Pengertian
Halusinasi sebagai“hallucinations are defined as false sensory impressions or experiences”
yaitu halusinasi sebagai bayangan palsu atau pengalaman indera.(Sundeen, s 2004).
Klasifikasi
Menurut Hamid (2000) yang dikutip oleh Jallo (2000), dan Menurut Keliat (1999) dikutip oleh
Syahbana (2009) perilaku klien yang berkaitan dengan halusinasi adalahsebagai berikut :
a. bicara, senyum, dan ketawa sendiri.
b. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, dan respon verbal yang
lambat.
c. Menarik diri dari orang lain, dan berusaha untuk menghindari diri dari orang lain.
d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak nyata.
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
f. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik dan berkonsentrasi
dengan pengalaman sensorinya.
g. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), dan takut
h. Sulit berhubungan dengan orang lain.
i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah.
j. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
k. Tampak tremor dan berkeringat.
Etiologi halusinasi
a.Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang
dapat dibangkitkan oleh indididu untuk mengatasi stres. Diperoleh baik dari klien maupun
keluarganya. Faktor predisposisi dapat meliputi :
1.Faktor Perkembangan
Jika tugas perkemabangan mengalami hambatan dan hubungan intrapersonal lterganggu, maka
individu akan mengalami stres dan kecemasan.
2.Faktor Sosiokultural
3.Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika seseorang mengalami stres yang
berlebihan, maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan
Zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytranferase
( DMP).
4.Faktor Psikologis
Hubungan intrapersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda bertentangan yang sering
diterima oleh seseorang akan menagkibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada
gangguan orientasi realitas
5.Faktor Genetik Gen
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung
mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan
yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
b.Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai
tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya.
Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien
dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak komunikasi, objek yang ada dilingkungan, dan juga su
asana sepi atau terisolasi sering menjasi pencetus terjadinya halusinasi. hal tersebut dapat
meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
Karakteristik :
Karakteristik :
Klien biasanya tidak dapat engontrol dirinya sendiri,tingkat kecemasan berat,dan halusinasi tidak
dapat ditolak lagi.
Karakteristik :
d.Tahap IV (Psikotik )
Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya klien terlihat panic.
Penatalaksanaan
CONTOH KASUS
Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSJ sudah satu bulan. Sebelumnya klien dibawa
oleh keluarga karena tidak mau minum obat dan selalu mengatakan bahwa dirumahnya ada
mahluk halus yang ingin membunuh mereka. Saat dikaji klien sering berbicara atau tertawa
sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, sering menutup mata. Klien juga tidak dapat
membedakan kenyataan ataupun tidak nyata. Sering memalingkan wajah ke arah
suara/bayangan, menyendengkan telinga ke dinding ruangan. Klien mengatakan ada mahluk
hitam yang sering mengajaknya bicara dan membunuh. Klien takut pada sesuatu yang tidak jelas,
menunjuk ke arah tertentu dan sering mondar-mandir di ruangan.
Identitas Klien
Inisial : Tn.A
RM No : 04.22.31
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Alasan Masuk
klien dibawa oleh keluarga karena tidak mau minum obat dan selalu mengatakan bahwa
dirumahnya ada mahluk halus yang ingin membunuh mereka.
Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa ± 2 tahun yang lalu tepatnya pada tahun
2020 dan pulang kerumah dalam keadaan tenang. Dirumah klien tidak rutin minum obat, tidak
mau kontrol ke RSJ dan selalu mengatakan bahwa dirumahnya ada mahluk halus yang ingin
membunuh mereka. akhirnya keluarga membawa klien kembali di Yayasan pemenangan jiwa
Sumatera Utara pada tanggal 17 juni 2022. Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami
gangguan jiwa.
Fisik
Klien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan
hasil TD : 110/80 mmHg ; N : 82x/i ; S : 36,5oC ; P : 20x/i. Klien memiliki tinggi badan 168 cm
dan berat badan 67 Kg.
Psikososial
Genogram
Penjelasan :
Keterangan :
Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien menyukai seluruh tubuhnya dan tidak ada yang cacat
c. Peran : klien hanya lulusan SMA yang saat ini tidak memiliki pekerjaan
d. Ideal diri : Klien merasa malu karena klien dirawat di RSJ dan ingin cepat pulang ke rumah.
e. Harga diri : Klien mengatakan merasa malu berada di rumah sakit jiwa dan merasa bosan.
Hubungan social
Klien mengganggap bahwa keluarganya adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya,
terutama orangtuanya. Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan di kelompok/masyarakat.
Klien mengatakan mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena klien
sulit bergaul dan selalu ingin menyendiri.
Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan: Klien beragama islam dan yakin dengan agamanya.
3. Aktivitas Motorik
4. Suasana perasaan
Klien juga tidak dapat membedakan kenyataan ataupun tidak nyata, klien sering berbicara atau
tertawa sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, sering menutup mata
5. Afek
7. Persepsi
8. Proses Pikir
Penjelasan : Klien mampu menjawab apa yang ditanya dengan cukup baik
9. Isi pikir
Penjelasan :Klien tidak mengalami gangguan orientasi, klien mengenali waktu, orang dan
tempat.
11. Memori
Penjelasan :Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan yang baru terjadi.
Penjelasan: Klien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan sederhana tanpa bantuan orang lain.
Penjelasan : Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk (mampu melakukan
penilaian)
Penjelasan: Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien mengetahui bahwa dia sedang
sakit dan dirawat di rumah sakit jiwa.
Mekanisme Koping
Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu klien dapat berbicara baik dengan orang lain.
Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan sulit berteman dengan orang lain karena klien selalu ingin menyendiri. Sering
memalingkan wajah ke arah suara/bayangan, menyendengkan telinga ke dinding ruangan. Klien
takut pada sesuatu yang tidak jelas, menunjuk ke arah tertentu dan sering mondar-mandir di
ruangan.
Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang di alaminya dan obat yang dikonsumsinya.
Aspek Medik
Masalah Keperawatan
Analisa Data
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Intervensi
2.Diagnosa Keperawatan
Husinasi
3.Tindakan Keperawatan
Sp1 halusinasi
- Melatih pasien
mengidentifikasi
halusinasinya; isi,
frekuensi, watu terjadi,
sruasi pencetus, perasaan
dan respon halusinasi
- Mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
4.RTL
Sp2; mengontrol halusinasi
dengan cara minum obat
Sp3; mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap - cakap
2. Diagnosa keperawatan
-Halusinasi
3. Tindakan keperawatan
Sp2 : Memberikan informasi
tentang cara pengunaan
obat minum obat
Sp3 : memberikan informasi
dampak positif mengontol
halusinasi dengan cara
bercakap – cakap
RTL :
Sp4 : Mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
aktivitas
2. Diagnosa keperawatan
Halusinasi
3. Tindakan keperawatan
Sp4 : Halusinasi
- Mengevaluasi kemampuan
Menghardik Halusinasi
- Melatih pasien untuk
melakukan kegiatan
spritual
dengan cara
berdoa.
-
RTL :
Halusinasi ; : Follow up dan
evaluasi Sp 1-4 Halusinasi