b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
4. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri kadang perawatan diri Tidak melakukan
seimbang kadang tidak perawatan saat stress
5. Penatalaksanaan
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan medis
karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapai kejiwaan
melalui komunikasi terapeutik.
C. Pohon Masalah
2. Defisit Perawatan Diri
Untuk Klien
Tujuan: Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi,
berpakaian, makan, dan BAB/BAK
Intervensi:
a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri secara mandiri
b. Memberikan cara melakukan mandi/membersihkan diri, berhias, makan/minum,
BAB/BAK secara mandiri
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengawali masalah kurang
perawatan diri
Untuk Keluarga
a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh
klien agar dapat menjaga kebersihan diri
b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan memantau klien dalam
merawat klien
c. Anjurkan klien untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam merawat
diri.
H. Strategi Pelaksanaan Tindakan
SP Pada Pasien SP Pada Keluarga
SP 1 SP I k
1. Menjelaskan pentingnya1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
kebersihan diri keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan cara menjaga 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
kebersihan diri defisit perawatan diri, dan jenis defisit
3. Melatih pasien cara menjaga perawatan diri yang dialami pasien
kebersihan diri beserta proses terjadinya
4. Membimbing pasien
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
memasukkan dalam jadwal defisit perawatan diri
kegiatan harian.
SP 2 p SP 2 k
1. Memvalidasi masalah dan 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
latihan sebelumnya. merawat pasien dengan defisit perawatan
2. Menjelaskan cara makan diri
yang baik 2. Melatih keluarga melakukan cara
3. Melatih pasien cara makan merawat langsung kepada pasien defisit
yang baik perawatan diri
4. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP 3 p SP 3 k
1. Memvalidasi masalah dan 1. Membantu keluarga membuat jadual
latihan sebelumnya. aktivitas di rumah termasuk minum
2. Menjelaskan cara eliminasi obat (discharge planning)
yang baik 2. Menjelaskan follow up pasien setelah
3. Melatih cara eliminasi yang pulang
baik.
4. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
Daftar Pustaka