Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis
lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan
masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare
tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena
kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari
lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di
lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara.
Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates.
Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat
Indonesia. Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan
dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare
adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja diare
(Depkes RI,
1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada An.”H”
dengan Gastroenteritis atau diare.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh
pasien An.”H”.
1
b. Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis (diare).

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam laporan ini ditulis dengan metode observasi,
dengan teknik pengumpulan data, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis).

D. Sistematika Penulisan
Dalam Asuhan Keperawatan pada pasien An. ‘’H” dengan Gastroenteritis
(diare)

BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. DEFINISI

Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi
berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda Juall, 2012).

Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi dimana
seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau mulas kemudian defekasi
berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan secara terus- menerus
dengan frekuensi lebih dari 3 kali.

2. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
- Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,
aeromonas, dsb.
- Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
- Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles, protozoa
(Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis), jamur
(candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis
media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2
tahun.

3
2. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

3. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus


Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan

4
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.

Patogenesis diare akut :


- Masuknya jada renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung.
- Jasad renik tersebut berkembangbiak (multiplikasi) di dalam usus halus.
- Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
- Akibat toksin hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare kronis :


Lebih koplek dan faktor-faktor yang menimbulkan wabah infeksi, bakteri, parasit,
malabsorbsi, malnutrisi, dll.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
- Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengatakan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (osidosis, metabolik, hipokalamia).
- Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah).
- Hipoklikemia
- Gangguan sirkulasi darah.

4. MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan berkurang
atau tidak ada.
- Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
- Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu
- Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama
makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak
asam laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.

5
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekugn (pada bayi) selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

5. KOMPLIKASI
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Rinjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,
perubahan elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktasi.
6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

6. PENATALAKSANAAN
Medik :
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.
2. Dietetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan.

1) Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan
yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena

6
pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6
bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap
sering disebut : oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan
pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada
umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi,
yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya.
- Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
- Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral
selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari
- Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde)
selanjutnya 125 ml / kg BB / hari
- Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.

2) Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg
jenis makanan :
- Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).
- Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak
mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan tidak
mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.

7
3) Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan /
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat
lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
- Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30
mg. Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
- Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak
beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya
untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi.
- Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila
penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis, bronkitis
/ bronkopneumonia.

7. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan verifikasi atau
komunikasi data tentang klien selama pengkajian perawat mendapatkan dua tipe
data yaitu :
a) Data subjektif : pengumpulan data dari sumber primer/ klien) merupakan persepsi
klien tentang masalah kesehatannya biasanya mencangkup perasaan ansietas,
ketidaknyamanan fisik atau stress mental.
-Pasien mengeluh diare terus menerus
-Pasien mengatakan feses encer/cair
-Pasien mengeluh mulas
b) Data objektif: (pengumpulan data dari sumber sekunder) merupakan pengamatan
atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data.

8
-Pasien terlihat tampak lemas
-Pasien terlihat memegangi area perutnya

Pola kesehatan fungsional


a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang : kebiasaan memelihara kuku, cuci tangan sebelum
makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.
b. Nutrisi dan metabolik
Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.
c. Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari > dari 3 sampai 8 kali per hari.
d. Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai rasa sakit pada abdomen.

Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tampak lemah dan kesakitan.
b. Tanda vital
Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang
Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
TD menurun karena dehidrasi
RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul)
Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi
Nadi meningkat (nadi perifer melemah)
c. Mata: cekung
d. Mulut: mukosa kering
e. Abdomen: turgor jelek
f. Kulit: kering, kapilari refil > 2’

9
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri.


2. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.

C. INTERVENSI
1. Diagnosa : Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri
Tujuan : Diare dapat teratasi dalam jangka waktu
secepatnya Hasil yang diharapkan :
a. Konsistensi feses berbentuk
b. Tidak ada keluhan mengenai diare
c. Tidak terjadi lemas
2. Diagnosa : Kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
seringnya buang air besar dan encer.
Tujuan : Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal.
Hasil yang diharapkan :
a. Pengisien kembali kapiler < dari 2 detik
b. Turgor elastik
c. Membran mukosa lembab
d. Berat badan tidak menunjukkan
penurunan. Intervensi :
- Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah
dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
- Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.
- Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran
mukosa. Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.
- Ukur BB setiap hari

10
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi.
- Anak diistirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
- Kolaborasi dengan pemberian cairan
parenteral Rasional : meningkatkan
konsumsi yang lebih.
- Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai
program. Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah.

3. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan menurunnya intake absorbsi makanan.
Tujuan : Anak-anak toleran diet yang
sesuai. Hasil yang diharapkan :
-BB dalam batas normal
-Tidak terjadi kekambuhan
diare. Intervensi :
-Timbang BB tiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan dalam pemberian nutrisi./
- Pembatasan aktifitas selama fase sakit
akut Rasional : mengurangi reyurtasi.
- Jaga kebersihan mulut pasien
Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
-Monitor intake dan output
Rasional : observasi kebutuhan nutrisi.

D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan yang lebih dibuat,
dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.

11
E. EVALUASI
1) Pasien tidak diare lagi
2) Konsistensi feces berbentuk dan tidak cair
3) Pasien tidak merasa mual

12
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada Bab ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan Keperawatan pada An.H dengan

GE.Berdasarkan studi kasus yang dilakukan di Rs hermina Jatinegara tanggal 13 Maret

sampai dengan 15 maret 2020 tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus GE

diruang perawatan anak lantai 6 didapatkan hasil sebagai berikut :

1. PENGKAJIAN Keperawatan
Dalam pengkajian ini penulis melakukan pengumpulan data yang meliputi data dasar,data
penunjang dan data fokus adapun data diperoleh penulis pada saat pengkajian sebagai berikut :

1. Biodata
Identitas Pasien
Nama : An.H
Usia :2 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl.Bekasi Timur IX Rt 009/ 003 No.15 Rawa bunga Jatinegara Jakarta Timur
Tanggal Masuk : 13 Maret 2020
Diagnosa Medis : GE
NO Register : A 43.81.76

Identitas Orangtua
Nama ayah : Tn. F
Usia : 52 tahun
Agama :Islam
Pekerjaan:Kary.Swasta
Pendidikan : Sma
Suku : jawa

2. Anamnesa
 Keluhan Utama : BAB Encer 6x/hari sejak pagi lendir warna hijau,muntah 2x/hari,tidak mau
makan minum
 Riwayat Penyakit Sekarang : OT mengatakan anak BAB 6x dengan konsistensi cair berlendir
berwarna kuning sejak pagi,Tidak mau makan minum,muntah 2x/hari,batuk tidak ada, demam
tidak ada.
 Riwayat Penaykit Terdahulu :tidak ada

13
 Riwayat Penaykit Keluarga : Tidak Ada
 Riwayat Penggunaan Obat : Tidak Ada
 Riwayat Alergi : Tidak Ada
3. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 GCS :15 ( E4 M6 V5)
 TTV Suhu 37,2 C HR 90 x/menit RR 18X/menit
 Atropometri : BB 12 KG TB 90 CM
4. Pengkajian Head to Toe
 Mata : gangguang penglihatan tidak ada,posisi mata simetris,pupil isokor,kelopak mata
TAK,Konjungtiva TAK, Sklera TAK,alat bantu penglihatan tidak ada.
 Telinga : Gangguan pendengaran tidak ada,bentuk daun telinga simetris antara keduanya,alat
bantu pendengaran tidak ada.
 Hidung : Bentuk hidung simetris,keadaan hidung bersih tanpa darah,tidak ada
secret,penciuman baik,tidak ada polip atau masa ,tidak ada nyeri tekan dan sinusiti
 Mulut : mukosa bibir kering,gigi tidak karies,lidah kotor,tidak ada pembesaran tonsil,tidak ada
nyeri tekan dan massa
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada massa dan nyeri tekan.
 Paru : Pola nafas normal,Retraksi dada tidak ada,Irama Nafas teratur, suara nafas vesikuler,
perkusi sonor
 Jantung : nyeri dada tidak ada, sirkulasi akral hangat,bunyi jantung normal
 Abdomen :Abdomen supel. Peristaltic usus cepat 37x/menit,tidak ada nyeri tekan,tidak ada
distensi,dan asites,suara abdomen tympani
 Genetalia :bersih,tidak ada pymosis
 Anus : terdapat iritasi pada anus
 Kulit : turgor kulit tidak elastis, warna kulit sawo matang,integritas utuh
 Otot : pergerakan sendi bebas, kekuatan otot baik, farktur tidak ada,postur tubuh normal
5. Daftar masalah keperawatan
 Kurang Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
diare dan asupan cairan yang tidak adekuat
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi defekasi yang sering dan feses yang cair

14
6. Rencana keperawatan
 Mengobservasi TTV
 Memotivasi Ot Dalam pemberian cairan parenteral
7. Penatalaksanaan
 IVFD KN3B 1100cc/24jam
 Gracef 1x500mg (IV)
 Flagil 3x100mg(Iv)
 Lacto B 2X1Sachet
 Interzinc 1x20mg
 Salep Myco-Z
 Diit Makan lunak rendah serat
8. Pemeriksaan Penunjang
 Tanggal 13 maret 2020 jam 10.00

Hematologi Hasil Satuan


Hemoglobin 11,0 g/dl
Hematokrit 30 %
Leukosit 5830 Ribu/ul
Trombosit 374.000 Ribu/ul

 Hasil Feses Lengkap

Pemeriksaan Hasil
Warna Kuning
Konsistensi Lembek cair
Lendir Positif
Darah Negatif
Eristrosit Negatif
Leukosit Negatif
Epitel Negatif
Amilum Negatif
Lemak Negatif
15
Serat Tumbuhan Negatif
Telur cacing Negatif
Amoeba Positif
Jamur Negatif
Darah samar Negatif

9. Analisa Data

Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah


13.03.20 DS: OT mengatakan anak BAB 6x dengan konsistensi cair Kehilangan Kurang
berlendir berwarna kuning sejak pagi cairan yang volume
DO : KU sakit sedang,CM,TTV sh37,2 Hr 90 RR 18 berlebih cairan
Mukosa bibir kering,bising usus 37x/menit,akral hangat.

14.03.20 DS : Ot mengatakan anaknya tidak mau makan Asupan yang gg nutrisi


minum,muntah 2x/hari tidak adekuat kurang dari
Do: KU sakit sedang,CM,TTV sh36,5 Hr 92 RR 20 kebutuhan
Mukosa bibir kering,Turgor kulit tidak elastis,lidah kotor, tubuh
makan habis 2 sendok

15.03.20 DS: Ot mengatakan anaknya rewel karena iritasi pada anus Kerusakan Iritasi
DO : anak tampak rewel dan menangis, TTV sh 36,3 Hr 90 integritas defekasi
RR 18x/menit, ada luka iritasi di anus kulit yang
sering dan
feses
yang cair

10. Diagnosa Keperawatan


 Kurang Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
diare dan asupan cairan yang tidak adekuat
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi defekasi yang sering dan feses yang cair

16
17
18
19
Rencana Keperawatan

Hari/
Diagnosa Tujuan &
No tgl/ Intervensi Tanggal
Keperawatan Kriteria Hasil teratasi
jam
1. Senin, Kurang Volume Setelah diberikan Mandiri : 14 maret
13 cairan berhubungan tindakan asuhan A. Monitoring TTV 2020
Maret dengan kehilangan keperawatan
cairan yang B. Monitoring bising
Jam 9 selama 1x24 jam
berlebihan. usus
diharapkan
DS : OT mengatakan C. Anjurkan pasien
masalah diare
anak BAB 6x dengan banyak minum ±6-8
konsistensi cair teratasi dengan
berlendir berwarna gelas
kuning sejak pagi kriteria hasil:
DO : KU sakit sedang,CM, Kolaborasi :
1.Pasien BAB
TTV sh37,2 Hr 90 D. . Kolaborasi dengan
RR 18 2x sehari
Mukosa bibir kering DPJP dalam
,bising usus 37x/menit dengan
,akral hangat.
pemberian Gracef
konsistensi
1x500mg
lembek
(IV),FLAGIL
2.Pasien tidak
3x100mg (IV),lacto
sakit perut
B 2x1,interzink
mulas-mulas
1x20mg

20
3. Bising usus
pasien 10-15
x/menit
4. Turgor kulit
elastic
5. Mukosa
bibir lembab

Hari/
Diagnosa Tujuan
No tgl/ jam Intervensi Tanggal
Keperawatan & teratasi
ditemukan
Kriteria
Hasil
2 Selasa, Perubahan Setelah Mandiri : Tgl
Tgl 14.03.20 nutrisi kurang diberikan 1. Kaji status 15.03.20
dari kebutuhan tindakan
Jam 09 tubuh
nutrisi pasien
asuhan 2. Kaji
berhubungan
keperawatan keadaan
dengan
selama 1x24
kehilangan abdomen,
cairan akibat jam
diharapkan bising usus,
diare dan asupan
masalah keluhan
cairan yang
tidak adekuat nutrisi muntah
teratasi 3. Libatkan
DS : Ot dengan orangtua
mengatakan kriteria hasil: dalam
anaknya tidak 1. Pasien pemberian
mau makan
minum,muntah
makan habis makan dalam
2x/hari 1porsi porsi kecil
Do: KU sakit 2.Muntah tapi sering
sedang,CM, tidak ada
TTV sh36,5 Hr 92
21
RR 20 3.Nafsu Kolaborasi
Mukosa bibir kering, makan 4. Kolaborasi
Turgor kulit tidak
elastis,lidah kotor,
meningkat Dengan ahli
makan habis gizi dalam
2 sendok pemberian
diit yang
sesuai

3 Tanggal Kerusakan Setelah 1. Perawatan 15 maret


14.03.20 integritas kulit diberikan perineal 2020
berhubungan tindakan
jam 09 dengan iritasi
(oleskan
asuhan lotion/salep)
defekasi yang
keperawatan 2. Monitor ttv
sering dan feses
selama 1x24
yang cair 3.mengganti
jam
diharapkan popok bila
masalah sudah kotor
DS: Ot
kerusakan atau penuh
mengatakan
anaknya rewel integritas
karena iritasi kulit teratasi
pada anus dengan
DO : anak kriteria hasil
tampak rewel 1 Tidak ada
dan menangis, iritasi atau
TTV sh 36,3 luka lecet
Hr 90 RR 2. Integritas
18x/menit, ada kulit yang
luka iritasi di baik bisa
anus dipertahankan
3.libatkan
keluarga
untuk sering
mengganti
pempes bila
kotor atau
penuh

22
23
Implementasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa
No Jam Implemetasi Nama perawat dan
Keperawatan paraf
ditemukan
1 13Maret 2020 Kurang Volume Melakukan serah terima pasien (Paraf) Perawat
07.00 cairan dengan Zr.N pasien Dr.S dengan
GE
berhubungan
07.30 dengan Memperkenalkan diri sebagai
kehilangan
Zr.fitri PN pagi jam 07-14

08.00 cairan yang Mengobservasi TTV


berlebihan. SH 37,2 HR 90 RR 18x/mnit

09.00 Melakukan pengkajian :


(Paraf) Perawat
DS : OT mengatakan
anak BAB 6x dengan
konsistensi cair
berlendir berwarna
kuning sejak pagi
DO : KU sakit sedang,CM,
TTV sh37,2 Hr 90
RR 18
Mukosa bibir kering
,bising usus 37x/menit (Paraf) Perawat
,akral hangat. Terpasang infus
Kn3B 1100/24 Jam

10.00 Mengoservasi ku pasien dan tetesan infus


Respon/ pasien tampak rewel
,infus menetes lancar
11.00 Memberikan Injeksi Flagil 100mg
(IV),melakukan skintest Gracef
Respon/ pasien rewel,alergi tidak
Ada

11.30 Memberikan terapi injeksi Gracef


500mg (iv) (Paraf) Perawat
Respon/ tidak ada alergi
12.00
Melibatkan OT dalam opemberian cairanParaf perawat
intake yang adekuat
Respon/OT kooperatif

13.00 Memberikan terapi oral Lacto B


1 sachet,interzink 1cth Paraf perawat
Repon/pasien kooperatif

24
2 14.03.20 Melakukan serah terima pasien dengan Paraf perawat
07.30 Zr.T pasien DR .S dengan GE
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
08.00 berhubungan Memperkenalkan diri pasien sebagai Paraf perawat
dengan PN pagi jam 07-14
kehilangan
09.00 cairan akibat Melakukan Pengkajian Lanjutan :
diare dan asupan DS : Ot mengatakan anaknya tidak
cairan yang tidak mau makan minum,muntah 2x/hari Paraf perawat
adekuat Bab sudah lembek 1x,rewel ada ruam
di anus
Kerusakan Do: KU sakit sedang,CM,os tampak
integritas kulit Rewel,ada ruam dipopok
berhubungan TTV sh36,5 Hr 92
dengan iritasi RR 20
defekasi yang Mukosa bibir kering,
sering dan feses Turgor kulit tidak elastis,lidah kotor,
yang cair makan habis
2 sendok,Terpasang infus KN3B
1100/24 jam

Menemani Dr.S VSIT :terapi tambahan Paraf perawat


10.00 Salep Myco z

Melibatkan OT dalam pemberian Paraf perawat


11.00 Makan dan minum sedikit tapi sering
Sering ganti popok sesring mungkin,
Mengoleskan salep Myco z
Respon/ Pasien kooperatif Paraf perawat

Memberikan Injeksi Gracef 500 mg


12.00 (IV),Flagil 100mg( IV),interzink 1 cth,
Lacto b 1 sachet
Respon / pasien kooperatif, alergi
Tidak ada Paraf perawat
Mengobservasi ku pasien dan infus
13.00 Respon/ os tenang,infus menetes
Lancar

3
Melakukan serah terima pasien Paraf perawat
15 maret 20 dengan ZR.R pasien DR.S
07.00

Memperkenalkan diri sebagai ZR Paraf Perawat


07.30 PN pagi jam 07-14

25
Paraf perawat
08.00 Melakukan Pengkajian lanjutan
DS: Ot mengatakan anaknya sudah
tidak diare,tidak muntah ,kemerahan
di anus agak berkurang
DO : anak tampak tenang, TTV sh
36,3 Hr 90 RR 18x/menit, kemerahan
di anus agak berkurang,IVFD KN3B
110/24 jam Paraf perawat

Melibatkan Ot pemberian cairan


10.00
intake yang adekuat, mengganti
popok sesering mungkin
Respon/ot kooperatif
Paraf perawat
11.00 Mengoservasi ku pasasien dan
infus
Respon: os tenang,infus lancar Paraf Pearawat

12.00 Memberikan terapi injeksi Gracef


500mg,Flagil 100mg ( IV),lacto B
1schet,interzink 20mg
Paraf Perawat
13.00
Menemani dr.S visit: BLPL

26
Evaluasi
Tanggal
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf

13.03.20 Kurang Volume cairan berhubungan S : OT mengatakan (Paraf)


dengan kehilangan cairan yang anak BAB 6x dengan
konsistensi cair Perawat
berlebihan. berlendir berwarna
kuning sejak pagi

O : KU sakit sedang,CM,
TTV sh37,2 Hr 90
RR 18
Mukosa bibir kering
,bising usus 37x/menit
,akral hangat. Terpasang infus
Kn3B 1100/24 Jam
.
A : masalah volume cairan
belum teratasi.

P : Lanjutkan Intervensi.
Pertahankan
kondisi pasien

27
Tgl
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf

14.03.20  Kurang Volume cairan berhubungan dengan S : Ot mengatakan anaknya tidak (Paraf)
mau makan minum,muntah 2x/hari
kehilangan cairan yang berlebihan. Bab sudah lembek 1x,rewel ada Perawat
ruam di anus
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan O: KU sakit sedang,CM,os tampak
akibat diare dan asupan cairan yang tidak Rewel,ada ruam dipopok
adekuat TTV sh36,5 Hr 92 RR 20
Mukosa bibir kering,
 Kerusakan integritas kulit berhubungan Turgor kulit tidak elastis,lidah kotor,
dengan iritasi defekasi yang sering dan feses makan habis 2 sendok,Terpasang
yang cair infus KN3B1100/24 jam

A : masalah volume cairan


Teratasi
Perubahan nutrisi ,kerusakan
integritas kulit belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi.
Pertahankan
kondisi pasien

28

15.03.20 S : Ot mengatakan anaknya sudah (Paraf)


 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan mau makan habis 1 porsi,tidak
tubuh berhubungan dengan kehilangan muntah,ruam merah pada anus Perawat
cairan akibat diare dan asupan cairan yang sudah berkurang
tidak adekuat
 Kerusakan integritas kulit berhubungan O: KU sakit sedang,CM,os tampak
dengan iritasi defekasi yang sering dan feses tenang,ruam dipopok sudah
yang cair berkurang
TTV sh36,3 Hr 90 RR 20
Mukosa bibir lembab,
Turgor kulit elastis, makan habis 1
porsi ,Terpasang
infus KN3B1100/24 jam

A : masalah volume cairan


Perubahan nutrisi ,kerusakan
integritas kulit teratasi

P : Intervensi Dihentikan
Pasien persiapkan untuk rajal

29
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan berisi tentang kesenjangan teori dan kasus yang terjadi pada AN.H dengan
masalah GE di perawatan anak di lantai 6 Rs Hermina Jatinegara pada tanggal 13 Maret
2020 dengan tahapan Proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,perencanaan,
pelaksannan,evaluasi.Hasil perbandingan selama melakukan asuhan keperawatan akan
diuraikan dalam pembahasan yang terdiri dari 5 tahapan sesuia dengan proses keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan dimana seseorang perawat
mulai mengumpulkan informasi dan mengetahui kondisi serta keadaan pasien yang
sebenarnya serta dapat teridentifikasi dengan masalah masalah kesehatan pasien dalam
metode wawancara,observasi atau dokumentasi.Langkah langkah awal yang dilakukan
penulis adalah membina hubungan saling percaya kepada pasien dan keluarga.Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan pasien bising usus cepat 37x/menit,kulit tidak
elastis,kulit kering,mukosa bibir kering,ruam merah pada anus.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah tahap setelah menganalisa data, penulis merumuskan
diagnosa keperawatan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian. Penulis
menemukan 3 diagnosa keperawatan pada pasien An.H

C. Perencanaan Keperawatan
Tahap tahap dalam kegiataan perencanaan meliputi perumusan masalah,tujuan,kriteria
hasil, dan menentukan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan.Dalam
perencanaan menentukan tujuan harus disertai kriteria hasil sebagai berikut : tujuan harus
spesifik, dapat diukur,dapat dicapai, realitas, dan tepat pada waktunya.

31
D. Implementasi Keperawatan
Proses tahap pelaksanaan dimulai setelah tindakan disusun dan ditujukan kepada
perawat,tim kesehatan lain dan juga keluarga klien untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan serta mencakup peningkatan kesehatan,pencegahan
kesehatan,pemulihan kesehatan dan memfasilitasi.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan dan berasal dari hasil yang
ditetapkan dalam perencanaan keperwatan.Setiap tindakan keperawatan pada masing
masing dignosa keperwatan,maka tujuan tercapai dan masalah teratasi setelah dilakukan
tindakan pada tanggal 15 maret 2020.untuk intervensi dan impelentasi dilanjutkan selama
3 hari dan pasien diperbolehkan pulang.Faktor pendukung dalam melalkukan evaluasi
keperawatan kerjasama yang baik antara perawat ruangan dan tim kesehatan lain.

32
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi
berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda Juall,
2012).
Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi dimana
seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau mulas kemudian
defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan secara
terus- menerus dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
Pada kasus An. H pasien mengalami diare karena infeksi bakteri, setelah diberikan
asuhan keperawatan 3x24 jam diadapatkan :
S : pasien mengatakan sudah tidak diare lagi,muntah tidak ada,iritasi kemerahan anus
berkurang.
O : ku sakit sedang,CM,akral hangat ,abd supel,nadi kuat ,os tampak tenang,makan habis 1
porsi,ttv stabil.
A : tujuan no 1, 2, 3, 4, tercapai, masalah kurang volume
cairan,nutrisi,integritas kulit teratasi.

P : pertahankan kondisi pasien

B. SARAN
Kami harap laporan ini dapat berguna untuk semua yang membacanya, untuk pasien yang
mengalami diare diharapkan untuk banyak minum ,sesering mungkin ganti popok agar
tidak terjadi ruam popok

DAFTAR PUSTAKA
33
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi
dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

34
35
36
37
38
39
40

Anda mungkin juga menyukai