Anda di halaman 1dari 14

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

MAK 101
LAPORAN LABA RUGI (INCOME STATEMENT)

Dosen Pengampu: Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si.,Ak.

OLEH:

KELOMPOK 2

Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (2081611003) (03)

Theresa Yuliana Jaeng (2081611004) (04)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1. DEFINISI LABA
Laba akuntansi secara formal dapat didefinisikan sebagai berikut :
1) Laba dan keuntungan mengacu pada jumlah yang berasal dari revenue atau operating
revenue dikurang kos barang terjual, biaya-biaya yang lain dan kerugian (menurut
Accounting Terminologi Buletin No.2).
2) Laba-rugi bersih merupakan kelebihan (deficit) atas pendapatan atas biaya dari suatu
periode akuntansi tertentu (menurut APB Statement 4).
3) Laba komprehesif merupakan perubahan dalam equitas (net asset) dikurangi dengan
entitas selama periode transaksi dan kejadian atau keadaan yang bukan berasal dari
sumber pemilik (menurut FASB – SFAC No. 6)
2. PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN
Revenue telah didefinisikan sebagai berikut :
1) Dihasilkan dari penjualan barang atau pemberian jasa dan diukur dengan kos yang
dialokasikan kepada konsumen, klien, atau penyewa (Terdapat dalam ATB 2,
mengacu pada pendekatan revenue-expense yang menekankan pada indifikasi
langsung revenue-producing activities).
2) Merupakan peningkatan bruto dalam sumber daya ekonomi atau penurunan bruto
dalam kewajiban, dan diukur berdasarkan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum serta berasal dari jenis aktivitas yang mengarah pada laba
(Terdapat dalam APB statement 4 dimana Revenue didifinisikan sebagai peningkatan
dalam net asset yang muncul dari aktivitas yang menghasilkan laba).
Keuntungan dan revenue secara khusus telah disajikan secara terpisah dalam laporan
keuangan. Keuntungan didefinisikan sebagai revenue, yang bersumber selain dan dari
penjualan produk, barang dagangan, atau pemberian jasa dan keuntungan meningkatkan
ekuitas (net asset) dari transaksi peripheral atau incidental kecuali yang merupakan hasil dari
revenue atau investasi pemilik.
Pengakuan Pendapatan
Revenue seharusnya diidentifikasi dalam periode dimana aktivitas ekonomis utama
dibutuhkan untuk menciptakan dan mendisposisikan dari barang dan jasa yang telah
dihasilkan. Terdapat empat alternatif pada waktu untuk mengakui revenue yang banyak
didiskusikan dalam literatur akuntansi dan digunakan dalam prektek akuntansi yaitu : Selama
produksi; Pada saat produksi telah selesai; Pada saat penjualan; Ketika cash diterima.
1
Secara umum revenue diakui pada saat penjualan, telah berkembang karena transaksi
yang baru timbul tidak lagi seperti transaksi tradisional. Revenue mungkin diakui selama
proses produksi untuk kontrak kontruksi jangka panjang, jika perkiraan yang reliable dari
terhadap kemajuan dan dari biaya untuk melengkapi dapat dibuat dan jika asuransi yang
dapat diperhitungkan. Mengakui pendapatan secara cash basis, seperti pada penjualan
angsuran atau cost recovery diijinkan jika tidak ada dasar yang reasoneble untuk
memperkirakan pengumpulannya. Atribut dalam pengukuran adalah (1) harga jual, (2)
pengumpulan kas, (3) cost dimasa yang akan datang.
3. BIAYA DAN KERUGIAN (EXPENSES AND LOSSES)
Expense didefinisikan sebagai berikut :
1) Biaya dalam arti yang lebih luas termasuk semua cost yang dibiayakan yang dapat
dikurangkan dari revenue (ATB.4 revenue-expenses tradisional).
2) Biaya merupakan penurunan bruto dalam asset atau peningkatan bruto dalam reabilities
yang diakui dan diukur sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum yang merupakan
hasil aktivitas yang berorientasi pada laba (APB Statement.4, revenue-expenses)
3) Biaya merupakan arus keluar atau pengggunaan lain dari harta atau terjadinya
kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama satu periode dari penyerahan atau
produksi barang, penyerahan jasa atau kegiatan lain yang merupakan operasi utama
perusahaan (SFAC No.6, assets-liabilities).
Di dalam praktek pengakuan biaya terus menerus dipandu oleh suatu orthodoxy yang
kuat dimana biaya ditandingkan dengan pendapatan yang diak ui. Kerugian dalam APB
Statement 4 dan FSAC No. 6 merupakan pengurangan net asset tapi tidak mengurangi
expense atau transaksi capital. Pengakuan expense saat ini ditemukan dalam APB Statement
No. 4 biaya diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
1) Cost secara langsung dihubungkan dengan periode pendapatan.
2) Cost dihubungkan dalam dasar periode yang lain dari pada suatu hubungan yang lain
dengan revenue.
3) Cost tidak dapat secara praktek dihubungkan dengan periode manapun.
Standard pengakuan expense melalui alokasi tidak memberikan petunjuk mengenai
kejadian yang terjadi yang menjadi pemicu pengakuan akuntansi sebagi standard pengakuan
revenue. Standard pengkuan revenue tidak hanya menentukan jumlah revenue yang diakui
(sales price) tetapi juga periode dimana seharusnya revenue diakui (period of sale). Standard
pengakuan expense membantu dalan menentukan jumlah expense yang dialokasikan pada

2
tahun-tahun yang akan datang, cost yang diamortisasi. Namun tidak menggambarkan
bagaimana asset memberikan manfaatnya atau kapan manfaat tersebut tersedia, jadi standard
hanya sedikit memberikan practical guidance.
4. PERISTIWA MASA DEPAN DAN PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI
Proses pelaporan dasarkan pada kejadian yang telah terjadi dan dicatat, tetapi kejadian
yang lalu dan pelaporannya sangatlah tergantung pada interprestasi kita pada deferred adalah
untuk memperbesar dan memperkecil ketergantungan yang besar tehadap future event. Dalam
SFAC No.6 definisi asset dinyatakan dalam kemungkinan manfaat masa depan yang
diperoleh atau dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian yang
lalu.
1) Beberapa Aspek Dari Future Event
Saat ini perlakuan future event dalam asset, liability, expense, dan pengakuan revenue
tidak mempunyai sistematika yang baik. Standar akuntansi nasional dan internasional
membentuk badan untuk menyelesaikan masalah ini.
2) Persepsi atas kejadian masa lalu
Contoh, asumsi bahwa employer membuat panawaran incentive pada pekerja untuk
mendorong pensiun yang lebih awal. Penganut pandangan single-view kan mengakui
transaksi yang terjadi ketika penawaran dibuat, sementara pendukung dual-event tidak
akan mengakui liability sampai pekerja benar-benar menerima tawaran.
3) Probabilitas kejadian di masa mendatang
Probabilitas sifat future event secara jelas merupakan masalah utama yang mendasari
future event dan pengaruhnya pada pengakuan kejadian. Pada banyak kasus pengakuan
asset, diasumsikan bahwa biaya akan diakui lebih kurang untuk menutupi operasi yang
akan datang. Dalam liabilitay, diasumsikan akan dibayar pada saat jatuh tempo. Dalam
kasus untuk asset dimana seluruh cost mungkin tidak tertutupi dan contingent liabilities,
masalah dari probabilitas dapat tidak jelas. Satu contoh yang terdapat dalam SFAC No.
5 relative untuk kerugian contingencies di mana seharusnya diakui ketika kerugian
menjadi mungkin (lebih dari 50 persen) sebagi lawan dari “reasonble possible or
remote”.
4) Management Intent
Aturan dari management intent sebagai dasar pengakuan kejadian yang tidak ditolak
oleh partipan dalam konferensi. Tidak hanya perubahan management intent, tetapi
interprestasinya dapat menjadi subjek untuk pertimbangan agency theory. Jika kedua

3
perusahaan memiliki asset yang sama, keduanya memiliki nilai yang dapat
dipertimbangkan kurang dari costnya, Kedua perusahaan seharusnya mencatatnya
sampai kejadian khusus yaitu penjualan asset terjadi. Mengakui management intent
dapat memberikan hasil yang kurang dapat diperbandingkan.
5) Nilai pasar
Beaver telah mengamati bahwa nilai pasar merupakan gudang informasi tentang future
event. Mengacu pada harga security sering dianggap sebagai suatu konsesus atas nilai
saat ini dari future cash flow securities yang disesuaikan dengan pertimbangan resiko.
Masalahnya adalah bahwa banyak harga pasar yang berasal dari perdagangan securitas
yang kecil atau asset yang membawa pada masalah penyajian yang jujur atau
veriafiability dari jumlah yang dihasilkan.
6) Konservatisme
Ketika diharapkan bahwa aturan conservatism dalam teori akuntansi dan penyusunan
standar akan berkurang, beaver membuat suatu pengamatan dengan berfikir bahwa
mungkin ada keuntungan komparatif untuk melaporkan “bad news” (conservatism)
melalui laporan keuangan untuk menyebarkan informasi akuntansi.
7) Kondisi ekonomi di masa mendatang
Perubahan pada kondisi ekonomi dapat meningkatkan dan menurunkan nilai asset. Jika
kondisi saat ini mengurangi nilai asset, masalah muncul apakah masalah ini akan
dipecahkan, dimana akan dipengaruh pada pencatatan asset.
8) Peraturan legal di masa mendatang
Seperti kondisi ekonomi, partipan dalam konferensi menetang prediksi perubahan
hukum dimasa mendatang keculai perubahan hukum itu telah diterapkan.
5. LABA ALL-INCLUSIVE VERSUS LABA OPERASI
Sampai tahun 1968, komponen-komponen tertentu dari pendapatan komprehensif harus
ditampilkan dalam pernyataan pendapatan atau pernyataan laba ditahan adalah isu
kontroversial, khususnya yang berkaitan dengan tampilan keuntungan dan kerugian yang
tidak biasa dan jarang yang terjadi. Pendukung current operating menyatakan bahwa income
statement lebih berguna khususnya untuk pengukuran kinerja manajemen dan untuk
memprediksi kinerja tahun yang akan datang, dengan syarat yaitu berbagai perkiraan yang
tidak memiliki hubungan dengan keputusan manajemen saat ini harus dikelurkan. Para
pendukung konsep all-inclusive menyatakan beberapa alasan terkait dengan dukungan
mereka yaitu sebagai berikut ini:

4
a. Dalam current operating, manajemen lebih mudah melakukan manipulasi informasi
karena mereka dengan mudah membuat keputusan apakah perkiraan tersebut
extraordinary atau tidak.
b. Pengguna laporan keuangan mungkin akan salah memahami karena mereka mungkin
tidak menyadari bahwa substansi gain/loss telah disembunyikan dalam laporan laba
ditahan.
c. Penyajian akhir semua income dinyatakan dalam income statement untuk periode yang
seharusnya mencerminkan laporan net income entity untuk periode tersebut. Namun
mereka merujuk pada bentuk klasifikasi yang tepat dalam income statement yang
mengijinkan baik untuk transaksi yang tidak biasa/tidak sering terjadi yang disajikan
secara terpisah dalam laporan yang sama.
6. KAPITALISASI TERHADAP KOS INTANGIBLE
Biaya seperti penelitian dan pengembangan, iklan dan restrukturisasi biaya yang
dibebankan langsung pada saat terjadinya meskipun beberapa komponen tersebut mungkin
saja memberikan manfaat yang signifikan di masa mendatang, namun membuat laporan laba
rugi kurang berguna. Mengeluarkan keterlibatan menyebabkan terjadinya bentrokan antara
relevansi dan keandalan perdagangan di SFAC No 2 dari kerangka konseptual sebagai akibat
dari perubahan dalam operasi bisnis, seperti revolusi teknologi informasi, kecepatan dalam
membawa produk baru ke pasar dan meningkatkan deregulasi, perubahan model laporan
keuangan.
7. TRANSAKSI NON-OPERATING
Menurut APB opinion No.9, berbagai transaksi non-operating terdiri atas berbaagai
komponen sebagai berikut.
1) Perkiraan-perkiraan Extraordinary
Pelaporan perkiraan extraordinary terdapat pada pengaruh perkiraan extraordinary yang
mungkin ada pada laporan keuangan terhadap persepsi para pemakai informasi atas hasil
operasi dan proyeksi dalam operasi di masa mendatang untuk laporan suatu perusahaan.
Kontroversi yang muncul tersebut merupakan contoh yang baik untuk memberikan batas
finite uniformity menuju rigid uniformity.
2) Perubahan Metode Akuntansi
Perubahan metode akuntansi memiliki pengaruh secara signifikan pada laporan keuangan
yaitu current reporting period dan setiap trend yang ditunjukkan oleh perkiraan/kelompok
perkiraan dalam laporan keuangan komparatif serta historical summaries dari laporan suatu

5
entitas bisnis. Perubahan metode akuntansi diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu
perubahan prinsip akuntansi, perubahan dalam estimasi akuntansi, dan perubahan dalam
laporan entitas.
3) Operasi yang Terhenti
Khusus jenis barang non operasional yang memerlukan perlakuan akuntansi tertentu
diakui oleh APB Opinion no. 30. Karakteristik yang membedakan dari segmen bisnis adalah
bahwa kegiatannya jelas dapat dipisahkan secara fisik, secara operasional dan untuk tujuan
pelaporan keuangan dari aset lainnya, hasil usaha dan kegiatan dari entitas pelapor. Satu
perlakuan khusus terhadap perkiraan non operasional yang mengharuskan pelaporan
akuntansi yang bersifat khusus yaitu pada saat kegiatan operasi suatu entitas terhenti. Operasi
yang terhenti akan memunculkan keuntungan maupun kerugian karena penghapusan sebagian
dari usaha yang mengharuskan perlakuan akuntansi khusus.
4) Penyesuaian Periode Sebelumnya
Jumlah penyesuaian yang terjadi pada periode sebelumnya dibebankan atau dikreditkan
ke awal saldo laba ditahan. Mereka disajikan setelah dikurangi pajak dalam laporan laba
ditahan dan dengan demikian dikecualikan dari penentuan laba bersih untuk periode berjalan.
APB No. 9 berpendapat yang pertama untuk menangani periode penyesuaian-penyesuaian
sebelumnya dan cukup ketat harus diklasifikasikan sebagai penyesuaian sebelumnya di
bawah APB No 9 suatu peristiwa atau transaksi harus dilakukan identifikasi secara khusus
dengan periode sebelumnya, ditentukan oleh orang lain selain manajemen, dan tidak rentan
untuk estimasi sebelum penentuan.
8. LABA PER SAHAM
FASB menciptakan summary indicator dalam discussion memorandum tahun 1979
yang berjudul pelaporan laba. Ketika informasi dirangkum dengan sedemikian rupa sehingga
satu item dapat mengkomunikasikan informasi yang cukup tentang kinerja sebuah perusahan
atau kinerja keuangan. Summary indicator yang paling sering digunakan sampai saat ini dan
yang telah menerima perhatian besar dari badan-badan pembuat kebijakan akuntansi adalah
laba perlembar saham atau earning per share (EPS).
APB No.9 merekomendasikan supaya laba perlembar saham dihitung dan dilaporkan di
dalam laporan laba rugi, tetapi tidak diwajibkan. Sehingga dengan tidak adanya peraturan
spesifik tersebut, penghitungan EPS dapat dimanipulasi dan menyesatkan pengguna
informasi. APB kemudian mempelajari kembali APB No. 9 dan di tahun 1969 diterbitkanlah
APB No. 15.

6
Seiring berjalannya waktu, APB no. 15 ingin dirubah oleh FASB. Terdapat beberapa
alasan utama yang mendasari keinginan FASB untuk mengevaluasi APB No. 15 yaitu
meningkatkan komparabilitas dengan negara-negara lain berhubungan dengan EPS,
menyederhanakan penghitungan aspek-aspek EPS, dan merevisi persyaratan pengungkapan.
Dalam SFAS No. 128 merujuk pada penghapusan perhitungan laba per saham dasar.
Kategori ini yang disebut sebagian laba per saham dilusian yang keduanya sulit untuk
dihitung dan sulit dipahami pengguna. Laba bersih per saham di mana tidak ad a dilusi dan
laba bersih per saham di mana dilusi paling besar. Sehingga, pengguna dapat memahami
efeknya terhadap EPS dari jumlah dilusi tanpa kehadiran perhitungan laba per saham dasar
yang membingungkan.
9. SUBJEK KHUSUS TENTANG PENGUKURAN PENDAPATAN
1) Perusahaan dalam Tahap Pengembangan
Terdapat pertanyaan teoritis mengenai apakah biaya yang terjadi dalam tahap
pengembangan perusahaan harus dibebankan atau ditangguhkan. Beberapa justifikasi teoritis
bahwa untuk menangguhkan biaya dan kerugian operasinal yang terjadi dalam tahap
pengembangan perusahaan adalah ketika biaya tersebut (1) tidak menghasilkan pendapatan
dan (2) memberikan manfaat masa depan seperti keberadaan perusahaan dan kemampuannya
untuk beroperasi.
2) Restrukturisasi Hutang Bermasalah
Restrukturisasi hutang bermasalah terjadi setiap kali “kreditur karena alasan ekonomi
atau hukum yang terkait dengan kesulitan keuangan debitur memberikan konsesi kepada
debitur yang tidak akan dinyatakan pertimbangannya.” SFAS No. 15 mengenai standar
restrukturisasi hutang bermasalah, adalah keberhasilan konsekuensi ekonomi dari
representational faithfulness. Perhitungan dampak (keuntungan atau kerugian) diukur oleh
debitur maupun kreditur sebagai perbedaan antara nilai kewajiban tercatat saat sebelum
restrukturisasi dan total arus kas terdiskonto masa depan setelah restrukturisasi.
3) Pelunasan Awal Hutang
Sebelum adanya APB No. 26, terdapat tiga metode yang disetujui atas akuntansi untuk
keuntungan atau kerugian pada pelunasan awal hutang: (1) amortisasi sepanjang sisa umur
atas terbitan awal, (2) amortisasi sepanjang umur terbitan baru, atau (3) mengakui dalam
laporan laba rugi. Akhirnya FASB menyelesaikan isu ini dengan menerbitkan SFAS No.4,
yang mengumumkan bahwa gain atau loss dari pelunasan awal hutang, jika nilainya material,
dilaporkan seperti pos luar biasa.

7
10. MANAJEMEN LABA
Manajemen laba merupakan tindakan kecurangan yang disengaja dalam proses
pelaporan keuangan eksternal, dengan maksud untuk memperoleh beberapa keuntungan
pribadi. Studi teori keagenan seringkali termasuk di dalam kategori manajemen laba karena
manajemen perusahaan mungkin mencoba mempengaruhi laba dengan tujuan
memaksimalkan kompensasinya, menghindari pelanggaran dari perjanjian utang kewajiban
obligasi, yang akan mencegah pembayaran dividen, dan meminimalkan pendapatan yang
dilaporkan .
Kontrak kompensasi manajemen berusaha untuk menyelaraskan perilaku manajemen
dengan kepentingan pemegang saham karena kepentingan dua kelompok ini bisa
bertentangan. Pendapatan dapat saja dikelola dengan manipulasi discretionary accruals dan
nondiscretionary accruals. Discretionary accruals merupakan akrual yang mampu
dikendalikan oleh manajemen dalam jangka pendek. Termasuk mengubah persentase bad
debt expense dan mengubah estimasi beban garansi. Sedangkan, nondiscretionary accruals
merupakan akrual yang tidak mudah diubah dalam jangka pendek. Contohnya adalah biaya
iklan dan biaya penelitian dan pengembangan.
Pelaporan laba akuntansi sangat penting untuk diungkapkan sehingga manajer
berupaya untuk memperlihatkan kelancaran pendapatan dari waktu ke waktu sehingga
varians aliran pendapatan terlihat lebih stabil dari tahun ke tahun yang akan menyebabkan
penilaian perusahaan yang lebih tinggi. Pernyataan alternatif lainnya, manajer melakukan
income smoothing untuk memfasilitasi prediksi arus kas masa depan yang lebih baik bagi
pihak eksternal berbasis nilai perusahaan. Terdapat tiga cara untuk mencapai smoothing yaitu
waktu transaksi, pemilihan prosedur/metode alokasi, dan klasifikasi smoothing antara
pendapatan operasi dan nonoperasi.

8
Judul Artikel : Manipulating Profits: How It’s Done
Penulis : Ford S. Worthy
Publikasi : Fortune, June 1984.
Halaman : 50-54

Para manajer seringkali mempunyai kekuasaan dalam melakukan manipulasi


pendapatan. Fleksibilitas dalam menghitung pendapatan berasal dari beberapa cara yang
berbeda. Kadangkala manajer mempunyai cara karena situasinya memungkinkan. Majalah
Fortune pada tahun 1982, menemukan bahwa pada Aetna Life & Casualty telah terjadi
lonjakan keuntungan berlipat yang dilakukan dengan cara memasukkan perkiraan keuntungan
pajak sebagai pendapatan. SEC kemudian meminta Aetna Life & Casualty untuk
menghentikan praktik tersebut dan mengulangi laporan pendapatannya.
Banyak perusahaan berusaha untuk memperlihatkan bahwa keuntungannya terlihat
meningkat. Namun prosesnya dilakukan secara tidak kentara. Banyak eksekutif yang lebih
suka melaporkan bahwa pendapatannya biasa, meningkat dan lancar. Mereka tidak suka
melaporkan suatu penurunan. Mereka juga tidak ingin menunjukkan pendapatan yang
meningkat secara drastis dari tahun ke tahun. Akibatnya perusahaan “menyimpan”
pendapatan dengan cara mengecilkan nilainya pada tahun yang dianggap sukses dan
menggunakan keuntungan yang “disimpan” tersebut untuk menghilangkan kesan tahun yang
gagal.
Para eksekutif kadangkala memberi perhatian lebih pada konsekuensi secara akunting
daripada secara ekonomis. Para manajer memusatkan perhatiannya pada pendapatan karena
mereka pikir bahwa pendapatan adalah yang terpenting bagi pemegang saham. Yang disukai
pasar, menurut Abraham Briloff adalah laporan pendapatan yang baik, lancar dan dapat
diprediksi. Prof. Paul Healy dari Massachusettes Institute of Technology mendukung
pendapat Briloff. Beliau mencatat hubungan antara skema bonus dan pilihan akuntansi yang
diputuskan eksekutif. Eksekutif lebih memilih untuk melaporkan keuntungan hingga senilai
yang memungkinkan untuk mendapatkan bonus. Cara yang paling banyak dipakai dalam
mengelola pendapatan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: mengubah metode akuntansi,
memainkan perkiraan biaya dan mengubah periode dimana biaya dan pendapatan termasuk di
dalam laporan tersebut.
Memilih metode akuntansi yang berbeda menyebabkan dampak yang terbesar dan
paling permanen pada pendapatan. Dampaknya juga yang paling mudah dikenali karena

9
perubahan terhadap prosedur akuntansi biasanya dilampirkan dalam laporan keuangan
perusahaan. Tentunya perusahaan tidak dapat mengubah-ubah metode akuntansinya begitu
saja. Tetapi perusahaan dapat mengubahnya dengan metode “yang lebih disukai”. Hal ini
mengundang kritik. John C. Burton, mantan kepala akuntan SEC dan sekarang Dekan
Columbia University’s Graduate School of Business mengatakan bahwa “Saya sangat setuju
di mana hanya ada sedikit area di mana prinsip akuntansi alternatif diperbolehkan”.
Ketika perusahaan mengubah metode akuntansinya, mereka memilih metode yang
dapat meningkatkan pendapatannya. Thronton O’glove, pengamat sekuritas selama 15 tahun
membuat artikel yang dinamakan The Quality of Earnings Report yang mengulas pernyataan
bahwa pendapatan menunjuk pada pendapatan “lunak” yang seharusnya dikhawatirkan oleh
investor. Biasanya pendapatan yang didapat murni dari perubahan akuntansi termasuk
kategori mudah. Tetapi apabila perubahannya besar, pendapatannya dapat meningkat.
Kategori kedua cara mengelola pendapatan didominasi oleh pertimbangan. Misalnya:
perusahaan harus memperkirakan berapa biaya pengganti untuk barang-barangnya yang
rusak, memperkirakan berapa besar porsi dari piutang mereka yang tak tertagih,
memproyeksikan biaya masa depan untuk garansi dan memperkirakan berapa besar dana
untuk membiayai proses peradilan.
Kesempatan untuk mempertimbangkan masalah-masalah akuntansi untuk
mempengaruhi pendapatan lebih terasa di dua sektor industri, yaitu: bank dan asuransi
property dan kecelakaan. Bank harus membuat suku bunga untuk menutupi pinjaman yang
dinilai akan sulit dikembalikan. Perusahaan asuransi property dan kecelakaan harus
menyediakan dana cadangan untuk membayar klaim yang harus mereka bayar. Keseluruhan
biaya-biaya ini diambil dari keuntungan pada tahun di mana mereka anggarkan, bukan di
tahun di mana ada klaim atau suatu pinjaman dinilai sudah tidak kembali.
Jumlah biaya yang dianggarkan dalam dana cadangan seharusnya sukup untuk
mengganti seluruh pinjaman yang dianggap sulit untuk dikembalikan. Jumlah dana cadangan
yang diambil dari pos pendapatan setiap tahun seharusnya cukup dan dana candangan
seharusnya ada pada jumlah yang memadai. Jumlah dana cadangan dapat melebihi
pendapatan tahunan sehingga sejumlah persentase kecil dari dana cadangan yang dianggap
hilang dapat berpengaruh besar terhadap angka keseluruhan, menurut Roger Cason, rekanan
dari Main Hurdman/KMG.
John Gutfreund, wakil ketua Philbro-Salomon, suatu perusahaan sekuritas dan
komoditi, menggambarkan bahwa apabila segala sesuatu berjalan dengan baik, para eksekutif

10
akan mencoba untuk memanipulasi dana cadangan “secara sah”. Dana cadangan yang
dimanipulasi, otomatis mengurangi keuntungan yang dilaporkan. Semakin rendah bunga dana
cadangan, semakin tinggi pendapatan bersihnya. Satu-satunya hal yang salah dengan
pendapat Gutfreund adalah kata-kata “secara sah”. Ketika para manajer menurunkan nilai
pendapatan, mereka telah mengarahkan para pemilik saham dan kreditur ke asumsi yang
salah, sama halnya apabila mereka melebih-lebihkan pendapatan. Informasi akuntansi
diharapkan dapat memberikan arahan yang penting bagi keputusan -keputusan bisnis, tetapi
akan menjadi sia-sia jika angka yang diberikan adalah angka yang bukan sebenarnya.
Rupanya para auditor akan mentolerir cara seperti itu sepanjang perusahaan tidak menyajikan
angka yang salah secara material. Hal itu memberikan semacam dorongan bagi para manajer
dalam membuat pertimbangan-pertimbangan seperti yang telah disebutkan dia atas.
Kategori ketiga dari manipulasi pendapatan mencakup hal-hal yang oleh para
eksekutif, dilakukan untuk mengganti waktu pembiayaan dan pendapatan. Mereka dapat saja
menunda pembiayaan perawatan atau penelitian sampai kwartal berikutnya. Hal itu akan
meningkatkan pendapatan dan mungkin tidak merugikan apapun. Perusahaan dapat menunda
pembuatan iklan agar dapat meningkatkan pendapatan. Tetapi dengan menunda promosi
dapat menyebabkan hilangnya pangsa pasar dan penjualan.
Perusahaan yang banyak memiliki pesanan yang belum diantar dapat mengkapalkan
produknya untuk mendapatkan pendapatan. Pengeluaran belanja dapat dijadwalkan untuk
memberikan keuntungan dari kredit pajak investasi baik pada tahun ini maupun tahun
kemudian. Seperti halnya seorang yang berusaha menurunkan pajaknya, banyak perusahaan
yang berusaha untuk menambah atau mengurangi pendapatan pada bulan Desember.
Mempermainkan portofolio saham dan surat obligasi perusahaan merupakan cara lain
untuk memperlancar pendapatan. Para analis menaruh perhatian pada hubungan antara
pendapatan yang didapat dari investasi (misalnya saham) dan pendapatan dari usaha
perusahaan. Jika hubungan tersebut berfluktuasi dari tahun ke tahun, maka hal itu merupakan
tanda bahwa perusahaan menggunakan aset keuangan untuk merapikan garis trend (misalnya
mengambil keuntungan saham apabila pendapatan tidak sesuai dengan harapan).
Salah satu cara yang legal, namun kontroversial untuk menciptakan pendapatan
adalah dengan menghapus utang lama dari pembukuan tanpa membayarnya sama sekali.
Strategi mengelola pendapatan melalui inventori dapat juga menguras keuangan perusahaan,
tetapi para akuntan berpendapat bahwa kliennya tidak sependapat untuk membayar harga
untuk keuntungan yang tidak pasti.

11
KESIMPULAN ARTIKEL
Untuk mengetahui perusahaan mana yang mengubah keuntungannya sangatlah sulit,
namun dari praktik-praktiknya dapat diketahui. Banyak perusahaan berusaha untuk
memperlihatkan bahwa keuntungannya terlihat meningkat. Para eksekutif lebih suka
melaporkan bahwa pendapatannya biasa, meningkat dan lancar. Mereka tidak suka
melaporkan suatu penurunan. Mereka juga tidak ingin menunjukkan pendapatan yang
meningkat secara drastis dari tahun ke tahun. Laporan-laporan yang menyenangkan para
pemegang saham merupakan kepentingan pribadi para manajer. Hal tersebut merupakan
kartu prestasi mereka. Para eksekutif mengharapkan bonus dan insentif lainnya.
Cara yang paling banyak dipakai dalam mengelola pendapatan dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu: mengubah metode akuntansi, memainkan perkiraan biaya dan mengubah
periode dimana biaya dan pendapatan termasuk di dalam laporan tersebut. Memilih metode
akuntansi yang berbeda menyebabkan dampak yang terbesar dan paling permanen pada
pendapatan. Dampaknya juga yang paling mudah dikenali karena perubahan terhadap
prosedur akuntansi biasanya dilampirkan dalam laporan keuangan perusahaan. Kategori
kedua cara mengelola pendapatan didominasi oleh pertimbangan. Kategori ketiga dari
manipulasi pendapatan mencakup hal-hal yang oleh para eksekutif, dilakukan untuk
mengganti waktu pembiayaan dan pendapatan. Salah satu cara yang legal, namun
kontroversial untuk menciptakan pendapatan adalah dengan menghapus utang lama dari
pembukuan tanpa membayarnya sama sekali. Strategi mengelola pendapatan melalui
inventori dapat juga menguras keuangan perusahaan, tetapi para akuntan berpendapat bahwa
kliennya (perusahaan) tidak sependapat untuk membayar harga untuk keuntungan yang tidak
pasti.
Ketika para manajer menurunkan nilai pendapatan, sebenarnya mereka telah
mengarahkan para pemilik saham dan kreditur ke asumsi yang salah, sama halnya apabila
mereka melebih-lebihkan pendapatan. Informasi akuntansi diharapkan dapat memberikan
arahan yang penting bagi keputusan-keputusan bisnis, tetapi akan menjadi sia-sia jika angka
yang diberikan adalah angka yang bukan sebenarnya. Rupanya para auditor akan mentolerir
cara seperti itu sepanjang perusahaan tidak menyajikan angka yang salah secara material. Hal
itu memberikan semacam dorongan bagi para manajer dalam membuat pertimbangan -
pertimbangan seperti yang telah disebutkan di atas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wolk, Harry. I., Michael G, Tearney., James. L. Dodd, 2001. Accounting Theory : A
Conceptual and Institutional Approach, Fifth Edition. Ohio:South Western Collage
Publishing

13

Anda mungkin juga menyukai