Anda di halaman 1dari 23

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

RESUME KEPERAWATAN PADA NY. S.M DENGAN KISTA OVARIUM DI IGD


OBSETRI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO

NAMA :Anggun Dewi Pertiwi, S.Kep.

NIM : 20014104006

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

MANADO
LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM
A. Pengertian

Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik maupun

solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2010)

Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan jenis

yang bermacam-macam. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang

terjadi pada indung telur atau ovarium. (Laudermilk,2008)

Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan halus. Biasanya bertangkai,

seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista

jernih dan berwarna kuning (Winkjosastro,2010)

Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan didalam jaringan

ovarium. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah flur

dilepaskan sewaktu ovalasi. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan kista

ovarium adalah kista yang paling sering terjadi mempunyai permukaan rata dan halus,

berbentuk kantung berisi cairan jernih dan berwarna kuning yang dapat tumbuh dalam

ovarium ( indung telur ). Kista atau endometriosis adalah penyakit organ rahim pada

wanita yang dapat menyebabkan kemandulan atau infertilitas. Beberapa faktor

penyebab kista adalah faktor genetik, gaya hidup, dan kebersihan lingkungan. Kista

ovarium ini sering terjadi saat menopouse, dan juga sangat berpengaruh pada

kehamilan. Pada saat menopouse kemungkinan untuk dapat terserang kista ovarium

sangatlah besar, untuk itu perlu pemeriksaan yang lebih lanjut agar penderita segera

mendapatkan pertolongan medis karena penyakit ini sangat berbahaya. Kita sebagai

penulis harus
memberikan informasi kepada masyarakat untuk lebih waspada dan peduli terhadap

kesehatan reproduksi yang kita miliki.

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi Reproduksi Wanita

Gambar.1.1kista dalam uterus

Alat reproduksi pada wanita

Alat reproduksi wanita dibagi dua yaitu :

a. Alat reproduksi eksterna

1) Mons Veneris

Adalah daerah diatas simfisis yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubes)

rambut ini tumbuh membentuk sudut lengkung.

2) Labia Mayora

Berada bagian kanan dan kiri berbentuk lonjong yang pada wanita menjelang

dewasa ditumbuhi juga oleh rambut kemaluan.

3) Labia Minora

Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu, disini dijumpai

frenulum, klitoris, preputium dan prenulum prudanti.


4) Klitoris

Besarnya kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi oleh

frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi sifatnya amat

sensitive karena banyak memiliki serabut saraf.

5) Vulva

Alat kandungan luar yang berbentuk lonjong berukuran panjang mulai dari

klitoris, dari kiri dibatasi bibir kecil sampai belakang dibatasi perineum.

6) Vestibulum

Terletak di bawah selaput lender vulva, terdiri dari bulbus vestibula dan kiri disini

dijumpai vestibule mayor (kelenjar bartholini) dan kelenjar vestibulum minor.

7) Hymen

Merupakan selaput yang menutupi intrabus vagina bentuknya berlubang

membentuk semilunaris, anularis tapisan. Bila tidak berlubang disebut atresia

himenalis atau hymen impeforata.

8) Lubang Kemih

Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibagian bawah klitoris disekitar

lubang kemih bagian kiri dan kanan lubang kelenjar skene.

9) Perineum

Terletak diantara vulva dan anus.


b. Alat reproduksi interna

1) Vagina

Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim terletak diantara

saluran kemih dan liang dubur. Dibagian ujung atasnya terletak mulut rahim.

Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. Bentuk dinding

dalamnya berlipat – lipat disebut rugae sedangkan ditengahnya ada bagian yang

lebih keras disebut kolumna ruganum. Dinding vagina terdiri dari lapisan

mukosa, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat.

2) Uterus

Suatu struktur otot yang cukup kuat bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum

sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.

Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear mempunyai rongga

yang terdiri dari tiga bagian dasar yaitu : Badan rahim (korpus uteri) berbentuk

segitiga, leher rahim (service uteri), Rongga rahim (kavum uteri). Besarnya rahim

berbeda-beda tergantung dari usia dan pernah melahirkan anak atau belum.

Ukurannya sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5 – 8 cm x

3,5 – 4 cm x 2 – 2,5 cm : multipara 9 – 9,5 cm x 5,5 – 6 cm x 3 – 3,5 cm. Dinding

rahim secara histologic terdiri dari 3 lapisan : Lapisan serosa (lapisan peritoneum)

diluar, lapisan otot (lapisan miometrium) ditengah, lapisan mukosa

(endometrium) didalam. Sikap dan letak rahim dalam rongga panggul terfikasi

dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh : Tonus rahim sendiri,

tekanan intra abdominal, otot-otot dasar panggul, ligamen-ligamen.


3) Tuba Fallopi

Saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri panjangnya 12 – 13 cm,

diameter 3 – 8 mm, bagian luarnya diliputi oleh peritoneum viseral merupakan

bagian dari ligamentum latum. Bagian dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut

getar yang berfungsi untuk menyalurkan telur dan hasil konsepsi.

Saluran telur terbagi 4 yaitu : Paris intertisialis (intramularis), pars ismika yang

merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit, pars ampularis, dimana

biasanya pembuahan (konsepsi terjadi), infundibulum, yang merupakan ujung

tuba yang terbuka kerongga perut di infudibulum terdapat fimbriae yang berguna

untuk menangkap sel telur (ovum) yang kemudian dapat disalurkan kedalam tuba.

4) Ovarium

Terdapat dua indung telur masing-masing dikanan dan kiri rahim dilapisi

mesovarium dan tergantung dibelakang lig latum. Bentuknya seperti buah

almond, sebesar ibu jari tangan (jempol), berukuran 2,5 – 5 cm x 1,5 – 2 cm x 0,6

– 1 cm. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium lig. Ovarika dan

lig. Infundibulopelvikum.

2. Fisiologi Alat Reproduksi

a. Vagina

Fungsi penting dari vagina ialah :

1. Saluran keluar untuk mengeluarkan darah haid dan secret lain dari rahim.

2. Alat untuk bersenggama.

3. Jalan lahir pada waktu persalinan.


b. Uterus

Fungsi utama uterus (rahim) adalah :

1. Setiap bulan berfungsi untuk siklus haid.

2. Tempat janin tumbuh dan berkembang.

3. Berkontraksi terutama sewaktu bersalin dan sesudah bersalin.

c. Tuba Fallopi

Fungsi utama saluran telur adalah :

1. Sebagian saluran telur menangkap dan membawa ovum.

2. Tempat terjadinya pembuahan.

d. Ovarium

Fungsi indung telur yang utama yaitu :

1. Menghasilkan sel telur (ovum)

2. Menghasilkan hormon-hormon ( progesterone dan estrogen)

3. Ikut serta mengatur haid.

C. Etiologi

Menurut (Yatim,2008) ada beberapa penyebab kista ovarium anatara lain

perempuan usia dewasa tua sampai usia menopause yang timbul karena gangguan

perkembangan folikel ovarium hingga tidak timbul ovulasi.

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada

hipotalamus,hipofisis dan ovarium.

Klasifikasi kista ovarium menurut Nugroho, 2010 adalah ;

1) Tipe kista normal

a. Kista fungsional

Merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini berasal

dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang
normal. Kista ini akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk

melepaskan sel telur yang pada akhirnya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah

kista ini akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista

fungsiaonal terdiri dari :

a) Kista Folikuler

Kista yang terjadi dari folikel normal yang melepaskan ovum yang ada

didalamnya. Terbentuk kantung berisi cairan atau lendir didalam ovarium.

b) Kista Corpus Luteum

Kista ini timbul karena pada waktu pelepasan sel telur terjadi pendarahan dan

lama – lama bisa pecah dan timbul perdarahan yang kadang – kadang perlu

tindakan operasi untuk mengatasinya.

2) Tipe Kista Abnormal

a. Kistadenemo

Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat

jinak, namun dapat membesar dan menimbulkan nyeri.

b. Kista Coklat (endometrioma)

Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena

berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.

c. Kista dermoroid

Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,

rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.

Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.


d. Kista endometriosis

Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar

rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium

setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan

infatilitas.

e. Kista hemorhage

Merupakan kista fungsiaonal yang diseratai perdahaan sehingga menimbulkan

nyeri didalam satu sisi perut bagian bawah.

f. Kista lutein

Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein sesungguhnya

umumnya berasal dari kospus luteum haematoma.

g. Kista polikistik ovarium

Karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu. Besarnya

terjadi setiap bulan, ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk

kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus di lakukan untuk

mengangkat kista tersebuat agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

D. Patofisiologi

Kista Ovarium berkembang sebagai hasil hiperstimulasi ovari yang disebabkan

oleh tingginya lonjakan LH, kadar LH lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak

memperlihatkan androgen estrogen oleh folikel kelenjar adneral folikel anovolusi

degenerasi dan membentuk kista (Corwin, 1999).

Kista folikel berkembang sebagai akibat dari kerusakan atau pecahnya folikel yang

sedang matang atau kegagalan reabsorpsi folikel yang belum matang untuk

mengabsorpsi cairan sesudah ovulasi. Jenis kista ini yaitu non neoplastik dan tidak dapat
tumbuh tanpa pengaruh hormonal kista ini berukuran kecil ( ≤ 6 – 8 cm) dan biasanya

tanpa gejala ( Winkjosastro, 2010).

Kista karpus luteum disebabkan sekresi hormon progerterone kista ini dapat

menyebabkan menstruasi tidak teratur atau menstruasi terlalu lama. Hal ini disertai

dengan nyeri abdomen bawah dan pelvis (ilham,2008)

PATHWAY
E. Manifestasi klinis

1. Gejala – gejala akibat kista ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut. gejala kista

secara umum antara lain : Rasa nyeri yang menetap dirongga panggul disertai rasa

agak gatal, rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh

bergerak, perut membesar, rasa nyeri timbul begitu siklus menstruasi selesai,

perdarahan menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin perdarahan lebih lama,

mungkin lebih pendek atau tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau

siklus menstruasi tidak teratur.

2. Menurut Winkjosastro, 2010.

a. Gejala akibat pertumbuhan dapat menimbulkan

1) Rasa berat di abdomen bagian bawah.

2) Mengganggu miksi atau defekasi.

3) Tekanan kista ovarium dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada tingkat

tungkai bawah.

b. Gejala akibat hormonal

Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita bila menjadi tumor dapat

mengganggu menstruasi, tumor sel granulose dapat menimbulkan hipermenorea

sedangkan tumor menimbulkan archenoblastoma dapat menimbulkan amenorea.


c. Gejala akibat komplikasi

1) Perdarahan kedalam kista

Terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista

yang menimbulkan gejala nyeri perut mendadak.

2) Putaran tungkai

Adanya putaran tungkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum

infundibulepelvikum terhadap peritoneum dan ini menimbulkan rasa sakit

karena vena lebih mudah tertekan dan terjadi pembendungan darah dan dapat

terjadi robekan dinding kista, untuk itu perlu tindak lanjut.

3) Infeksi pada kista

Cenderung mengalami peradangan dan disusul penanahan.

F. Pemeriksaan Penunjang

Metode – metode yang biasa dijadikan diagnosis yang tepat adalah :

1. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal

dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.

2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor

berasal dari uterus ovarium atau kandung kencing, apakah tumor lasik atau solid

dan dapat dibedakan juga antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang

tidak.

3. Fotorontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks selanjutnya pada

kista demoroid kadang – kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista.
4. Parasentesis

Fungsi pada asitis berguna untuk menentukan sebab asites yang berguna

untuk mencemarkan kavum peritonei isi kista bila dinding kista tertusuk

5. Pemeriksaan kadar HCG

Untuk menyisihkan ada tidaknya kehamilan

6. Pemeriksaan CS -125

Untuk mengetahui apakah terjadi proses keganasan pada kista.

G. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksan

ann umum

a. Apabila kistanya kecil misal sebesar permen dan pada pemeriksaan

sonogram tidak terlihat tanda – tanda keganasan biasanya dilakukan

laparaskopi.

b. Apabila kistanya agak besar biasanya dilakukan laparatomi

c. Untuk polikistik ovarium biasanya dengan pengobatan oral yaitu pil

KB gabungan estrogen – progesteron untuk mengurangi ukuran

besar kista.
PENGKAJIAN
GAWAT DARURAT

Nama Mahasiswa : Anggun Pertiwi Tanggal : 25 Mei 2021


NIM : 20014104006 Tempat : Ruangan IGD Obsetri

Identitas
Nama : Ny.S.M
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sumompo
Diagnosa Medis : Kista Ovarium
Tgl/Jam Pengkajian : 25 Mei 2021 Jam 09.00 Wita
1. Pengkajian Kondisi Mental
A : Pasien Sadar penuh (Compos Mentis)
V : Klien merespon terhadap pertanyaan perawat
P : Ada respon rangsangan nyeri
U : Pasien sadar penuh

2. Primary Survey
Airway : Tidak ditemukan gangguan pada jalan napas
Breathing : Pola napas abnormal, 24x/menit
Circulation : Akral dingin, CRT <3detik
Disability : GCS 15, Pasien sadar penuh

3. Secondary Survey
EKG/Exposure : EKG normal, Sinus Rhythm
Fluid dan Farenheit : Pasien terpasang IVFD NaCL 0,9%
Get Vital Sign : TTV : 120/90 mmHg, N : 94x/menit, R :
24x/m, SB : 36,5
History :
 Keluhan Utama : Nyeri
 Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien masuk RS dengan keluhan nyeri panggul sejak 3 bulan lalu, merasa
mual dan sesak, klien juga mengatakan mengalami penurunan berat
badan dari 50 kg menjadi 40 kg. Saat pengkajian klien mengatakan
nyeri dibagian abdomen bawah , klien tampak sesak napas, klien
terpasang Nasal canul 2L, Klien mengatakan nafsu makan menurun
dan merasa mual, klien mengatakan khawatir tentang keadaanya
dikarenakan pasien masih muda

 RPD/RPK : Klien tidak memiliki Riwayat penyakit dahulu, keluarga


mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit seperti klien dan
penyakit penyerta lainnya

Head to Toe
Kepala : Bersih , rambut berwarna hitam pekat
Mata : Simetris,sklera putih konjngtiva anemis
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada serumen
Mulut : bibir kering, membran mukosa pucat, terdapat sariawan, gigi bersih.
Leher : Tidak ada tanda pembengkakan
Dada : Terdapat otot bantu pernapasan
Perut : Belum ada tanda-tanda pembengkakan atau asites
Kelamin : Tidak dikaji dikarenakan pasien menolak
Ekstremitas Atas : Tidak ada gangguan
Ekstremitas Bawah : Tidak ada gangguan
Anus : Tidak ada tanda-tanda pembengakan
Kulit : Putih bersih, CRT <3 detik
Psikososial : Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya dikarenakan
klien masih muda, klien mengatakan ingin segera cepat sembuh
Px Penunjang :
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Leukosit 10.1 4.0 – 10.0 10^3µL
Eritrosit 4.62 4.70 – 6.10 10^6µL
Hemoglobin 12.8 13.0 – 16.5 g/dL
Hematokrit 39.2 39.0 – 51.0 %
Trombosit 284 150 – 450 10^3µL
MCH 28.7 27.0 – 35.0 Pg
MCHC 31.4 30.0 – 40.0 g/dL
MCV 81.9 80.0 – 100.0 fL

Nama Obat/ terapi Dosis Frekuensi Cara


Pemberian
NaCl 0,9% 500mg /8 Jam IV
Ceftriaxone 1 vial /24jam IV

Analisa Data
Data Etiology Masalah
DS : Hipoventilasi Pola napas tidak
Pasien mengatakan efektif
merasa sesak napas
terutama saat berbaring

DO :
Pasien tampak sesak
R = 24x/menit
Terpasang Nasal Canul
2L
Terdapat otot bantu
pernapasan
Pernapasan tachypnea

Faktor Situasional Ansietas


Ds :
Klien mengatakan merasa
cemas dengan
keadaannya,
Klien mengatakan klien
masih muda dan takut
dengan keadaannya
Klien mengatakan ingin
cepat segera sembuh

Do :
Klien tampak gelisah
Klien tampak tegang saat
dilakukan pemeriksaan
Frekuensi napas
meningkat
Klien tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk

Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan sindrom hipoventilasi (D.0005)
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0080)
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
.
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam Observasi
sindrom hipoventilasi diharapkan pola napas membaik  Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
(D.0005) dengan kriteria hasil : usaha, nafas)
 Monitor Bunyi nafas (mis. Gurgling, mengi,
Pola napas (L.01004) wheezing, ronchi, kering)
 Dispnea menurun
 Frekuensi napas membaik Terapeutik
 Posisikan semifowler atau fowler
 Berikan minum air hangat
 Berikan Oksigen

Edukasi
 Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari , jika tidak
kontraindikasi

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran mukolitik, jika perlu

2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Tindakan Reduksi ansietas (I.09314)


dengan krisis situasional keperawatan selama 1x8 jam Observasi
(D.0080) diharapkan ansietas menurun  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
dengan kriteria hasil :  Monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik
Tingkat Ansietas (L.09093)  Ciptakan suasana terapeutik untuk
 Perilaku gelisah menurun menumbuhkan kepercayaan
 Perilaku tegang menurun  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
 Pucat menurun jika perlu
 Pola tidur membaik  Paham isituasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan

Edukasi
 Infurmasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Latih Teknik relaksasi

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas,jika perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Hari/tangga Jam Implementasi Evaluasi
l
1. Pola napas tidak 25 Mei 2021 09.30 Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha, nafas) 11.30
efektif H : Pola napas abnormal, tachypnea ,
berhubungan R :24x/m S:
dengan sindrom Klien mengatakan masih merasa
hipoventilasi 09.32 Monitor Bunyi nafas sesak
(D.0005) H : Tidak ada bunyi napas tambahan
O:
09.35 Memposisikan semifowler atau fowler R : 24x/m
H : Klien diberikan posisi semifolwer yang dapat Klien dalam posisi semifowler
membantu meringankan sesak Terpasang nasal canul 2L

09.45 Berikan minum air hangat A : Masalah belum teratasi


H : Keluarga klien tampak memberikan air hangat seperti sesuai dengan kriteria hasil
teh manis untuk klien
P : Hentikan intervensi , klien
09.05 Berikan Oksigen dipindahkan di rawat inap
H : Klien terpasang Nasal canul 2 L

09.50 Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari


H : Klien dan keluarga mengerti tentang pentingnya
asupan cairan

2. Ansietas 25 mei 2021 10.00 Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah 11.30
berhubungan H : Ansietas yang dialami klien yaituu ansietas ringan S:
dengan krisis Klien mengatakan sudah tidak
situasional 10.05 Memonitor tanda-tanda ansietas terlalu cemas dikarenakan sudah
(D.0080) H : Klien tampak gelisah, klien tampak tegang tau tentang pengobatan yang
10.10 Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan akan dijalani
kepercayaan
H : Klien mau menceritakan tentang ansietasnya kepada O:
perawat Klien tampak masih gelisah
Klien tampak mengerti tentang
10.11 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika perlu Teknik relaksasi napas dalam
H : Tampak keluarga pasien selalu mendampingi pasien dan terapi music

10.15 Pahami situasi yang membuat ansietas A : Masalah belum teratasi


H : Pasien mengatakan cemas dengan keadaannya karena
mendapat penyakit bagian reproduksi p : Hentikan intervensi, pasien
dipindahkan di rawat inap
10.20 Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
H : Perawat menggunakan Teknik terapeutik

10.25 Infomasikan secara factual mengenai diagnosis,


pengobatan, dan prognosis
H : Klien mengatakan mengerti tentang apa yang sudah
dijelaskan perawat

10.30 Melatih Teknik relaksasi seperti napas dalam untuk


merelaksasikan pikiran dan terapi music untuk
meringankan kecemasan
H:
Klien tampak mampu mendemonstrasikan kembali Teknik
napas dalam yaitu menarik napas 3 detik, tahan 3 detik,
kemudian hembuskan, Klien tampak suka mendengarkan
music Ketika sedang cemas atau sedih
OUTLINE JURNAL PENELITIAN

Metode Penelusuran Jurnal : GoogleSchoolar


Judul : EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT ANSIETAS
PADA BERBAGAI KONDISI PASIEN : LITERATUR REVIEW
Penulis : Valentina B.M Lumbantobing
Latar Belakang dan Tujuan penelitian :
Ansietas (kecemasan) dapat mempengaruhi/ meningkatkan produktivitas seseorang dan kapasitas
dalam beradaptasi, namun kecemasan juga bisa menyebabkan keadaan yang maladaptive,
menjadi stressor, ketakutan, hambatan atau gangguan somatik
Metode Penelitian
Outcome Jurnal
Diharapkan Terapi music klasik dapat membantu merelaksasikan pasien dengan kecemasan
Kesimpulan Jurnal :
Adanya pengaruh terapi music pada pasien dengan masalah ansietas
No. P I C O
(PATIENT/PROBLEM) (INTERVENTION (COMPARATIVE (OUTCOME)
INTERVENTION)
1. .Ansietas dapat juga Strategi pencarian data Berdasarkan hasil pencarian Hasil analisa
didefenisikan sebagai diperoleh dari beberapa dari database, diperoleh 26 buah didapatkan bahwa
suatu mekanisme dari database, kemudian artikel/jurnal yang relevan satu sebagai bentuk
individu yang dianalisa.Database yang dengan yang lain. Setelah
digunakan adalah melalui komplementary terapi,
diperhadapkan pada dilakukan seleksi yang sesuai
link ke www.unpad.ac.id, terapi musik telah
adanya stressor / dengan deskriptor dan masalah
kemudian link ke Pubmed, terbukti dapat
masalah. yang akan dibahas, yaitu
Chinal, Chochrane and mengatasi beberapa
Pengaruh Terapi Musik
Proquest Medical Library, masalah dan kesulitan
Medline dan Ebsco. Kata Terhadap Penurunan Tingka
Ansietas, maka dari 26 jurnal pasien dengan cara
kunci yang digunakan untuk
semua pencarian adalah tersebut, didapat 7 jurnal yang yang efektif dimana
sama, yaitu dengan sesuai dengan kriteria peneliti, dapat menurunkan
menggunakan keyword : sehingga dalam literatur tingkat ansietas pada
theraphy music, anxietas, pasien
theraphy complementary review ini akan membahas
music. tentang ke 7 jurnal tersebut

Anda mungkin juga menyukai