KEPERAWATAN JIWA
OLEH:
SUSWINARTI
NIM.1930075
1. Pengertian
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal
(pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati F dan Hartono Y, 2011).
2. Etiologi
Menurut Yosep I (2011), salah satu dari faktor penyebab halusinasi adalah faktor
predisposisi yaitu faktor perkembangan, sosiokultural,biokimia, psikologis, genetik dan pola asuh.
Menurut Stuart (2006), faktor predisposisi penyebab terjadinyahalusinasi adalah biologis,
psikologis dan sosial budaya. Menurut Stuart (2006), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah biologis, stress lingkungan dan sumber koping.
3. Manifestasi Klinis
Tahap I (halusinasi bersifat tidak menyenangkan) tahap II(halusinasi bersifat menjijikkan)
tahap III (halusinasi bersifatmengendalikan) tahap IV (halusinasi bersifat menaklukkan).
4. Jenis–Jenis Halusinasi
Menurut Maramis, (2004) :
1. Halusinasi penglihatan (visual , optik),
2. Halusinasi pendengaran (auditif ,akustik),
3. Halusinasi pencium (olfaktorik),
4. halusinasi pengecap (gustatorik),
5. halusinasi peraba (taktil),
6. halusinasi kinestik,
7. halusinasi viseral,
8. halusinasi hipnagogik,
9. halusinasi hipnopomik
10. halusinasi histerik.
5. Tanda Gejala Halusinasi
1. Berbicara dan tertawa sendiri
2. Ketidaktepatan orang tempat dan waktu
3. Konsentrasi rendah
4. Pikiran cepat berubah-ubah
5. Pembicaraan kadang kacau atau tidak masuk akal
6. Ketakutan / ekspresi wajah tegang
7. Sikap curiga dan bermusuhan
8. Menarik diri dan menghidar dari orang lain
6. Patofisiologi
Menarik Diri
( Isolasi sosial )
Penurunan minat
Perilaku kekerasan
8. Tinjauan Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditarik dari pohon masalah tersebut adalah :
1. Defisit perawatan diri
2. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Fokus Intervensi
Menurut Rasmun (2001) tujuan utama, tujuan khusus, dan rencana tindakan dari
diagnosa utama : resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Klien tidak mencederai diri sendiri dan orang lain.
2. Tujuan khusus
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1) Kriteria evaluasi:
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau
mengutarakan masalah yang dihadapi.
2) Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan :
a) Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal.
b) Perkenalkan diri dengan sopan.
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d) Jelaskan tujuan pertemuan.
e) Jujur dan menepati janji.
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk memperlancar hubungan interaksi selanjutnya.
TUK II : Klien dapat mengenal halusinasi
1) Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat menyebutkan waktu, isi dan frekuensi timbulnya halusinasi.
b) Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya.
2) Intervensi
a) Adakan sering dan singkat secara bertahap
Rasional :
Kontak sering dan singkat selain upaya membina hubungan saling percaya juga dapat memutuskan
halusinasinya.
b) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya. Bicara dan tertawa tanpa
stimulus, memandang ke kiri dan ke kanan seolah-olah ada teman bicara.
Rasional:
Mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam melakukan intervensi.
c) Bantu klien mengenal halusinasinya dengan cara :
1. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di dengar.
2. Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dikatakan.
3. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada sahabat tanpa menuduh/menghakimi).
4. Katakan pada klien bahwa ada juga klien lain yang sama seperti dia.
5. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.
Rasional :
Mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk menghindari faktor timbulnya halusinasi.
d) Diskusikan dengan klien tentang :
1. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi.
2. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan malam atau jika sendiri,
jengkel, sedih)
Rasional :
Dengan mengetahui waktu, isi dan frekuensi munculnya halusinasi mempermudah tindakan
keperawatan yang akan dilakukan perawat.
e) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih,
tenang) beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
Rasional :
Untuk mengidentifikasi pengaruh halusinasi pada klien.
TUK III : Klien dapat mengontrol halusinasinya.
1) Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan
halusinasinya.
b) Klien dapat menyebutkan cara baru.
c) Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan dengan
klien.
d) Klien dapat melakukan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasi.
e) Klien dapat mengetahui aktivitas kelompok.
2) Intervensi
a) Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
menyibukkan diri sendiri dan lain-lain)
Rasional :
Upaya untuk memutus siklus halusinasi sehingga halusinasi tidak berlanjut.
b) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian.
Rasional :
Reinforcement dapat mneingkatkan harga diri klien.
c) Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi :
1. Katakan : “Saya tidak mau dengar kau” pada saat halusinasi muncul.
2. Menemui orang lain atau perawat, teman atau anggota keluarga yang lain untuk bercakap-
cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar.
3. Membuat jadwal sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul.
4. Meminta keluarga/teman/perawat, jika tampak bicara sendiri.
Rasional:
Memberikan alternatif pilihan untuk mengontrol halusinasi.
d) Bantu klien memilih cara dan melatih cara untuk memutus halusinasi secara bertahap,
misalnya dengan :
1. Mengambil air wudhu dan sholat atau membaca al-Qur’an.
2. Membersihkan rumah dan alat-alat rumah tangga.
3. Mengikuti keanggotaan sosial di masyarakat (pengajian, gotong royong).
4. Mengikuti kegiatan olah raga di kampung (jika masih muda).
5. Mencari teman untuk ngobrol.
Rasional :
Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih salah satu cara untuk
mengendalikan halusinasi dan dapat meningkatkan harga diri klien.
e) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih.
Evaluasi : hasilnya dan beri pujian jika berhasil.
Rasional :
Memberi kesempatan kepada klien untuk mencoba cara yang telah dipilih.
f) Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita dan stimulasi
persepsi.
Rasional :
Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan interprestasi realitas akibat halusinasi.
I. IDENTITAS KLIEN
Klien mulai mendengar suara-suara semenjak suaminya meninggal 3 tahun lalu. Suara itu
Bila ya jelaskan____________________________________________________
2. Pengobatan sebelumnya
tidak
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1 Aniaya Fisik - - -
2 Aniaya Seksual - - -
3 Penolakan - - -
4 Kekerasan dalam - - -
keluarga
5 Tindakan kriminal - - -
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan: -
ya √ tidak
Keperawatan:__________________________________________
V. STATUS MENTAL
1.Penampilan
√ tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian
biasanya
2. Kesadaran
Kualitatif
sebutkan______________________________
hipnosa disosiasi:
sebutkan____________________________________
3. Disorientasi
Jelaskan : Saat klien diberi pertanyaan tentang jam dan hari mampu menjawab
dengan benar.
Diagnosa Keperawatan : -
Kelambatan:
Peningkatan:
lain-2 sebutkan
5. Afek/ Emosi
panik
6. Persepsi
Macam Halusinasi
sebutkan...................
Jelaskan : Saat Pengkajian keluarga klien mengatakan, klien pernah bicara sendiri
dan menangis sendiri, seperti diajak bicara oleh orang-orang yang sudah meninggal, klien
juga merasa ada yang memanggil-manggil namanya untuk ikut dan yang memanggil
7. Proses Pikir
Arus Pikir
sebutkan..
Jelaskan : Saat diajak bicara klien bicaranya lambat dan tidak menyambung serta
Isi Pikir
kejaran dosa
Jelaskan :-.
Diagnosa Keperawatan: -.
Bentuk Pikir
realistik nonrealistik
√ autistik dereistik
8. Memori
Jelaskan : Klien tidak mengakui sakit yang dia alami dan mengaku sehat jiwa.
VI. FISIK
1. Keadaan umum
P: 20 x/ menit
turun naik
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Klien merasa tidak puas dengan tubuh tubuh yang dimiliki
e. Harga diri : klien merasa malu akan apa yang terjadi pada dirinya
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Garis Keturunan
: Garis Perkawinan
: Cerai
: Tinggal Serumah
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
Keadaan klien yang sulit untuk bergerak menghambat proses hubungan dengan orang
lain
Klien mengatakan tidak memiliki konflik dengan orang lain selain dengan mantan
suaminya
c. Kegiatan ibadah
1. Makan
2. BAB/BAK
total
3. Mandi
total
4. Berpakaian/berhias
total
total
7. Pemeliharaan kesehatan
Belanja √ Ya Tidak
Transportasi √ Ya Tidak
Lain-lain √ Ya Tidak
Jelaskan :-
Diagnosa Keperawatan :-
Adatif Maladaptif
Diagnosa Keperawatan :
____________________________________________________________
Lainnya _____________________________________________________________
Diagnosa medik :
Halusinasi Pendengaran
Terapi medik :
1. Isolasi Sosial
Analisa Data
PERTEMUAN I
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tampak tenang, tidak rapi, kesulitan berjalan, kontak mata kurang, mau berjabat
tangan namun tampak malu, mampu menjawab salam dan penerimaan pada tamu
cukup baik.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya, mengenali halusinasinya dan mampu
4. Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientassi
1. Salam Terapeutik
Klien :”hmmmmmm”
2. Kontrak
?”
Klien : ”Iya”
Klien : ”Iya”
b. Fase Kerja
Keluarga :”Biasanya muncul saat klien sendiri, kalau seminggu ada kalau dua
kali Bu”.
meninggal”
bersedia ?”
Perawat :”Ibu, kalau ibu nanti mendengar suata itu lagi, ibu ucapkan istighfar
dan usir suara itu ya, seperti ini: astaughfirllah, sudah pergi saya
Perawat : ”Bagus ibu, nanti kalau suara itu nanti muncul lagi, katakan seperti
itu”
c. Fase Terminasi
Perawat : ”Ibu masih ingat nama saya, kalau ingat bisa sebutkan bu?”
Perawat : ”Bagus bu, kalau suara itu muncul lagi, apa yang ibu lakukan”
Perawat :”Ibu minggu depan saya akan kesini lagi, nanti kita ngobrol cara
sini ya bu”
Perawat : ”Baik bu, kalau gitu saya pamit dahulu, sampai jumpa minggu
depan”
PERTEMUAN KE II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tampak tidak rapi padahal baru selesai mandi, kontak mata kurang, tatapan mata
kosong, mau berjabat tangan namun tampak malu, mampu menjawab salam dan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
Mengajarkan klien cara bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi datang
a. Fase Orientassi
1. Salam Terapeutik
Klien : ”hmmmmmm ”
Perawat : ”Ya sudah kalau masih belum ingat nama saya, saya Suswinarti
1 bulan kedepan”
2. Kontrak
b. Fase Kerja
?”
Perawat :” Alhamdulillah, Ibu kalau ibu nanti mendengar suata itu lagi,
selain dengan cara mengusir yang saya ajarkan kemarin ibu bisa
diperhatikan”
Keluarga : ”Iya Bu nanti saya coba untuk mengajak ngobrol adek saya”
Perawat : ”Ibu ingat ya, kalau suara itu muncul lagi, segera cari keluarga ibu
c. Fase Terminasi
Perawat : ”Saya rasa untuk pertemuan hari ini cukup ya bu, bagaimana
Perawat : ”Ibu masih ingat nama saya, kalau ingat bisa sebutkan bu?”
Perawat : ”Bagus bu, kalau suara itu muncul lagi, apa yang ibu lakukan”
Perawat :”Ibu minggu depan saya akan kesini laginanti kita ngobrol cara
sini ya bu”
Perawat : ”Baik bu, kalau gitu saya pamit dahulu, sampai jumpa minggu
depan”
PERTEMUAN III
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tampak tidak rapi, kontak mata kurang, tatapan mata kosong, mau berjabat tangan
namun tampak malu, mampu menjawab salam dan penerimaan pada tamu cukup baik.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientassi
1. Salam Terapeutik
2. Kontrak
Perawat : ”Ibu, hari ini kita akan ngobrol tentang aktifitas yang terjadwal
b. Fase Kerja
Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu saat ini, setelah kemarin kita belajar
halusinasi datang?”
?”
Perawat :” Alhamdulillah, Ibu kalau ibu nanti mendengar suata itu lagi,
selain dengan cara mengusir yang saya ajarkan kemarin ibu bisa
Perawat : ”Ibu nanti kalau pagi segera mandi ya, setelah itu ibu belajar
Perawat : ”Bagaimana bu, kira-kira apakah ibu bisa melakukan aktifitas yang
Perawat : ”Baik Bu, saya harap ibu bisa melakukan itu semua dengan baik
?”
Perawat :”Saya rasa ngobrolnya sudah cukup, Ibu minggu depan saya akan
kesini lagi, nanti kita ngobrol cara penggunaan obat dengan prinsip
5 benar”
sini ya bu”
Perawat : ”Baik bu, kalau gitu saya pamit dahulu, sampai jumpa minggu
depan”
PERTEMUAN KE IV
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tampak tidak rapi, kontak mata kurang, tatapan mata kosong, mau berjabat tangan
namun tampak malu, mampu menjawab salam dan penerimaan pada tamu cukup baik.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientassi
1. Salam Terapeutik
Perawat : ”Selamat sore bu, bertemu lagi dengan saya, apakah ibu masih
b. Fase Kerja
Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu saat ini, setelah bertemu dengan saya ?”
?”
Keluarga : ”Dulu dapat Bu, tapi setelah obat diminum, badannya malah
semakin tidak dapat digerakkan dan air liur semakin banyak yang
keluar”
Perawat : ”Bapak sebenarnya itu adalah efek dari obat tersebut, tapi
bersedia ?”
Keluarga : ”Jangan dulu Bu, saya khawatir keadaannya seperti dulu lagi,
Perawat : ”Baik pak, kalau pilihan keluarga demikian, tapi obat adalah usaha
c. Fase Terminasi
Perawat : ”Saya rasa untuk pertemuan hari ini cukup ya ibu dan bapak,
obat?”
Perawat :”Ibu dan bapak ini adalah kunjungan saya yang terakhir, saya
meminta maaf bila ada kesalahan dan semoga ibu segera lebih baik”
KLIEN I
Jam
si mengajarkan klien O :
d. Pandangan klien
kosong
e. Dalam menghardik
sepenuhnya lancar
A:
- Masalah Teratasi
Sebagian
- P:
- Lanjutkan intervensi SP
KLIEN I
Jam
O:
tangan
rapi.
sering kosong
lain terbata-bata
A:
- Masalah Teratasi
Sebagian
- P:
- Lanjutkan intervensi SP
- Berikan intervensi SP 3
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
pengalihan halusinasi - O:
tangan
rapi.
lain terbata-bata
pada makan-minum,
- Masalah Teratasi
Sebagian
- P:
- Lanjutkan intervensi SP
- Berikan intervensi SP 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
banyak mengeluarkan
air liur.
O:
a. Klien tidak
mengkonsumsi obat.
makan-minum dan
tidur.
c. Klien menolak
mengkonsumsi obat.
d. Keluarga klien
dari obat.
A:
- Masalah Teratasi
Sebagian
P:
- Hentikan intervensi
- Pemantauan dilanjutkan
Puskesmas.