NIM : 20014104006
MANADO
LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM
A. Pengertian
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik maupun
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan jenis
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista
Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan didalam jaringan
ovarium. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah flur
dilepaskan sewaktu ovalasi. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan kista
ovarium adalah kista yang paling sering terjadi mempunyai permukaan rata dan halus,
berbentuk kantung berisi cairan jernih dan berwarna kuning yang dapat tumbuh dalam
ovarium ( indung telur ). Kista atau endometriosis adalah penyakit organ rahim pada
penyebab kista adalah faktor genetik, gaya hidup, dan kebersihan lingkungan. Kista
ovarium ini sering terjadi saat menopouse, dan juga sangat berpengaruh pada
kehamilan. Pada saat menopouse kemungkinan untuk dapat terserang kista ovarium
sangatlah besar, untuk itu perlu pemeriksaan yang lebih lanjut agar penderita segera
mendapatkan pertolongan medis karena penyakit ini sangat berbahaya. Kita sebagai
penulis harus
memberikan informasi kepada masyarakat untuk lebih waspada dan peduli terhadap
1) Mons Veneris
Adalah daerah diatas simfisis yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubes)
2) Labia Mayora
Berada bagian kanan dan kiri berbentuk lonjong yang pada wanita menjelang
3) Labia Minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu, disini dijumpai
Besarnya kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi oleh
frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi sifatnya amat
5) Vulva
Alat kandungan luar yang berbentuk lonjong berukuran panjang mulai dari
klitoris, dari kiri dibatasi bibir kecil sampai belakang dibatasi perineum.
6) Vestibulum
Terletak di bawah selaput lender vulva, terdiri dari bulbus vestibula dan kiri disini
7) Hymen
8) Lubang Kemih
Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibagian bawah klitoris disekitar
9) Perineum
1) Vagina
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim terletak diantara
saluran kemih dan liang dubur. Dibagian ujung atasnya terletak mulut rahim.
Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. Bentuk dinding
dalamnya berlipat – lipat disebut rugae sedangkan ditengahnya ada bagian yang
lebih keras disebut kolumna ruganum. Dinding vagina terdiri dari lapisan
2) Uterus
Suatu struktur otot yang cukup kuat bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum
Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear mempunyai rongga
yang terdiri dari tiga bagian dasar yaitu : Badan rahim (korpus uteri) berbentuk
segitiga, leher rahim (service uteri), Rongga rahim (kavum uteri). Besarnya rahim
berbeda-beda tergantung dari usia dan pernah melahirkan anak atau belum.
rahim secara histologic terdiri dari 3 lapisan : Lapisan serosa (lapisan peritoneum)
(endometrium) didalam. Sikap dan letak rahim dalam rongga panggul terfikasi
dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh : Tonus rahim sendiri,
Saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri panjangnya 12 – 13 cm,
bagian dari ligamentum latum. Bagian dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut
Saluran telur terbagi 4 yaitu : Paris intertisialis (intramularis), pars ismika yang
merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit, pars ampularis, dimana
tuba yang terbuka kerongga perut di infudibulum terdapat fimbriae yang berguna
untuk menangkap sel telur (ovum) yang kemudian dapat disalurkan kedalam tuba.
4) Ovarium
Terdapat dua indung telur masing-masing dikanan dan kiri rahim dilapisi
almond, sebesar ibu jari tangan (jempol), berukuran 2,5 – 5 cm x 1,5 – 2 cm x 0,6
– 1 cm. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium lig. Ovarika dan
lig. Infundibulopelvikum.
a. Vagina
1. Saluran keluar untuk mengeluarkan darah haid dan secret lain dari rahim.
c. Tuba Fallopi
d. Ovarium
C. Etiologi
perempuan usia dewasa tua sampai usia menopause yang timbul karena gangguan
a. Kista fungsional
Merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini berasal
dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang
normal. Kista ini akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk
melepaskan sel telur yang pada akhirnya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah
kista ini akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista
a) Kista Folikuler
Kista yang terjadi dari folikel normal yang melepaskan ovum yang ada
Kista ini timbul karena pada waktu pelepasan sel telur terjadi pendarahan dan
lama – lama bisa pecah dan timbul perdarahan yang kadang – kadang perlu
a. Kistadenemo
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena
c. Kista dermoroid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,
rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar
setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan
infatilitas.
e. Kista hemorhage
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein sesungguhnya
Karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu. Besarnya
terjadi setiap bulan, ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk
kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus di lakukan untuk
mengangkat kista tersebuat agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
D. Patofisiologi
oleh tingginya lonjakan LH, kadar LH lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak
Kista folikel berkembang sebagai akibat dari kerusakan atau pecahnya folikel yang
sedang matang atau kegagalan reabsorpsi folikel yang belum matang untuk
mengabsorpsi cairan sesudah ovulasi. Jenis kista ini yaitu non neoplastik dan tidak dapat
tumbuh tanpa pengaruh hormonal kista ini berukuran kecil ( ≤ 6 – 8 cm) dan biasanya
Kista karpus luteum disebabkan sekresi hormon progerterone kista ini dapat
menyebabkan menstruasi tidak teratur atau menstruasi terlalu lama. Hal ini disertai
PATHWAY
E. Manifestasi klinis
1. Gejala – gejala akibat kista ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut. gejala kista
secara umum antara lain : Rasa nyeri yang menetap dirongga panggul disertai rasa
agak gatal, rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh
bergerak, perut membesar, rasa nyeri timbul begitu siklus menstruasi selesai,
mungkin lebih pendek atau tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau
3) Tekanan kista ovarium dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada tingkat
tungkai bawah.
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita bila menjadi tumor dapat
2) Putaran tungkai
karena vena lebih mudah tertekan dan terjadi pembendungan darah dan dapat
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal
dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus ovarium atau kandung kencing, apakah tumor lasik atau solid
dan dapat dibedakan juga antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.
3. Fotorontgen
kista demoroid kadang – kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista.
4. Parasentesis
Fungsi pada asitis berguna untuk menentukan sebab asites yang berguna
untuk mencemarkan kavum peritonei isi kista bila dinding kista tertusuk
6. Pemeriksaan CS -125
G. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksan
ann umum
laparaskopi.
besar kista.
PENGKAJIAN
GAWAT DARURAT
Identitas
Nama : Ny.S.M
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sumompo
Diagnosa Medis : Kista Ovarium
Tgl/Jam Pengkajian : 25 Mei 2021 Jam 09.00 Wita
1. Pengkajian Kondisi Mental
A : Pasien Sadar penuh (Compos Mentis)
V : Klien merespon terhadap pertanyaan perawat
P : Ada respon rangsangan nyeri
U : Pasien sadar penuh
2. Primary Survey
Airway : Tidak ditemukan gangguan pada jalan napas
Breathing : Pola napas abnormal, 24x/menit
Circulation : Akral dingin, CRT <3detik
Disability : GCS 15, Pasien sadar penuh
3. Secondary Survey
EKG/Exposure : EKG normal, Sinus Rhythm
Fluid dan Farenheit : Pasien terpasang IVFD NaCL 0,9%
Get Vital Sign : TTV : 120/90 mmHg, N : 94x/menit, R :
24x/m, SB : 36,5
History :
Keluhan Utama : Nyeri
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien masuk RS dengan keluhan nyeri panggul sejak 3 bulan lalu, merasa
mual dan sesak, klien juga mengatakan mengalami penurunan berat
badan dari 50 kg menjadi 40 kg. Saat pengkajian klien mengatakan
nyeri dibagian abdomen bawah , klien tampak sesak napas, klien
terpasang Nasal canul 2L, Klien mengatakan nafsu makan menurun
dan merasa mual, klien mengatakan khawatir tentang keadaanya
dikarenakan pasien masih muda
Head to Toe
Kepala : Bersih , rambut berwarna hitam pekat
Mata : Simetris,sklera putih konjngtiva anemis
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada serumen
Mulut : bibir kering, membran mukosa pucat, terdapat sariawan, gigi bersih.
Leher : Tidak ada tanda pembengkakan
Dada : Terdapat otot bantu pernapasan
Perut : Belum ada tanda-tanda pembengkakan atau asites
Kelamin : Tidak dikaji dikarenakan pasien menolak
Ekstremitas Atas : Tidak ada gangguan
Ekstremitas Bawah : Tidak ada gangguan
Anus : Tidak ada tanda-tanda pembengakan
Kulit : Putih bersih, CRT <3 detik
Psikososial : Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya dikarenakan
klien masih muda, klien mengatakan ingin segera cepat sembuh
Px Penunjang :
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Leukosit 10.1 4.0 – 10.0 10^3µL
Eritrosit 4.62 4.70 – 6.10 10^6µL
Hemoglobin 12.8 13.0 – 16.5 g/dL
Hematokrit 39.2 39.0 – 51.0 %
Trombosit 284 150 – 450 10^3µL
MCH 28.7 27.0 – 35.0 Pg
MCHC 31.4 30.0 – 40.0 g/dL
MCV 81.9 80.0 – 100.0 fL
Analisa Data
Data Etiology Masalah
DS : Hipoventilasi Pola napas tidak
Pasien mengatakan efektif
merasa sesak napas
terutama saat berbaring
DO :
Pasien tampak sesak
R = 24x/menit
Terpasang Nasal Canul
2L
Terdapat otot bantu
pernapasan
Pernapasan tachypnea
Do :
Klien tampak gelisah
Klien tampak tegang saat
dilakukan pemeriksaan
Frekuensi napas
meningkat
Klien tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan sindrom hipoventilasi (D.0005)
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0080)
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
.
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam Observasi
sindrom hipoventilasi diharapkan pola napas membaik Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
(D.0005) dengan kriteria hasil : usaha, nafas)
Monitor Bunyi nafas (mis. Gurgling, mengi,
Pola napas (L.01004) wheezing, ronchi, kering)
Dispnea menurun
Frekuensi napas membaik Terapeutik
Posisikan semifowler atau fowler
Berikan minum air hangat
Berikan Oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari , jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran mukolitik, jika perlu
Terapeutik
Tingkat Ansietas (L.09093) Ciptakan suasana terapeutik untuk
Perilaku gelisah menurun menumbuhkan kepercayaan
Perilaku tegang menurun Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
Pucat menurun jika perlu
Pola tidur membaik Paham isituasi yang membuat ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi
Infurmasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas,jika perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Hari/tangga Jam Implementasi Evaluasi
l
1. Pola napas tidak 25 Mei 2021 09.30 Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha, nafas) 11.30
efektif H : Pola napas abnormal, tachypnea ,
berhubungan R :24x/m S:
dengan sindrom Klien mengatakan masih merasa
hipoventilasi 09.32 Monitor Bunyi nafas sesak
(D.0005) H : Tidak ada bunyi napas tambahan
O:
09.35 Memposisikan semifowler atau fowler R : 24x/m
H : Klien diberikan posisi semifolwer yang dapat Klien dalam posisi semifowler
membantu meringankan sesak Terpasang nasal canul 2L
2. Ansietas 25 mei 2021 10.00 Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah 11.30
berhubungan H : Ansietas yang dialami klien yaituu ansietas ringan S:
dengan krisis Klien mengatakan sudah tidak
situasional 10.05 Memonitor tanda-tanda ansietas terlalu cemas dikarenakan sudah
(D.0080) H : Klien tampak gelisah, klien tampak tegang tau tentang pengobatan yang
10.10 Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan akan dijalani
kepercayaan
H : Klien mau menceritakan tentang ansietasnya kepada O:
perawat Klien tampak masih gelisah
Klien tampak mengerti tentang
10.11 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika perlu Teknik relaksasi napas dalam
H : Tampak keluarga pasien selalu mendampingi pasien dan terapi music