Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

DADRS (DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN, SEDANG)

A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair
/setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (2016)
diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat
dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Dehidrasi Ringan adalah Berat badan menurun 3% - 5% dengan volume
cairan yang hilang kurang dari 50 ml / kg (Suryadi, 2015). Gejala : Keadaan umum
baik, sadar, normal, ada air mata, mulut dan lidah basah, tidak haus, turgor kulit
kembali cepat (Mansjoer, 2016).
Dehidrasi sedang adalah berat badan menurun 6% - 9% dengan volume
cairan yang hilang 50-90 ml/kg BB (Suriadi, 2001 : 85). Gejala : Gelisah, rewel,
mata cekung mulut dan lidah kering, rasa haus ingin minum banyak, turgor kembali
lambat (Mansjoer, 2016).

B. Penyebab
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor sebagai berikut :

1. Faktor infeksi
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak.
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas.
b) Infeksi virus : Enteroviru, Adenovirus, Rotavirus. Astrovirus.
c) Infeksi parasit : Cacing ( Ascaris, Trichuris, Oxyuris, strongyloides );
Protozoa ( Etamoba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis );
jamur ( Candida albicans ).
2. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa) , monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

1
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.

C. Manifestasi Klinik
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin Meningkat, nafsu
makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora
komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam. (Kusmaul)

D. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan
ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua
akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas
usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya
mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam
lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan
toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai
berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)

2
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh,
terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk
metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari
cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada
anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya
gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya
gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar
glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu
yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak
segera diatasi klien akan meninggal.

E. Pathways

3
F. Pemeriksaan Penunjang

4
1. Pemeriksaan Tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. PH dan kadar gula dengan tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest

bila diduga terdapat intoleransi gula.

c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan

menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan

analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor

dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).

5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau

parasit secara kualitatif dan kuantitatif terutama dilakukan pada penderita diare

kronik (Rusepno, 2002).

G. Fokus Pengkajian Keperawatan

1. Riwayat kesehatan sekarang


Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair
berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir
dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan
menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala
penurunan kesadaran
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
1) Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post
matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan,
dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
2) Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang
menolong persalinan, penyulit persalinan.
3) Post natal

5
Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm,
kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
4) Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya,
pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan,
masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin
dan mineral atau suplemen lain.
5) Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan,
kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi
terhadap rawat inap sebelumnya.
6) Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang,
tumbuh-tumbuhan, debu rumah
7) Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
8) Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun,
reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain,
gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
9) Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200
gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6
bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada
usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan
3. Aktivitas Sehari-hari
1) Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari.
2) Output cairan :
a. IWL (Insensible Water Loss)
(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh–36,8 0C)
b. SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati,
misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :
1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam

3) Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training

6
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Suhu badan : mengalami peningkatan
Nadi : cepat dan lemah
Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
Tekanan darah : menurun
b. Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran
kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare
mengalami penurunan berat badan.
c. Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak
ditemukan bunyi nafas tambahan.
d. Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
e. Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering,
peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi
encer
f. Perkemihan
Volume diuresis menurun.
g. Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
h. Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
i. Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
j. Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
k. Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
l. Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran (Suriadi, 2001).

H. Diagnosa Keperawatan

7
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrient.
3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, penyakit dll (Nanda, 2009-2011).

I. Rencana Tindakan Keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Kekurangan Terpenuhinya kebutuhan  Anjurkan ibu untuk  Zat-zat yang
volume cairan cairan elektrolit dalam tetap memberikan terkandungan dalam
berhubungan tubuh setelah dilakukan ASI. ASI sangat baik
dengan tindakan 2 x 24 jam untuk bayi.
kehilangan dengan kriteria hasil:
cairan. - Input dan output  Anjurkan orangtua  Untuk mengurangi
cairan elektrolit untuk memberikan defekasi yang
seimbang. oralit sedikit-sedikit berlebih.
- Menunjukkan tapi sering.
membran mukosa
lembab dan turgor  Ajarkan orang tua  Memenuhi
jaringan normal. cara membuat LGG kebutuhan elektrolit
(Larutan Gula tubuh.
Garam).

 Kolaborasi dengan  Memenuhi


tim medis untuk kebutuhan cairan
memasang infus elektrolit dalam
kristaloid (RL). tubuh.

2. Ketidakseimb Terpenuhinya kebutuhan  Monitor tetesan  Memantau input


angan Nutrisi: nutrisi dalam tubuh infus/jam. cairan yang masuk

8
kurang dari setelah dilakukan dalam tubuh.
kebutuhan tindakan selama 2 x 24
tubuh jam dengan kriteria hasil:  Anjurkan banyak  Menggantikan
berhubungan - Orang mengerti minum air putih. cairan yang
dengan jenis makanan bagi terbuang.
Ketidakmamp anak diare.
uan untuk - Nafsu makan
mengabsorpsi meningkat.  Beri PenKes tentang
nutrient. - Pasien pentingnya nutrisi bagi  Memberikan
menghabiskan 1 anak diare. pengetahuan pada
porsi makan rumah orang tua,makanan
sakit. yang harus
- Berat badan kembali dikomsumsi anak
normal. diare.
 Anjurkan orangtua
untuk tidak  Usus tidak dapat
memberikan makanan menyerap makanan
tinggi serat. yang berserat.

3. Hipertermia Rasa nyaman kembali  Temani pasien/anak


berhubungan terpenuhi setelah saat makan.  Memantau seberapa
dengan dilakukan tindakan banyak makanan yang
dehidrasi, keperawatan dengan  Kolaborasi dengan tim masuk.
penyakit dll. kriteria hasil: gizi dalam pemberian
- Suhu tubuh pasien makanan rendah serat.  Memenuhi asupan gizi
turun nomal. (36- dalam tubuh.
0
37 C)  Monitor BB
- Pasien mengatakan  Memantau
dirinya sudah peningkatan kebutuhan
merasa nyaman  Anjurkan orangtua nutisi dalam tubuh.
untuk memberikan  Memberikan respirasi
pakaian longgar/ pada kulit.
tipis.
 Anjurkan orangtua
untuk tidak  Sirkulasi udara
memberikan selimut

9
tebal.

 Ganti pakaian pasien


jika basah.  Memberikan
kenyamanan
 Lakukan kompres
hangat.  Membuka pori2 untuk
melancarkan sekresi
keringat.
 Kolaborasi dengan
tim medis untuk  Menurunkan panas.
pemberian antipiretik
(paracetamol).

DAFTAR PUSTAKA

10
Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid II, Penerbit Media
Aesculapius, FKUI, Jakarta.

Nanda, 2009-2012. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta.

Suriadi, 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I, Penerbit CV. Sagong Seto,
Jakarta.

Rusepno Hasan, 2002. Ilmu Kesehatan Anak, Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai