Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM 

PENGANTAR 
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah pendidikan dan budaya anti
korupsi
Dosen pengajar : Hermien Nugraheni, SKM, M.Kes

Disusun Oleh:

La Navida Mailuna Viki P1337420619001


Alaa Aini P1337420619011
Chindy Eti Tita Bintari P1337420619018
Nurohma Mufliha Murykhomsa P1337420619033
Nurul ‘Alimah P1337420619058
Muhammad Fatih Al Ikhsan P1337420619067
Denia Herning P1337420619075
Nafisah Salsabila P1337420619076
Wahyu Jatmiko P1337420619082
Alfinia Ifa Zulfana P1337420619086
Rizki Noorshie Azmi P1337420619089
Anisa Fadilla P1337420619090

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2022/2023
A. LATAR BELAKANG
Korupsi merupakan bahaya laten yang telah banyak merusak tatanan
kehidupan bangsa. Telah banyak tindak pidana korupsi yang mengakibatkan
kerugian Negara baik secara material maupun secara moral. Kerugian material
tentu saja berhubungan dengan penggunaan uang Negara untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok tertentu saja sedangkan kerugian moral berkenaan
dengan pelaku koruptif seperti telah menjadi dasar perilaku yang mengakar dan
banyak merusak moralitas anak bangsa karena perilaku koruptif itu seakan
merupakan perilaku biasa dan telah menjadi budaya hukum yang negatif. Tindak
pidana korupsi sebenarnya tidak berhubungan dengan penggunaan uang Negara
saja akan tetapi dari hal terkecil seperti korupsi waktu maupun menggunakan
wewenang untuk kepentingan diri sendiri juga sebenarnya termasuk dalam ranah
perilaku korupsi. Korupsi sebenarnya berhubungan dengan masalah moralitas dan
etika perilaku seseorang dalam menggunakan kemampuan dan kompetensi yang
dimilikinya untuk kepentingan yang memperkaya diri sendiri maupun
keluarganya. Seakanakan timbul adagium di dunia sekarang sangat sulit mencari
manusia yang bermoral, mencari manusia pintar mudah akan tetapi mencari
manusia jujur sangatlah sulit.
B. ISI

LEMBAR OBSERVASI
PENGAMATAN PERILAKU BERPOTENSI KORUPSI
DI LINGKUNGAN LAYANAN PUBLIK

No. Perilaku Berpotensi Korupsi Ada Tidak Alasan


1. Penetapan tarif air yang relatif tinggi per meter kubik oleh  Penetapan tarif air yang relatif tinggi per meter kubik
PDAM oleh PDAM, Indonesia Corruption Watch (ICW)
bersama Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air
(KRuHa) pada Januari 2012 menemukan adanya
pelonggaran target, sehingga menguntungkan pihak
swasta. Seperti pengurangan target volume air yang
terjual dan tingkat kebocoran. Volume untuk air terjual
dikurangi. Adapun untuk persentase tingkat kebocoran
dinaikkan. Akibat penyimpangan dalam proses rebasing
tersebut diduga telah menyebabkan terjadinya kerugian
negara
2. Percaloan pembuatan SIM oleh kepolisian sipil  Percaloan pembuatan SIM oleh kepolisian sipil.
Maraknya praktik calo yang jamak ditemukan di
beberapa lokasi Satpas SIM. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2016
tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara
Republik Indonesia, tercatat biaya yang harus
dikeluarkan untuk penerbitan dan perpanjangan SIM.
Untuk biaya pembuatan, paling murah biaya penerbitan
SIM D dan D I sebesar Rp 50.000. Adapun paling
mahal, yaitu SIM Internasional Rp 250.000. Sementara
itu, biaya yang harus dikeluarkan pemohon SIM jika
melalui tangan calo bakal melonjak berkali-kali lipat.
Biasanya Rp 700.000 untuk SIM A dan Rp 500.000
untuk SIM C. Mereka yang menawarkan jasa tersebut
bisa juga berasal dari biro jasa dan tukang-tukang ojek
yang mangkal disekitar pintu masuk kantor tersebut.
Sementara polisi dan PNS-Polri yang biasanya juga
dapat diminta bantuan mengurus SIM hanya bersikap
pasif dengan duduk bergerombol di bawah pohon yang
terdapat di pelataran parkir muka gedung.
3. Pembuatan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) oleh petugas  Pembuatan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) oleh
pajak petugas pajak. Pengurusan NPWP yang biasanya
memakan waktu tiga minggu, namun dengan imbalan
uang dalam tiga hari pun akan segera selesai. Padahal
seharusnya dengan kesadaran calon pemilik NPWP
tersebut tentunya akan memberikan keuntungan kepada
Dirjen Pajak, tetapi pendaftaran tersebut selalu
diperlambat dengan berbagai macam alasan.
4. Manipulasi faktur PPN masuk dan keluar pajak  Manipulasi faktur PPN masuk dan keluar pajak. Proses
manipulasi faktur fiktif untuk sebuah mesin printer yang
dikeluarkan oleh perusahaannya. Seperti diketahui, PKP
diharuskan untuk membuat dan mengisi faktur pajak
masukan dan keluaran. Modus untuk mengecilkan
jumlah PPN yang harus dibayar adalah membuat faktur-
faktur pajak fiktif. Misalnya dalam hal barang ekspor,
pajak masukan yang berasal dari impor boleh direstitusi.
Padahal
masalah restitusi adalah hal yang sulit. Seperti sudah
dijelaskan di atas, permintaan restitusi selalu
mengundang masuknya pemeriksaan. Karena itu, modus
faktur fiktif dan restitusi selalu melibatkan petugas pajak
untuk melancarkan pembayaran sehingga kasus tersebut
dapat digolongkan sebagai faktur PPN palsu dan dapat
menyebabkan berkurangnya perolehan pendapatan
negara sehingga pengeluaran pemerintah untuk
membiayai aktivitasnya menjadi terbatas.
5. Sentralisasi sistem ketenagalistrikan hanya pada kantor pusat  Sentralisasi sistem ketenagalistrikan hanya pada kantor
PLN, sedangkan kantor wilayah, daerah dan distribusi tidak pusat PLN, sedangkan kantor wilayah, daerah dan
mempunyai kewenangan dalam pengadaan kebutuhan barang distribusi tidak mempunyai kewenangan dalam
operasional. pengadaan kebutuhan barang operasional
6. Pemberian uang atau barang jaminan kepada keluarga/rekan  Di Indonesia, seseorang yang memiliki jabatan, baik itu
agar seseorang dapat diterima menjadi pegawai negeri/swasta. di perusahaan/organisasi negeri/swasta akan dipandang
lebih bermartabat dan menganggap bahwa hidupnya
akan terjamin karena sudah memiliki jabatan/kedudukan.
Selain itu warga Indonesia masih mengganggap apabila
seseorang memiliki jabatan ataupun kedudukan maka
orang itu dianggap sukses dan membanggakan orang
tuanya. Apalagi persaingan dalam mencari pekerjaan
saat ini sangat ketat dan peluangnya sangat kecil karena
bonus demografi yang tidak diimbangi dengan luasanya
lapangan pekerjaan sehingga masyarakat berlomba-
lomba dan menghalalkan berbagai cara agar
dirinya/kerabatnya/keluarga bisa mendapatkan posisi
yang diinginkan tanpa proses.
7. Pembuatan Kartu Keluarga ataupun Kartu Tanda Penduduk  Disadari bahwa pembuatan KTP ataupun KK saat ini
menggunakan uang pelicin agar prosesnya dipercepat. membutuhkan waktu yang cukup lama. Seseorang
dengan kadaan yang mendesak harus memenuhi syarat
(misal. KTP/KK) ingin memperoleh semuanya dengan
cara yang instan melalui uang pelicin dan jalur orang
dalam. Kebiasaan buruk warga Indonesia yang malas
mengantri juga menjadi potensi terjadinya korupsi oleh
orang dalam yang menerima uang pelicin dari warga.
Banyaknya warga Indonesia dan terbatasnya pegawai
pembuat KK dan KTP sehingga masyarakat harus
mengantri lama untuk mendapatkan surat berharga tsb.
Oknum-oknum ini mendapat kesempatan untuk
memperkaya diri sendiri dengan menjadi calo yang
menjanjikan agar prosesnya dipercepat.
8. Pemberian uang damai kepada polisi saat melanggar lalu lintas  Kesibukan masyarakat yang berbeda-beda dan adanya
(tilang) oknum kepolisian menjadi alasan adanya tindakan
korupsi pada proses tilang yang seharusnya masyarakat
datang ke pengadilan untuk mengikuti sidang.
Masyarakat yang memiliki kesibukan tidak akan sempat
datang untuk sidang di pengadilan sehingga mereka
memilih cara agar prosesnya cepat dan mudah bagi yang
memiliki uang. Oknum polisi yang memiliki kesempatan
ini akan diuntungkan.
9. Pemilihan Kepala Desa dengan penyebaran uang kepada warga  Dari pengamatan dan pengalaman di desa saya, yang
agar memilih calon KaDes tertentu. menjadi oknum dalam hal seperti ini bukan hanya dari
pendukung para calon KaDes, namun juga warga diluar
wilayah pemilu yang memiliki kesempatan untuk
melakukan perjudian. Jabatan Kepala Desa yang
dipamdang sangat terhormat karena menjadi orang
nomer satu di desa tersebut sebingga banyak warga yang
tertarik dan sangat ingin menjadi KaDes. Berbagai cara
mereka lakukan untuk mendapatkan apa yang mereka
inginkan.
10. Penggunaan dana Bansos rakyat oleh pemerintah daerah untuk  Adanya dana bantuan sosial yang dianggarkan dari
memperkaya pribadi/sekelompok golongan. pemerintah pusat untuk masyarakat sangat berpotensi
untuk dikorupsi oleh pejabat-pejabat daerah dibawahnya.
Oknum pejabat memiliki kesempatan yang sangat luar
biasa karena jumlah yang dianggarkan dari pemerintah
pusat untuk dibagian pada masyarakat melalui
pemerintah daerah. Alih-alih dana bansos dipotong
karena adanya pajak atau bisa jadi dana bansos tersebut
tidak diberikan karena mungkin warga yang
bersangkutan sudah meninggal sehingga uang tsb bisa
masuk ke dalam kantong oknum tsb. Dari observasi di
desa saya, masyarakat yang mendapat dana bansos tidak
dijelaskan oleh pemerintah desa secara transparan
jumlah yang dianggarkan dari pemerintah pusat yang
akan dibagi sejumlah warga masyarakat desa tsb, tetapi
masyarakat hanya diberi tahu bahwa ada dana bansos
daei pemerintah pusat dan diberikan ke masyarakat
menggunakan amplop tanpa ada reng-rengan jumlahnya.
11. Pada saat tahun ajaran baru karena Sistem Pendidikan Zonasi,  Sistem penerimaan siswa baru di Indonesia sekarang ini
banyak calon murid dan wali murid yang ingin masuk sekolah menggunakan zonasi, dimana anak yang berdomisili di
favorit di luar daerah zonasi. suatu daerah hanya bisa masuk ke sekolah yang satu
daerah pula dengan tempat domisili anak tsb. Kecuali
menggunakan jalur prestasi yang dapat melampaui
zonasi tsb. Orang tua pasti menginginkan anaknya
mendapat fasilitas terbaik sehingga anak yang
berdomisili di derah sekolah non favorit akan mencari
cara untuk dapat masuk ke sekolah favorit di luar zona.
Oknum guru mendapatkan kesempatan untuk membawa
siswa tsb masuk ke dalam sekolah favorit menggunakan
uang pelicin. Atau lebih parah, sistem dari sekolahnya
yang memang memiki cara tersebut agar sekolah
tersebut bisa mendapatkan dana bantuan untuk
pembangunan sekolah tersebut.
12. Pelayanan puskesmas daerah yang tidak sesuai dengan jadwal  Korupsi waktu yang bisanya dilakukan oleh pejabat atau
sehingga pasien antri berjam-jam untuk mendapatkan pegawai yang memiliki kedudukan menganggap telat
pelayanan (ngaret). merupakan hal yang wajar marena mereka juga memiliki
banyak kesibukan. Hal tersebut tidak benar karena
mereka lalai akan kewajibannya dan mereka tidak
memberikan hak pasien sebagai mana mestinya.
13. Memanfaatkan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi.  Biasanya kantor yang besar/instasi yang memiliki
akreditasi baik memiliki fasilitas yang baik juga.
Mungkin karena tuntutan beban kerja pegawai yang
tinggi sehinga pegawai merasa kurang mendapat
imbalan/fee dari instansi tersebut sehingga para pegawai
memanfaatkan fasilitas kantoe untuk kepentingan pribadi
dengan alasan fasilitas tidak digunakan dengan baik
sehingga pegawai memanfaatkannya.
14. Memberikan antrian khusus kepada orang lain tanpa  Tindakan ini sudah termasuk kedalam tindakan
memperhatikan nomor antrian. nepotisme karena memberikan jaminan ke perseorangan
untuk diistimewakan, jika terus dibiarkan akan merusak
citra lembaga atau instansi dan mengurangi kepercayaan
masyarakat.
15. Bekerja dengan tidak sungguh-sungguh, dan memberikan  Sebelum melamar pekerjaan atau diterima di instansi
pelayanan kepada masyarakat tidak supel karena gaji yang kita sudah membaca peraturan dan ketentuan dslam
diterima kecil. bekerja, termasuk juga load pekerjaan, jenjang karier,
dan gaji, saat kita sudah menyetujui tersebut kita harus
menerima dan melaksanakan aturan yang berlaku,
bekerja tidak sungguh sungguh karena gaji yang diterima
kecil adalah salah satu tindakan yang berpotensi
melakukan korupsi, dan kolusi.
16. Istirahat sebelum jam yang sudah ditetapkan, dan belum  Jika terus dibiarkan akan mengganggu proses pelayanan
kembali bekerja setelah jam istirahat usai. pada masyarakat, karena setiap lembaga mempunyai
aturan yang harus ditepati, tindakan ini sudah termasuk
korupsi, yaitu korupsi waktu
17. Membuka jam operasional kantor pelayanan melebihi waktu  tindakan tidak ontime tidak bisa dibenarkan karena
yang sudah ditetapkan (tidak ontime) pegawai sudah terikat peraturan kerja, apapun alasannya
pegawai harus mematuhi, tidak ontime dalam bekerja
sudah termasuk dalam tindakan korupsi, yaitu korupsi
waktu
18. Menerima uang dari masyarakat karena sudah dibantu dalam  walaupun tidak ada niat nepotisme, tetapi tindakan
pelayanannya, padahal sesuai aturan yang berlaku gratis. memberi "upah" tanpa alasan yang jelas dapat
menggamggu kimerja pegawai, dikhawatirkan akan
membentuk habit baru bahwa semua pekerjaan ada nilai
materi dibelakangya
19. Memberikan suap kepada pegawai pemerintah agar  Memberi suap agar dimenangkan tender, termasuk
dimenangkan dalam proses tender. dalam tindakan suap menyuap yang memberi atau
menjanjikan sesuatu dengan maksud supaya berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya.
20. Pegawai pemberi pelayanan memaksa masyarakat untuk  Pegawai yang memaksa dengan mengancam termasuk
membayar di luar ketentuan resmi dengan ancaman dokumen dalam tindakan pemerasan karena menyalahgunakan
mereka tidak diurus. jabatan

21. Pemberian hadiah yang berlebih bisa berupa  Karena pemberian hadiah yang berlebih bisa mengacu
barang/uang/pinjaman tanpa bunga/tiket kepada atasan dengan kepada gratifikasi. Dengan maksud atasan dapat
maksud si pemberi hadiah memperoleh kenaikan jabatan tersentuh hatinya, agar dikemudian hari pihak pemberi
dengan mudah. hadiah dapat mempermudah tujuan untuk kenaikan
jabatan, namun hal tersebut tidak diungkapkan saat
pemberian terjadi. Hal ini disebut tanam budi antar
pemberi hadiah dengan atasan.
22. Mobil dinas yang ditujukan untuk pekerjaan negara, digunakan  Menggunakan mobil dinas untuk kepentingan pribadi
untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. termasuk dalam penyalahgunaan wewenang sehingga
merugikan keuangan Negara.
23. Penimbunan sembako/BBM oleh pihak yg tidak berwenang  Karena Pihak yang tidak bertanggung jawab ingin
guna mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya untuk mendapatkan keuntungan yang melimpah dengan
kepentingan pribadi. menimbun sembako/BBM untuk kepentingan pribadi
agar menjadi langka dan mereka dapat menaikkan
harganya.
24. Petugas KUA yang meminta uang tambahan untuk transport.  Memanfaatkan kesempatan yang ada guna kepentingan
diri sendiri.
25. Memberikan uang pelicin atau tips kepada petugas kesehatan  Kebiasaan masyarakat memandang bahwa hal tersebut
untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan wajar untuk mempercepat akses pada suatu layanan.
kesehatan. Tetapi, tanpa disadari jika dilakukan terus menerus akan
menyuburkan tindakan korupsi. Begitu juga dengan
perbuatan petugas kesehatan yang merugikan banyak
pihak dan hanya menguntungkan orang-orang tertentu.
26. Penyedia barang mengirimkan order barangnya tidak sesuai  Perilaku tersebut termasuk korupsi perbuatan curang.
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dalam kontrak Karena keegoisan pihak yang bertanggung jawab untuk
penyediaan barang. mendapatkan keuntungan dengan merugikan pihak lain.
27. Oknum pekerja pembuatan atau perbaikan jalan aspal/cor  oknum pekerja pembuatan atau perbaikan jalan aspal/cor
mengambil beberapa persen dari jumlah anggaran yang mengambil beberapa persen dari jumlah anggaran yang
disediakan oleh pemerintah untuk memperbaiki jalan. Sehingga disediakan oleh pemerintah untuk memperbaiki jalan
mengurangi bahan-bahan yang harus dipergunakan dan sehingga mengurangi bahan-bahan yang harus
kualitas jalan menjadi berkurang. dipergunakan dan kualitas jalan menjadi berkurang.
alasan: oknum gelap mata dan menganggap itu adalah
hal yg wajar sehingga terus menerus dilakukan, tentu
saja akan sangat merugikan pihak yang mungkin akan
tertuduh dan masyarakat yang menggunakan jalan raya
dengan kualitas buruk dan tidak bertahan lama
28. Memberikan suap kepada pegawai bea cukai agar mengatur  Memberi suap kepada pegawai bea cukai, termasuk
penetapan nilai pabean. dalam tindakan suap menyuap yang memberi atau
menjanjikan sesuatu dengan maksud supaya berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya.
29. Pegawai negeri tidak datang tepat waktu ketika bekerja  Di Indonesia marak diberitakan tentang pegawai negeri
yang datang tidak tepat waktu. Hal ini merupakan salah
satu bentuk korupsi, yaitu korupsi waktu, mengingat
betapa pentingnya ketepatan waktu dalam bekerja agar
tidak menghambat pekerjaan lain.
30. Pegawai tidak mengikuti upacara atau apel tepat waktu  Pegawai memiliki kewajiban mengikuti upacara atau
apel, namun hal ini sering disepelekan oleh pegawai itu
sendiri, dimana pegawai tersebut mengulur waktu untuk
tidak mengikuti upacara atau apel yang diadakan instansi
C. PENUTUP
Berdasarkan pembahasan dalam makalah tersebut dapat disimpulkan yaitu
korupsi adalah penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau politik,
baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain, yang ditujukan untuk
memperoleh keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian bagi
masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya. Yang dimaksud pendidikan
anti korupsi adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar
mengajar yang kritis terhadap nilai-nilai anti korupsi.
Referensi

Tim Peneliti Departemen Riset dan Kajian Strategis Indonesia Corruption Watch.
2000. Hasil Survey Korupsi Di Pelayanan Publik Studi Kasus di Lima Kota.
Jakarta.

Kompas. 2016. Ini Perilaku Koruptif yang Biasa Terjadi di Lingkungan Masyarakat.
https://nasional.kompas.com/read/2016/02/22/15204551/Ini.Perilaku.Koruptif.ya
ng.Biasa.Terjadi.di.Lingkungan.Masyarakat?page=all

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. (2014). Buku Ajar: Pendidikan
dan Budaya Antikorupsi. Jakarta: Pusdiklatnakes Kementerian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai