Anda di halaman 1dari 3

STIE MAHARDHIKA

SURABAYA UJIAN AKHIR


SEMESTER SEMESTER
GANJIL 2022/2023

Nama : Habib Ainur Rahman


NIM : 21210582
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Dosen : Abdul Chamid, SE, MM

Jawaban :
1. Apa yang dimaksud dengan fiskal! Jelaskan.
Fiskal adalah segala urusan yang berkaitan dengan pajak atau
pendapatan negara, asalnya dari masyarakat dan dianggap pemerintahan
sebagai pendapatan yang digunakan untuk pengeluaran berbagai program
yang ada.
Adanya dari kebijakan fiskal untuk membuat kondisi ekonomi di suatu
negara bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kebijakan fiskal menurut OJK
disebut sebagai kebijakan tentang perpajakan, penerimaan, utang piutang dan
belanja pemerintah dengan tujuan ekonomi tertentu. Peran kebijakan fiskal dari
pemerintah akan semakin besar dalam mekanisme pembentukan tingkat
pendapatan.

2. Sebutkan dampak dari praktek dumping!


 Dampak Positif
 Memperluas dan meningkatkan pangsa pasar.
 Mengajak perusahaan-perusahaan di Negara importir untuk
berpartisipasi dalam perdagangan yang dilakukan oleh
eksportir.
 Memenuhi kebutuhan barang Negara importir yang tidak dapat
diproduksi sendiri.
 Dampak Negatif
 Mematikan industri Negara yang ditarget dalam praktik dumping.
 Negara importir semakin sulit untuk melakukan transisi
untuk menjadi Negara industri yang disebabkan
ketergantungan dengan Negara lain.
 Melemahkan pertumbuhan investasi yang mengakibatkan rendahnya
modal perusahaan

3. Mengapa suatu negara dapat mengalami ketidakstabilan dalam NPL
NPL dapat terjadi akibat resesi maupun krisis ekonomi, penyalahgunaan
dana kredit oleh nasabah maupun debitur, ketidakmampuan debitur dalam
mengelola dananya, atau kelemahan manajemen institusi dalam melakukan
analisis kelayakan kredit.
Menurut Deng dan Liu (2008) salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya NPL dan gagal bayar adalah agunan.
Menurut Pius(1997), faktor terjadinya NPL atau kredit macet terdiri dari
tiga hal, yaitu faktor bank, debitur, dan faktor eksternal debitur maupun bank.
Yang termasuk dalam faktor (internal) bank, antara lain analisis kredit yang tidak
sesuai dengan 5C, pihak bank sengaja menaikan nilai jaminan, dan bank tidak
melakukan pengawasan secara teratur. Faktor yang termasuk dalam internal
debitur, antara lain, penyalahgunaan kredit, sedangkan faktor eksternal bank
maupun debitur, antara lain laporan keuangan dari akuntan publik tidak benar,
kondisi bisnis yang berubah, atau terjadinya bencana alam.

4. Bagaimana cara-cara melakukan pembayaran international?


a) Uang Tunai atau Kontan Alat pembayaran internasional yang pertama
adalah melalui uang Tunai atau Kontan, dan merupakan cara yang paling
mudah. Kamu bisa menggunakan cara ini ketika sedang di luar negeri, atau
transfer secara manual di bank dengan menyerahkan uang tunai. Cara
pembayaran dengan menggunakan tunai atau kontan ini biasanya dilakukan
jika pihak pebisnis sebagai importir dan supplier sebagai eksportir belum
mengenal secara baik. Hal ini bisa digunakan dalam membangun
kepercayaan untuk pertama kalinya. Adapun, pembayarannya bisa
menggunakan mata uang rupiah atau mata uang negara lain yang sesuai
kesepakatan dengan konsumen/supplier. Selain pebisnis, orang-orang yang
biasa melakukan pembayaran secara kontan antara lain turis, jemaah haji,
tenaga kerja Indonesia (TKI).
b) Cek Kamu bisa menggunakan cek sebagai alat pembayaran internasional
selanjutnya. Adapun proses pembayaran nantinya akan dilakukan dengan
cara importir mengirimkan cek kepada eksportir melalui bank yang
ditunjuk di negara eksportir. Adapun nantinya bank dituju adalah bank
yang memang memiliki cabang di negara importir. Perlu dicatat bahwa
pemindahan dana akan dicairkan jika cek sudah tervalidasi oleh tanda
tangan atau cap resmi pemberi kuasa.
c) Wesel Wesel atau bill of exchange sudah dikenal sejak dahulu kala sebagai
alat pembayaran, khususnya untuk transaksi internasional. Dengan
menggunakan wesel kamu bisa melakukan transaksi pembayaran dalam
negeri atau luar negeri secara mudah tanpa perlu menggunakan rekening
bank. Jika ingin menggunakan wesel sebagai alat pembayaran
internasional, kamu wajib mengirim formulir pengiriman uang di penyedia
jasa wesel. Kamu bisa menemukannya di Pos Indonesia atau bank
konvensional. Setelah itu masukan nomor rekening bank atau nama
penerima uang yang dituju beserta jumlah uangnya. Penerima uang atau
pengirim uang tidak perlu menggunakan rekening bank karena konfirmasi
penerimaan akan menggunakan PIN.
d) Letter of Credit (L/C) Di dalam perdagangan internasional sebenarnya
Letter of Credit memiliki kesamaan dengan wesel. Bedanya, kalau wesel
harus dilakukan secara lunas, maka Letter of Credit bisa menggunakan
kredit atau cicilan. Kamu sebagai importir bisa ajukan pinjaman pada bank
dan jika bank menyetujui permohonan kreditmu, maka Letter of Credit
akan dikeluarkan. Jadi bisa dikatakan kalau Letter of Credit adalah alat
pengganti kredit dan jaminan pembayaran bagi eksportir. Nantinya, jika
ada pembayaran yang tersendat maka pihak bank yang melunasi ke pihak
penjual. Setelah itu, dana yang telah ditalangi oleh pihak bank, akan
menjadi utang dari pembeli. Prinsipnya, alat pembayaran ini akan
memfasilitasi lancarnya transaksi jual-beli yang terjadi antar negara. Cara
pembayaran ini bisa digunakan untuk transaksi jika salah satu pihak belum
saling percaya. Cara ini dinilai lebih terjamin keamannya, terlebih bagi
kamu yang telah mengirimkan barang ke luar negeri tapi khawatir
barangnya tidak dibayar.
e) Telegrafik Transfer Alat pembayaran internasional yang satu ini hampir
mirip dengan cek. Bedanya, cek harus dicairkan terlebih dahulu oleh
penerima dana. Sedangkan kalau telegrafik transfer adalah perintah pemilik
dana awal untuk memindahkan dananya ke rekening lain melaluI sistem
otomatis perbankan. Jadi, penerima dana tidak perlu memiliki lembaran
ceknya.

5. Langkah apa yang ditempuh pemerintah untuk menekan laju inflasi !


1. Kebijakan Fiskal cara mengatasi inflasi melalui kebijakan fiskal Kebijakan
fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah.
Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah inflasi adalah
dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, meningkatkan tarif pajak, serta
melakukan pinjaman.
2. Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal Selain kebijakan fiskal dan moneter,
cara mengatasi inflasi oleh pemerintah juga dapat dengan meningkatkan
hasil produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan
pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta
melakukan pengawasan dan distribusi barang.
• Menambah Hasil Produksi Pemerintah dapat memberikan subsidi
atau membuat peraturan yang mendorong pengusaha-pengusaha
menjadi lebih produktif sehingga hasil produksinya bisa
bertambah. Dengan adanya hasil produksi yang lebih banyak, akan
ada banyak barang yang bisa dibeli masyarakat, sehingga jumlah
uang beredar bisa kembali seimbang.
• Mempermudah Masuknya Barang Impor Pemerintah juga bisa
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan menetapkan
kebijakan yang mempermudah masuknya barang impor. Seperti
dengan penurunan bea masuk impor atau membuat peraturan yang
mempermudah impor.
• Menstabilkan Pendapatan Masyarakat Inflasi juga bisa
ditanggulangi dengan menjaga tingkat upah (tidak membiarkan gaji
yang naik terus menerus) sehingga biaya produksi perusahaan bisa
ditekan dan harga barang menjadi lebih rendah. cara mengatasi
inflasi Di samping berbagai tindakan tadi, pemerintah juga bisa
mengatasi inflasi dengan menentukan harga maksimum agar harga-
harga barang tidak terlalu tinggi. Selain itu, pemerintah tentunya
juga harus melakukan pengawasan dan distribusi barang.

Anda mungkin juga menyukai