Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

Disusun oleh :

Nafisah Salsabila

P1337420619076

2A3 RKI

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama
Isolasi sosial : menarik diri

2. Proses Terjadinya Masalah


a. Pengertian
Perilaku isolasi sosial menarik diri merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal
yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI,
2000)
Tanda dan Gejala
Menurut Budi Anna Kelia (2009), tanda dan gejala ditemui seperti:
 Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
 Menghindar dari orang lain (menyendiri).
 Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien
lain/perawat.
 Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.
 Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
 Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap.
 Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
 Posisi janin saat tidur.
b. Penyebab
Menurut Budi Anna Keliat (2009), salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga
diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
c. Akibat
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan
sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang
maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus
yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa
stimulus/rangsangan eksternal.

3. Pohon masalah:
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: Menarik diri


Core Problem

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

4. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


a. Masalah keperawatan:
 Isolasi sosial: menarik diri
b. Data yang perlu dikaji
Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif:
 Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif:
 Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


 Isolasi sosial: menarik diri
6. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa : Isolasi sosial: menarik diri

1. Pada Pasien
a. Tujuan
1) Klien mampu membina hubungan saling percaya
2) Klien mampu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
3) Klien mampu berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
b. Tindakan
1) Membina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
b) Sapa klien dengan ramah
c) Berkenalan dengan klien
- Perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat sukai,serta tanyakan
nama dan nama panggilan klien
- Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini
d) Buat kontrak asuhan keperawatan/interaksi
Apa yang akan perawat lakukan bersama klien,tujuannya apa,berapa lama
akan dikerjakan,dan dimana tempatnya.
e) Tunjukkan sikap empati setiap saat pada klien
f) Jujur dan tepati janji
g) Beri perhatian dan penuhi kebutuhan dasar klien
h) Membantu klien mengidentifikasi perilaku sosial yang dilakukan
i) Menanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.
Menanyaka apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi dengan
orang lain.
2) Membantu klien mengidentifikasi keuntungan berhubungan dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
a) Membantu klien mengidentifikasi keuntungan berhubungan dengan orang lain
b) Membantu klien mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain.
1) Berdiskusi dengan klien kerugian jika klien hanya mengurung diri dan
tidak bergaul dengan orang lain
2) Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien
c) Membantu klien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
1) Berkenalan dengan satu orang
- Diskusikan dengan klien tentang cara berkenalan : menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, hobi dan alamat.
- Beri kesempatan klien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain
yang dilakukan dihadapan perawat.
- Membantu klien untuk berinteraksi dengan satu 1 orang (perawat, teman
atau keluarga).
- Beri reinforcement positif untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan klien
- Identifikasi kemampuan/ keterampilan sosial klien yang telah dilakukan
dalam hubungan interpersonal dengan orang lain
2) Berkenalan dengan 2 orang atau lebih
- Membantu klien untuk berinteraksi dengan 2 orang/lebih (perawat, teman
atau keluarga)
- Beri reinforcement positif untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan klien
- Identifikasi kemampuan/ keterampilan sosial klien yang telah dilakukan
dalam hubungan interpersonal dengan orang lain
3) Berinteraksi dalam kelompok
Membantu klien untuk ikut TAK Sosialisasi

2. Pada Keluarga
a. Tujuan : Keluarga mampu merawat klien dengan Isolasi sosial
b. Tindakan
1) Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien
2) Menjelaskan tentang masalah Isolasi sosial yang ada pada klien dan dampaknya
3) Menjelaskan tentang penyebab Isolasi sosial
4) Berdiskusi dengan keluarga tentang cara merawat klien dengan Isolasi sosial
a) Membina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara bersikap peduli
dan tidak ingkar janji.
b) Memberikan semangat dan motivasi kepada klien untuk bisa melakukan
kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi
klien memberika pujian yang wajar
5) Memperagakan cara merawat klien dengan Isolasi sosial
6) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat klien Isolasi sosial yang telah
didiskusikan
7) Menyusun rencana pulang klien bersama keluarga
Strategi Pelaksanaan
Isolasi Sosial
SPI : Pasien
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
SPII: Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekan cara berkenalan dengan satu
orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian.
SPIII: Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan berkenalan dengan dua orang atau ebih
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

SPI: Keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian isolasi sosial, tanda dan gejala, serta proses terjadinya isolasi
sosial
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
SPII: Keluarga
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
SPIII: Keluarga
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial
SPIV: Keluarga
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Daftar Pustaka
Budi Anna Keliat. 2009. Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta. ECG
Yosep Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta. ECG
Lampiran
STRATEGI PELAKSANAAN ISOLASI SOSIAL MENRAIK DIRI
1. Kondisi Klien
Klien dengan isolasi sosial menarik diri jarang bahkan tidak mampu melakukan interaksi
dengan orang lain (Rawlins, 1993). Klien sering menunjukan tanda dan gejala seperti kurang
spontan, apatis, akspresi wajah kurang berseri, afek datar, kontak mata kurang, komunikasi
verbal menurun, mengisolasi diri (menyendiri), posisi a(ceritakan kondisi klien , gambaraan
pasienny seperti apa)
2. Diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial Menarik Diri
3. Tujuan
 Mampu membina hubungan saling percaya dengan klien
 Klien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial menarik diri
 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
 Klien mampu berkenalan dengan orang lain.
4. Strategi pelaksanaan:
Orientasi :
Orientasi (Perkenalan):
“Selamat pagi ”
“Saya ....................................... senang dipanggil..........Saya mahasiswa keperawatan
UNISSULA semarang, saya yang akan membantu merawat ibu dari sekarang sampai 1 minggu
kedepan
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan ibu S... hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman ibu S? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau
berapa lama ibu S...? Bagaimana kalau 15 menit”

Kerja:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? Apakah S merasa sendirian? Siapa saja yang S
kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?”
“Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?”
”Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya
tidak mampunyai teman apa ya S ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah S belajar bergaul dengan orang lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang dipanggil Si. Asal
saya dari Bireun, hobi memasak”
“Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan S bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan
dan sebagainya.”

Terminasi:
”Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?”
”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
”Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga
S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam
berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman saya,
perawat N. Bagaimana, S mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.”

Anda mungkin juga menyukai