DUA K SAMPEL
SAMPEL
*Statistik Parametrik
Uji Dua Pihak
1 75 85
2 80 90
3 65 75
4 70 75
5 75 75
6 80 90
7 65 70
8 80 85
9 90 95
10 75 70
11 60 65
12 70 75
13 75 85
14 70 65
15 80 95
16 65 65
17 75 80
18 70 80
19 80 90
20 65 60
21 75 75
22 80 85
23 70 80
24 90 95
25 70 75
Dari data tersebut telah dapat dihitung rata-rata nilai produktivitas sebelum
memakai kendaraan dinasx1 = 74, simpangan baku s1 = 7,5, dan varians s12 =
56,25. Dan rata-rata nilai produktivitas setelah memakai kendaraan dinas x2 =
79,20, simpangan baku S2 = 10,17, dan varian ss22 = 103,5.
2. Uji asosiatif
Dalam membuat makalah penelitian, salah satu bagian yang terpenting adalah
hipotesis. Hipotesis berfungsi untuk membuktikan kebenaran, seorang peneliti
bisa saja secara sengaja menciptakan suatu gejala, yaitu dengan penelitian atau
percobaan. Apabila suatu hipotesis kebenarannya telah teruji, maka hipotesis
tersebut akan disebut dengan teori.
Terdapat tiga macam hipotesis, salah satunya yakni hipotesis asosiatif. Hipotesis
asosiatif termasuk salah satu hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian
selain Deskriptif dan Komparatif. Supaya kamu lebih paham tentang hipotesis
asosiatif, pada artikel ini, kamu akan menemukan jawabannya. Yuk simak baik-
baik.
Pengertian Hipotesis Asosiatif
Secara umum, pengertian hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara
terhadap suatu masalah yang sifatnya praduga dan harus dibuktikan
kebenarannya melalui suatu penelitian.
Pendapat lain mengatakan arti hipotesis adalah suatu pendapat yang
kebenarannya masih diragukan dan harus diuji untuk membuktikan
kebenarannya melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah
melalui proses penelitian dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut
akan disebut sebagai teori.
Hipotesis yang akan kita bahas pada artikel ini adalah hipotesis asosiatif.
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pengertian Hipotesis Asosiatif Menurut Para Ahli
1. Menurut Gulo (2000) hipotesis asosiatif biasanya berada pada variabel
yang memiliki kesamaan jenis data, berupa data ordinal, interval, ataupun
rasio, maupun salah satunya rasio atau interval. Perlu ditekankan bahwa
hubungan asosiatif hanya menekankan bahwa kadua variabel sama-sama
berubah.
2. Menurut Zulfikar (2014) membagi hipotesis asosiatif menjadi tiga bagian,
diantaranya:
1. Hipotesis hubungan simetris, yaitu hubungan yang lebih menekankan
hubungan kebersamaan antara variabel, bukan hubungan sebab akibat.
Contoh: ada hubungan antara curah hujan dengan banjir, ada hubungan antara
kemiringan lereng dengan tingkat bahaya longsor, ada hubungan antara rotasi
bumi dengan pasang surut air laut, ada hubungan antara penghasilan orangtua
dengan fasilitas yang digunakan.
1. Hipotesis hubungan sebab akibat, hubungan yang sifatnya saling
mempengaruhi, dengan kata lain, mempengaruhi secara sebab akibat
antara dua variabel atau lebih.
Contoh: angin borohok yang terjadi berpengaruh positif terhadap kerusakan
lahan pertanian, kurangnya asupan makanan berpengaruh positif terhadap gizi
buruk, pasang surut air laut berpengaruh positif terhadap arus laut, ketekunan
siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
1. Hipotesis Interaktif, jenis hipotesis asosiatif ini merupakan hubungan
antara variabel yang saling mempengaruhi, jika hipotesis adalah
hubungan sebab akibat, maka hipotesis interaktif adalah hubungan timbal
balik.
Contoh: terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara tingkat infiltrasi
dengan permeabilitas tanah, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
antara curah hujan dengan evaporasi, terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi antara laju sedimen dengan tingkat erosi, terdapat hubungan
yang saling mempengaruhi antara pencemaran sungai dengan limbah
masyarakat.
Baca juga : Populasi dan Sampel: Arti, Perbedaan dan Teknik Pengambilan
Pengujian Hipotesis Asosiatif
Sebelum masuk ke Contoh Hipotesis asosiatif, perlu kamu ketahui pengujian
adalah merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam
populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang
diambil dari populasi tersebut.
Untuk itu dalam langkah awal pembuktiannya, maka perlu dihitung
terlebih dahulu koefisien korelasi antar variabel dalam sampel, baru
koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. jadi menguji hipotesis
asosiatif adalah menguji koefisiensi korelasi yang ada pada sampel untuk
diberlakukan pada seluruh populasi.
Bila penelitian dilakukan untuk seluruh populasi, maka tidak diperlukan
pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, yang
berarti peneliti tidak perlu merumuskan dan menguji instrumen statistik
Terdapat 3 hubungan Asosiatif : Simetris Sebab akibat (kausal) Interaktif
(saling mempengaruhi)Korelasi: angka yang menunjukkan arah dan
kuatnya hubungan antar variabel.
Contoh Hipotesis Asosiatif
Arah: dinyatakan dalam bentuk hubungan positif (+) atau negatif (-)
Kuat: dalam besaran koefisien korelasi
Hubungan variabel dinyatakan positif bila kenaikan nilai variabel yang satu
mengakibatkan kenaikan nilai variabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai
penurunan nilai variabel yang satu mengakibatkan penurunan nilai variabel yang
lain.
Hubungan variabel dinyatakan negatif bila kenaikan nilai variabel yang satu
justru mengakibatkan penurunan nilai variabel yang lain dan sebaliknya
penurunan nilai variabel yang satu justru mengakibatkan kenaikan nilai variabel
yang lain
Contoh (+) : hubungan antara tinggi curah hujan dengan es yang terjual
Kisaran Koefisien Korelasi (r) : -1 s/d 1
Hubungan sempurna : r = 1 atau -1
Artinya : kejadian variabel yang satu dapat dijelaskan secara sempurna oleh
variabel yang lain, tanpa melakukan kesalahan sedikitpun
Semakin kecil r, semakin besar error (kesalahan) untuk membuat prediksi
Besarnya koefisien korelasi dapat diketahui dengan penyebaran pertemuan titik-
titk antar variabel x dan y:
1. Jika titik-titiknya berbentuk lingkaran: r = 0
2. Jika titik-titiknya berbentuk elips (oval): r = 0,5
3. Jika titik-tiknya berbentuk garis lurus: r = 1
x = 800 900 700 600 700 800 900 600 500 500
y = 300 300 200 200 200 200 300 100 100 100
atau :
Ho : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
1 89 33 12 11 14 11 12
2 7 2 0 0 0 0 0
3 6 2 -1 0 1 0 0
4 7 2 0 0 0 0 0
5 8 2 1 0 1 0 0
6 9 3 2 1 4 1 2
7 6 1 -1 –1 1 1 1
8 5 1 –2 -1 4 1 2
9 5 1 2 –1 4 1 2
10
Σ = 70 _ Σ = 20 _ 0 0 20 6 10
X=7 Y=2