ABSTRAK
STEMI (ST Elevasi Miokard Infark) adalah kerusakan otot jantung yang progresif
akibat terhentinya aliran arteri koroner secara total sehingga akan menimbulkan
masalah dan mengganggu kebutuhan dasar manusia, salah satunya yaitu
kebutuhan istirahat tidur. Kualitas tidur yang buruk mengakibatkan proses
perbaikan kondisi pasien akan semakin lama, sehingga akan memperpanjang masa
perawatan di rumah sakit. Gangguan pola tidur pada pasien ST Elevasi Miokard
Infark dapat dilakukan dengan pemberian tindakan nonfarmakologi pemberian
posisi tidur semi fowler 300. Tujuan dari studi kasus ini untuk menganalisis
pemberian intervensi posisi tidur semi fowler 300 terhadap perubahan peningkatan
kualitas tidur pada pasien ST Elevasi Miokard Infark dalam pemenuhan kebutuhan
istirahat tidur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode
pendekatan studi kasus. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan
kuesioner kualitas tidur berdasarkan metode PSQI. Subyek dalam studi kasus ini
adalah satu orang pasien dengan ST Elevasi Miokard Infark dengan gangguan
pola tidur di ruang ICVCU RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Hasil studi
menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien STEMI dalam
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur dengan masalah keperawatan gangguan pola
tidur yang dilakukan tindakan keperawatan posisi tidur semi fowler 300 selama 2
kali 24 jam didapatkan hasil terjadi peningkatan kualitas tidur dari skore
kuesioner PSQI 9 (buruk) menjadi 5 (baik). Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian posisi tidur semi fowler 300 berpengaruh terhadap kualitas tidur pasien.
Kata kunci : Posisi Semi Fowler 300, Kualitas Tidur, ST Elevasi Miokard Infark
D3 Nursing Study Program
STIKes Kusuma Husada Surakarta
2019
ABSTRACT
Tabel 4.1 hasil PSQI (dinilai dan Gambar 4.1 Diagram pengkajian
diobservasi) awal Ny.E awal kualitas tidur
Sby Komponen yang Hasil Hasil dari tabel dan diagram 4.1
dinilai diketahui bahwa pengkajian awal
Ny. a. Kualitas tidur 2
E subyektif yang dilakukan dalam studi kasus ini
b. Latensi tidur 0 berfokus pada kualitas tidur pasien.
(kesulitan memulai
tidur) Berdasarkan hasil kuesioner PSQI
c. Lama tidur malam 2 pasien dapat diketahui bahwa saat
d. Efisiensi tidur 2
e. Gangguan ketika 2 pengkajian awal terdapat penurunan
tidur malam kualitas tidur dengan skor 9 yaitu
f. Menggunakan 0
obat-obat tidur termasuk kualitas tidur yang buruk.
g. Terganggunya 1 Berdasarkan diagnosa
aktifitas disiang
hari keperawatan dari pengkajian yang
total 9 dilakukan pada pasien, penulis lebih
menjabarkan kediagnosa gangguan
Hasil Evaluasi Nilai
pola tidur berhubungan dengan pola
PSQI Subjek
tidur yang tidak menyehatkan 10
(00198)(NANDA 2018), sehingga 8
diberikan intervensi keperawatan 6
pretest
tindakan pemberian posisi semi 4
posttest
0 2
fowler 30 .
0
Setelah dilakukan tindakan hari ke 1 hari ke 2
keperawatan pemberian posisi semi Gambar 4.2 Diagram hasil
0
fowler 30 selama 2 hari diketahui evaluasi kualitas tidur
bahwa terdapat peningkatan kualitas Hasil dari tabel 4.2 dan diagram
tidur Ny.E dari buruk menjadi baik 4.2 diketahui bahwa setelah
dengan menggunakan kuesioner dilakukan intervensi keperawatan
PSQI (pretest dan posttest). Data dengan pemberian posisi tidur semi
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 fowler 300 pada evaluasi hari
dan diagram 4.2 pertama sudah mulai menunjukkan
Tabel 4.2 Hasil evaluasi nilai peningkatan kualitas tidur dari skore
PSQI subyek 9 menjadi 7 dilihat dari hasil
Hari/tgl/jam Hasil kuesioner kualitas tidur PSQI yang
Pretest Postest diberikan. Pada evaluasi hari kedua
Evaluasi 1 9 7 kualitas tidur pasien menunjukkan
Kamis, 21
Februari 2019 nilai dalam rentang baik dengan
Evaluasi 2 7 5 skore kuesioner PSQI 5 (kualitas
Jumat, 22
Februari 2019 tidur baik).
Menurut Triyanta dan Haryati
Selanjutnya untuk memperjelas (2011), pasien kritis seperti pasien
hasil dari kualitas tidur Ny.E yang IMA memerlukan istirahat yang
diobservasi setelah dilakukan cukup dan tidur yang berkualitas.
intervensi keperawatan dengan Jika tidak terpenuhi memungkin
0
pemberian posisi semi fowler 30 terjadinya peningkatan insiden
dapat digambarkan pada diagram 4.2. angina di malam hari (nyeri dada),
peningkatan denyut jantung, fowler 300 berpengaruh terhadap
perubahan elektrokardiogram, kualitas tidur pasien dan dapat
tekanan darah tinggi. Saat tidur, menghasilkan kualitas tidur yang
jantung akan berdetak lebih lamban, lebih baik.
tekanan darah menurun dan
pembuluh-pembuluh darah melebar KESIMPULAN DAN SARAN
tetapi perut dan usus tetap bekerja. a. Kesimpulan
Pasien infark miokard akut akan Pemberian posisi tidur semi
mengalami peningkatan denyut fowler 30° pada pasien STEMI
jantung, diharapkan dengan tidur dapat membantu dalam
akan menurunkan denyut jantung meningkatkan kualitas tidur
sehingga denyut jantung menjadi pasien dan akan lebih efektif jika
normal. disertai dengan tindakan medis
Posisi tidur semi fowler 30° akan lainnya.
memperbaiki volume tidal karena b. Saran
tekanan isi perut terhadap diafragma 1. Bagi perawat
akan berkurang, drainase lobus atas Sebagai bahan masukan
paru akan lebih baik dan aliran balik dalam perawat mengambil
vena ke jantung berkurang sehingga langkah-langkah untuk
mengurangi kerja jantung dan akan menerapkan asuhan
mengoptimalkan kualitas tidur keperawatan khususnya
pasien. pada pasien dengan ST
Tindakan pemberian posisi tidur Elevasi Miokard Infark.
semi fowler 30° dimaksudkan untuk 2. Bagi Rumah Sakit
meningkatkan kualitas tidur pada Sebagai referensi dan
pasien STEMI. Hal ini sesuai dengan masukan dalam memberikan
jurnal Sulistyowati (2015) yang asuhan keperawatan yang
membuktikan bahwa sudut posisi komprehensif pada klien
tidur berpengaruh terhadap kualitas dengan ST Elevasi Miokard
tidur pasien infark miokard akut dan Infark dan sebagai masukan
teknik pemberian posisi tidur semi dalam peningkatan mutu
pelayanan keperawatan DAFTAR PUSTAKA
khususnya asuhan Badan Penelitian dan Pengembangan
keperawatan pada pasien Kesehatan. (2018). Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar
dengan ST Elevasi Miokard (RISKESDAS) Nasional.
Infark.
Badan Penelitian dan Pengembangan
3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan. (2013). Laporan
Sebagai referensi dan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional.
wacana dalam
perkembangan ilmu Girsang & Putri, (2017). Asuhan
Keperawatan pada Tn.S
pengetahuan khususnya dengan Prioritas Masalah
dalam bidang ilmu Kebutuhan Dasar Istirahat dan
Tidur : Gangguan Pola Tidur
keperawatan kritis pada di Kelurahan Sari Rejo
klien dengan ST Elevasi Kecamatan Medan Polonia.
Universitas Sumatera Utara
Miokard Infark dimasa yang Goulbout, R. (2010). Insomnia After
akan datang dan acuan bagi Myocardial Infarction: Heart
and Brain Appear to Be
pengembangan laporan Closely Connected. scientific
kasus sejenis. journal Sleep
4. Bagi Pasien dan Keluarga Green, Wendy. (2012). 50 Hal Yang
Memberikan pengetahuan Bisa Anda Lakukan Hari Ini
Untuk Mengatasi Insomnia.
klien dan keluarga Jakarta: PT. Elex Media
mengenai gambaran umum Komputindo.
dengan ST Elevasi Miokard Kemenkes RI. (2016). Promosi
Infark serta perawatan yang Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
benar supaya mendapatkan [Internet]. Jakarta : Kemenkes
perawatan yang tepat. RI