Kep
MK : Keperawatan Anak 2
Kelompok 2 :
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat
disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen
PPM dan PLP, 2002). Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan
kronis (Mansjoer,A.1999,501).
Berdasarkan dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan Diare adalah buang air
besar (BAB) yang tidak normal, berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja,
1. Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi sedang,
2. Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas diare persiten dengan
B. Etiologi
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain ( sering terjadi pada anak-anak).
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak
kurang matang.
6. Obat-obatan : antibiotic.
C. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam lumen
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi,air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
4. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak,
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak
tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan
asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak
yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg%
d. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik
e. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi
akan meninggal
Tanda dan gejala diare mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Diare
yang semakin parah menyebabkan tinja menjadi cair disertai lendir atau darah. Warna tinja
makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Anua dan daerah
sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagi akibat
semakin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus
selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare yang disebabkan oleh lambung
yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak,
berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi
cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Penyakit diare juga dapat menyebabkan kematian jika dehidrasi tidak diatasi dengan
tepat. Dehidrasi dapat terjadi karenan usus bekerja tidak optimal sehingga besar air dan zat-
zat terlarut di dalamnya keluar bersama feses sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan atau
dehidrasi.
E. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
1. Dehidrasi
a. Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5-8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
c. Dehidrasi Berat
Penatalaksanaan :
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam dengan pemberian cairan 4:1 ( 4 glukosa5%
1 NaHCOз 1½%, dengan pemberian 4 jam pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya
7 jam berikutnya 12 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kg bb.
7 jam berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kg bb.
7 jam berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 105 ml/kg bb ( FKUI,1985 ).
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia