Anda di halaman 1dari 5

4.

Pengakuan, pengukuran dan Konsep Pengungkapan dalam kerangka Konseptual


Pelaporan Keuangan

A. Pengakuan Unsur unsur Laporan Keuangan

Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan Menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 2:
2.24 menjelaskan pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu
pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi
kriteria sebagai berikut :

a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas

b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Kegagalan untuk mengakui pos yang memenuhi kriteria tersebut tidak dapat digantikan
dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau catatan atau materi
penjelasan.

1) Pengakuan Aset

Asset diakui dalam neraca jia kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan
mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan.
Sebagai alternative transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba
rugi.

2) Pengakuan Liabilitas

Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika terdapat kemungkinan besar bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal.

contoh, liabilitas atas pesanan persediaan namun belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai liabilitas dalam laporan keuangan. Akan tetapi, kewajiban tersebut dapat memenuhi
definisi liabilitas dan syarat pengakuan jika dalam keadaan tertentu kriteria liabilitas
terpenuhi. Dalam kondisi ini, pengakuan liabilitas mengakibatkan pengakuan aset atau beban
terkait.
3) Pengakuan Penghasilan

Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan
yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur secara andal

4) Pengakuan Beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan
liabilitas atau penurunan aset (sebagai contoh, akrual hak karyawan atau penyusutan aset
tetap).

B. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Pengukuran adalah proses penetapan jumlah


uang atau moneter untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan ke dalam
laporan keuangan. Atribut pengukuran yang digunakan dalam bidang akuntansi adalah
sebagai berikut.

a. Biaya historis (historical cost)

1) Aktiva dinilai sebesar pengeluaran kas atau setara kas atau sebesar nilai wajar untuk
memperoleh aktiva tersebut. Kalau dibeli secara tunai berbeda dengan kalau dibeli secara
kredit maka aset akan dicatat pada harga kalau dibeli secara tunai, sedangkan selisihnya
dicatat sebagai beban bunga.

2) Kewajiban dinilai berdasarkan jumlah kas atau setara kas yang sesungguhnya diterima
pada saat timbulnya kewajiban atau terjadinya utang.

3) Atribut biaya historis biasanya digunakan untuk pengukuran aktiva, seperti tanah,
bangunan, mesin, persediaan, dan inventaris.

b. Biaya kini (current cost) atau nilai perolehan kembali

1) Aktiva dinilai berdasarkan jumlah kas atau setara kas yang harus dibayarkan oleh
perusahaan untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva yang sama.
2) Kewajiban dinilai berdasarkan jumlah kas atau setara kas yang sekarang akan diterima jika
perusahaan membuat utang yang sama.

3) Biaya kini digunakan untuk persediaan yang kondisinya sudah menurun karena usang atau
rusak.

c. Nilai realisasi bersih (net realizable value)

1) Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang akan diterima sekarang dengan
mengubah aktiva tersebut menjadi uang dalam kegiatan normal usaha.

2) Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas atau setara kas yang
tidak didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan atau dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

3) Nilai realisasi bersih ini digunakan dalam pengukuran piutang usaha.

d. Nilai tunai (present value)

1) Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke
nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha
normal.

2) Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke
nilai sekarang yang diharapkan dapat diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.

3) Atribut nilai tunai diterapkan pada kewajiban jangka panjang.

e. Harga pasar (market value)

1) Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas neto atau setara kas yang akan diterima sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.

2) Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas atau setara kas yang
tidak didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan atau dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

3) Harga pasar banyak diterapkan untuk aktiva seperti surat-surat berharga.


Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan
keuangan adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuran yang
lain. Misalnya, persediaan biasanya dinyatakan sebesar nilai terendah dari biaya historis atau
nilai realisasi bersih (lower of cost or net realizable value), akuntansi dana pensiun menilai
aktiva tertentu berdasarkan nilai wajar (fair value).

C. PENGUNGKAPAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi
dalam bentuk seperangkat penuh laporan keuangan. Keberadaan dari pengungkapan dalam
perusahaan sangat penting karena pada kondisi ketidakpastian pasar, nilai informasi yang
relevan dan reliable tercermin di dalam pengungkapan laporan keuangan.

1) Tiga konsep pengungkapan tersebut adalah:


Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan adalah
Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang dinyatakan oleh
peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan
dengan benar oleh investor.

 Fair disclosure (Pengungkapan wajar) 10 Fair disclosure adalah pengungkapan yang


secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama
kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap
pembaca potensial.

 Full disclosure (Pengungkapan penuh) Full disclosure adalah pengungkapan yang


mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi yang relevan. Pengungkapan ini
sering dianggap berlebihan. Hendriksen berpendapat terlalu banyak informasi akan
membahayakan, karena penyajian atas informasi tidak penting yang rinci akan
mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit untuk
diinterpretasikan.

2) Sifat atau jenis pengungkapan


Sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi
kepada pemakai laporan keuangan terbagi menjadi dua, yakni pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure) dan pengungkapan wajib (discretionary disclosure).
 Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapan sukarela adalah
pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa
diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang
diwajibkan.
 Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure). Pengungkapan wajib adalah
pengungkapan yang dilakukan perusahaan atas apa yang diwajibkan oleh standar
akuntansi atau peraturan badan pengawas.
Pengungkapan diwajibkan untuk tujuan melindungi, informatif, atau melayani kebutuhan
khusus (differential).

3) Pihak Yang dituju dalam pengungkapan


Kerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan pihak
yang dituju oleh pelaporan keuangan, sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk
mereka. Namun, pengungkapan yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan, seperti investor, kreditor,
pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain yang terkait. Oleh karena itu, pengungkapan
menuntut lebih dari sekedar pelaporan keuangan tetapi meliputi pula penyampaian informasi
kuantitatif, maupun kualitatif. Beragam pihak yang dituju dan model pengambilan keputusan
yang kurang dapat diidentifikasi, pengungkapan cenderung untuk meluas dan jarang menjadi
sempit atau spesifik (Suwardjono, 2008).
4) Fungsi dan Tujuan Pengungkapan
tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai
tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan
yang berbeda-beda. dalam buku Accounting Theory, Riahi dan Belkaoui (2006) menjelaskan
bahwa tujuan dari pengungkapan diantaranya:
1. Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor menilai resiko
dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui.
2. Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.

Anda mungkin juga menyukai