Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAATAN JIWA

PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA


ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI

DOSEN PENGAMPUH : Ns. Latifah S.Kep., M.Kes


Disusun Oleh : Kelompok 4
1. Nadia Awaliyah (142012218045)
2. Neha Agustina (142012218048)
3. Refsi Agustina (142012218057)
4. Sevi Sartika Kusumwati (142012218063)

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2024
DAFTAR ISI
Daftar Isi ......................................................................................................i
Laporan Pendahuluan.................................................................................. 1
A. Masalah Utama ................................................................................................. 1
B. Proses Terjadinya Masalah ................................................................................ 3
C. Pohon Masalah .................................................................................................. 3
D. Diagnosa Masalah ............................................................................................. 3
E. Rencana Perawatan ............................................................................................ 3

Asuhan Keperawatan .................................................................................. 9


A. Pengkajian Keperawatan .................................................................................... 9
B. Pohon Masalah ................................................................................................ 13
C. Diagnosis Masalah ........................................................................................... 13
D. Intervensi Keperawatan ................................................................................... 13
E. Evaluasi Keperawatan ...................................................................................... 17

Strategi Pelaksanaan Isolasi Sosial .......................................................... 18


Strategi Pelaksanaan 1 .......................................................................................... 21
Strategi Pelaksanaan 2 .......................................................................................... 29
Strategi Pelaksanaan 3 .......................................................................................... 27
Strategi Pelaksanaan 4 .......................................................................................... 30
Strategi Pelaksanaan 5 .......................................................................................... 33

Role play Isolasi Sosial ............................................................................ 33


Daftar Pustaka........................................................................................... 40

i
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI

A. MASALAH UTAMA
Isolasi Sosial Menarik Diri
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif mengancam (Townsend, 2010). Atau suatu keadaan dimana
seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain sekitarnya, klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, 2009)
Perilaku isolasi sosial menarik diri adalah suatu gangguan hubungan interpersonal
yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptive dan menganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes R1. 2006)
2. Tanda Dan Gejala
a. Subyektif didapati klien menolak berkomunikasi, menjawab pertanyaan singkat seperti
kata iya, tidak, tidak tahu
b. Obyektif: apatis, ekspresi sedih, efek tumpul, menghindari orang lain. komunikasi
kurang (klien tampak tidak bercakap-cakap dengan orang lain), tidak ada kontak mata,
klien sering menunduk, berdiam diri di ruangan/kamar kurang mobilitasnya, menolak
berhubungan dengan orang lain, pergi jika diajak bercakap-cakap, tidak melakukan
kegiatan sehari-hari, posisi janin saat tidur.
3. Jenis Dari Masalah Utama
Klien dengan isolasi sosial menarik diri semakin tenggelam dalam perjalanan dan
tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi resiko
gangguan sensori persepsi: halusinasi, mencederai diri sendiri dan orang lain, penurunan
aktivitas sehingga menyebabkan deficit perawatan diri
4. Penyebab Terjadinya Masalah
Menurut Budi Anna Keliat (2009) salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga
diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang. kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan
1
5. Faktor prodisposisi
Menurut Stuart dan sundeen (2007)
a. Faktor perkembangannya

Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan
sukses. Karena apabila tugas perkembangannya ini tidak dapat terpenuhi maka akan
menghambat masa perkembangan selanjutnya.

b. Faktor sosial budaya

Isolasi sosial/mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor pendukung


terjadinya gangguan berhubungan.
c. Faktor biologis
Genetic merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden tertinggi
skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarganya ada yang menderita
skizofrenia.
6. Faktor presipitasi
Menurut stuart dan sundeen (2007) stressor terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh
faktor internal dan eksternal.
a. Stressor sosial budaya
Dapat memicu kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
b. Stressor biokimia
1. Teori dopamine
Kelebihan dopamine pada mesokartikal serta fragrus saraf dapat berupa indikasi
terjadinya skizofrenia
2. Faktor endokrin
Jumlah TSH yang rendah ditemukan pada klien skizofrenia, demikian pula proklatin
mengalami penurunan karena dihambat
7. Akibat Terjadinya Masalah
Klien dengan perilaku isolasi sosial menarik diri dapat berakibat terjadinya resiko
perubahan persepsi sensori (halusinasi). Halusinasi merupakan salah satu orientasi realitas
yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa

2
stimulus yang nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/
rangsangan eksternal.
C. POHON MASALAH
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi social: menarik diri

Gangguan Konsep diri: Harga diri rendah

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
2. Isolasi sosial: menarik diri
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
E. RENCANA PERAWATAN
Diagnosa 1 Perubahan persepsi sensori: halusinasi
Tujuan Umum: klien tidak mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran interaksi selanjutnya
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
b. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya.

3
c. Bantu klien mengenal halusinasinya
1) Tanyakan apakah ada suara yang didengar
2) Apa yang dikatakan halusinasinya
3) Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu namun perawat sendiri tidak
mendengarkannya
4) Katakan bahwa klien lain ada yang seperti itu
5) Katakan bahwa perawat akan membantu klien
d. Diskusikan dengan klien
1) Situasi yang menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi
2) Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,siang, sore, malam)
e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih,
senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
a. Identifikasi bersama klien cara, tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur,
marah, menyibukkan diri, dll)
b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian
c. Diskusikan cara baru untuk memutuskan/mengontrol timbulnya halusinasi
1) Katakan "saya tidak mau dengar"
2) Menemui orang lain
3) Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
4) Minta kleuarga/ teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak bicara sendiri
d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutuskan halusinasinya secara bertahap
e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
f. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
g. Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi
4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
a. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga bila mengalami halusinasi
b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung kerumah):
1) Gejala halusinasi yang dialami klien

4
2) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi
3) Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi dirumah: diberi kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan atau bepergian bersama
4) Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu bantuan: halusinasi tidak
terkontrol, resiko mencederai diri dan orang lain
5. Klien memanfaatkan obat dengan baik
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat minum obat
b. Anjurkan klien meminta obat sendiri kepada perawat dan merasakan manfaatnya
c. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum obat
yang dirasakan
d. Diskusikan akibat minum obat tanpa konsultasi
c. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
Diagnosa 2: isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum: klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
a. Kaji pengetahuan klien tentang menarik diri dan tanda-tandanya
b. Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau
bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda dan penyebab yang
muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

5
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
a. Identifikasi bersama klien cara/tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
b. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
1) Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain
2) Diskusikan bersama klien manfaat berhubungan dengan orang lain.
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
c. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
1) Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaan dengan orang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan. perasaan tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap:
Klien-perawat
Klien-perawat-perawat lain
Klien-perawat-perawat lain-klien lain
Klien-keluarga atau kelompok masyarakat
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang dicapai
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien mengisi waktu
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain

6
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang: perilaku menarik diri, penyebab perilaku
menarik diri, akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi, cara
keluarga menghadapi klien menarik diri
c. Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
seminggu sekali
e. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai anggota keluarga
Diagnosa 3: Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Tujuan Umum: klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan Khusus.
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah haik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian negatif
c. Utamakan memberikan pujian yang realistik
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit
b. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dpat dilanjutkan penggunaannya

7
4. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
(kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan. sebagian, kegiatan yang membutuhkan
bantuan total)
b. Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien
c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah

8
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proseskeperawatan. Pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akanmembantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan
klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosa keperawatan.
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi, mengenal
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik mental, sosial, dan
lingkungan (Keliat, 2011).

a) Identitas Klien

Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal MRS,
tanggal pengkajian, no rekam medic, diagnose medis dan alamat klien.

b) Keluhan Utama

Merupakan pernyataan klien mengenai masalah yang menyebabkan klien dibawa


kerumah sakit. Keluhan biasanya berupa senang menyendiri, komunikasi kurang atau tidak
ada, berdiam diri dikamar, menolak berinteraksi.

c) Faktor Predisposisi

1) Riwayat penyakit sebelumnya


Tanyakan apakah klien pernah masuk rumah sakit sebelumnya, jika pernah apa alasan
klien masuk rumah sakit sebelumnya, bagaimana pengobatan sebelumnya
2) Riwayat psiksosoial
Tanyakan apakah klien pernah mengalami penganiayaan fisik, aniaya seksual,
penolakan, kekerasan, dan tindakan criminal semasa hidupnya. Dan tanyakan apakah
ada pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yang dialami klien.
3) Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya pada keluarga klien.

d) Faktor presipitasi

9
Tanyakan pada klien bagaimana timbulnya gejala gangguan jiwa saat ini, apa penyebab
nya munculnya gejala tersebut dan bagaimana respon klien saat di wawancara.

e) Pemeriksaan fisik

Kaji dan observasi tanda-tanda vital pasien : tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.
Ukur tinggi badan berat badan pasien. Dan Tanyakan apakah ada keluhan fisik.

f) Genogram

Tanyakan pada klien garis keturunan tiga generasi untuk menggambarkan hubungan
klien dan keluarga

g) Pengkajian fokus psikososial

1) Konsep diri

a) Citra tubuh
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai.
b) Identitas diri
Tanyakan tentang status/posisi klien, kepuasan klien terhadap status/posisi nya dan
kepuasan sebagai laki-laki atau perempuan.
c) Peran
Tanyakan tentang tugas/peran yang diemban dalam keluarga kelompok ataupun
masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d) Ideal diri
Tanyakan tentang harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas dan harapan klien
terhadap lingkungan serta penyakitnya.
e) Harga diri
Tanyakan hubungan klien dengan orang lain dan penilaian orang lain terhadap
dirinya.

2) Hubungan sosial

a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam


b. kehdiupannya, tempat mengadu, tempat berbicara dan meminta bantuan.

10
c. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang pernah atau sedang di ikuti dalam
masyarakat.
d. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok atau masyarakat.

3) Spritual

a. Nilai Keyakinan

Tanyakan tentang pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
norma dan budaya agama yang dianut.

b. Konflik nilai keyakinan

Tanyakan tentang apakah ada konflik dalam nilai keyakinan.

c. Kegiatan ibadah

Tanyakan kegiatan ibadah dirumah secara individu atau kelompok dan pendapat klien
tentang kegiatan ibadah.

4) Status Mental

a. Aktivtitas motorik

Kaji aktivitas atau reaksi klien terhadap lingkungan di sekitarnya

b. Afek emosi

Kaji bagaimana afek emosi klien terhadap lingkungan di sekitarnya.

c. Persepsi

Kaji apakah klien sekarang sedang mengalami halusinasi atau tidak atau ada perasaan
aneh pada dirinya yang tidak menurut kenyataan.

d. Proses Pikir

(1) Arus Pikir

Kaji tentang bagaimana pembicaran pada klien saat berinteraksi dengan orang-
orang disekitarnya.

11
(2) Isi piker

Kaji tentang bagaimana isi pikiran pada klien saat berinteraksi dengan orang-
orang disekitarnya.

(3) Bentuk pikir

Kaji tentang bagaimana bentuk pikir pada klien saat berinteraksi dengan orang-
orang disekitarnya.

e. Memori
Kaji apakah klien memilki gangguan daya ingat jangka pendek atau panjang
f. Tingkat berkonsentrasi dan berhitung
Kaji tentang bagaimana konsentrasi klien saat diajak berinteraksi dan apakah
klien mampu berhitung pada benda-benda nyata
g. Daya tilik diri/insight
Kaji apakah klien mengingkari penyakit yang diderita nya sekarang atau tidak
h. Interaksi selama wawancara
Kaji tentang bagaimana interaksi selama wawancara klien dengan orang-orang
disekitarnya

5) Mekanisme Koping

Kaji respon koping klien adaptif dan maladaptif melalui interaksi pada klien.

6) Masalah Psikososial

Kaji apakah ada masalah psiksosial pada klien pada lingkungan disekitarnya, meliputi :
masalah dengan dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan,
ekonomi dan pelayanan kesehatan.

12
B. Pohon Masalah

Gangguan Persepsi Sensori


effect
: Halusinasi

Kemaun menurun Isolasi Sosial : menarik


Core problem
diri

Perawatan diri kurang


Kegagalan kehilangan Coping
keluarga
Penampilan diri terganggu

Harga diri rendah Causa

C. Diagnosis Keperawatan

Di Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons aktual atau potensial dari
individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan. Rumusan
diagnosis yaitu Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi (E) dan keduanya ada hubungan
sebab akibat secara ilmiah. Rumusan diagnosis keperawatan jiwa mengacu pada pohon masalah
yang sudah dibuat, Diagnosis keperawatan pasien dengan Isolasi Sosial adalah sebagai berikut
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2019) :

1) Isolasi sosial : Menarik diri (D.0121)

2) Gangguan konsep diri : Harga diri rendah (D.0086)

3) Risiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi (D.0085)

D. Intervensi Keperawatan

Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas khusus yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan (PPNI, 2018).

13
Tabel 1 Intervensi Keperawatan

Luaran
NO Intervensi Keperawatan Prosedur Keperawatan
Keperawatan
1 Setelah Terapi aktivitas (I.05186) Dukungan Interaksi sosial
dilakukan Observasi 1.identifikasi pasien
intervensi 2.1 identifikasi deficit aktivitas menggunakan minimal 2
keperawatan 2.2 Identifikasi kemampuan identitas
selama 6 kali berpartisipasi dalam aktivitas 2. jelaskan tujuan dan Langkah
pertemuan maka tertentu prosedur
keterlibatan 2.3 identifikasi strategi 3.Siapkan lingkungan terapeutik
sosial (L.13115) meningkatkan partisipasi 4.lakukan kebersihan 6 langkah
meningkat dalam aktivitas 5.identifikasi kekuatan dan
dengan kriteria 2.4 monitor respon kelemahan dalam menjalin
hasil: emosional, fisik, sosial dan hubungan
- Minat spiritual terhadap aktivitas 6.pertahankan kesabaran dalam
interaksi (5) Terapeutik mengembangkan hubungan
- Minat 2.5 fasilitasi focus pada 7.latih bermain peran dalam
terhadap kemampuan, bukan deficit kemampuan berkomunikasi
aktivitas (5) yang dialami 8.latih meningkatkan
- Perilaku 2.6 sepakati komitmen untuk kemampuan diri
menarik diri meningkatkan frekuensi dan 9.anjurkan berhubungan dengan
(5) rentang aktivitas orang lain yang memiliki
- Afek 2.7 fasilitasi memilih aktivitas kepentingan Dan tujuan yang
murung/sedih dan tetapkan tujuan aktivitas sama
(5) yang 10. anjurkan untuk menghormati
- Perilaku konsisten seusai kemampuan orang lain
bermusuhan fisik, psikologis dan sosial 11. motivasi untuk komunikasi
(5) 2.8 koordinasikan pemilihan verbal
- Perilaku aktivitas sesuai usia 12. Motivasi untuk
sesuai dengan 2.9 fasilitasi makna aktivitas mempertahankan hubungan
harapan orang yang dipilih komunikasi
lain (5) 2.10 libatkan dalam verbal
- Kontak mata permaianna kelompok yang 13. motivasi untuk melakukan
(5) tidak kompetitif, terstruktur kegiatan ndividu, keluarga dan
- Tugas dan aktif kelompok
perkembangan 2.11 tingkatkan keterlibatan 14. anjurkan untuk melakukan
sesuai usia (5) dalam aktivitas rekreasi dan kegiatan aktivitas di luar
diversifikasi untuk lingkungan baru
menurunkan kecemasan 15. diskusikan perencanaan
2.12 fasilitasi mengembangkan kegiatan yang akan dating
motivasi penguatan diri 16. anjurkan perencanaan dalam
Jadwalkan aktivitas dalam kegiatan khusus
rutinitas sehari-hari 17. rujuk dalam komunitas lain
2.13 berikan penguatan positif 18. lakukan kebersihan
atas partisipasi dalam aktivitas tangan 6 langkah

14
Edukasi 19. dokumentasikan prosedur
2.14 jelaskan metode aktivitas yang telah dilakukan dan
fisik sehari hari respons pasien
2.15 anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial, spiritual,
dan kognitif dalam menjaga
fungsi Kesehatan
2.16 anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi
Kolaborasi
2.17 kolaborasi terapi okupasi
dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas
2 Setelah Promosi Harga diri Promosi harga diri
dilakukan (I.09307) 1. identifikasi pasien minimal
intervensi Observasi menggunakan 2 identitas
keperawatan 3.1 identifikasi budaya, agama, 2. jelaskan tujuan dan langkah-
selama 6 kali ras, jenis kelamin, dan langkah prosedur
pertemuan maka usia terhadap harga diri 3. lakukan kebersihan tangan 6
harga diri 3.2 monitor verbaslisasi yang langkah
(L.09069) merendahkan diri sendiri 4. anjurkan mempertahankan
meningkat Monitor tingkat harga diri kontak mata saat
dengan kriteria setiap waktu berkomunikasi dengan orang
hasil: Terapeutik lain
-Penilaian diri 3.3 motivasi terlibat dalam 5. diskusikan pernyataan tentang
positif (5) verbalisasi untuk diri harga diri
-Perasaan sendiri 6. diskusikan kepercayaan
memiliki 3.4 motivasi menerima terhadap penilaian diri
kelebihan atau tantangan atau hal baru 7. diskusikan pengalaman yang
kemampuan 3.5 diskusikan pernyataan meningkatkan harga diri
positif (5) tentang harga diri 8. diskusikan alas an mengkritik
-Minat mencoba 3.6 diskusikan kepercayaan diri atau rasa bersalah
hal baru (5) terhadap penilaian diri 9. anjurkan mengidentifikasi
-Konsentrasi (5) 3.7 diskusikan pengalaman kekuatan yang dimiliki
-Tidur (5) yang meningkatkan harga 10. diskusikan penetapan tujuan
-Kontak mata diri realistis untuk mencapai
(5) 3.8 Diskusikan persepsi harga diri yang lebih tinggi
-Gairah aktivitas negative diri 11. latih pernyataan/kemampuan
(5) 3.9 diskusikan alas an positif diri
-Aktif (5) mengkritik diri 12. latih cara berfikir dan
-Percaya diri 3.10 beri umpan balik positif berperilaku positif
bicara (5) atas 13. latih meningkatkan
-Kemampuan peningtkatan mencapai tujuan kepercayaan pada
membuat 3.11 fasilitasi lingkungan dan kemampuan dalam
keputusan aktivitas yang menangani situasi
-Perasaan tidak meningkatkan harga diri 14. berikan umpan balik

15
mampu Edukasi positif atas peningkatan diri
melakukan 3.12 anjurkan mengidentifikasi 15. lakukan kebersihan tangan 6
apapun (5) kekuatan yang dimiliki langkah
-Perasaan malu 3.13 anjurkan 16. dokumentasikan prosedur
(5) mempertahankan kontak yang telah dilakukan dan
mata saat berkomunikasi respons pasien
dengan orang lain
3.14 anjurkan membuka diri
terhadap kritik negative
3.15 anjurkan mengevaluasi
perilaku
3.16 ajarkan cara mengatasi
Bullying
3.17 latih peningkatan
tanggung jawab untuk diri
sendiri
3.18 latih
pernyataan/kemampuan
positif diri
3.19 latih cara berfikir dan
berperilaku positif
3.20 latih cara meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
3 Setelah dilakukan Manajemen Halusinasi Pengontrolan Halusinasi\
intervensi (I.09288) Observasi 1. identifikasi pasien
keperawatan 1.1 Monitor perilaku yang menggunakan minimal 2
selama 6 kali mengindikasi halusinasi identitas
pertemuan maka 1.2 Monitor dan sesuaikan 2. jelaskan tujuan dan Langkah
persepsi sensori tingkat aktivitas dan prosedur
(L.09083) stimulasi lingkungan 3. lakukan kebersihan 6 langkah
membaik 1.3 Monitor isi halusinasi 4. monitor perilaku yang
dengan kriteria Terapeutik mengindikasikan halusinasi
hasil: 1.4 pertahankan lingkungan 5. monitor dan sesuaikan tingkat
- Verbalisasi yang aman aktivitas dan stimulasi
mendengar 1.5 lakukan Tindakan lingkungan
bisikan (5) keselamatan jika tidak 6. Pertahankan lingkungan yang
- Distorsi dapat mengontrol perilaku aman
Sensori (5) 1.6 Diskusikan perasaan dan 7. hindari perdebatan tentang
- Perilaku respons terhadap validasi halusinasi
Halusinasi (5) halusinasi 8. lakukan Tindakan
- Menarik diri 1.7 Hindari perdebatan tentang keselamayan Ketika tidak
(5) validasi halusinasi dapat mengontrol perilaku
- Melamun (5) Edukasi 9. identifikasi isi halusinasi
- Curiga (5) 1.8 anjurkan memonitor sendiri 10. monitor perilaku halusinasi

16
- Mondarmandir situasi terjadi halusinasi 11. anjurkan untuk melakukan
(5) 1.9 anjurkan bicara pada orang distraksi
- Respons sesuai yang dipercayaa untuk 12. ajarkan berbicara pada orang
stimulus (5) memberi dukungan dan yang dipercaya untuk
- Konsentrasi (5) umpan balik korektif memberikan dukungan dan
Orientasi (5) terhadap halusinasi umpan balik korektif tentang
1.10 anjurkan melakukan halusinasinya
distraksi 13. kolaborasi pemberian obat
1.11 Ajarkan pasien dan antipsikotik dan anti ansietas
keluarga cara mengontrol 14. lakukan kebersihan tangan 6
halusinasi Kolaborasi langkah
1.12 kolaborasi pemberian obat 15. dokumentasikan prosedur
antipsikotik dan yang telah dilakukan
antiansietas

E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutkan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
kepada klien. Evaluasi terdiri dari dua jenis yaitu, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dari hasil rencana keperawatan
yang telah dilaksanakan. Sementara evaluasi sumatif merupakan evaluasi setelah semua aktivitas
proses keperawatan selesai dilakukan yang bertujuan untuk menilai pencapaian dalam
memberikan asuhan keperawatan (Purba, 2019). Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP, sebagai berikut:

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan.

O: Respon objektif dari klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan.

A: Analisis ulang data subjektif dan objektif untuk meyimpulkan apakah masalah tetap atau
muncul masalah baru

P : Rencana tindak lanjut berdasarkan analisa pada klien

Data hasil evaluasi akan menunjukkan keberhasilan tindakan indikator keberhasilan


tindakan pada diagnosa isolasi sosial: menarik diri yang ditinjau dari kriteria dapat membina
hubungan saling percaya, dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial, dapat menyebutkan
keuntungan dan kerugian dalam berinteraksi, dan dapat melakukan hubungan social secara
bertahap

17
STRATEGI PELKASANAAN 1

ISOLASI SOSIAL

Nama :

Hari/tanggal :

Ruangan :

Pertemuan : 1 sp 1

1. Proses Keperawatan

a. Kondisiklien.

 Data subjektif
o Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
o Klien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya
 Data objektif
o Klien tidak mau berbicara
o Klien tidak mau berkomunikasi dengan orang lain
o Klien tampak menyendiri
o Klien tidak mau gabung dengan temannya.

Kontak mata kurang

b. Diagnosis

o Isolasi sosial

c. Tujuan

o Klien mampu mengidentifikasi isolasi social


o Klien mampu mengatasi isolasi social yang dialami dengan latihan berkenalan
o Klien mampu melakukan latihan yang diberikan
o Klien mempu melakukan latihan yang telah dijadwalkan

d. Intervensi

18
o Identifikasi penyebab isolasi social: siapa yang serumah, siapa yang dekat. yang tidak
dekat, dan apa sebabnya
o Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap
o Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
o Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu
o Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan

2. Strategi pelaksanaan

A. Orictasi

a. Salam

Assalamualaikum selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya Dian Rhamadayani saya
mahasiswi Universitas Mitra Indonesia yang sedang praktek di rumah sakit ini, hari ini
saya yang bertugas merawat ibu. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?

b. Evaluasi/validasi, kontrak, tujuan interaksi

Bagaimana keadaan ibu pagi ini? Apa keluhan ibu saat ini? Apa yang membuat ibu
merasa sendiri? Apa yang ibu lakukan jika sedang merasa sendiri? Bagaimana kalau
kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman ibu? Mau dimana kita bercakap-
cakap? Bagaimana kalau diruangan ini? Berapa lama bu? Bagaimana kalau 15 menit?
tujuannya agar ibu bisa berkenalan dengan teman-teman yang lain.

3. Fase kerja

09.00 WIB

Saat ini siapa saja teman sekamar ibu? Siapa yang paling dekat dengan ibu? Apa yang
membuat ibu dekat dengan teman tersebut? Siapa yang tidak dekat dengan ibu? Apa yang
membuat ibu jarang bercakap-cakap dengannya? Apa penyebab ibu tidak mau bergaul?

Menurut ibu apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar ada teman untuk
bercakap-cakap. Apa lagi? Nah kalau kerugian tidak mempunyai teman apa ya bu? Ya, apa
lagi? Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah ibu belaja

19
bergaul dengan orang lain? Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan
orang lain.

Begini bu untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka, asal kita dan hobi dan saat berkenalan ibu berjabat tangan dan mata
ibu menatap teman yang sedang diajak berkenalan. Contoh: perkenalkan nama saya D, asal
saya dari kalianda, hobi saya menari. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya begini: nama ibu siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana?
Hobinya apa? Sekarang coba kita praktekkan, misalnya saya belum kenal dengan ibu coba
ibu. berkenalan dengan saya. Ya bagus sekali! Coba sekali lagi, bagus sekali. Sekarang mari
kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Mau berapa kali ibu melakukannya? Bagaimana
kalau sehari sekali? Oke, baik bu.

4. Terminasi

a. Terminasi subjektif

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?

b. Terminasi objektif

Nah sekarang coba ibu ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain,
bagus sekali..

c. Rencana tindak lanjut

Selanjutnya nanti ibu mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Schingga ibu siap untuk berkenalan dengan orang lain. Ibu mau praktekkan ke teman yang
lain? Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan yang akan
datang.

d. Kontrak yang akan datang

Besok saya akan datang lagi ke sini. Bagaimana ibu mau? Diruang ini lagi? Baiklah sampai
jumpa wassalamualikum.

20
STRATEGI PELKASANAAN 2

ISOLASI SOSIAL

1. Proses Keperawatan

a. Kondisi klien

 Data subjektif
o Klien mengatakan mulai senang bertemu dengan perawat
 Data objektif
o Klien tampak ceria dn bersemangat
o Adanya kontak mata klien dan perawat

b. Diagnosis

o Isolasi social

c. Tujuan

o Klien mampu mengatasi isolasi social yang dialami dengan latihan berkenalan 2-3
orang
o Klien mampu melakukan latihan yang diberikan
o Klien mempu melakukan latihan yang telah dijadwalkan

d. Intervensi

o Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa orang). Beri pujian


o Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
o Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3 orang pasien, perawat dan
tamu, berbicara saat melakukan kegiatan harian

2. Strategi pelaksanaan

A. Orietasi

a. Salam

Assalamualaikum selamat pagi ibu, saya mahasiswa yang bertugas hari ini. Apakah ibu
masih ingat dengan saya?

21
b. Evaluasi/validasi, kontrak, tujuan interaksi

Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apa yang ibu rasakan? Apakah masalah yang ibu
alami dipertemuan sebelumnya masih ibu alami? Apakah kegiatan berkenalan kemarin
sudah dilakukan? Apakah ada perubahan setelah melakukan kegiatan yang telah
diajarkan terhadap masalah ibu sebelumnya? Baiklah bu sekarang saya akan
mengevaluasi kegiatan ibu yang kemarin dan juga kita akan latihan berbicara saat
melakukan kegiatan harian. Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau
diruangan ini? Berapa lama bu? Bagaimana kalau 15 menit? Tujuannya ibu mampu
berkenalan dengan 2-3 orang.

3. Fase kerja 3

09.00 WIB

Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan kemarin? Coba sebutkan lagi
sambil bersalaman dengan suster. Bagus sekali ibu masih ingat. Nah ibu sekarang kita latihan
bercakap-cakap dengan teman saat melakukan kegiatan harian, kegiatan apa yang ingin ibu
lakukan? Ooh merapikan tempat tidur. dan menyapu kamar. Ohh merapikan tempat tidur dan
menyapu baiklah dengan siapa ibu ingin didampingi? Dengan klien baiklah bu kegiatannya
merapikan tempat tidur dan menyapu kamar ya bu (perawat mengajak klien s untuk
menemani klien merapikan tempat tidur dan menyapu kamar, kemudian memotivasi klien dan
teman sekamar bercakap-cakap. Ayo bu coba kita praktikkan. Ya bagus sekali bu, ibu sudah
bisa mempraktikannya. Sekarang mari kita masukkan ke dalam jadwal harian ibu untuk
bercakap-cakap dengan 2-3 orang teman ataupun perawat serta berbicara dengan teman saal
melakukan kegiatan harian.

4. Terminasi

a. Terminasi subjektif

Bagaimana perasaan ibu setelah kita melakukan kegiatan merapikan tempat tidur dan
menyapu kamar? Apa pengalaman ibu yang menyenangkan saat bercakap-cakap saat
melakukan kegitan tadi?

b. Terminasi objektif

22
Coba ibu sebutkan apa saja manfaat kita bercakap-cakap dengan teman?

c. Rencana tindak lanjut

Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal 2-3 orang. Jadwal
bercakap-cakap setiap pagi saat merapikan tempat tidur dan menyapu kamar kita
cantumkan dalan jadwal ya ibu. Setiap jam berapa ibu akan belatih? Baiklah pada pagi jam
8 dan sore jam 4.

d. Kontrak yang akan datang

Baiklah bu besok saya akan datang untuk mengevalusi kegiatan ibu dan kita akan
melakukan latihan kegiatan. Apakah ibu bersedia? Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalai
jam 09.00. ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang depan?
Baiklah besok saya akan ke sini jam 09.00. saya permisi wassalamulaikum.

23
STRATEGI PELKASANAAN 3

ISOLASI SOSIAL

1. Proses Keperawatan

a. Kondisi klien

 Data subjektif
o Klien mengatakan sudah berinteraksi dengan orang lain.
o Klien mengatakan sudah mengajak orang lain berkenalan
 Data objektif
o Klien sudah mau keluar
o Klien dapat melakukan aktifitas diruangan

b. Diagnosis

o Isolasi social

c. Tujuan

o Klien mampu mengatasi isolasi social yang dialami dengan latihan berkenalan 4-5
orang
o Klien mampu melakukan latihan kegiatan yang diberikan
o Klien mempu melakukan latihan kegiatan yang telah dijadwalkan

d. Intervensi

o Evaluasi kegiatan harian berkenalan 2-3 orang dan bicara saat melakukan dua kegiatan
harian. Beri pujian
o Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
o Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang.
o berbicara saat melakukan 4 kegiatan harian.

2. Strategi pelaksanaan

A. Orictasi

a. Salam

24
Assalamualaikum selamat pagi ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Ya benar
sekali bu

e. Evaluasi/validasi, kontrak, tujuan interaksi

Bagaimana perasaan ibu hari ini? Masih ada perasaan kesepian, rasa enggan berbicara
dengan orang lain? Apakah masalah ibu dipertemuan sebelumnya masih ibu alami ?
Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah dilakukan?. Baiklah bu sesuai dengan janji
kita kemarin hari ini kita akan melakukan 2 kegiatan harian baru dan latihan berbicara
saat melakukan kegiatan. Apakah ibu bersedia? Berapa lama ibu mau berbincang-
bincang? Bagaiamna kalau 20 menit? Ibu mau berbincang- bincang dimana? Bagaimana
kalau di ruang depan? Tujuannya untuk melatih 2 kegiatan baru dan berkenalan dengan
4-5 orang.

3. Fase kerja

09.00 WIB

Bagaimana dengan kegiatan harian kemarin? Apakah sudah ibu lakukan? Ibu sudah
berkenalan dengan berapa orang? Bagus sudah berkenalan dengan 2-3 orang. Siapa saja yang
ibu ajak berkenalan? Untuk kegiatan merapikan tempat. tidur dan menyapu kamat serta
bercakap-cakap dengan teman sudah dilakukan? Bagus sekali.

Sekarang kita akan melakukan 2 kegiatan baru. Kegiatan apa yang ingin ibu. lakukan? Ohh
memasak dan mencuci piring ya bu. Bagaiamna kalau kita sekarng menuju dapur?. Disana
para juru masak sedang memasak dan juru masak berjumlah 4 orang disana. Nah sesampainya
disana ibu langsung bersalaman dan memperkenalkan diri seperti yang sudah kita pelajari dan
yakin bahwa orang- orang disana senang dengan kedatangan ibu (selanjutnya perawat
mendampingi klien untuk berkenalan dan melakukan kegiatan harian serta becakap-cakap).

Sekarang mari kita masukkan ke dalam jadwal harian ibu untuk berkenalan dengan 4-5 orang
serta bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian.

4. Terminasi

a. Terminasi subjektif

25
Bagaiaman perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan juru masak didapur? Apakah
kegiatan tadi menyenagkan?

b. Terminasi objektif

Coba sebutkan kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan? Bagus ibu masih ingat kegiatan
yang sudah kita lakukan

c. Rencana tindak lanjut

Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal 4-5 orang, Jadwal
bercakap-cakap setiap pagi saat melakukan kegiatan memaak dan mencuci piring kita
cantumkan dalan jadwal ya ibu. Setiap jam berapa ibu. akan belatih? Baiklah pada pagi
jam 9 dan jam 5 sore.

d. Kontrak yang akan datang

Baiklah bu besok saya akan datang untuk mengevalusi kegiatan ibu dan kita akan
melakukan latihan kegiatan. Apakah ibu bersedia? Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalai
jam 09.00. ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang depan?
Baiklah besok saya akan ke sini jam 09.00. saya permisi wassalamulaikum.

26
STRATEGI PELKASANAAN 4

ISOLASI SOSIAL

1. Proses Keperawatan

a. Kondisi klien

 Data subjektif
o Klien mengatakan sudah sudah mengajak banyak orang berkenalan
o Klien mengatakan senang berkenalan
 Data objektif
o Klien sudah dapat melakukan aktifitas diruangan
o Klien sudah dapat berinteraksi dengan teman-teman diruangan

b. Diagnosis

o Isolasi social

c. Tujuan

o Klien mampu mengatasi isolasi social yang dialami dengan latihan berkenalan 2-3
orang
o Klien mampu melakukan latihan yang diberikan.
o Klien mempu melakukan latihan yang telah dijadwalkan

d. Intervensi

o Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan empat kegiatan harian. Beri
pujian
o Latih cara bicara social: meminta sesuatu, menjawab pertanyaan

2. Strategi pelaksanaan

A. Orietasi

a. Salam

Assalamualaikum selamat pagi ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya?

27
b. Evaluasi/validasi, kontrak, tujuan interaksi

Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah berkenalan dan berbincang-bincang
dengan teman yang lain? Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang?. Baiklah
ibu hari ini kita akan berlatih cara meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan. Mau
dimana kita bercakap- cakap? Bagaimana kalau diruang tamu? Berapa lama bu?
Bagaimana kalau 15 menit? Tujuannya ibu mampu meminta sesuatu ataupun bertanya
sesuatu pertanyaan kepada orang lain.

3. Fase kerja

09.00 WIB

Bagaimana dengan kegiatan harian ibu kemarin? Apakah sudah ibu lakukan? Ibu sudah
berkenalan dengan berapa orang? Bagus sudah berkenalan dengan 4-5 orang. Untuk kegiatan
memasak dan mencuci piring serta bercakap-cakap dengan teman sudah dilakukan? Bagus
sekali.

Hari ini kita akan melakukan latihan cara meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan.
Bagaimana kalau kita hari ini meminta baju diruang laundry? Baiklah apakah ibu sudah
mempunyai daftar baju yang akan diambil? Sekarang kita berangkat ke ruang laundry. Nah
ibu caranya pertama adalah ibu ucapkan salam sambil tersenyum untuk ibu yang ada ditempat
laundry, setelah itu ibu bertanya apakah pakaian untuk ruangan melati sudah ada? Jika ada
pertanyaan

dari ibu laundry ibu jawab ya. Setelah selesai minta ibu laundry menghitung total pakaian
kemudian ibu ucapkan terimakasih dan sambil tersenyum pada ibu laundry. Nah sekarang
coba ibu mulai (perawat mendampingi klien). Baiklah sekarang kita masukkan ke dalam
jadwal harian ibu ya.

4. Terminasi

a. Terminasi subjektif

Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat mengambil pakaian diruang laundry?

b. Terminasi objektif

28
Apakah pengalaman yang menyenangkan bagi ibu? Coba ceritakan yang ibu rasakan tadi.

c. Rencana tindak lanjut

Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan melakukan
kegiatan mengambil pakaian ke ruang laundry.

d. Kontrak yang akan datang

Baiklah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi untuk mengevaluasi
kegiatan harian ibu. Apakah ibu bersedia? Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalai jam
10.00. ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang tamu?
Baiklah besok saya akan ke sini jam 10.00. saya permisi wassalamulaikum.

29
STRATEGI PELAKSANAAN 5

Nama :

Hari/tanggal :

Ruangan : Melati

Pertemuan : SP.5

1. Proses keperawatan.

a. Kondisi klien

 Data subjektif
o Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan orang lain
o Klien mengatakan mamapu berinteraksi dengan oranglain
 Data objektif
o Klien bisa melakukan aktivitas ruangan

b. Diagnosis

o Isolasi sosial

c. Tujuan

o Klien mampu melakukan kegiatan secara mandiri

d. Intervensi

o Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, berbicara saat melakukan harian dan sosialisasi
o Latih kegiatan harian
o Nilai kemampuan yang telah mandiri
o Nilai apakah isolasi sosial teratasi

2. Stmtegi pelaksanaan

A. Orientasi

a. Salam

30
Assalamualikum, selamat pagi bu. Perkenalkan saya perawat D dari Universitas Mitra
Indonesia. Ibu masih ingat dengan saya?"

b. Evaluasi/validasi

"Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada rasa canggung berbicara dengan
orang lain? Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah dilakukan? apa saja yang
sudah ibu lakukan?"

Kontrak: topik, waktu, tempat

Topik : "saya ingin mengobrol dengan ibu, saya akan menanyakan mengenai
latihan yang telah kita lakukan kemarin, dan saya akan mengajarkan
latihan lain yang dapat ibu lakukan, apakah ibu bersedia ?" "kita
ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya, apakah ibu bersedia?"

Waktu : "kita ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya, apakah ibu bersedia?"

Tempat : "ibu mau kita ngobrol dimana? Atau mau disini saja?

3. Fase kerja

09.00 WIB

"bagaimana dengan kegiatan harian kemarin? Apakah sudah dilakukan? Bagus sekali. Coba
ibu sebutkan apa saja kegiatan latihan kemarin? Coba bagaimana cara berkenalan dengan
orang lain, apakah ibu sudah berkenalan? Bagus sekali ibuu. Apakah ibu sudah bercakap
cakap dengan teman yang lain saat melakukan kegiatan harian?. Sudah berapa orang yang ibu
ajak bicara..? wah banyak ya temannya. bagus sekali ibu.. ibu hebat yaa.."

"Nah selain itu, masih banyak kegiatan yang dapat dilakukan seperti melakukan kegiatan
merapikan ruangan (perawat mengajarkan dan mencontohkan, pasien mendemonstrasikan
cara melakukan merapikan ruangan setelah perawat mengajarkan). Wahh hebat yaa ibu
mampu melakukannya"

Baik bu, ibu bagus sekali sudah dapat melakukan apa yang saya ajarkan Saya lihat kegiatan
yang lainnya juga sudah ibu lakukan secara mandiri yaa, bagus sekali ibu ada peningkatan

31
dari hari ke hari dan ibu juga sudah bisa menerapkannya dan sudah mempunyai banyak teman
yaa..."

4. Terminasi

Evaluasi subyektif : "Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan tadi?"

Evaluasi objektif :"Jadi sudah berapa cara kegiatan yang sudah. diajarkan? Coba ibu
sebutkan. Bagus sekali bu.."

Rencana tindak lanjut : "Baiklah selanjutnya coba ibu praktikan cara yang kita diskusikan
tadi dan jangan lupa untuk berbincang bincang dengan banyak
orang dan berkenalan "

Kontrak yang akan datang : "Ibu nanti kita jadwalkan kembali untuk waktunyabersama tim
kesehatan lainnya untuk ibu konsultasi dan tempatnya nanti bisa
disini saja serta bisa direncanakan kembali perihal masalah ibu"
"Bagus sekali ibu hari ini kerjasamanya" "wassalamualaikum Bu"

32
Menarik Diri (Isolasi Sosial)

Prolog

Disebuah ruang mawar terdapat terdapat pasien gangguan jiwa bernama Ny. S. Pasien masuk
rumah sakit jiwa karena pasien asyik dengan pikirannya sendiri, tidak memiliki teman dekat,
tidak adanya kontak mata, tampak sedih, efek tumpul serta melakukan tindakan berulang yang
tidak bermakna sama sekali. Pasien juga merasa ditolak oleh keluarganya sendiri sehingga
membuatnya kesepian. Diagnosa keperawatan untuk pasien yaitu isolasi sosial.

SP 1 : Pasien membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi
sosial, membantu pasien mengenal keuntungan hubungan dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan.

Perawat : “Assallamualaikum wr,wb”

Pasien : (pasien hanya diam)

Perawat : “ Saya H saya senang dipanggil ibu Her… Saya perawat diruang mawar ini yang
akan merawat Ibu. “

Pasien : “Ya”

Perawat : “Siapa nama Ibu? “Senang dipanggil apa?

Pasien : “S”

Perawat : “Apa keluhan ibu hari ini ?

Pasien : “Tidak ada”

Perawat : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman ibu ?

Pasien : (hanya mengangguk)

Perawat : “ Mau dimana kita bercakap-cakap ? “ Bagaimana kalau ruang tamu?

Pasien : “Ya”

Perawat : “Mau berapa lama, ibu ?Bagaimana kalau 15 menit. “

33
Pasien : “Ya”

Perawat : “ Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini ?”

Pasien : “Merasa sendiri”

Perawat : “O …. ibu merasa sendirian, siapa saja yang ibu kenal diruangan ini. “ “Apa saja
kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang ibu kenal ? “

Pasien : “Tidak mengenal siapapun, tidak melakukan apa-apa.” (tanpa ekspresi)

Perawat : “Apa yang menghambat dalam berkenal teman / bercakap-cakap dengan pasien
lain.”

Pasien : (diam)

Perawat : “ Menurut S apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman ?

Pasien : “Ada teman berbicara”

Perawat : “Wah benar, ada teman bercbicara, apa lagi?” (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa )

Pasien : “Ada teman berbagi, ada teman untuk melakukan aktivitas”

Perawat : “Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa iya ibu ?”

Pasien : “Tidak punya teman bicara”

Perawat : “Ya apa lagi ?”

Pasien : “Tidak ada teman melakukan aktivitas”

Perawat : “Kalau begitu inginkan ibu belajar bergaul dengan orang lain.”

Pasien : “Ya.”

Perawat : “ Bagus, bagaimana sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain “ Begini
lo ibu untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan nama kita, nama
panggilan yang kita sukai, asal kita, dan hobbi.

34
“Contoh : Nama saya S , Senang dipanggil S , Asal dari Palembang , Hobbi
memasak, “ selanjutnya S menayakan nama orang yang diajak berkenalan.

Contohnya Begini

“ Nama bapak siapa ? senang dipanggil apa ? asalnya dari mana ? Hobbinya
apa ?

“ Ayo ibu dicoba “ Misalnya saya belum kenal denggan ibu coba berkenalan
dengan saya !!!

Pasien : “Nama saya S, Senang dipanggil S, Asal dari Surakarta, Hobbi memasak. Nama
bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?.”

Perawat : “Ya bagus sekali “ coba sekali lagi”

Pasien : “Nama saya S, Senang dipanggil S, Asal dari Surakarta, Hobbi memasak. Nama
bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?.”

Perawat : “Bagus sekali. Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan , Misalnya
tentang cuaca, tentang hobi , tentang keluarga , pekerjaan dan sebaginya .”

Pasien : “Ya”

Perawat : “ Bagaimana Perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan ?”

Pasien : “Senang.”

Perawat : “ ibu tadi sudah mempraktekan cara berkenalan dengan baik sekali “ selanjutnya
ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajar tadi selama saya tidak ada,
sehingga ibu lebih siap untuk berkenlan dengan orang lain . Apakah ibu mau
praktekan kepasien lain?

Pasien : “Mau”

Perawat : “Mau jam berapa mencobanya?”

Pasien : “Jam 10”

35
Perawat : “Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya . “ besok pagi jam 10 saya
akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman saya perawat
H bagaimana ibu mau kan ?”

Pasien : “Ya”

Perawat : “ Baik lah kalo begitu Sampai jumpa . Assallamualikum wr.wb.”

SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap

(berkenalan dengan orang pertama-seorang perawat-)

Perawat : "Selamat pagi, ibu!"

Pasien : “Pagi”

Perawat : "Bagaimana perasaan ibu hari ini ?”

Pasien : “Baik”

Perawat : "Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba sebutkan lagi
sambil bersalaman dengan suster!"

Pasien : “Nama saya S, Senang dipanggil S, Asal dari Palembang , Hobbi memasak. Nama
bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?”

Perawat : "Bagus sekali, ibu masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak ibu
mencoba berkenalan dengan ibu kader. Tidak lama kok, sekitar 10 menit.

Pasien : “Ya”

Perawat : "Ayo kita temui perawat N di sana."

Pasien : (berjalan mengikuti perawat H)

Perawat : (Bersama-sama S anda mendekati kader N)

"Selamat pagi ibu N, ini S ingin berkenalan dengan ibu."

36
"Baiklah ibu, ibu dapat berkenalan dengan ibu kader N seperti yang kita
praktikan kemarin."

Pasien : (Pasien mendemostrasikan cara berkenalan dengan kader N: memberi salam,


menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)

Perawat : “Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada perawat N. Coba tanyakan tentang
keluarga perawat N.”

Perawat : “Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S
bisa buat janji bertemu tadi dengan perawat N, misalnya jam 1 siang hari.”

Pasien : “Saya sudah selesai bicara perawat N. Apa nanti kita bisa bertemu lagi jam 1
siang?”

Perawat :“Baiklah perawat N, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali
ke ruangan S. Selamat pagi.”

(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi dengan S di


tempat lain)

Pasien : (mengikuti perawat H)

Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan perawat N.”

Pasien : “Senang”

Perawat : “ibu tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”

“Pertahankan terus apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain
supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya.
Bagaimana, mau coba dengan perawat lain?”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau
2 kali. Baik nanti ibu coba sendiri.”

Pasien : “Ya”

37
Perawat : “Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok”

Sp 3 pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan orang kedua sebagai
pasien)

Perawat : “Assalamualaikum ibu! Bagaimana perasaan hari ini?”

Pasien : “Baik”

Perawat : “Apakah ibu bercakap- cakap dengan perawat N kemarin siang?”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap- cakap dengan perawat N kemarin
siang?”

Pasien : “Senang”

Perawat : “Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi. Kalau begitu S ingin
punya banyak teman lagi?

Pasien : “Ya”

Perawat : “ bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien
seperti biasa, bisa? 10 menit, mari kita temui dia”

Pasien : (mengikuti perawat H)

Perawat : (bersama S saudara mendekati pasien)

“Selamat pagi ini ada pasien saya ingin berkenalan, baiklah ibu, sekarang bisa
kenalan dengannya seperti telah ibu lakukan sebelumnya

Pasien : (pasien berkenalan)

Perawat : “ ada lagi ibu yang ingin tanyakan pada O, kalau tidak ada lagi yang ingin
ditanyakan S bisa sudahi perkenalan ini, lalu S bisa buat janji bertemu lagi,
misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti

38
Pasien : (S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)”

Perawat : “ Baiklah O, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruang
S, selamat pagi...”

Pasien : (Mengikuti perawat H)

Perawat : “ Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O, dibandingkan kemarin pagi


N tampak lebih baik saat berkenalan dengan O.

“Pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam
4 sore”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap dengan orang lain
kita tambahkan ke jadwal harian”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Jadi satu hari S dapat berbincang- bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali.
Jam 10 pagi, jam 1 siang, dan jam 8 malam. S bisa bertemu dengan N dan
tambah dengan pasien yang dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan
oranglain lagi secara bertahap. Bagaimana S?”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Baiklah S besok ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S pada jam yang
sama. Sampai jumpa....”

39
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/713072916/Yasmin

https://id.scribd.com/document/380869063/Lp-Isolasi-Sosia

http://tentangperawat25.blogspot.com/2013/11/satuan-pelaksana-isolasi-sosial-menarik.html

40

Anda mungkin juga menyukai