Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Hipotesis Komparatif 

Pengertian hipotesis komparatif merupakan dugaan terhadap perbandingan nilai


dua sampel ataulebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam
macam hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu:
 Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua
sampel (k sampel) 
 Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k
sampel)
Selain itu Hipotesis komparatif juga digunakan untuk membandingkan pengaruh
dari satu variabel terhadap dua subjek yang berbeda. Jadi variabelnya satu di
gunakan pada subjek (populasi/sampel) yang berbeda, dan pada waktunya yang
berbeda. 
– Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang
berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk
perbandingan. Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi
(signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variable dari
dua sampel atau lebih. 
– Bila Ho dalam pengujian diterima, berarti Inilaiper bandingan 2 sampel atau
lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampeL-
sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu.
Baca juga: Validasi Data Penelitian : Pengertian, Manfaat dan Contoh
Ciri-Ciri Hipotesis Komparatif
Dalam penulisan hipotesis komparatif, menurut Moh. Nazir setidaknya harus
ada syarat ciri-ciri hipotesis yang baik, antara lain: 
 Harus menyatakan hubungan
 Harus sesuai dengan fakta
 Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan
 Harus dapat diuji
 Harus sederhana
 Harus bisa menerangkan fakta
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti
harus mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak
bertentangan dengan hukum alam.
Perumusan Hipotesis Komparatif
Dalam pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih, terdapat berbagai
teknik statistik yang dapat digunakan. Teknik statistik mana yang akan
digunakan tergantung pada bentuk komparasi dan macam data. Untuk data
interval dan ratio digunakan statistic parametris dan untuk dapat nominal/diskrit
dapat digunakan statistic nonparametris. 
1. Komparatif Dua Sampel
Pada bagian ini dikemukakan statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis
komparatif dua sampel yang berkorelasi dan independen baik menggunakan
statistik parametris maupun nonparametris. Terdapat tiga macam hipotesis
komparatif dua sampel dan cara mana yang akan digunakan tergantung pada
bunyi kalimat dalam merumuskan hipotesis. Tiga macam pengujian itu adalah :

– Uji Dua Pihak


Uji dua pihak bila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya berbunyi sebagai
berikut :
Ho :Tidak terdapat perbedaan (adakesamaan) produktivitas kerja antara pegawai
yang mendapat kendaraan dinas dengan yang tidak.
Ha : Terdapat perbedaan produktivitas kerja  antara pegawai yang mendapat
kendaraan dinas dengan yang tidak.
Atau dapat ditulis dalam bentuk :
Ho :µ1 = µ2
Ha :µ1 ≠ µ2
Berbagai Teknik Statistik Untuk Menguji Hipotesis Komparatif

MACAM BENTUK KOMPARASI


DATA

DUA K SAMPEL
SAMPEL

Korelasi Independen Korelasi Independen

Interval One Way One Way


ratio  t-test *duasampel t-test Anova * Anova *
*duasampel Two Way Two Way
Anova Anova

Nominal  Fisher Exact Chi Kuadrat Chi


Mc Nemar Chi Kuadrat for k sampel Kuadrat
Two sampel Cochran Q for k
sampel

Ordinal  Median test 


Man-Whitney
Sign test U test Friedman  Median
Wilcoxon Matched Pairs  Kolomogorov Extention
Smirnov
Wald- Two Way Kruskal-
Wolfowitz Anova Walls One
Way
Anova

*Statistik Parametrik
Uji Dua Pihak

– Uji Pihak Kiri


Uji pihak kiridi gunakan apabila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya adalah
sebagai berikut:
Ho: Prestasi belajar siswa SMA yang masuk sore hari lebih besar atau sama
dengan yang masuk pagi hari.
Ha: Prestasi belaja rsiswa SMA yang masuk sore hari lebih rendah dari yang
masuk pagi hari atau dapat ditulis dalam bentuk :
Ho: µ1 ≥µ2
Ha: µ1<µ2

– Uji Pihak Kanan


Uji pihak kanan digunakan bila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya berbunyi
sebagai berikut:
Ho: Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih kecil atau sama dengan Pegawai
Negeri.
Ha: Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih besar dari Pegawai Negeri atau dapat
ditulis dalam bentuk:
Ho: µ1≤µ2
Ha: µ1>µ2
Daerah penerimaan Ho dan Ha untuk ketiga macam uji hipotesis tersebut,
seperti ditunjukan pada gambar-gambar yang ada pada uji deskriptif
(satusampel).
Baca juga: Skala Pengukuran Data dalam Penelitian Disertai Contoh
Contoh Hipotesis Komparatif
Berikut adalah contoh hipotesis komparatif menggunakan sampel berkolerasi.
Dengan cara tes statistic parametrik. Statistik parametric yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk
interval atau ratio adalah menggunakan t-test.
Contoh: 
Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan produktifitas
kerja pegawai sebelum dan sesudah diberi kendaraan dinas. Berdasarkan 25
sampel pegawai yang dipilih secara random dapat diketahui bahwa produktifitas
pegawai sebelum dan sesudah diberi kendaraan dinas adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara sebelum
dan setelah mendapatkan kendaraan dinas.
Ha: Terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara sebelum dan
setelah mendapatkan kendaraan dinas.
NILAI PRODUKTIVITAS 25 KARYAWAN SEBELUM DAN SESUDAH
DIBERI KENDARAAN DINAS

No. Responden ProduktivitasKerja

Sebelum (x1) Sesudah (x2)

1 75 85
2 80 90

3 65 75

4 70 75

5 75 75

6 80 90

7 65 70

8 80 85

9 90 95

10 75 70

11 60 65

12 70 75

13 75 85

14 70 65

15 80 95

16 65 65

17 75 80

18 70 80
19 80 90

20 65 60

21 75 75

22 80 85

23 70 80

24 90 95

25 70 75

Rata-rata x1 = 74 x2 = 79,20

Simpangan Baku  S1 = 7,5 S2 = 10,17

Varians s12 = 56,25 s22 = 103,5

Dari data tersebut telah dapat dihitung rata-rata nilai produktivitas sebelum
memakai kendaraan dinasx1 = 74, simpangan baku s1 = 7,5, dan varians s12 =
56,25. Dan rata-rata nilai produktivitas setelah memakai kendaraan dinas x2 =
79,20, simpangan baku S2 = 10,17, dan varian ss22 = 103,5.

2. Uji asosiatif

Dalam membuat makalah penelitian, salah satu bagian yang terpenting adalah
hipotesis. Hipotesis berfungsi untuk membuktikan kebenaran, seorang peneliti
bisa saja secara sengaja menciptakan suatu gejala, yaitu dengan penelitian atau
percobaan. Apabila suatu hipotesis kebenarannya telah teruji, maka hipotesis
tersebut akan disebut dengan teori.
Terdapat tiga macam hipotesis, salah satunya yakni hipotesis asosiatif. Hipotesis
asosiatif termasuk salah satu hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian
selain Deskriptif dan Komparatif. Supaya kamu lebih paham tentang hipotesis
asosiatif, pada artikel ini, kamu akan menemukan jawabannya. Yuk simak baik-
baik. 
Pengertian Hipotesis Asosiatif
Secara umum, pengertian hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara
terhadap suatu masalah yang sifatnya praduga dan harus dibuktikan
kebenarannya melalui suatu penelitian.
Pendapat lain mengatakan arti hipotesis adalah suatu pendapat yang
kebenarannya masih diragukan dan harus diuji untuk membuktikan
kebenarannya melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah
melalui proses penelitian dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut
akan disebut sebagai teori.
Hipotesis yang akan kita bahas pada artikel ini adalah hipotesis asosiatif.
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pengertian Hipotesis Asosiatif Menurut Para Ahli
1. Menurut Gulo (2000) hipotesis asosiatif biasanya berada pada variabel
yang memiliki kesamaan jenis data, berupa data ordinal, interval, ataupun
rasio, maupun salah satunya rasio atau interval. Perlu ditekankan bahwa
hubungan asosiatif hanya menekankan bahwa kadua variabel sama-sama
berubah. 
2. Menurut Zulfikar (2014) membagi hipotesis asosiatif menjadi tiga bagian,
diantaranya:
1. Hipotesis hubungan simetris, yaitu hubungan yang lebih menekankan
hubungan kebersamaan antara variabel, bukan hubungan sebab akibat. 
Contoh: ada hubungan antara curah hujan dengan banjir, ada hubungan antara
kemiringan lereng dengan tingkat bahaya longsor, ada hubungan antara rotasi
bumi dengan pasang surut air laut, ada hubungan antara penghasilan orangtua
dengan fasilitas yang digunakan.
1. Hipotesis hubungan sebab akibat, hubungan yang sifatnya saling
mempengaruhi, dengan kata lain, mempengaruhi secara sebab akibat
antara dua variabel atau lebih. 
Contoh: angin borohok yang terjadi berpengaruh positif terhadap kerusakan
lahan pertanian, kurangnya asupan makanan berpengaruh positif terhadap gizi
buruk, pasang surut air laut berpengaruh positif terhadap arus laut, ketekunan
siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
1. Hipotesis Interaktif, jenis hipotesis asosiatif ini merupakan hubungan
antara variabel yang saling mempengaruhi, jika hipotesis adalah
hubungan sebab akibat, maka hipotesis interaktif adalah hubungan timbal
balik. 
Contoh: terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara tingkat infiltrasi
dengan permeabilitas tanah, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
antara curah hujan dengan evaporasi, terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi antara laju sedimen dengan tingkat erosi, terdapat hubungan
yang saling mempengaruhi antara pencemaran sungai dengan limbah
masyarakat.
Baca juga : Populasi dan Sampel: Arti, Perbedaan dan Teknik Pengambilan
Pengujian Hipotesis Asosiatif
Sebelum masuk ke Contoh Hipotesis asosiatif, perlu kamu ketahui pengujian
adalah merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam
populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang
diambil dari populasi tersebut.
 Untuk itu dalam langkah awal pembuktiannya, maka perlu dihitung
terlebih dahulu koefisien korelasi antar variabel dalam sampel, baru
koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. jadi menguji hipotesis
asosiatif adalah menguji koefisiensi korelasi yang ada pada sampel untuk
diberlakukan pada seluruh populasi.
 Bila penelitian dilakukan untuk seluruh populasi, maka tidak diperlukan
pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, yang
berarti peneliti tidak perlu merumuskan dan menguji instrumen statistik 
 Terdapat 3 hubungan Asosiatif : Simetris Sebab akibat (kausal) Interaktif
(saling mempengaruhi)Korelasi: angka yang menunjukkan arah dan
kuatnya hubungan antar variabel.
Contoh Hipotesis Asosiatif 
Arah:  dinyatakan dalam bentuk hubungan positif (+) atau negatif (-)
Kuat:  dalam besaran koefisien korelasi

Hubungan variabel dinyatakan positif bila kenaikan nilai variabel yang satu
mengakibatkan kenaikan nilai variabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai
penurunan nilai variabel yang satu mengakibatkan penurunan nilai variabel yang
lain.

Contoh (+) : semakin tinggi orang semakin berat badannya

Hubungan variabel dinyatakan negatif bila kenaikan nilai variabel yang satu
justru mengakibatkan penurunan nilai variabel yang lain dan sebaliknya
penurunan nilai variabel yang satu justru mengakibatkan kenaikan nilai variabel
yang lain

Contoh (+) : hubungan antara tinggi curah hujan dengan es yang terjual
Kisaran Koefisien Korelasi (r)    :  -1 s/d 1
Hubungan sempurna                   :  r = 1 atau -1

Artinya : kejadian variabel yang satu dapat dijelaskan secara sempurna oleh
variabel yang lain, tanpa melakukan kesalahan sedikitpun
Semakin kecil r, semakin besar error (kesalahan) untuk membuat prediksi
Besarnya koefisien korelasi dapat diketahui dengan penyebaran pertemuan titik-
titk antar variabel x dan y:
1. Jika titik-titiknya berbentuk lingkaran:  r = 0
2. Jika titik-titiknya berbentuk elips (oval):  r = 0,5
3. Jika titik-tiknya berbentuk garis lurus:  r = 1

 Pedoman Memilih Teknik Korelasi

  MACAM/TINGKATAN   TEKNIK KORELASI


DATA

  Nominal   Koefisien Kontingency

Ordinal Spearman RankKendal Tau

Interval dan Ratio Pearson Product MomentKorelasi GandaKorelasi


Parsial

Korelasi Product Moment


Digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel, bila data kedua variabel berbentruk interval atau ratio, dan sumber data
dari kedua variabel tersebut adalah sama
r xy     =      Σ xy
√ Σ x2 y2              
 
dimana:
x = (xi – x) dan                 
y = (yi – y)

r xy =  n Σ xi yi – (Σ xi ) (Σ yi)


√ ( n Σ xi2 – (xi)2)( n Σ yi2 – (yi)2)
Rumus di atas digunakan bilamana kita sekaligus akan mencari persamaan
regresinya
Contoh Soal Hipotesis Asosiatif
Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
pendapatan dan pengeluaran.  Untuk keperluan tersebut telah dilakukan
pengumpulan data terhadap 10 responden yang diambil secara random. 
Berdasarkan 10 responden tersebut diperoleh data tentang pendapatan (x) dan
pengeluaran (y) per bulan dalam ribuan sebagai berikut :

x =          800    900     700      600    700     800     900      600     500      500
y  =         300    300     200      200    200     200     300      100     100      100

Ho:  Tidak ada hubungan antara pendapatan dan pengeluaran


Ha:  Terdapat hubungan antara pendapatan dan pengeluaran

atau :
Ho     :  ρ = 0
Ha     :  ρ ≠ 0

No Pendapatan per Pengeluaran per _(X _(Y X 2 Y 2 XY


bulan bulan – X) – Y)
(Y) (Y) x y

1 89 33 12 11 14 11 12
2 7 2 0 0 0 0 0
3 6 2 -1 0 1 0 0
4 7 2 0 0 0 0 0
5 8 2 1 0 1 0 0
6 9 3 2 1 4 1 2
7 6 1 -1 –1 1 1 1
8 5 1 –2 -1 4 1 2
9 5 1 2 –1 4 1 2
10

Σ = 70 _ Σ = 20 _ 0 0 20 6 10
X=7 Y=2

r xy =       Σ xy =          10        =  0,9129


√ Σ x2 y2                               √(20)(6)
Kesimpulan
Terdapat korelasi positif sebesar 0,9129 antara pendapatan dan pengeluaran
setiap bulannya, dimana semakin besar pendapatan, semakin besar pula
pengeluaran. Demikian pembahasan mengenai Contoh Hipotesis Asosiatif,
semoga bermanfaat. (Novia Intan)

Anda mungkin juga menyukai