Pengertian
Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair, sering dengan atau tanppa
2014)
Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau adapat pula bercampur
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi dengan
bagian feces tidak terbentuk. Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang
air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 x
B. Klasifikasi
1. Diare akut
Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi dan kualitas
defekasi.
2. Diare kronis
C. Etiologi
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis media
2. Faktor malabsorbsi
Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
D. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah (Muttaqin dan Sari, 2015) :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
2. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare tidak karena
sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
- Masuknya jada renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
bertambah).
- Hipoklikemia
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan
- Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
- Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama
makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak asam
laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekugn (pada bayi)
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah, 1997).
G. Penatalaksanaan
Medik :
3. Obat-obatan.
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan keadaan
umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di
atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan /
sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan pasien,
tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada umumnya cairan Ringer
laktat (RL) diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan
- Dehidrasi ringan
- Dehidrasi sedang
- Dehidrasi berat
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanan :
- Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
- Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak mau
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan tidak
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan / tanpa
muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air
- Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak beladora,
opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja
seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare
- Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila penyebabnya
bronkopneumonia.
H. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
2. Rinjatan hipovolemik
elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktasi.
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
I. Asuhan Keperawatan
1. Biodata umum
2. Riwayat kesehatan
Riwayat gastroenteritis, glardiasis, penyakit seliakus, sindrom iritabilitas kolon, otitis media
5. Keluhan utama
Anak sering menangis, tidam mau makan dan minum, badan lemas.
a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene anak kurang : kebiasaan ibu memelihara kuku anak, cuci tangan sebelum
c. Eliminasi BAB
d. Aktifitas
e. Sensori
a. Keadaan umum
b. Tanda vital
c. Mata: cekung
b. Diagnosa keperawatan
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer.
3. Hipertermi berhubungan dengan infeksi ditandi dengan kerusakan pada mukosa usus.
5. Gangguan tidur berhubungan dengan rasa nyaman ditandai dengan sering defekasi.
6. Cemas berhubungan dengan kondisi dan hospitalisasi pada anak.
c. Intervensi
NOC:
b. Turgor elastik
NIC:
- Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah
- Kaji TTV
- Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran mukosa.
- Anak diistirahatkan
- Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai program.
NOC :
NIC :
mukosa usus.
NOC :
NIC :
- Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan peningkatan dari nilai dasar suhu normal
pasien.
NOC :
- Iritasi berkurang
NIC :
- Gunakana kapas lembab dan sabun bayi (pH normal) untuk membersihkan anus
NOC :
NIC :
- Berikan susu hangat sebelum tidur
- Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman.
- Lakukan persiapan untuk tidur malam sesuai dengan pola tidur pasien.
Tujuan : Anak dan orang tua menunjukkan rasa cemas atau takut berkurang.
NOC :
- Orang tua aktif marawat anak dan bertanya dengan perawat atau dokter tentang
NIC:
- Anjurkan pada orang tua mengekspresikan perasaan rasa takut dan cemas,
dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati dengan sentuhan terapeutik.
Rasional : mengurangi rasa cemas dan takut yang dialami oleh orang tua.
Rasional : orang tua anak merasa diperhatiakn akan rasa cemas yang dihadapinya.
- Jelaskan setiap prosedur yang akan dlakukan pada anak kepada orang tua.
Rasional : meningkatkan pengetahuan orang tua dan agar orang tua mengetahui kondisi
anak.
informasi.
NOC :
NIC :
Rasional : ajarkan orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk mengetahui kontaminasi.
ada lalat.
Cahyono, J. S. (2014). Tatalaksana Klinis di Bidang Gastro dan Hepatologi. Jakarta: Sagung
Seto.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015 ). NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan:
Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Ed. 10 . Jakarta : EGC
Johnson, mario dkk (2015) Nursing Outcomes Classificasion (NOC) Jakarta: EGC
Johnson, mario dkk (2015) Nursing Intervension Classificasion (NIC) Jakarta: EGC