 3 kali sehari pukulnya sama gunanya untuk rileks dan tidak
kaku sedangkan yang merah jambu(HP) 3 kali sehari, waktunya sama, gunanya untuk
membuat pikiran tenang. Kalau suara suara sudah hilang obatnya tidak boleh
terhentikan. Nanti konsultasi dengan dokter,sebab kalau putus obat satu saja akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikan keadaan semula. Kalau obat habis ibu/bapak
dapat meminta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Ibu/bapak juga harus teliti
memastikan bahwa obat itu benar benar punya ibu/bapak. Jangan sampai keliru dengan
7
milik orang lain. Baca nama kemasannya, pastikan obat diminum pada waktunya
dengan cara yang tepat.
c. Fase terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah kita bercakap cakap? Dan latihan tadi?
2) Evaluasi Objektif
Sekarang coba ibu/bapak ulangi cara tadi yang kita pelajari kemudian kegunaan
dan kerugian tidak minum obat? Ia pintar
3) Kontrak
Topik
:Baiklah, kalau wujud tadi muncul, silahkan coba cara tersebut. Bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya lagi? Bagaimana kalau nanti kita belajar cara
mengendalikan wujud yang ibu lihat dengan cara keduanya?
Waktu
:Ibu/bapak mau bertemu lagi jam berapa? Bagaimana kalau tiga puluh menit lagi?
Berapa lama kita mau latihaan?
Tempat
Dimana tempatnya? Baiklah sampai jumpa?