Menurut saya kebijakan pengakuan pendapatan yang digunakan Garuda Indonesia yaitu accrual basis
karena berdasarkan penjelasan soal, Garuda Indonesia menggunakan PSAK 73 yang mengakui utang
masa depan menjadi dicatat saat ini. PSAK 73 sewa adalah penerapan prinsip pengukuran, penyajian,
pengungkapan, serta pengakuan sewa. Tujuannya adalah memastikan pihak sewa dan penyewa akan
memberikan informasi secara relevan dan juga menjelaskan secara tepat dalam transaksi tersebut.
Kehadiran informasi ini juga akan memberikan suatu pedoman untuk para pengguna laporan
keuangan agar bisa mengetahui dampak dari adanya transaksi sewa pada siklus akuntansi, seperti arus
kas perusahaan, posisi keuangan, dan performa keuangan. Hal tersebut tentunya akan memberikan
dampak yang sangat besar pada pajak dan juga laporan keuangan secara menyeluruh, total liabilitas
yang sangat besar serta penurunan ekuitas sebab pengakuan utang masa depan menjadi dicatat saat
ini.
Dampak dari kebijakan tersebut tentu berpengaruh terhadap komponen laporan keuangan yang
kemudian dapat berdampak pada persepsi pengguna laporan keuangan terhadap kondisi entitas
penyaji laporan keuangan. Stakeholder merupakan pihak yang paling berpengaruh dalam pengambilan
keputusan perusahaan karena seluruh keputusan yang nantinya diambil akan sangat dipengaruhi oleh
ide atau gagasan yang dimiliki stakeholder perusahaan.
Sumber : BMP EKSI4204/MODUL 2/ Analisis Informasi Keuangan/2.2-2.24
AUDITING II
Jelaskan perbedaan uji detil transaksi dan uji detil saldo disertai dengan contoh menurut anda!
1) Uji detail transakasi terutama meliputi penulusuran dan pembuatan voucher. Detail transaksi
dapat ditelusuri dari dokumen sumber sampai catatan faktur penjualan pada jurnal penjualan
untuk mengji asersi kelengkapan atau detail jurnal pengeluaran kas dan catatan sediaan
perpetual dapat dijaminkan ke dokumen-dokumen pendukung seperti cek yang dibatalkan dan
tagihan pemasok untuk menuji asersi keberadaan dan kejadian dan penilaian.Fokus auditor
pada pelaksanaan uji substantif tersebut adalah penemuan kesalahan moneter.
Uji detail transaksi bisa sangat efektif jika ditargetkan pada kesalahan potensial.Contohnya
teknik audit berbantuan komputer memungkinkan auditor untuk mengidentifikasi dan
memilih transaksi penggajian yang karyawan bekerja dengan jumlah jam yang tdak wajar
atau memilih transaksi pembelian yang melebihi jumlah tertentu.Auditor dapat menggunkan
pengawasan berkelanjutan untu menendai transaksi tersebut atau menggunakan perangkat
lunak audit umum untuk menurutkan transaksi dan mengidentifikasi transaksi untuk
pengujian.Penggunaan perangkat lunak audit umum secara seksama dapat memperbaiki uji
sebstantif detail.
2) uji detail saldo berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo
rekening,bukannya masing-masing debit dan kredit yang menyusun saldo tersebut.Misalnya
meminta bank untuk konfirmasi saldo kas dan pelanggan untuk konfirmasi saldo piutang
usaha.Auditor juga dapat memeriksa aset bangunan,mengamati pengambilan sediaan
klien,dan melakukan uji perhitungan harga sediaan akhir.
Efektivitas uji tergantung pada prosedur yang dilakukan dan tipe bukti yang diperoleh.
Jika risiko deteksi tinggi,auditor menggunakan dokumen internal dan melakukan prosedur
audit terbatas.Sebaliknya jika risiko deteksi rendah,auditor menggunakan dokumen yang
diperoleh langsung dari bank dan melakukan prosedur audit yang ekspansif.
Uji detail saldo melibatkan pemakaian dokumen eksternal atau pengetahuan pribadi
auditor,misalnya konfirmasi piutang atau observasi sediaan .Oleh karena itu,uji detail saldo
bisa sangat efektif dan juga cenderung paling lama dan paling mahal.
BISNIS INTERNASIONAL
1) Merkantilisme
Teori perdagangan internasional dengan menganut konsep bahwa pentingnya bagi sebuah
negara untuk mengakumulasi persediaan logam-logam berharga demi mencapai
kesejahteraan. Dalam hal ini, pemerintah membuat kebijakan ekonomi yang mempromosikan
ekspor dan mengurangi impor serta mengakibatkan surplus perdagangan yang harus dengan
dibayar emas dan perak. Larangan-larangan impor dilakukan dengan meningkatkan bea
masuk agar impor menurun. Sementara itu, pemerintah berupaya untuk meningkatkan subsidi
kepada pengekspor agar mereka termotivasi untuk meningkatkan ekspor. Tindakan-tindakan
ini semata-mata dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan surplus perdagangan.
contoh, merkantilisme modern dewasa ini masih banyak dianut beberapa negara. Mereka
umumnya berupaya meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Kebijakan Indonesia untuk
memberikan subsidi ekspor kepada para pengekspor merupakan salah satu contoh realisasi
dari paham merkantilisme. Adanya penetapan tarif bea masuk barang impor yang diterapkan
oleh berbagai negara di dunia juga merupakan realisasi dari paham merkantilisme. Selain itu,
neraca perdagangan dikatakan positif (baik) jika nilai ekspor lebih tinggi dari nilai impor.
Konsep tersebut telah menjadi dasar dalam praktik perdagangan internasional hampir di
seluruh belahan dunia sehingga disadari atau tidak merkantilisme masih menjadi paham
perdagangan dunia.
2) Teori keunggulan absolut
Adam Smith (1937) menjelaskan bahwa suatu negara akan bertambah kekayaan jika sejalan
dengan peningkatan keterampilan dan efisiensi keterlibatan para tenaga kerja dan penduduk di
negara tersebut dalam proses produksi. Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan absolut
ketika negara tersebut melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi dengan negara
lain.
contoh, ada persaingan sempurna dan tidak ada biaya-biaya transportasi di dunia dengan dua
negara dan dua produk. (1) Satu unit masukan (kombinasi tanah, tenaga kerja, dan modal) (2)
masing-masing negara memiliki dua unit input yang dapat digunakannya untuk memproduksi
beras ataupun mobil dan (3) masing-masing negara menggunakan satu unit masukan untuk
memproduksi tiap-tiap produk. Apabila tidak ada negara yang mengimpor atau mengekspor,
jumlah yang ditunjukkan juga merupakan apa yang tersedia bagi konsumsi lokal keluaran
total dari kedua negara, yaitu empat ton beras dan enam mobil.
3) Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif diperkenalkan oleh David Ricardo (1971) yang menyatakan
bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun suatu negara tidak memiliki
keunggulan absolut. Berbeda dengan teori keunggulan absolut yang dikembangkan oleh
Adam Smith (1937), Ricardo (1971) menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat
saling menguntungkan jika salah satu negara tidak memiliki keunggulan absolut, cukup
dengan memiliki keunggulan komparatif pada harga untuk suatu komoditi yang relatif
berbeda.
contoh, AS memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi beras dan mobil. Perhatikan
bahwa dibandingkan AS, Jepang kurang efisien dalam pembuatan mobil daripada
memproduksi beras. Karena itu, ia memiliki keunggulan relatif atau keunggulan komparatif
dalam memproduksi mobil (Rusdin, 2002).
4) Teori Faktor Pendukung oleh Heckscer-Ohlin
Teori Heckscer-Ohlin menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan internasional dan interegional
dalam biaya produksi timbul karena perbedaan dalam pasokan faktor-faktor produksi.
Barang-barang yang memerlukan sejumlah besar faktor produksi yang berlimpah akan
memperoleh biaya produksi yang lebih murah sehingga memungkinkan menjual produknya
dengan harga lebih murah di pasar-pasar internasional.
contoh, Cina yang relatif memiliki pendukung yang lebih baik dalam tenaga kerja dibanding
Belanda harus berkonsentrasi pada produksi barang-barang yang banyak menggunakan tenaga
kerja. Sementara itu, Belanda dengan modal yang relatif lebih besar daripada tenaga kerjanya
seharusnya menspesialisasikan diri dalam produk-produk yang padat modal. Ketika kedua
negara ini berdagang, masing-masing akan memperoleh barang-barang yang memerlukan
sejumlah besar faktor produksi yang relatif langka dengan harga yang lebih rendah. Keduanya
akan memperoleh keuntungan dari transaksi itu