Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

KEPERAWATAN JIWA

OLEH:
SUSWINARTI
NIM.1930075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

1. Pengertian
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal
(pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati F dan Hartono Y, 2011).

2. Etiologi
Menurut Yosep I (2011), salah satu dari faktor penyebab halusinasi adalah faktor
predisposisi yaitu faktor perkembangan, sosiokultural,biokimia, psikologis, genetik dan pola asuh.
Menurut Stuart (2006), faktor predisposisi penyebab terjadinyahalusinasi adalah biologis,
psikologis dan sosial budaya. Menurut Stuart (2006), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah biologis, stress lingkungan dan sumber koping.

3. Manifestasi Klinis
Tahap I (halusinasi bersifat tidak menyenangkan) tahap II(halusinasi bersifat menjijikkan)
tahap III (halusinasi bersifatmengendalikan) tahap IV (halusinasi bersifat menaklukkan).

4. Jenis–Jenis Halusinasi
Menurut Maramis, (2004) :
1. Halusinasi penglihatan (visual , optik),
2. Halusinasi pendengaran (auditif ,akustik),
3. Halusinasi pencium (olfaktorik),
4. halusinasi pengecap (gustatorik),
5. halusinasi peraba (taktil),
6. halusinasi kinestik,
7. halusinasi viseral,
8. halusinasi hipnagogik,
9. halusinasi hipnopomik
10. halusinasi histerik.
5. Tanda Gejala Halusinasi
1. Berbicara dan tertawa sendiri
2. Ketidaktepatan orang tempat dan waktu
3. Konsentrasi rendah
4. Pikiran cepat berubah-ubah
5. Pembicaraan kadang kacau atau tidak masuk akal
6. Ketakutan / ekspresi wajah tegang
7. Sikap curiga dan bermusuhan
8. Menarik diri dan menghidar dari orang lain

6. Patofisiologi

Koping keluarga/individu tidak efektif


Kegagalan perpisahan / Kehilangan
Stress lingkungan, putus asa, merasa tidak berguna

Harga Diri rendah

Menarik Diri
( Isolasi sosial )

Resiko gangguan persepsi sensori : Halusunasi

Penurunan minat

Kemampuan persepsi realita menurun MK : Defisit perawatan diri

Perilaku kekerasan

MK : Resiko menciderai diri dan orang lain, Lingkungan


7. Penatalaksanaan
Psikofarmakologis (pemberian obat-obatan) dan terapi kejang listrik /elektro compulsive
therapy (ECT) serta terapi aktivitas kelompok (TAK).
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :
a. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi,
sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi
knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara
fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan
pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di
beritahu tindakan yang akan di lakukan.
Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan
mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau
hiasan dinding, majalah dan permainan
b. Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi
yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus
mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
c. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang
merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada.
Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang
dekat dengan pasien.
d. Memberi aktivitas pada pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga,
bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke
kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal
kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
e. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan
pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan
pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi
bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan
agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang
ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak
membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.

8. Tinjauan Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditarik dari pohon masalah tersebut adalah :
1. Defisit perawatan diri
2. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
 Fokus Intervensi
Menurut Rasmun (2001) tujuan utama, tujuan khusus, dan rencana tindakan dari
diagnosa utama : resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Klien tidak mencederai diri sendiri dan orang lain.
2. Tujuan khusus
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1) Kriteria evaluasi:
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau
mengutarakan masalah yang dihadapi.
2) Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan :
a) Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal.
b) Perkenalkan diri dengan sopan.
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d) Jelaskan tujuan pertemuan.
e) Jujur dan menepati janji.
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk memperlancar hubungan interaksi selanjutnya.
TUK II : Klien dapat mengenal halusinasi
1) Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat menyebutkan waktu, isi dan frekuensi timbulnya halusinasi.
b) Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya.
2) Intervensi
a) Adakan sering dan singkat secara bertahap
Rasional :
Kontak sering dan singkat selain upaya membina hubungan saling percaya juga dapat memutuskan
halusinasinya.
b) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya. Bicara dan tertawa tanpa
stimulus, memandang ke kiri dan ke kanan seolah-olah ada teman bicara.
Rasional:
Mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam melakukan intervensi.
c) Bantu klien mengenal halusinasinya dengan cara :
1. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di dengar.
2. Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dikatakan.
3. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada sahabat tanpa menuduh/menghakimi).
4. Katakan pada klien bahwa ada juga klien lain yang sama seperti dia.
5. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.
Rasional :
Mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk menghindari faktor timbulnya halusinasi.
d) Diskusikan dengan klien tentang :
1. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi.
2. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan malam atau jika sendiri,
jengkel, sedih)
Rasional :
Dengan mengetahui waktu, isi dan frekuensi munculnya halusinasi mempermudah tindakan
keperawatan yang akan dilakukan perawat.
e) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih,
tenang) beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
Rasional :
Untuk mengidentifikasi pengaruh halusinasi pada klien.
TUK III : Klien dapat mengontrol halusinasinya.
1) Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan
halusinasinya.
b) Klien dapat menyebutkan cara baru.
c) Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan dengan
klien.
d) Klien dapat melakukan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasi.
e) Klien dapat mengetahui aktivitas kelompok.
2) Intervensi
a) Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
menyibukkan diri sendiri dan lain-lain)
Rasional :
Upaya untuk memutus siklus halusinasi sehingga halusinasi tidak berlanjut.
b) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian.
Rasional :
Reinforcement dapat mneingkatkan harga diri klien.
c) Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi :
1. Katakan : “Saya tidak mau dengar kau” pada saat halusinasi muncul.
2. Menemui orang lain atau perawat, teman atau anggota keluarga yang lain untuk bercakap-
cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar.
3. Membuat jadwal sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul.
4. Meminta keluarga/teman/perawat, jika tampak bicara sendiri.
Rasional:
Memberikan alternatif pilihan untuk mengontrol halusinasi.
d) Bantu klien memilih cara dan melatih cara untuk memutus halusinasi secara bertahap,
misalnya dengan :
1. Mengambil air wudhu dan sholat atau membaca al-Qur’an.
2. Membersihkan rumah dan alat-alat rumah tangga.
3. Mengikuti keanggotaan sosial di masyarakat (pengajian, gotong royong).
4. Mengikuti kegiatan olah raga di kampung (jika masih muda).
5. Mencari teman untuk ngobrol.
Rasional :
Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih salah satu cara untuk
mengendalikan halusinasi dan dapat meningkatkan harga diri klien.
e) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih.
Evaluasi : hasilnya dan beri pujian jika berhasil.
Rasional :
Memberi kesempatan kepada klien untuk mencoba cara yang telah dipilih.
f) Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita dan stimulasi
persepsi.
Rasional :
Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan interprestasi realitas akibat halusinasi.

d. TUK IV : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.


1) Kriteria evaluasi
a) Keluarga dapat saling percaya dengan perawat.
b) Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan
halusinasi.
2) Intervensi
a) Membina hubungan saling percaya dengan menyebutkan nama, tujuan pertemuan dengan
sopan dan ramah.
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk memperlancar hubungan interaksi selanjutnya.
b) Anjurkan klien menceritakan halusinasinya kepada keluarga. Untuk mendapatkan bantuan
keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
c) Diskusikan halusinasinya pada saat berkunjung tenang :
1. Pengertian halusinasi
2. Gejala halusinasi yang dialami klien.
3. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi.
4. Cara merawat anggota keluarga yang berhalusinasi di rumah, misalnya : beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama.
5. Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan : halusinasi tidak
terkontrol, dan resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Rasional :
Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang halusinasi dan menambah pengetahuan keluarga
cara merawat anggota keluarga yang mempunyai masalah halusinasi.

e. TUK V : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.


1) Kriteria evaluasi
a) Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat.
b) Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar.
c) Klien mendapat informasi tentang efek dan efek samping obat.
d) Klien dapat memahami akibat berhenti minum obat tanpa konsutasi.
e) Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat.
2) Intervensi
a) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis dan frekuensi serta manfaat minum
obat.
Rasional :
Dengan menyebutkan dosis, frekuensi dan manfaat obat diharapkan klien melaksanakan program
pengobatan.
b) Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.
Rasional :
Menilai kemampuan klien dalam pengobatannya sendiri.
c) Anjurkan klien untuk bicara dengan dokter tentang mafaat dan efek samping obat yang
dirasakan.
Rasional :
Dengan mengetahui efek samping klien akan tahu apa yang harus dilakukan setelah minum obat.
d) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
Rasional :
Program pengobatan dapat berjalan dengan lancar.
e) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar dosis, benar obat, benar
waktunya, benar caranya, benar pasiennya).
Rasional :
Dengan mengetahui prinsip penggunaan obat, maka kemandirian klien untuk pengobatan dapat
ditingkatkan secara bertahap.
Kurangnya informasi keluarga berhubungan dengan cara merawat keluarga yang sakit
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Jiwa : Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dalami E, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Keliat, B.A dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Kusumawati, F dan Hartono Y. 2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: SalembaMedika.
Maramis, W F. 2004. Catatan Ilmu KedokteranJiwa. Edisi 8.Airlangga University Press:
Surabaya.
Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama
Widodo, Arif. 2004. Terapi Modalitas Keperawatan Mental Psikiatri.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA (KLIEN 1)

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT / Jam :

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Ny L (P) Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2020

Umur : 35 Tahun RM No. :-

Alamat : Desa Gondanglegi

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Informan : Klien dan Keluarga

II. ALASAN MASUK

Klien mendengar suara-suara mirip dengan alm suaminya.

III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Klien mulai mendengar suara-suara semenjak suaminya meninggal 3 tahun lalu. Suara itu

mirip sekali dengan suara suaminya

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

RIWAYAT PENYAKIT LALU

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ya √ tidak

Bila ya jelaskan____________________________________________________

2. Pengobatan sebelumnya

Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil


3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang) √ ya

tidak

Bila ya jelaskan : klien memiliki nyeri sendi.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

No Jenis Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

1 Aniaya Fisik - - -

2 Aniaya Seksual - - -

3 Penolakan - - -

4 Kekerasan dalam - - -

keluarga

5 Tindakan kriminal - - -

Jelaskan :

Diagnosa Keperawatan: -

6. Kesan Kepribadian klien:

extrovert √ introvert lain-lain:__________________

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

ya √ tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat Pengobatan

________________ ________________ _______________ Diagnosa

Keperawatan:__________________________________________

V. STATUS MENTAL

1.Penampilan
√ tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian

tidak sesuai tidak seperti

biasanya

Jelaskan : Saat klien ditemui klien berpakaian tidak begitu rapi

Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Kesadaran

Kuantitatif/ penurunan kesadaran]

√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia

sopor subkoma koma

Kualitatif

√ tidak berubah berubah

meninggi gangguan tidur:

sebutkan______________________________

hipnosa disosiasi:

sebutkan____________________________________

3. Disorientasi

√ waktu tempat orang

Jelaskan : Saat klien diberi pertanyaan tentang jam dan hari mampu menjawab

dengan benar.

Diagnosa Keperawatan : -

4. Aktivitas Motorik/ Psikomotor

Kelambatan:

√ hipokinesia, hipoaktivitas √ sub stupor katatonik


katalepsi flexibilitas serea

Peningkatan:

hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik

TIK grimase √ tremor gagap

stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia

command automatism atomatisma nagativisme

reaksi konversi verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif

lain-2 sebutkan

5. Afek/ Emosi

adequat tumpul √ dangkal/ datar labil inadequat

anhedonia marasa kesepian eforia

ambivalen apati marah depresif

cemas: ringan sedang berat

panik

Jelaskan : Saat pengkajian klien hanya menjawab seperlunya

Diagnosa Keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal

6. Persepsi

√ halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi

Macam Halusinasi

√ pendengaran penglihatan perabaan

pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain,

sebutkan...................
Jelaskan : Saat Pengkajian keluarga klien mengatakan, klien pernah bicara sendiri

dan menangis sendiri, seperti diajak bicara oleh orang-orang yang sudah meninggal, klien

juga merasa ada yang memanggil-manggil namanya untuk ikut dan yang memanggil

adalah almarhum suaminya

Diagnosa Keperawatan: Halusinasi Pendengaran.

7. Proses Pikir

Arus Pikir

koheren √ inkoheren asosiasi longgar

fligt of ideas blocking

pengulangan pembicaraan/ persevarasi tangansial

sirkumstansiality logorea neologisme √ bicara

lambat bicara cepat irelevansi

main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2

sebutkan..

Jelaskan : Saat diajak bicara klien bicaranya lambat dan tidak menyambung serta

kesulitan menjawab dimana dia sekarang berada.

Diagnosa Keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal.

Isi Pikir

obsesif ekstasi fantasi bunuh diri

ideas of reference pikiran magis

alienasi √ isolasi sosial √ rendah diri

preokupasi pesimisme fobia sebutkan.........................

waham: sebutkan jenisnya


agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga

nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir

kejaran dosa

Jelaskan :-.

Diagnosa Keperawatan: -.

Bentuk Pikir

realistik nonrealistik

√ autistik dereistik

8. Memori

√ gangguan daya ingat jangka panjang

gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan.........................

paramnesia, sebutkan jenisnya........................................................

hipermnesia, sebutkan ...................................................................

Jelaskan : Klien tidak mampu mengingat kejadian yang sudah lama

Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Memori

9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

√ mudah beralih √ tidak mampu berkonsentrasi

tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : saat pembicaraan klien mudah beralih

Diagnosa Keperawatan: Konfusi Akut


10. Kemampuan Penilaian

gangguan ringan √ gangguan bermakna

Jelaskan : Klien tidak mampu mengambil keputusan walau sudah dibantu.

Diagnosa Keperawatan: konfusi akut

11. Daya Tilik Diri/ Insight

√ mengingkari penyakit yang diderita

menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : Klien tidak mengakui sakit yang dia alami dan mengaku sehat jiwa.

Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir

12. Interaksi selama Wawancara

bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung

√ kontak mata kurang √ defensif curiga

Jelaskan : Klien saat bicara tidak berani menatap mata peneliti.

Diagnosa Keperawatan: Harga diri rendah

VI. FISIK

1. Keadaan umum

Compos Mentis GCS : 4-5-6

2. Tanda vital: TD: 120/80 mmhg N: 80x/Menit S: 36,6 C

P: 20 x/ menit

3. Ukur: TB:___________ BB:__________

turun naik

4. Keluhan fisik: tidak √ ya jelaskan...............................

Klien mengeluh badannya lemas semua


5. Pemeriksaan fisik:

Pasien menderita nyeri sendi.

Jelaskan : pasien kesulitan beraktifitas dengan penyakit nyeri sendinya

Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktifitas

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)

1. Konsep Diri

a. Citra tubuh : Klien merasa tidak puas dengan tubuh tubuh yang dimiliki

b. Identitas : Klien mampu menyebutkan namanya dan mampu menyebutkan umurnya.

c. Peran : klien berperan sebagai ibu.

d. Ideal diri : klien mengatakan ini segera sembuh

e. Harga diri : klien merasa malu akan apa yang terjadi pada dirinya

Diagnosa Keperawatan :Harga diri rendah


2. Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Garis Keturunan

: Garis Perkawinan

: Cerai

: Tinggal Serumah
3. Hubungan Sosial

a. Hubungan terdekat :

hubungan paling dekat ayahnya dan adiknya.

b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat

klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan apapun dilingkungan rumahnya.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Keadaan klien yang sulit untuk bergerak menghambat proses hubungan dengan orang

lain

Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

4. Spiritual dan kultural

a. Nilai dan keyakinan

Klien beragama Islam dan percaya pada ALLAH SWT

b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya

Klien mengatakan tidak memiliki konflik dengan orang lain selain dengan mantan

suaminya

c. Kegiatan ibadah

Klien tidak pernah sholat

DiagnosaKeperawatan: Hambatan Religiolitas


VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)

1. Makan

Bantuan minimal √ Sebagian Bantuan tota

2. BAB/BAK

Bantuan minimal √ Sebagian Bantuan

total

3. Mandi

Bantuan minimal √ Sebagian Bantuan

total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal √ Sebagian Bantuan

total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : 09.00 WIB s/d 15.00 WIB

Tidur malam lama : 16.00 WIB s/d 7.00 WIB

Aktivitas sebelum / sedudah tidur :07.00 WIB s/d 9.00 WIB

6. Penggunaan obat : Tidak menggunakan obat

Bantuan minimal Sebagian Bantuan

total

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan Lanjutan √ Ya Tidak

Sistem pendukung √ Ya Tidak

8. Aktivitas di dalam rumah


Mempersiapkan makanan √ Ya Tidak

Menjaga kerapihan rumah √ Ya Tidak

Mencuci pakaian √ Ya Tidak

Pengaturan keuangan √Ya Tidak

9. Aktivitas di luar rumah

Belanja √ Ya Tidak

Transportasi √ Ya Tidak

Lain-lain √ Ya Tidak

Jelaskan :-

Diagnosa Keperawatan :-

IX. MEKANISME KOPING

Adatif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum Alkohol

Mampu menyelesaikan masalah √ Reaksi lambat / berlebih

Teknik relokasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olah raga Mencederai diri

Lainnya ...................... Lainnya ......................

Diagnosa Keperawatan :

____________________________________________________________

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan

Klien mengatakan tidak ada masalah untuk dukungan kelompoknya


Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkunganya.

√ Masalah dengan pendidikan, uraikan

Klien hanya lulus SD

√ Masalah dengan pekerjaan, uraikan

Klien tidak bekerja

Masalah dengan perumahan, uraikan

Tidak ada masalah dengan perumahan klien

Masalah dengan ekonomi, uraikan

Tidak ada masalah dengan ekonomi klien

√ Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan

Klien tidak mengkomsumsi obat-obatan

Masalah lainnya, uraikan

Diagnosa Keperawatan : Defisit Pengetahuan

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

√ Penyakit jiwa Sistem pendukung Faktor presiptasi

Penyakit fisik Koping √ Obat-obatan

Lainnya _____________________________________________________________

Diagnosa Keperawatan : Defisit Pengetahuan

XII. ASPEK MEDIK

Diagnosa medik :

Halusinasi Pendengaran
Terapi medik :

Tidak menjalani terapi medis

XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi Sosial
Analisa Data

Nama : Ny L Umur : 35 Tahun Alamat : Desa Gondanglegi

No Data Diagnosa Keperawatan


1 DS : Saat pengkajian, klien mengatakan sering Gangguan Persepsi Sensori
mendengar suara-suara yang mirip dengan suara alm Halusinasi Pendengaran
suaranya sejak suaminya meninggal 3 tahun lalu.
DO :
1. Klien tampak tenang
2. Klien terkadang tidak fokus
3. Klien kadang menyangkal sakitnya.

Prioritas Diagnosa Keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran


Rencana Tindakan Keperawatan

Nama : Ny L Umur : 35 Tahun Alamat : Desa Gondanglegi

No Dx Rencana Tindakan Keperawatan


Tindakan dan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Gangguan TUM: 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
persepsi Klien dapat mengontrol halusinasi prinsip komunikasi terapeutik
sensori yang dialaminya a. Sapa klien dengan ramah
halusinasi b. Perkenalakan nama, nama
pendengaran TUK 1 : panggilan dan tujuan perawat
Klien dapat membina hubungan saling berkenalan
percaya dan Klien dapat mengenali c. Tanyakan nama lengkap dana nama
halusinasinya panggilan yang disukai klien.
KH : d. Buat kontrak yang jelas.
Setelah 1x pertemuan ekspresi wajah e. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
bersahabat, menunjukkan rasa senang janji setiap kali interaksi.
ada kontak mata, mau menceritakan f. Tunjukkan sikap peduli dan empati
masalahnya dan klien/keluarga dapat pada klien.
menyebutkan :
1. Isi 1.1 Adakan kontak sering dan singkat
2. Waktu secara bertahap
3. Frekuensi a. Identifikasi bersama klien dan
4. Situasi dan kondisi yang keluarga klien cara tindakan yang
menyebabkan halusinasi. benar bila terjadi halusinasi, dan
5. Respon klien saat halusinasi diskusikan cara yang digunakan
datang klien.
b. Buat kontrak dengan keluarga untuk
pertemuan.
c. Diskusikan dengan klien tentang
manfaat dan kerugian tidak minum
obat, nama, warna, dosis, cara, efek
terapi, efek samping penggunaan
obat dan pantau klien saat
penggunaan obat.
TUK 2 :
Klien dapat mengontrol 1.1 Identifikasi bersama klien cara
halusinassinya.: tindakan yang dilakukan bila terjadi
Kriteria Hasil : halusinasi. (tidur, marah,
1. Setelah 1 kali pertemuan menyibukkan diri dll)
tindakan yang biasanya 1.2 Diskusikan cara yang digunakan klien.
dilakukan untuk mengendalikan a. Jika cara yang digunakan adapatif
halusinya. berikan pujian.
2. Setelah 1 kali pertemuan klien b. Jika cara yang digunakan maladaptif
menyebukan cara baru untuk diskusikan kerugian cara tersebut
mengontrol halusinya sesuai 1.3 Diskusikan cara baru untuk
yang sudah diajarkan. mengontrol halusinasi
3. Setelah 1 kali pertemuan klien a. Menghardik halusinasi
mampu memilih dan b. Bercakap-cakap dengan orang lain
memperagakan cara mengatasi c. Melakukan kegiatan terjadwal
halusinasi pendengaran yang d. Memberikan pendidikan kesehatan
dialami. tentang penggunaan obat.
4. Setelah 1 kali pertemuan klien 1.4 Bantu klien memilih cara yang sudah
melaksanakan cara mengatasi dianjurkan dan latih.
halusinasi pendengaran yang 1.5 Beri kesempatan melakukan cara yang
sudah dipilih. dipiilih dan dilatih.

TUK 3 : 3.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk


Klien dapat dukungan dari keluarga pertemuan (waktu, tempat dan topik)
dalam mengontrol halusinasinya. 3.2 Diskusikan dengan keluarga (pada
1. Setelah 3 kali pertemuan saat pertemuan/ kunjungan rumah).
keluarga, keluarga menyatakan a. Pengertian halusinasi
setuju untuk mengikuti b. Tanda dan gejala halusinasinya
pertemuan dengan perawat. c. Proses terjadinya halusinasinya.
2. Setelah 3 kali pertemuan d. Cara yang dapat dilakukan klien dan
keluarga menyebutkan keluarga untuk memutus halusinasi.
pengertian, tanda dan gejala, e. Obat-obatan halusinasi.
proses terjadinya halusinasi dan f. Cara merawat anggota keluarga
tindakan untuk mengendalikan dengan halusinasi di rumah.
halusinasi. g. Beri informasi waktu kontro ke rumah
sakit atau puskesmas.

TUK 4: 1.1 Diskusikan dengan klien tentang


Klien dapat memanfaatkan obat manfaat dan kerugian tidak minum
dengan baik. obat, nama, warna, dosis, efek terapi
1. Setelah 3 kali interaksi klien dan efek samping penggunaan obat.
menyebutkan , manfaat minum 1.2 Pantau klien saat menggunakan obat.
obat, kerugian tidak minum obat 1.3 Diskusikan akibat berhenti minum
dan nama, warna, dosis, efek obat tanpa konsultasi dengan dokter.
terapi dan efek samping obat.
2. Setelah 3 kali pertemuan klien
mendemonstrasikan penggunaan
obat dengan benar,
Pelaksanaan

Pelaksanaan Strategi Tindakan Keperawatan

PERTEMUAN I

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien tampak tenang, tidak rapi, kesulitan berjalan, kontak mata kurang, mau berjabat

tangan namun tampak malu, mampu menjawab salam dan penerimaan pada tamu

cukup baik.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus

Klien dapat membina hubungan saling percaya, mengenali halusinasinya dan mampu

mengardik halusinasi yang diderita

4. Tindakan Keperawatan

Membina hubungan saling percaya dengan klien, mengajarkan klien mengenali

halusinasinya dan mengajarkan menghardik halusinasinya

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Fase Orientassi

1. Salam Terapeutik

Perawat : ”Selamat sore bu. Saya minta waktunya sebentar boleh ya ?”

Klien : ”Iya Bu, gpp..”

Perawat : ”Apakah ibu masih ingat saya ?”

Klien : ”iya Bu”


Perawat :”Bisa sebutkan nama saya bu?”

Klien :”hmmmmmm”

2. Kontrak

Perawat : ”Sore ini saya mau mengajak ibu ngobrol sebentar

?”

Klien : ”Iya”

Perawat : ”Untuk tempatnya disini saja ya bu”

Klien : ”Iya”

b. Fase Kerja

Perawat : ”bagaimana keadaan ibu hari ini ?”

Klien : ”Tidak merasakan apa-apa”

Perawat : ”Apakah ibu, mendengar suara-suara tanpa ada wujudnya dan

memanggil-manggil untuk ikut?”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat :”Kapan suaranya muncul, dan berapa kali bu ?”

Klien : ”Tidak tahu Bu”

Keluarga :”Biasanya muncul saat klien sendiri, kalau seminggu ada kalau dua

kali Bu”.

Perawat : ”Suaranya yang muncul seperti apa bu?”

Klien : ”Seperti diajak bicara sama mbah-mbah saya yang sudah

meninggal”

Perawat : ”Kalau suara itu muncul, apa yang ibu rasakan?”

Klien : ”Diam Bu”.


Perawat : ”Ibu, saya ajarkan cara menghardik halusinasi yang ibu alami, ibu

bersedia ?”

Klien :” Iya Bu”

Perawat :”Ibu, kalau ibu nanti mendengar suata itu lagi, ibu ucapkan istighfar

dan usir suara itu ya, seperti ini: astaughfirllah, sudah pergi saya

tidak mau dengar!, ibu bisa menirukan?”

Klien : ”Astaughfirrllah, sudah pergi saya tidak mau dengar”

Perawat : ”Bagus ibu, nanti kalau suara itu nanti muncul lagi, katakan seperti

itu”

Klien : ”Iya Bu”.

c. Fase Terminasi

Perawat : ”Apa yang ibu rasakan setelah ngobrol dengan saya?”

Klien : ”Tidak ada Bu”

Perawat : ”Ibu masih ingat nama saya, kalau ingat bisa sebutkan bu?”

Klien : ”Mas Suswinarti”

Perawat : ”Bagus bu, kalau suara itu muncul lagi, apa yang ibu lakukan”

Klien : ”Mengusirnya Bu”


3. Kontrak Yang Akan Datang

Perawat :”Ibu minggu depan saya akan kesini lagi, nanti kita ngobrol cara

bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi datang”

Klien :”iya Bu”

Perawat :”Jamnya sama dengan sekarang ya bu, 15.00 WIB, tempatnya di

sini ya bu”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Baik bu, kalau gitu saya pamit dahulu, sampai jumpa minggu

depan”

Klien :”Iya Bu”


Pelaksanaan Strategi Tindakan Keperawatan

PERTEMUAN KE II

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien tampak tidak rapi padahal baru selesai mandi, kontak mata kurang, tatapan mata

kosong, mau berjabat tangan namun tampak malu, mampu menjawab salam dan

penerimaan pada tamu cukup baik.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus

Klien mampu beecakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi datang.

4. Tindakan Keperawatan

Mengajarkan klien cara bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi datang

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Fase Orientassi

1. Salam Terapeutik

Perawat : ”Selamat sore bu. Saya minta waktunya sebentar boleh ya ?”

Klien : ”Iya Bu, gpp..”

Perawat : ” Apakah ibu masi ingat dengan saya ?”

Klien : ”iya Bu”

Perawat : ”Bisa menyebutkan nama saya bu?’

Klien : ”hmmmmmm ”
Perawat : ”Ya sudah kalau masih belum ingat nama saya, saya Suswinarti

dari STIKes Kepanjen yang akan menemani ibu mengobrol selama

1 bulan kedepan”

Klien : ”Iya Bu”

2. Kontrak

Perawat : ”Ibu saya ingin bercakap-cakap dengan ibu selama

30 menit kedepan, apakah ibu bersedia ?”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Untuk tempatnya disini saja ya bu”

Klien : ”Iya Bu”

b. Fase Kerja

Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu saat ini ?”

Klien : ”Biasa saja Bu”

Perawat : ”Apakah ibu masih mendengar suara-suara tanpa ada wujudnya

?”

Klien : ”Sudah nggak Bu”

Perawat :” Alhamdulillah, Ibu kalau ibu nanti mendengar suata itu lagi,

selain dengan cara mengusir yang saya ajarkan kemarin ibu bisa

melakukan bercakap-cakap dengan keluarga ibu?”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Bapak, sebagai keluarga bapak harus sering-sering mengajak ibu

L untuk mengobrol atau berinteraksi agar ibu L merasa

diperhatikan”
Keluarga : ”Iya Bu nanti saya coba untuk mengajak ngobrol adek saya”

Perawat : ”Ibu ingat ya, kalau suara itu muncul lagi, segera cari keluarga ibu

dan mulailah mengobrol ya bu”

Klien : ”Iya Bu”

c. Fase Terminasi

Perawat : ”Saya rasa untuk pertemuan hari ini cukup ya bu, bagaimana

perasaan ibu saat ini setelah latihan tadi?”

Klien : ”Biasa saja Bu”

Perawat : ”Ibu masih ingat nama saya, kalau ingat bisa sebutkan bu?”

Klien : ”Bu Sus”

Perawat : ”Bagus bu, kalau suara itu muncul lagi, apa yang ibu lakukan”

Klien : ”Mengusirnya dan mengobrol dengan orang lain Bu”


3. Kontrak Yang Akan Datang

Perawat :”Ibu minggu depan saya akan kesini laginanti kita ngobrol cara

beraktifitas sehari-hari dengan terjadwal”

Klien :”iya Bu”

Perawat :”Jamnya sama dengan sekarang ya bu, 15.00 WIB, tempatnya di

sini ya bu”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Baik bu, kalau gitu saya pamit dahulu, sampai jumpa minggu

depan”

Klien :”Iya Bu”


Pelaksanaan Strategi Tindakan Keperawatan

PERTEMUAN III

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien tampak tidak rapi, kontak mata kurang, tatapan mata kosong, mau berjabat tangan

namun tampak malu, mampu menjawab salam dan penerimaan pada tamu cukup baik.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus

Klien mampu beraktifitas secara terjadwal saat halusinasi datang.

4. Tindakan Keperawatan

Memberikan latihan aktifitas terjadwal pada klien.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Fase Orientassi

1. Salam Terapeutik

Perawat : ”Selamat sore bu, masih ingat dengan saya ?”

Klien : ”Iya Bu,”

Perawat : ”Bisa menyebutkan nama saya bu?’

Klien : ”Bu Suswinarti ”

Perawat : ”Alhamdulillah, kalau masih ingat saya”

2. Kontrak
Perawat : ”Ibu, hari ini kita akan ngobrol tentang aktifitas yang terjadwal

bagi ibu, kira-kira lamanya 30 menit, apakah ibu bersedia ?”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Untuk tempatnya disini saja ya bu”

Klien : ”Iya Bu”

b. Fase Kerja

Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu saat ini, setelah kemarin kita belajar

menghardik halusinasi dan bercakap-cakap dengan orang lain saaat

halusinasi datang?”

Klien : ”Masih biasa saja Bu”

Perawat : ”Apakah ibu masih mendengar suara-suara tanpa ada wujudnya

?”

Klien : ”Sudah nggak Bu”

Perawat :” Alhamdulillah, Ibu kalau ibu nanti mendengar suata itu lagi,

selain dengan cara mengusir yang saya ajarkan kemarin ibu bisa

melakukan dengan melakukan aktifitas yang terjadwal, apakah ibu

mau saya buatkan jadwal aktifitas yang ibu lakukan nantinya?”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Baik bu, mar kita buat bersama-sama ya bu”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Ibu nanti kalau pagi segera mandi ya, setelah itu ibu belajar

bersih-bersih rumah, jangan hanya tidur seperti biasanya ya bu”

Klien : ”Iya Bu nanti saya coba”


c. Fase Terminasi

Perawat : ”Bagaimana bu, kira-kira apakah ibu bisa melakukan aktifitas yang

sudah terjadwal tadi?”

Klien : ”Saya coba Bu ”

Perawat : ”Baik Bu, saya harap ibu bisa melakukan itu semua dengan baik

?”

Klien : ”Iya Bu”

3. Kontrak Yang Akan Datang

Perawat :”Saya rasa ngobrolnya sudah cukup, Ibu minggu depan saya akan

kesini lagi, nanti kita ngobrol cara penggunaan obat dengan prinsip

5 benar”

Klien :”iya Bu”

Perawat :”Jamnya sama dengan sekarang ya bu, 15.00 WIB, tempatnya di

sini ya bu”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Baik bu, kalau gitu saya pamit dahulu, sampai jumpa minggu

depan”

Klien :”Iya Bu”


Pelaksanaan Strategi Tindakan Keperawatan

PERTEMUAN KE IV

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien tampak tidak rapi, kontak mata kurang, tatapan mata kosong, mau berjabat tangan

namun tampak malu, mampu menjawab salam dan penerimaan pada tamu cukup baik.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus

Klien mampu menggunakan obat dengan benar dan tepat.

4. Tindakan Keperawatan

Mengajarkan penggunaan obat dengan benar dan tepat.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Fase Orientassi

1. Salam Terapeutik

Perawat : ”Selamat sore bu, bertemu lagi dengan saya, apakah ibu masih

ingat dengan saya?”

Klien : ”Iya Bu,”

Perawat : ”Bisa menyebutkan nama saya bu?’

Klien : ”Bu Suswinarti ”


2. Kontrak

Perawat : ”Ibu saya ingin bercakap-cakap dengan ibu selama

30 menit kedepan, apakah ibu bersedia ?”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Untuk tempatnya disini saja ya bu”

Klien : ”Iya Bu”

b. Fase Kerja

Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu saat ini, setelah bertemu dengan saya ?”

Klien : ”Biasa saja Bu”

Perawat : ”Apakah ibu kembali mendengar suara-suara tanpa ada wujudnya

?”

Klien : ”Sudah nggak Bu”

Perawat :” Alhamdulillah, ibu hari ini saya akan mengajarkan tentang

penggunaan obat bagi ibu?”

Klien : ”Iya Bu”

Perawat : ”Ibu, apakah ibu mendapat obat dari Puskesmas?”

Keluarga : ”Dulu dapat Bu, tapi setelah obat diminum, badannya malah

semakin tidak dapat digerakkan dan air liur semakin banyak yang

keluar”

Perawat : ”Bapak sebenarnya itu adalah efek dari obat tersebut, tapi

sebenarnya tujuannya baik pak untuk kesembuhan ibu sendiri, kalau

nanti saya mintakan obat lagi ke puskesmas, apakah keluarga

bersedia ?”
Keluarga : ”Jangan dulu Bu, saya khawatir keadaannya seperti dulu lagi,

karena sekarang sudah mendingan badan bisa digerakkan dan air

liur tidak banyak menetes”.

Perawat : ”Baik pak, kalau pilihan keluarga demikian, tapi obat adalah usaha

untuk memberikan kesembuhan bagi ibu”

Keluarga : ”Iya Bu”

c. Fase Terminasi

Perawat : ”Saya rasa untuk pertemuan hari ini cukup ya ibu dan bapak,

bagaimana apakah keluarga sudah memahami akan kegunaan

obat?”

Keluarga : ”Sudah Bu, tapii saya khawatir seperti dulu lagi”

Perawat : ”Baik Pak tidak apa-apa itu pilihan keluarga”

3. Kontrak Yang Akan Datang

Perawat :”Ibu dan bapak ini adalah kunjungan saya yang terakhir, saya

meminta maaf bila ada kesalahan dan semoga ibu segera lebih baik”

Keluarga :”iya Bu”

Perawat : ”Baik bu, kalau gitu saya pamit dahulu, Assalamualaikum”

Keluarga :”Iya Bu, waalaikumsalam”


1.1.1 Implementasi dan Evaluasi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KLIEN I

Nama : Ny L Umur : 35 Tahun Alamat : Gondanglegi

No Dx Tangga IMPLEMENTASI EVALUASI

l dan KEPERAWATAN KEPERAWATAN

Jam

Ganggua , 22 - Mengajarkan klien untuk S :

n Juni mengidentifikasi jenis, isi, Klien belum mampu

Persepsi 2020 waktu, frekuensi dari sepenuhnya mengenali

Halusina halusinasid klien dan halusinasinya.

si mengajarkan klien O :

Pendeng mengidentifikasi situasi a. Klien mau berjabat

aran yang menimbulkan tangan

halusinasi muncul dan b. Klien terbata-bata

respon klien terhadap dalam berbicara

halusinasinya. c. Klien kadang

- Mengajarkan klien menyangkal akan

menghardik halusinasinya halusinasinya.

d. Pandangan klien

kosong
e. Dalam menghardik

halusinasi klien belum

sepenuhnya lancar

A:

- Masalah Teratasi

Sebagian

- P:

- Lanjutkan intervensi SP

- Berikan intervensi SP2


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KLIEN I

Nama : Ny L Umur : 35 Tahun Alamat :Gondanglegi

No Dx Tangga IMPLEMENTASI EVALUASI

l dan KEPERAWATAN KEPERAWATAN

Jam

Ganggua , 29 - Mengajarkan klien S :

n Juni menghardik halusinasinya - Klien sering

Persepsi 2020 - Mengajarkan klien menyangkla halusinasi

Halusina bercakap-cakap dengan yang diderita

si orang lain ketika halusinasi - Klien dalam bercakap-

Pendeng datang. cakap terhambat oleh

aran bicara yang terbata-bata

O:

a. Klien mau berjabat

tangan

b. Klien tampak tidak

rapi.

c. Tatapan mata klien

sering kosong

d. Klien dalam bercakap-

cakap dengang orang

lain terbata-bata
A:

- Masalah Teratasi

Sebagian

- P:

- Lanjutkan intervensi SP

- Berikan intervensi SP 3
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ny L Umur : 35 Tahun Alamat :Gondanglegi

No Dx Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI

dan Jam KEPERAWATAN KEPERAWATAN

Ganggua 5 Juli - Mengajarkan klien S :

n 2020 bercakap-cakap dengan - Klien sering diajak

Persepsi orang lain ketika ngobrol oleh keluarga

Halusina halusinasi datang. - Klien akan berusaha

si - Mengajarkan klien untuk untuk melakukan

Pendeng beraktifitas secara aktifitas yang sudah

aran terjadwal sebagai upaya dijadwalakan

pengalihan halusinasi - O:

a. Klien mau berjabat

tangan

b. Klien tampak tidak

rapi.

c. Klien dalam bercakap-

cakap dengang orang

lain terbata-bata

d. Aktifitas klien terbatas

pada makan-minum,

mandi dan tidur.


A:

- Masalah Teratasi

Sebagian

- P:

- Lanjutkan intervensi SP

- Berikan intervensi SP 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ny L Umur : 35 Tahun Alamat :Gondanglegi

No Dx Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI

dan Jam KEPERAWATAN KEPERAWATAN

Ganggua 12 Juni - Mengajarkan klien untuk S :

n 2020 beraktifitas secara - Klien masing sering

Persepsi terjadwal sebagai upaya tidur dan aktifitas

Halusina pengalihan halusinasi terbatas pada makan-

si - Mengajarkan klien minum dan mandi.

Pendeng menggunakan obat - Klien tidak

aran dengan prinsip 5 benar. mengkonsumsi obat

karena keluarga trauma

akan efek obat yang lalu

membuat klien tidak

dapat bergerak dan

banyak mengeluarkan

air liur.

O:

a. Klien tidak

mengkonsumsi obat.

b. Klien hanya mandi,

makan-minum dan

tidur.
c. Klien menolak

mengkonsumsi obat.

d. Keluarga klien

mengerti akan efek

samping dan manfaat

dari obat.

A:

- Masalah Teratasi

Sebagian

P:

- Hentikan intervensi

- Pemantauan dilanjutkan

oleh petugas kesehatan

Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai